Ardan mulai mencium bibir Lili dengan mesra. Namun, Lili segera melepaskannya.
"Sayang, cari tempat lain saja," ucapnya manja sembari merangkul tangan kekasihnya. Ia tak mau Leonar sampai tau kalau Ardan kekasihnya karena, secara tak langsung Lili masih menyukai Leonar.
Ardan pun yang sudah memesan satu kamar pun mengajak Lili ke sana. Laki-laki itu sudah tak sabar ingin bercinta dengan Lili.
Acara masih berlangsung cukup meriah akan tetapi Ardan sudah membawa Lili masuk kamar hotel. Malam ini Lili begitu sexy dengan dress berwarna merah muda dengan belahan dada rendah yang memperlihatkan payudaranya yang besar. Tak hanya itu saja, paha putihnya pun terlihat begitu jelas sampai celana dalamnya hampir kelihatan. Lili memakai dress yang panjang namun,belahannya pun panjang, sampai kaki jenjangnya terlihat begitu jelas saat ia melangkah.
Ardan benar-benar tak bisa menahan hasratnya untuk tak menyentuh Lili. Laki-laki itu pun mulai menjalankan aksinya menciumi seluruh wajah kekasihnya, melumat bibirnya sambil meremas-remas payudara miliknya. Ardan tak beda jauh dengan Leonar. Namun, Ardan lebih agresif dari Leonar. Cara bercintanya pun beda, ia lebih kasar namun, membuat Lili sampai mabuk kepayang.
Lili sampai mendesah beberapa kali. Ardan masih melayangkan senjatanya masuk ke dalam sembari menggerakan pinggulnya dengan kecepatan tinggi. Tapi,tak membuat cairan cinta itu keluar dari senjatanya. Ardan mulai berganti posisi beberapa kali. Ardan masih belum selesai juga. Lili benar-benar pasrah saat menerima hantaman-hantaman dari senjatanya.
Lili benar-benar menikmati sensasi bercinta dengan berbagai posisi yang tak pernah ia lakukan sebelumnya dengan Leonar ataupun laki-laki lain selain Leonar.
Ardan benar-benar berbeda membuat Lili bertekuk lutut merasakan kenikmatan yang diberikan Ardan padanya. Hampir satu jam keduanya bercinta namun, cairan cinta itu pun belum keluar juga. Padahal Lili sudah beberapa kali keluar. Sampai Ardan pun meminta Lili untuk melumat senjatanya sampai cairan itu benar-benar keluar. Lili lihai memainkan senjata milik Ardan dengan lihai. Beberapa kali Ardan mendesah merasakan kenikmatan senjatanya berada dalam mulut Lili.
Cairan cinta pun keluar tepat di mulut Lili sampai Lili benar-benar menelannya masuk tenggorokannya. Kebiasaan Lili sering menelan cairan cinta itu. Menurutnya itu sangat lezat. Setelah itu Ardan pun ambruk dipangkuan Lili yang sama-sama lelah dihajar habis-habisan oleh Ardan. Keduanya pun terlelap seketika dalam keadaan polos.
Cantika melepaskan pelukan Leonar. Hatinya benar-benar merasa tenang. Tanpa disadarinya Leonar terus saja menatapnya sampai Cantika sadar kalau wajah Leonar terlihat jelas dihadapannya. Keduanya pun saling menatap satu sama lain. Tatapan penuh arti yang dirasakan keduanya. Merasakan rasa yang sama dalan hati keduanya kalau jantungnya berdebar. Leonar pun tak tahan jika hanya menatap wajahnya saja. Wanita ini benar-benar membuatnya gila. Laki-laki itu pun mulai mencium bibirnya dan wanita itu pun membalasnya tampa paksaan keduanya pun mulai berciuman dengan panas saling menukar saliva dan tangan nakal Leonar pun mulai meremas-remas payudara milik Cantika yang pasrah saja diperlakukan oleh laki-laki yang tak dikenalnya ini. Dengan ini Cantika benar-benar bisa melupakan rasa sakit harinya atas perlakuan suaminya padanya.
Semua terjadi begitu saja antara Cantika dan Leonar yang hampir setengah polos bercinta diatas hiruk-pikuk keramaian tempat itu. Keduanya pun benar-benar merasakan sesuatu yang begitu berbeda begitu juga dengan Leonar benar-benar puas telah menjelajahi area sensitif di bagian belakang tubuh Cantika. Keduanya benar-benar menikmati itu namun, saat semua telah terjadi Cantika baru sadar kalau ia sudah melakukan kesalahan.
