Chereads / Istri Untuk Leonar / Chapter 10 - Masih Terasa

Chapter 10 - Masih Terasa

Reski terus saja membuatnya kesal. Beberapa kali di usir pun tetap saja datang ke rumahnya. Ayahnya Rana sampai menertawakan tingkah putrinya itu. Reski sudah benar-benar membuat Cantika merasa sangat tak nyaman sekali. Laki-laki itu terus saja memaksanya sampai membuatnya sangat muak sekali karenanya yang tak pernah bosan menganggunya.

"Ayah, rasa Reski anak baik Nak!" serunya tiba-tiba setelah melihat Reski baru saja pergi dari rumahnya.

"Sudahlah tak perlu bahas dia lagi. Aku malas!" Cantika pergi begitu saja meninggalkan Rana yang memuji Riski.

Cantika pun membaringkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Dari zaman SMA sampai sekarang. Cantika tak pernah tertarik pada Reski. Yah, semua orang mengatakan kalau ia baik, sopan, bertanggung jawab dan semua hal baik untuknya tapi, tak pernah membuatnya jatuh cinta. Bisa dibilang Reski bukan laki-laki pilihannya.

Dalam lamunannya wanita tersebut malah membayangkan Leonar. Laki-laki itu selalu membuatnya berdebar. Mungkin Leonar satu-satunya laki-laki selain Valdi yang menyentuhnya. Wanita itu pun menutup mukanya dengan kedua tangannya. Benar-benar merasa malu dengan dirinya sendiri.

Cara perkenalan yang unik! Semoga laki-laki  itu tak berpikir kalau ia wanita murahan. Rasanya ingin sekali bertemu kembali dengannya.

"Ya, Tuhan ada apa ini! Rasanya aku benar-benar jatuh cinta padanya? Semoga dia belum mempunyai istri. Karena, jika dia sudah memiliki pasangan lebih baik aku mundur dari pada ia melangkah terlalu jauh," batinnya berucap.

Leonar baru saja bangun kepalanya sakit. Ia lupa apa yang terjadi dengannya. Ia melihat seorang wanita sedang terlelap di sampingnya. Laki-laki tersebut pun melihat dirinya sendiri dalam keadaan polos. Lagi-lagi seperti ini berakhir di tempat ranjang.

Laki-laki itu pun beranjak bangun dan segera memakai bajunya yang berserakan di lantai namun, saat hendak pergi. Wanita tersebut pun memeluknya dari belakang.

"Kamu mau ke mana, Sayang?" tanyanya.

Leonar pun melepaskan tangannya yang melingkar di perutnya. Laki-laki itu melangkah pergi tanpa menoleh ke arah wanita tersebut yang terpaksa melepaskan tangannya dari tubuh Leonar.

Wanita tersebut tersenyum. Membiarkan Leonar pergi begitu saja.

Pagi-pagi buta ia keluar dari hotel itu. Ia benar-benar tak ingat apa yang terjadi kepadanya. Ia pun berpikir kenapa bisa bermalam dengan Karisa.

Dalam kesunyian malam Leonar pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah pribadinya. Besok ada rapat penting ia tak mau sampai terlambat.

Sampai rumah waktu sudah menunjukan jam 03.00 dini hari. Tak ada siapapun di sini hanya kesendirian saja yang menemaninya di rumahnya. Laki-laki itu pun mulai memikirkan untuk mencari istri. Seketika ia teringat dengan Cantika.

Wanita tersebut benar-benar membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Rasanya ingin segera melamarnya. Akan tetapi wanita tersebut masih dalam masa Idah. Perceraiannya baru saja terjadi dua minggu yang lalu. Laki-laki itu pun menyadarkan kepalanya sendiri.

Ia berniat akan menjadikan Cantika istrinya. Ia tak peduli dengan statusnya yang pernah menikah. Walaupun janda ia lebih mengoda dari pada seorang wanita yang beberapa kali tidur dengannya tanpa adanya status.

Esoknya Cantika pergi pagi-pagi sekali ia ingin menghindari Reski yang pasti akan datang menjemputnya. Ia harus segera sampai ke pabriknya terlebih dahulu untuk mengecek semua pekerjaan yang tiga tahun ini di pegang Valdi.

