THE CURSED ROOM [CONTINUE STORY pt 1]

The_rosy
  • 12
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 33.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter #1

'Dia selalu mengintai'

Matanya yang hitam legam menyala dalam kegelapan. Emma merangkak. yang terjebak bersama kawan kawannya didalam rumah yang isinya seperti neraka.

Emma merangkak kedalam ventilasi sambil nafas tersengal-sengal dan berharap tidak akan terjebak disini lagi. Dia di ikuti oleh pemuda yang kerasukan sepertinya oleh iblis.

Sedikit bekas darah di mulut pemuda itu seperti drakula sehabis meminum darah seseorang. "Mark yang memulai ini duluan!" Katanya Emma.

Salah satunya jalan keluar adalah melewati hal itu, dan dia tidak cukup cepat untuk melakukannya. Pemuda kerasukan itu mengikutinya dari belakang dan merangkak masuk ventilasi.

Hampir tidak cukup ruang untuk bergerak karena banyaknya jumlah orang di dalam ventilasi termasuk teman-temannya. Dia semakin mendekat, dan Emma menyuruh temannya yang berada di depan harus merangkak keluar dengan cepat.

Sayangnya mereka tidak bisa bergerak cepat karena ventilasi itu sempit dan banyaknya orang. Kaki Emma dipegang oleh mahluk itu. Seketika Emma tersentak dan menghadap belakang.

Kaki Emma ditarik oleh mahluk itu. Emma hanya bisa menjerit keras dan pasrah saja. "Emma!" Teriak Peter temannya Emma. Temannya yang berada di depan spontan menengok ke belakang. Peter berusaha memutar balikkan tubuhnya untuk menyelamatkan Emma dari mahluk itu "Aku datang Emma!"

Emma pingsan, memejamkan matanya dan hanya berharap dia masih diberikan kesempatan hidup untuk esok hari. Beberapa saat kemudian Emma mulai sadar dan membuka sedikit matanya untuk melihat keadaan. Ternyata tempat itu amat gelap gulita. Dia tidak bisa melihat sekeliling karena gelapnya.

Emma hanya bisa mendengar suara-suara. Dia ketakutan diruangan itu sendirian. Tiba-tiba... Suara langkahan kaki terdengar dan membuka pintu. "Peter? Kate? Roxanne? Apakah itu kalian?" Tanya Emma. "TIDAK" suara keras orang yang menjawab Emma. Seketika Emma tersentak, ternyata itu bukan temannya yang menjawab, melainkan sesosok lain.

*𝘞𝘦𝘭𝘤𝘰𝘮𝘦 𝘵𝘰 𝘬𝘢𝘯𝘴𝘢𝘴 𝘤𝘪𝘵𝘺 *

Emma tersenyum melihat tanda jalan selamat datang dan melihat jalanan yang panjang dan sedikit gersang melalui jendela mobil karavan miliknya. "Kapan kita akan sampai di tujuan?".

"Hahaha, sepertinya perjalanan kita masih sedikit panjang anak-anak" Tn. Bosworth yaitu ayahnya, sambil terkekeh dan mengendarai mobil di kursi depan.

Daniel seketika cemberut "Ini sangat membosankan!"

Emma tersenyum "Sabarlah Daniel. Memang sesuatu yang ditunggu itu akan terasa lama"

Daniel tersenyum tipis kepada Emma "Ya, baiklah"

"Jadi, apakah rumah yang akan kita huni ini luas Bu?" Kata Emma. Mendengar Emma Ny. Bosworth yaitu ibunya tersenyum "Kita lihat saja nanti ya nak".

Sepanjang perjalanan menuju ke kota Kansas city mereka menghabiskan waktunya untuk berbincang-bincang dan tertawa untuk menghilangkan rasa bosan selama di perjalanan. Dan tertidur di perjalanan. 2 hari kemudian. Akhirnya mereka tiba di tujuan.

