Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai pabriknya. Dari depan seluruh sucurity memberikan hormat padanya. Presdir datang ke pabrik. Seluruh staf mulai sibuk untuk terlihat begitu bahagia dan senang saat melihatnya. Rana seorang atasan yang baik pada seluruh karyawannya tanpa terkecuali tak menbeda-bedakan antara bawahan dan dirinya. Semua menyambut baik kedatangannya.
Meeting dadakan pun di mulai semua staf yang pro terhadap Rana menjadi lebih berani untuk melawan para karyawan yang pro terhadap Valdi. Mereka pun mulai membicarakan sistem pabrik yang mulai melanggar aturan tak hanya itu juga semenjak pabrik di kelola Valdi banyak konsumen yang komplen karena, kualitas barang yang menjadi kurang. Tak hanya itu saja semua pembukuan tak transparan lagi. Banyak dana-dana yang keluar tanpa ada kejelasan untuk apa
dana itu keluar.
Semua keluhan demi keluhan di sampaikan para staf di pabriknya dan beberapa staf yang pro pada Valdi pun kini mulai pucat dan berkeringat mereka tak tau kalau Presdir akan datang tanpa memberitahu sebelumnya. Mereka pun tak ada kesempatan untuk melapor pada Valdi.
Rana pun terdiam setelah melihat laporan dari semuanya ada perbedaan selisih yang cukup besar. Pria tua itu pun mulai memikirkan kemana seluruh dana yang keluar itu.
Setelah meeting itu selesai. Rana pun memanggil orang kepercayaannya.
"Oval, aku minta kamu selidiki semua ini tanpa sepengetahuan Valdi ataupun Cantika sepertinya putriku menyembunyikan sesuatu," ucapnya memikirkan sesuatu.
Pria itu mulai mengingat semua yang putrinya ucapkan tentang Valdi. Ia terdiam sejenak, apakah Rana salah menilai orang. Tapi, semua kecurigaan ini mengarah pada menantunya. Rana tak bisa menuduh tanpa bukti.
****
Dering telpon terus saja berbunyi. Valdi pun membuka matanya merasa terganggu dengan suara ponselnya. Matanya masih tertutup saat ia meraba meja untuk mengambil ponselnya.
Mata Valdi langsung terbuka lebar saat mendengar suara di telpon. Seseorang sedang melaporkan kepada Valdi saat Presdir datang tadi pagi. Seketika wajahnya murka dan marah.
Dengan kasar laki-laki itu pun melempar ponselnya sampai membangunkan wanita yang sedang tidur di sebelahnya.
"Ada apa, Sayang?" tanyanya terkejut dengan mata yang masih mengantuk.
Sudah tiga hari ini Valdi dan Miranda menghabiskan malam waktu bersama si Kuala Lumpur, Malaysia. Keduanya sedang liburan setelah menarik uang dari pabrik dengan cukup banyak.
Miranda hanya salah satu wanita yang laki-laki itu manjakan. Seluruh uang yang ia dapatkan dari hasil menipu laki-laki itu menggunakan untuk berpoya-poya dengan wanita-wanita yang menjadi kekasihnya.
Laki-laki itu pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah mendengar kabar yang membuatnya murka pada istrinya. Pikirannya langsung tertuju pada Cantika.
Dengan terpaksa Valdi dan Miranda menyudahi liburannya karena, masalah yang disebabkan oleh Rana, tiba-tiba saja datang membuat Valdi hampir ketahuan.
Miranda masih saja cemberut. Liburannya usai sebelum ia sempat berbelanja. Valdi terus saja mengajaknya bercinta, hingga tak sempat wanita itu menghabiskan uang milik Valdi.
Laki-laki itu pun berjanji lain kali akan mengajak Miranda liburan kembali. Ia menjelaskan kalau pabriknya mengalami masalah penting yang harus ia selesainya. Pada akhirnya Miranda pun memaafkan Valdi setelah membujuknya dengan tas brended keluaran baru.
****
Cantika bisa tersenyum bahkan tertawa saat tak ada Valdi. Wanita itu merasa bahagia saat tak ada Valdi di rumahnya. Namun, semuanya berubah saat Valdi tiba-tiba saja datang.
