Chereads / Istri Untuk Leonar / Chapter 9 - Cerai Bagian 2

Chapter 9 - Cerai Bagian 2

Tak hanya itu saja, beberapa koleganya mulai melaporkan Valdi atas penipuan dengan total uang sejumlah lima triliun rupiah. Kali ini Valdi benar-benar hancur. Tak ada satu pun pengacara yang mau membelanya.

Leonar memiliki kuasa penuh. Jika ada satu pengacara saja yang menolong Valdi. Mereka akan mendapatkan saksi dan denda yang lumayan besar. Semua pengacara seluruh Indonesia tak berani berurusan dengan Leonar jika sampai berurusan dengannya akan benar-benar menyusahkannya mereka. Jadi lebih baik menurut saja.

Setelah beberapa hari Cantika pun pulang dari rumah sakit. Kali ini ia benar-benar bisa bernapas lega setelah terlepas dari laki-laki brengsek itu.

Kali ini ia tinggal dengan orang tuanya karena, Rana  khawatir dengan keadaan Cantika jika dirumahnya sendiri.

Pabrik pun kembali dipimpin oleh Cantika. Wanita tersebut mulai senin depan akan mulai kembali mengurus pabriknya.

Suara pintu rumahnya pun berbunyi. Maid pun membukakan pintu rumahnya. Seseorang mencari Cantika. Namun, tak begitu saja mengizinkannya masuk karena Tuannya Rana tak mengizinkan siapapun untuk menemui putrinya tanpa izin darinya apalagi orang yang tak ia kenali.

Maid pun menghampiri Cantika yang sedang menikmati udara pagi.

"Maaf Nona di depan ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," ucap Maid di rumahnya.

Cantika pun mengerutkan keningnya. "Siapa?"

"Aku tak tau Nona. Katanya ia teman Nona. Bila Nona tak mau bertemu dengannya...." ucapan Maid terhenti saat Cantika memotong ucapannya dan  mengizinkan laki-laki itu masuk ke rumahnya.

"Baiklah Bi, biarkan dia masuk," potong Cantika membiarkan seseorang itu masuk ke rumahnya.

Cantika penasaran siapa yang datang menemuinya? Ia pun mengikuti Maid itu ke pintu depan rumahnya.

Tenyata dia Reski. Dengan malas ia pun mempersilahkannya masuk.

"Ada apa mencariku?" tanyanya duduk di ruang tamu rumahnya.

"Aku khawatir padamu setelah apa yang telah kamu alami bersama mantan suamimu," ucapnya.

"Yah." Cantika benar-benar malas berbicara dengannya namun, harus tetap sopan padanya.

"Berikan aku kesempatan untuk bis menjagamu! Aku berjanji tak akan menyakitimu," ungkapnya mengutarakan isi hatinya.

"Maaf aku masih dalam masa Idah aku tak bisa menerima mu," tolaknya sopan.

"Aku akan sabar menunggu!"

"Maaf Reski kamu tau jawabanku dari dulu sampai sekarang. Kenapa kamu terus saja memaksaku."

"Cantika beri aku satu kesempatan. Dari dulu kamu tak pernah memberikanku kesempatan."

"Maaf aku lelah!" serunya melangkah pergi meninggalkan Reski namun segera ditahannya.

"Kamu tak bisa terus-terusan menolakku Cantika," gerutunya sembari memegang tangannya dengan erat sampai membuat tangan wanita tersebut memerah.

"Lepaskan aku! Kamu menyakitiku?"

Seketika Rezki pun melepas genggamannya.

"Lebih baik kamu pergi dari sini sebelum aku laporkan sucurity untuk memaksamu keluar dari rumahku," bentak Cantika kesal.

Dengan terpaksa Reski pun keluar rumah Cantika. Rana melihat laki-laki itu keluar dari rumahnya. Ia penasaran siapa laki-laki itu. Namun, belum sempat ia menanyakannya Reski keburu masuk mobilnya dan melaju kencang meninggalkan rumahnya.

🍀🍀🍀🍀

Lagi-lagi Lili membuatnya mendesah disiang bolong dengan melakukannya di kantornya. Leonar berusaha menolaknya namun, wanita tersebut begitu agresif sampai ia sendiri tak bisa menolaknya dengan membiarkan Lili melumat senjatanya sampai laki-laki itu pun merasa puas dengan pelayanan sekertaris pribadinya.

Suara ketukan pintu dari luar pun membuat Lili menghentikan aktivitasnya dan beranjak  pura-pura mengerjakan pekerjaannya di ruangan Bos-nya ini.