"Kita berhenti di sini anak-anak" kata ayahnya (Tn. Bosworth) kemudian turun dari mobil. Emma dan Daniel turun dari mobil setelah orangtuanya.

Emma dan Daniel memandangi rumah barunya tersebut dari depan rumahnya sambil menarik nafas kemudian menghembuskan nya karena suasana ditempat itu menenangkan dan terlihat sejuk dan hijau. Tetapi, dia sedikit terganggu dengan penampilan rumah barunya itu yang catnya sedikit memudar.

"Ini rumah baru kita? Catnya saja sudah luntur!" Kata Daniel.

Emma senyum dan memegang pundaknya Daniel "Sudahlah Daniel. Aku aku akan pergi berkeliling sebentar di rumah ini, jaga dirimu ya" dan pergi untuk berkeliling sebentar.

Emma berada di koridor di rumah barunya "Rumah ini memiliki koridor yang luas".

"Apa yang sedang kamu lakukan nak? Kata Tn. Bosworth.

"Umm hanya berkeliling"

"Sekarang bantu orangtuamu untuk memindahkan beberapa barang saja"

Emma tersenyum "Baiklah ayah"

Emma pun membantu orang tuanya untuk menata barang barang. sementara waktu dia sempatkan diri untuk melihat lihat dirumah barunya dan kemudian dia melihat ada tangga dan naik ke lantai atas rumah barunya. "Wow. Banyak sekali ruangannya. Ada ruangan yang terbuka kecuali ruangan yang satu ini"

Kemudian dia menemukan ruangan yang cocok untuk dirinya. Dia memegang tembok ruangan itu dengan cat yang sudah terkelupas. dia menggosok-gosokkan tangannya di dinding ruangan yang akan dipilihnya. Cat menempel di tangannya dan berbekas putih karena di ruangan itu catnya berwarna putih bersih. "Catnya sudah mengelotok" gumam dia. Tak lama dia melihat ruangan sebelah ruangannya dengan pintu tertutup rapat.

Dia hendak membuka pintu itu tiba-tiba ada suara teriakan di dalam ruangan itu. Dia lantas kaget! Dan tidak jadi untuk membuka pintu ruangan tersebut dan segera menjauh dari ruangan itu. Tak lama ayahnya ke atas tempat Emma sedang melihat ruangan barunya. "Ayah bolehkah aku menempati ruangan ini sebagai kamarku?" Sambil menunjuk ke ruangan yang tadi ia masuki.

Tn. Bosworth tersenyum kepadanya "Baiklah... sekarang ruangan ini milikmu, kamu bisa gunakan ini sebagai kamar barumu tetapi sebelumnya kita harus mengecat ulang kamar ini" Emma tersenyum kepada ayahnya.

Setelah itu ayahnya Emma membeli cat tembok. "Baiklah, adakah yang ingin membantuku untuk mengecat kamarnya Emma dan tembok luar rumah baru kita?". "Kami akan membantu!" Kata mereka kompak. malam hari kemudian.

Keluarga Bosworth masih menerapkan rutinitas sehari-hari dirumah barunya yaitu setiap malam saatnya keluarga Bosworth untuk makan malam bersama keluarga. ini adalah malam pertama di rumah barunya itu. kemudian Emma belum berkumpul bersama anggota keluarganya di ruang makan karena ada sedikit pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Sekarang sudah selesai. Saatnya aku berkumpul untuk makan malam bersama" Katanya. Dan Emma beranjak keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah untuk menghampiri mereka dan berkumpul.

Tetapi, dia melewati ruangan misterius dengan pintu masih tertutup dan tidak dibuka sejak ia memindahkan barang barang dirumahnya. dia ingin membuka ruangan itu dan tampaknya ruangan itu tidak dikunci. Emma melihat ke lubang kunci ruangan itu "Ruangan gelap yang tertutup, aku penasaran" Tangannya mulai meraih gagang pintu dan ingin membuka. Kemudian dia berhasil membuka pintu ruangan itu.

