Chereads / Jodoh Tidak Terduga / Chapter 9 - Kemarahan Alex.

Chapter 9 - Kemarahan Alex.

Mereka melihat seorang pemuda berjalan setengah berlari menuju jalan raya tempat Jenny memarkir mobilnya.

"Apakah dia Pedro?" tanya Alex memastikan.

Sementara Jenny sedang menerima telepon dari anak buahnya Erick dan mereka segera bersiap untuk menyambut Pedro.

"Benar Tuan," jawab Jenny dengan suara yakin.

Alex keluar dari dalam mobil dengan wajah yang penuh dengan kemarahan sementara Jenny sudah siap dengan senjatanya.

"Pedro!"

Suara Alex menghentikan lari pemuda yang memiliki luka codet pada wajah tampannya.

"Anda?" suara Pedro bergetar ketika melihat Alex berdiri tidak jauh darinya.

"Masih ingat denganku?" suara Alex seperti memaku kaki Pedro.

Mata Pedro menatap segan dan ada rasa takut ketika dia berhadapan langsung dengan Alex.

Pria yang sangat disegani dan selalu membantunya pada saat ibunya yaitu Maura pergi bersama kekasihnya.

"Aku … Aku tentu saja ingat dengan Anda," dengus Pedro yang kembali menemukan keberanian.

"Benarkah? Yang aku tahu Pedro adalah bocah yang sangat bertanggung jawab. Tapi yang aku lihat sekarang tidak lebih daripada seorang laki-laki pengecut."

Suara Alex yang mengatakan dirinya pengecut membuat mata Pedro berkilat. "Anda tidak tahu siapa saya Tuan."

"Tentu aku tidak mengetahuinya. Siapa yang mencuci otakmu? Aku tahu kamu berhubungan dengan Santos, tapi aku tidak menduga kamu juga meniru sifat pengecutnya," kata Alex lagi membuat Pedro seperti ditelanjangi.

"Anda tidak tahu apa-apa." Bentak Pedro.

Alex berjalan mendekat ke tempat Pedro berdiri dan langkahnya sangat pasti membuat Jenny yang berada di dalam mobil menjadi waspada.

"Aku memang tidak tahu siapa dirimu yang sekarang Pedro. Tapi aku sangat kagum dengan cara kerjamu yang sangat kotor. Kenapa kamu mencelakai Ciro?"

"Aku berharap Anda merasakan bagaimana kehilangan orang yang sangat Anda cintai. Seperti aku yang kehilangan Maura,"sahut Pedro.

"Dan kamu tahu dengan jelas siapa Maura. Dan apa yang menyebabkannya meninggal."

"Tapi dia tidak akan bunuh diri kalau Anda tidak membuatnya menderita. Anda sudah membuat ibuku kehilangan akal sehatnya. Selama ini dia hidup bukan seperti layaknya manusia," sergah Pedro membuat Alex terkejut.

"Apa maksudmu? Apakah kamu mengatakan kalau Maura masih hidup?" tanya Alex.

"Benar. Santos menyelamatkannya setelah dia minum racun. Tapi dia mengalami kehilangan beberapa fungsi organ di tubuhnya. Jadi aku ingin melihat pewaris Sioulus yang terhormat juga merasakan apa yang dirasakan oleh ibu ku."

Suara tawa Pedro membuat Alex siaga. Entah mengapa Alex tahu bahwa Pedro sedang merencanakan sesuatu.

Dan terbukti. Pedro melancarkan serangan pada Alex dengan pisau yang diambil dari belakang pinggangnya.

Alex sangat marah dengan serangan yang dilakukan oleh Pedro. Dengan gerakan yang tidak terduga Alex berhasil menjatuhkan pisau di tangan Pedro.

Alex melayani serangan Pedro layaknya seorang petarung. Dan gerakannya masih lincah seperti yang biasa dia lakukan bersama Erick.

"Kenapa berhenti? Apa kamu sudah terbiasa bermain curang Pedro? Aku tahu kamu memberi racun pada Ciro saat putraku tidak berdaya. Dan kamu bukan seorang pria yang hanya bisa menyerang dari belakang. Sampai kapan kamu bisa menghadapi Ciro secara langsung. Heh?" Suara Alex yang mengejek.