Sampai ruangannya ia segera membuka laptopnya ia memeriksa semua tanpa ada satu pun yang terlewati. Benar saja Valdi tak mengerjakan semuanya dengan benar. Banyak kekeliruan yang terjadi di laporan ini. Beberapa dana keluar tanpa ada penjelasan yang pasti.

Seseorang membuka ruangannya dan terkejut melihat Cantika sudah berada di ruangannya.

"Bu Cantika," panggil Tania sekertarisnya

Cantika tersenyum menoleh ke arah sekretarisnya Tania yang tak menyangka kalau Bos sesungguhnya kembali.

"Kejutan yang luar biasa Bu! Aku senang melihat ibu kembali," ucapnya sembari membereskan semua berkasnya di meja Cantika.

"Benarkah kamu senang melihatku!"

"Yah, tiga tahun aku tersiksa bekerja di sini. Aku bertahan karena, membutuhkan pekerjaan ini," ungkapnya sedih.

Cantika beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Tania. Wanita tersebut pun memeluk Tania. Sebelum kedatangan Valdi keduanya begitu dekat. Cantika suka dengan pekerjaan Tania yang rajin dan supel. Tak hanya itu saja Tania pun selalu menjadi pendengar yang baik untuknya.

Tania seorang janda beranak dua. Lima tahun yang lalu ia bercerai dengan suaminya karena, tindakan KDRT. Sekarang Cantika merasakan apa yang dulu Tania rasakan. Benar-benar tak berdaya saat berada dalam posisi itu. Entah kenapa air mata Cantika pun pecah saat melihat Tania.

"Sudah Bu, kan sekarang ibu sudah bebas seperti aku," ucapnya merasakan apa yang Cantika rasakan saat ini.

Tania terus saja mengelus-elus pundak Bos-nya ini yang sedari tadi terus saja menangis. Selama ini ia tak punya teman untuk berbagi kesedihannya sekarang rasanya ia seperti menemukan kembali hidupnya setelah terlepas dari laki-laki brengsek itu.

Tania pun melepaskan pelukan Cantika yang masih menangis.

"Sudah tak usah menangisi laki-laki brengsek itu! Ibu sudah sarapan?" tanyanya.

Cantikan mengelengkan kepalanya.

"Yah, sudah kita sarapan bersama. Harusnya ibu bilang kalau masuk hari ini jadi aku masak banyak."

Cantika menghapus air matanya rasanya ia lega sekali setelah menangis. Wanita tersebut merindukan saat-saat ini bersama Tania dan yang lainnya. Semua begitu akrab sampai tak ada jarak antara Bos dan bawahan.

Rana selalu mengajarkan Cantika untuk tak sombong di manapun tempatnya berada. Karena, setinggi apa pun kita tatap saja si mata Tuhan kita sama.

Semua sudah berubah saat Cantika datang kembali. Hampir seluruh karyawannya baru hanya tinggal Tania saja yang masih bertahan. Itu pun karena, Tania kesayangan Rana dan juga Cantika. Membuat Valdi tak bisa mengecatnya. Tania bertahan dari semua yang Valdi lakukan padanya. Beberapa kali Valdi hampir saja melecehkannya untunglah Tuhan selalu menolongnya.

"Oh iya Bu, jam 09.00 nanti kita ada meeating penting," ucap Tania memberikan jadwal baru pada hari ini.

"Benarkah, kenapa Ayah tak memberitahuku," tanyanya lagi segera mengecek penampilan dan membenarkan riasannya yang sempat berantakan karena,menangis tadi.

Tania tersenyum melihat Cantika sibuk sendiri membenarkan penampilannya. Setelah selesai ia pun meminta berkas untuk meeting. Cantika memeriksa semuanya sebelum kliennya datang.

Tania pun mendapatkan telpon kalau kliennya sudah berada di ruang meeting. Cantika pun siap menuju ruangan. Tanpa tau siapa yang menjadi kliennya pagi ini ia pun masuk tanpa memperhatikan sekitar. Wanita tersebut tak menyadari sepasang mata elang memperhatikan dari tadi. Laki-laki itu pun baru tau kalau kliennya itu Cantika putri Rana. Padahal Leonar sering bertemu dengan Rana dan tak pernah tau kalau seseorang yang ada dalam pikirannya itu Cantika.

bersambung