Laki-laki itu merusak semuanya. Tanpa ampun ia mulai menghajar Cantika tanpa sebab yang jelas. Wanita itu tak tau di mana letak kesalahannya kali ini.
Wajah cantik Cantika sudah memar dengan bekas tamparan dari tangan Valdi. Tak hanya itu saja seluruh tubuhnya membiru karena, hantaman sabuk yang laki-laki itu pakai. Cantika tak ada kesempatan untuk bisa melawan laki-laki yang sedang murka itu.
Miranda hanya tersenyum sesekali tertawa melihat Cantika kesakitan dan meminta ampun pada suaminya. Valdi benar-benar tak peduli sama sekali. Cantika hanya bisa menangis-menangis kali ini, wanita itu belum ada kesempatan untuk bisa membalasnya. Valdi terus saja menyiksanya tanpa henti rasanya ia tak puas sebelum membuat wanita itu mati di tangannya.
****
Leonar masih di kantornya saat seorang kurir datang mengantarkan sebuah undangan peluncuran perusahan baru milik koleganya. Seluruh jajaran orang-orang kelas atas datang tak hanya itu beberapa model dan aktris dan aktor film pun akan datang.
Valdi benar-benar malas datang ke acara seperti ini karena, orang tuanya akan memperkenalkan anak gadis mereka padanya. Seluruh teman-temannya sudah menikah hanya Leonar saja yang belum. Laki-laki itu tak mau terburu-buru namun, mereka tak mau mengerti. Terus saja memperkenalkan para gadis itu untuk dijadikan istri.
Leonar sendiri tak tau menginginkan wanita seperti apa untuk ia jadikan istri. Seluruh calon yang Fara tunjukan tak membuatnya jatuh cinta. Walaupun sudah bercinta dengannya tak membuatnya ingin ia jadikan istri.
Pikiran Leonar mulai melayang ke mana-mana. Entah kenapa ia membayangkan wanita yang entah siapa namun, berhasil membuatnya penasaran. Laki-laki itu berharap wanita yang berada dalam pikirannya benar-benar nyata. Ia tak tau siapa dia? Dia yang membuat Leonar tak bisa menerima wanita manapun. Leonar jatuh cinta pada wanita yang berada dalam angannya.
Laki-laki itu pun menghebuskan napas panjang. Leonar pun memutuskan untuk datang saja. Ia berharap bisa menemukan wanita yang mengganggu pikirannya. Laki-laki itu tak tau bagaimana rupa dari wanita yang ia pikirkan. Leonar hanya berharap wanita itu cantik. Bila tak cantik pun tak masalah yang penting bisa memuaskan hasratnya.
Lagi-lagi pikiran mesum Leonar mulai merasuki pikirannya. Hanya dengan memikirkan hal yang tak pasti bisa membuat celana hitamnya basah. Senjatanya mengeluarkan cairan cinta walau hanya memikirkan wanita khayalannya. Bagaimana bila Leonar benar-benar bercinta dengannya. Mungkin Leonar benar-benar akan gila karena, perasaan cintanya yang tak pernah ia rasakan pada setiap wanita yang bercinta dengannya. Walaupun bercinta dengan setiap wanita yang datang padanya Leonar, masih merasa hambar dan bosan. Harus di mana kah ia mencari wanita tersebut.
Leonar memikirkan sesuatu yang ada di imajinasinya wanita yang sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya? Walau belum bisa menemukannya akan tetapi, ia yakin suatu saat nanti ia akan bisa menemukannya. Secara tak langsung Leonar mencintai wanita yang ada dalam pikirannya. Mungkin ini terdengar gila tapi, itu lah yang menjadi obsesinya sekarang untuk bisa mendapatkan wanita itu menjadi kenyataan dan memilikinya selamanya. Baginya hanya wanita itu yang sempurna tak yang lain. Laki-laki itu jatuh cinta pada wanita yang ada di dalam benaknya cinta yang mungkin untuk sebagian orang itu aneh akan tetapi, bagi laki-laki berusia 27 tahun itu lah yang namanya cinta yang sangat aneh dah tentunya berbeda. Entah siapa wanita yang dimaksud Leonar ia sendiri tak tau.
Bersambung...