Pedro hanya membungkuk merasakan sakit di perutnya akibat serangan yang diterimanya dari Alex. Dan wajahnya tiba-tiba tersenyum licik ketika dia berdiri tegak dengan tangan sudah memegang senjata api.

"Seperti yang Anda katakan, aku hanyalah laki-laki pengecut. Dan tidak masalah bukan kalau aku membunuh Anda dengan senjata di tanganku ini?" tanya Pedro dengan suara tawa penuh kemenangan.

"Huh. Ternyata kamu bukan laki-laki. Kamu bahkan kalau dari seorang pria tua seperti aku? Aku sangat malu mendengar kata-katamu Pedro."

"Cukup! Aku tidak membutuhkan ceramah Anda." Kata Pedro gusar.

Dan aku justru sangat beruntung Anda datang sendiri ke hadapanku. Aku tidak tahu harus mengatakan Anda manusia tolol atau manusia yang tidak bisa memperhitungkan keadaan? Anda datang padaku tanpa memakai senjata apapun. Sayang sekali Tuan. Aku bukanlah manusia terhormat seperti Anda."

Dengan tawanya yang keras dan bangga akan dirinya sendiri, Pedro dengan kedua tangan mengarah ke dada Alex dan jarinya sudah berada di pelatuk.

Wajah Pedro begitu pucat ketika tangannya seperti kesemutan saat sebuah tembakan mengenai pergelangan tangannya.

Tanpa dapat dikendalikan, senjata itu terlepas dari genggaman tangannya saat pergelangannya yang basah secara perlahan mengering dan dia merasakan tubuhnya lemas. Seperti tidak mempunyai tulang.

"Kau … Ternyata kamu lebih pengecut Alex. Kamu tidak bisa melakukannya secara terbuka. Kau bahkan menyuruh seorang wanita bekerja padamu. Cih kamu benar-benar hina," suara Pedro begitu keras sebelum dia mendapatkan tendangan yang sangat kuat diwajahnya yang berasal dari kaki Jenny.

"Akan kita lihat, apakah kamu bisa minta Santos menemukan obat penawarnya. Jenny! Segera infokan pada James dan Erick untuk mencari keberadaan Santos dan juga Maura. Aku ingin mereka melihat hasil kerja mereka selama ini," perintah Alex pada Jenny sementara beberapa anak buah Alex segera membopong tubuh Pedro.

"Aku rasa kalian harus menutup mulutnya, sebelum telinga kalian rusak. Aku rasa dia menyimpan racun di mulutnya," beritahu Alex membuat anak buahnya segera mencari kain untuk menutup mulutnya.

"Apakah kita memulangkannya segera?" tanya Jenny setelah berada di dalam mobil bersama Alex yang sedang membersihkan tangannya.

"Hm. Charterd pesawat untuk memulangkannya. Aku tidak akan mengotori pesawat pribadi ku dengan manusia kotor seperti dia."

"Baik Tuan."

Alex menyandarkan punggungnya dan dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Wajahnya

masih menyimpan kemarahan terhadap Pedro dan juga pada orang-orang yang sudah memberikan pengaruh buruk terhadap anak yang awalnya sangat baik.

"Bagaimana bisa Maura dan Santos membuat Pedro menjadi mesin untuk membalas dendam mereka

padaku," kata Alex pada Jenny.

"Maaf Tuan. Menurut saya, apapun yang kita pikir tidak mungkin, maka mereka pasti akan menjadi mungkin," jawab Jenny membuat Alex tersenyum.

"Kamu pernah menjadi pengawal Maura walaupun sangat singkat, menurutmu apa yang menjadi alasan Maura untuk membalas dendam?"

"Maura. Dia adalah wanita yang menganggap dirinya sebagai korban. Dia tidak bisa menerima

kalau setiap kesalahan yang dia lakukan pasti akan mendapatkan hukuman."

"Kau benar. Dan aku berpikir ketika Maura bunuh diri dan ternyata tidak benar, maka sudah

selesai urusan dan segala hubungan ku dengan nya," keluh Alex. "Apakah James sudah menghubungi mu?" tanya Alex.