Karena rasa keingintahuan yang besar dia masuk ke ruangan itu. ruangan yang gelap gulita dan sunyi. "Halo, apakah ada orang?" dia mencari saklar lampu untuk menerangi ruangan tersebut. Bau anyir yang menyengat tercium di ruangan itu. "Bau apa ini?! Oh iya tadi kenapa tidak di bersihkan saja ruangan ini? Pasti ayah melewatkan ruangan ini" dia tidak membawa senter dan terus berjalan sambil meraba-raba tembok karena gelapnya ruangan itu ditambah lagi gelapnya malam. "Ah sial, saklar lampunya tidak ada di ruangan ini? Sangat tidak keren!" Akhirnya dia menemukan saklar lampu dan mencoba menyalakannya tetapi, sepertinya lampu itu tadinya tidak pernah diganti sehingga tidak bisa menyala. "Ayolah menyala!" kata Emma sambil keringat dingin dan berusaha menyalakannya. "Apa yang salah denganmu kawan?" Katanya sambil berusaha menyalakannya.

Bermenit-menit dia masih mengutak-atik saklar itu. tak lama kemudian, dia mendengar suara tetesan dari atap dan hembusan nafas tepat berada di pundaknya.

Emma menengok ke belakang secara perlahan. Dia melihat mahluk bermata hitam dan berbaju putih yang yang sedang bergantungan di atap rumahnya itu seperti laba-laba sedang menatap matanya Emma. "Siapa kamu?"

Kemudian ditariknya kaki Emma oleh mahluk itu. spontan Emma berteriak sekencang kencangnya. "Aaaaaaaaaaaaaaa!!" teriaknya. 

Keluarganya sontak terkejut mendengar suara teriakannya yang sangat kencang dari ruang makan. "Ada apa Emma?" Teriak Daniel dari ruang makan" Ayahnya yang sigap langsung menghampirinya dan mengikuti arah suara Emma berteriak kemudian diikuti oleh ibunya dan kakak laki-lakinya.

"Tolong aku!!!!" Teriak Emma.

Keluarganya panik "Kami mencoba mengikuti suaramu!". Ayahnya melihat pintu yang terbuka di ruangan gelap tersebut.

Mereka semua masuk keruangan yang gelap itu dan mengira Emma ada didalamnya. "Emma!" teriak ayah dan ibunya yang panik ketika sudah memasuki ruang gelap itu. Kemudian kakaknya (Daniel) memiliki inisiatif untuk mencari senter dan menerangi ruangan itu.

Ayahnya dan ibunya sedang meraba raba saklar lampu untuk menerangi ruangan tersebut dan ditemukannya tetapi tidak dapat menyala. "Bedebah kau! Sialan!" Sambil memaki maki saklar lampu itu. tak lama kakaknya datang membawa senter "Aku menemukan senter!''

"Baguslah sekarang aku butuh tindakan cepat! Sorot ke arah manapun untuk menemukan Emma!" Perintah ibunya

Kemudian Daniel tidak sengaja menyorot ke arah tubuh Emma. "Emma!!" Mereka pun menemukan Emma. Emma ditemukan dengan keadaan baik-baik saja dan tidak ada luka sama sekali di tubuhnya. Mereka merasa lega melihat Emma "Emma kamu baik-baik saja? Apakah kamu terluka?"

Senyum tipis Emma "Aku baik-baik saja"

"Apa yang baru saja terjadi?"

"Sepertinya itu hanya khayalanku. Dan aku panik, kemudian aku lari bersembunyi"

"Oh nak, kami sudah cemas berlebihan kepada kamu, Jika kamu baik-baik saja sekarang pergilah ke kamar tidurmu dan selamat malam"

Emma tersenyum "Baiklah selamat malam"

***