"Masuk," ucap Leonar setelah membenarkan celananya.

"Maaf Pak, Nona ini ingin bertemu denganmu," ucap Ika yang bertugas di luar ruangan Leonar bila Lili masuk ruangan Leonar.

"Sayang, aku lama menunggumu!" seru Karisa nyelonong masuk ke dalam sebelum Leonar memintanya masuk.

Lili masih pura-pura mengerjakan pekerjaannya dengan membalikan laptop milik Leonar dan menyamakannya dengan dokumen yang Lili bawa.

Karisa cemberut melihat Lili.

"Harusnya sekertaris bekerja di ruang Bos-nya?"

"Maaf Pak, saya permisi keluar dahulu," pamit Lili dengan tepaksa ia mengalah karena, Lili tak mau bertengkar dengan Karisa.

Setelah Lili keluar ruangan Leonar. Karisa pun mulai bersikap manja pada laki-laki tesebut.

"Sayang, aku merindukanmu!" serunya sembari mencium bibir laki-laki tersebut.

Leonar pun melepaskan diri dari wanita tersebut akan tetapi Karisa begitu agresif dengan tak mau melepaskan Leonar. Karisa mengunci pintu ruangannya dari dalam agar tak ada yang mengganggunya bercinta dengan Leonar.

Leonar sudah berpaling dan berusaha menolak akan tetapi, wanita tersebut malah menanggal seluruh pakaiannya sampai benar-benar polos. Ia benar-benar seperti wanita murahan membiarkan tubuh polosnya menari-nari di depan Leonar yang tak bisa menahannya. Laki-laki tesebut normal bila ada yang seperti ini ia pun tak bisa menolaknya.

Pada akhirnya Leonar pun mulai melahapnya tak membiarkan tubuh indah itu menganggur begitu saja. Keduanya pun mulai bercinta dalam berbagai gaya sampai membuat Karisa mendesah beberapa kali.

Sampai satu jam keduanya pun menyelesaikan semuanya. Setelah menemui Leonar dan bercinta dengannya. Karisa mulai meminta uang padanya dengan alasan di ia lupa membawa ATM. Leonar pun memberikan kartu ATM-nya pada Karisa untuk membuatnya cepat pergi dari ruangannya.

Badannya begitu lengket sekali. Ia pun memutuskan untuk mandi di kantornya. Ruangannya itu lengkap dengan kamar tidur,kamar mandi, lemari penyimpanan makanan dan juga beberapa pakaian ganti lengkap berserta televisi juga benar-benar seperti hotel. 

Terkadang ia malas pulang jika dikejar deadline maka dari itu ia sering tidur di ruangannya sendiri yang dibuat senyaman mungkin untuknya.

Leonar benar-benar merasa segar namun, malah tak fokus bekerja. Laki-laki tersebut malah memikirkan Cantika. Ia belum bertemu dengannya akan tetapi ia selalu mengikuti perkembangannya sampai mana. Cantika sudah menjadi janda cantik. Mungkin tak hanya ia yang mengincarnya laki-laki lajang lainya pun mungkin mulai antri. Leonar pun harus bergerak cepat. Ia tak akan membiarkan Cantika menjadi milik orang lain. Ia sudah benar-benar jatuh cinta pada Cantika. Wanita pertama yang membuat ia berdebar setiap hari. Merasakan gelisah dan kini ia benar-benar merindukannya. Semua tentang Cantika ia sudah mengetahuinya. Laki-laki itu pun mulai mencari cara agar selalu bertemu dengannya bahkan dekat dengannya.

Beberapa hari ini Leonar merindukan Cantika. Tapi, ia tahan belum saatnya untuk bertemu sekarang sampai Valdi benar-benar dihukum atas semua perbuatannya pada Cantika. Leonar harus memastikan Valdi mendapatkan balasan atas semua perbuatannya pada Cantika. Leonar pun semakin mengagumi wanita tersebut yang bertahan dengan laki-laki brengsek seperti Valdi. Lamunan buyar saat ponselnya berbunyi. Cantika masih belum mengangkat ponselnya. Air matanya terus keluar semuanya gara-gara Valdi yang menghancurkan hidupnya. Cantika sangat malas sekali saat melihat nomor yang menelponnya sangat malas sekali sampai Cantika pun mematikan ponselnya karena suara dering telpon dari ponselnya bukan seseorang yang ia harapkan sama sekali.

Bersambung