Wanita itu pun menghentikan semuanya secara paksa sebelum Leonar benar-benar klimaks.
"Ini enggak boleh! Aku..." ucapannya terhenti karena, laki-laki itu kembali memaksa Cantika untuk menyelesaikan semuanya yang tanggung sebentar lagi selesai.
Cantika berusaha menolak semua itu akan tetapi cengkraman Leonar lebih kuat sampai membuat wanita tersebut tak bisa berbuat apa-apa.
Leonar benar-benar merasa lega setelah cairan cinta itu keluar berjatuhan ke lantai. Ia masih tak memperhatikan kalau wanita yang baru saja bercinta dengannya sedang menangis.
Cantika benar-benar menyesali semua kesalahan ini. Ia wanita yang menjaga kehormatannya tapi, kenapa malam ini ia bagai wanita murahan yang melakukan hal ini dengan laki-laki yang ia tak kenali.
Leonar pun terkejut melihat Cantika menangis tersedu-sedu. Laki-laki itu bingung harus bagaimana? Sebelumnya ia sering melihat seorang wanita menangis tapi, kenapa ada rasa bersalah padanya?
"Maaf," ucap Leonar tiba-tiba membuat Cantika pun menghapus air matanya dengan ujung jarinya.
Tiba-tiba saja Cantika tertawa terbahak-bahak. Sampai membuat Leonar mengerutkan keningnya dan semakin bingung dengan wanita ini. Sampai membuat laki-laki itu berpikir kalau wanita ini tak waras.
"Kamu, baik-baik saja!"
Cantika memelototi laki-laki yang ada dihadapannya. "Kamu kira aku tak waras!"
Leonar mengangguk.
"Aku memang tak waras! Bisa-bisanya aku melakukan ini denganmu? Padahal aku sendiri tak tau siapa namamu? Kamu berasal dari keluarga mana! Di mana tempat tinggalmu? Intinya aku tak tau kamu?"
"Kamu mau sensus penduduk!"
Cantika pun tertawa kembali ucapannya membuatnya merasa lega sesaat. Setidaknya ia bisa tertawa lepas tanpa beban.
Leonar pun tersenyum melihatnya. "Lebih baik seperti ini daripada melihatnya menangis," pikiranya sendiri.
"Aku Cantika! Kamu." sembari mengulurkan tangannya.
"Leonar." menjabat tangan Cantika bahkan mencium punggung tangan wanita cantik itu.
Cantika tersenyum dan melepaskan tangannya dari tangan Leonar.
"Sayang, kamu di sini!" seru Valdi sembari melepaskan tangan seorang wanita yang ia genggam sedari tadi.
Leonar pun menoleh ke arah suara itu. "Valdi," ucap Leonar.
Valdi pun mendekati Cantika dan merangkul pinggangnya.
"Hay, sedang apa kamu bersama istriku!"
"Istri." Leonar pun terkejut dan baru tau kalau wanita yang tadi bercinta dengannya istri dari sahabatnya sendiri.
Cantika tersenyum masam. Ia melihat wanita yang sedari tadi cemberut berdiri di belakang Leonar.
Cantika pun melepaskan tangan Valdi yang selalu berpura-pura baik dihadapan orang lain. Wanita itu pun melangkah meninggalkan semuanya. Namun, saat berpapasan dengan wanita yang dibawa Valdi, Cantika pun menyenggol bahunya dan melangkah tanpa dosa.
Wanita itu pun merasa kesakitan dan menatap Valdi untuk meminta tolong. Akan tetapi laki-laki itu tak bisa berbuat apa-apa karena, ada Leonar.
Leonar pun meninggalkan keduanya untuk menyusul Cantika. Laki-laki itu tahu betul bagaimana Valdi membuatnya merasa kasihan pada Cantika.
Langkah Leonar terhalang oleh Putri dan juga Cristin. Dua wanita ini sedari tadi mencarinya. Keduanya berseteru untuk mendapatkan cintanya Akan tetapi Leonar yang tak pernah menghiraukan mereka yang selalu membuatnya merasa tak nyaman dengan semua tingkahnya yang membuatnya merasa sangat malas sekali. Leonar masih berusaha melepaskan diri dari dua wanita tersebut bagaimanapun Leonar harus bisa lepas dari keduanya.
Bersambung