"Belum Tuan. James belum mengirim pesan ke saya."

Mobil yang dikemudikan oleh Alfon sudah memasuki halaman rumah keluarga Sioulus ketika

Jenny mengatakan James sudah mengirim pesan ke email Alex.

"Kenapa harus email?" tanya Alex tidak mengerti.

"Maaf Tuan, Saya juga tidak tahu," jawab Jenny.

"Aku akan mengeceknya ketika sudah berada di dalam rumah."

"Baik Tuan," jawab Jenny.

Alex membuka pintu mobil mewahnya yang dikemudikan oleh Alfon ketika mobil tersebut

berhenti di depan teras.

"Kamu cari informasi mengenai perkembangan Profesor Wildan," katanya ketika melangkah

masuk ke dalam rumah.

"Baik Tuan."

Alex berjalan masuk ke dalam rumahnya yang besar dan melihat Ciro sedang berbicara

melalui telepon selular. Dan Ciro hanya menganggukkan kepalanya saat melihat Alex yang tersenyum.

Tidak ada yang mengetahui isi hati dan perasaan yang Alex ketika melihat putra yang menjadi kebanggaannya menganggapnya seperti orang asing.

"Aku harap kamu bisa secepatnya mengenali kami lagi. Ciro."

Khay melihat Alex yang baru pulang dan bertemu dengan Ciro yang sedang bicara di ponselnya. Dan dia melihat kalau Ciro hanya menganggukkan kepala pada Alex. Tidak ada kalimat sapaan seperti yang biasa putra mereka lakukan bila Alex pulang.

"Mami yakin papi bisa mengatasinya," kata Khay menyentuh pundak Alex dari belakang.

Alex segera berbalik dan melihat Khay yang berada di belakangnya. "Papi sedang mencari

orang yang membuat racun tersebut. Dan berharap mereka bisa menemukan dengan cepat," jawab Alex tersenyum menenangkan.

"Papi pasti mampu," kata Khay dengan yakin.

"Terima kasih sayang."

Mereke berjalan memasuki kamar dan Khay segera membantu Alex melepaskan dasi suaminya.

"Papi berpikir untuk membawa Ciro kembali ke Italia. Bagaimana menurutmu?" tanya Alex dengan kedua tangan yang memegang pinggul Khayrani.

"Buat mami tidak masalah. Kalau memang itu terbaik buat Ciro," jawab Khay yang kini

membantu Alex melepaskan jas dan dia mengerutkan alisnya ketika melihat ada kotoran di lengan jas yang dikenakan oleh Alex.

"Papi melakukan sesuatu hari ini?" tanya Khay memperlihatkan lengan jas yang kotor.

"Hanya bertarung sedikit untuk mengatasi Pedro," jawab Alex tanpa beban agar Khay tidak khawatir.

"Pedro? Siapa dia?"

"Orang yang sudah memberi racun ketika Ciro tidak berdaya," jawab Alex dengan suaranya yang dalam.

"Lalu? Di mana dia sekarang?"

"Papi memulangkannya ke Italia."

"Begitu mudah?" tanya Khay tidak percaya Alex bisa melepaskan musuhnya begitu mudah.

"Tentu saja tidak mudah sayang. Papi akan menukar Pedro dengan obat penawar untuk Ciro."

"Bagaimana kalau mereka tidak menerimanya?" tanya Khay khawatir.

"Mereka akan menerimanya. Karena pilihan mereka hanya 2. Memberikan obat penawar tersebut atau aku akan menghancurkan mereka semuanya," jawab Alex dengan suara yang membuat Khay memandang Alex.

"Mami mohon papi tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum," pinta Alex.

"Mami tidak perlu khawatir," kata Alex tersenyum untuk menenangkan Khayrani.

Alex merangkul tubuh Khay yang masih kencang dan sangat seksi dengan bibir tersenyum. "Bagaimana mungkin Khay tidak tahu apa yang sudah aku lakukan sepanjang perkawinan kami. Dan dia berpikir aku selalu bertindak sebagai laki-laki yang baik hati." Katanya tertawa dalam hati.