Ketua OSIS tampan dengan segudang prestasi nya, Kira-kira siapa kaum hawa yang tak tertarik dengan nya. Berwibawa, bijkasana, pintar, dan plus dengan kegantengan. Wajah datar blasteran inggris-indo nya mendukung keindahan postur nya.
"Nand, gue nggak bisa urus sendiri, bantuin gue kali ini aja. " Pinta Aluna yang notabenya adalah sekretaris OSIS. Ya, dia Aluna Stefany seorang cewek berambut pirang sebahu dengan bulatan mata berwarna coklat. Jangan ditanya soal prestasi, otaknya bersaing ketat dengan Arnand Celvano Axelle, meski tak pernah bisa mengungguli cowok itu. Tapi di dunia oliempiade nama nya selalu bersanding megah dengan nama Arnand dibidang Matematika maupun IPA.
Dan menurut gosip yang beredar di SMA Erlangga cewek itu memang dari dulu menaruh perasaan pada ketos dingin nya. Namun sayang nya tak kunjung mendapat kan respon.
"kalau anda tidak bisa, seharusnya dari dulu anda tidak pernah mencalonkan diri anda menjadi sekretaris OSIS. " Semua orang disana hanya terdiam mendengar penuturan Arnand barusan. mereka semua tau bagaimana sifat ketos tersebut.
"Ta tapi__"
"Udah saya bilang dari dulu. Saya permisi. " Potong Arnand dingin sambil meninggalkan ruang OSIS itu.
Setiba nya di luar, ketiga orang sahabat nya Saga Keano dan Sean.telah menunggu didepan pintu ruang OSIS.
"Udah selesai? " Tanya Saga.
Arnand hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dan langsung berlalu meninggalkan mereka berdua. Heran? mungkin tidak ini sudah biasa dilakukan seperti itu oleh seorang Arnand.
Hari ini, mereka bertiga sepakat untuk pergi ku rumah Arnand, apalagi coba selain harus mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh Pak ganteng, itu sih kata kaum ciwi-ciwi.
"Nand, lo nggak minat gitu sama Aluna? dia kan cantik, pinter lagi.Kalau lo nggak mau ya udah buat gue aja. " celetuk Keano asal. Pasalnya dia sudah lelah sendiri melihat penyakit Arnand yang tak pernah sembuh-sembuh.
"Enak aja lo ngomong nya, Aluna kan jodoh gue." Sahut Saga sambil memasang muka serius nya.
"Sejak kapan lo punya surat izin buat nikung sahabat lo sendiri? " Dramatis Keano.
Arnand mulai jengah dengan sahabat nya itu. Satu-satunya senjata yang bisa Arnand gunakan saat ini hanyalah pura-pura tuli.
"Makan tuh Aluna. Belum tau aja gimana dia sebenarnya. Gue sih mending Sya, Senakal-nakalnya dia nggak pernah cari muka." Kali ini Sean yang angkat suara. Sya? ngomong-ngomong gadis ini apa kabar? Memang sudah dua hari semenjak gadis itu pingsan dilapangan dia tidak masuk sekolah.
Seketika mendengar nama singkat gadis itu, Arnand langsung menatap tajam ke arah Sean. Sean yang ditatap seperti itu hanya pasrah seakan-akan mengakui kesalahannya, bicara tidak penting ketika ketos itu sedang mengerjakan tugas mereka. Tapi percayalah bukan itu maksud Arnand.
"Oh ia Nand, kemaren itu lo kan, yang gendong Sya ke UKS? aduh, lo udah pinjem jodoh gue berarti. " Balas Saga. Ampun dah sama yang satu ini, emang berapa jodoh yang tuhan titipkan untuk mahkluk nya atas nama Altherio Sagara syam ini??
"Hm." Gumam Arnand singkat.
"Sya itu nggak cocok sama lo Altherio Sagara syam,seperti yang kita dengar Sya itu cocok nya sama Arshelio Fernando ketua basket SMA Erlangga. " Jelas Keano serinci mungkin.
"Siapa bilang. " jawab Arnand santai.ya, penjelasan Keano membuat Arnand sedikit geram. Arshelio? kenapa harus ada nama dia dalam perbincangan mereka sore ini?
Dan jawaban itu pula yang membuat ketiga orang itu cengo. Bagaimana bisa Ketos dingin ini terlihat lebih antusias mendengar nama gadis konyol yang membuat nya sibuk setiap hari hanya untuk menghukum nya yang melanggar aturan sekolah.
"Maksud lo Nand? Astaga, jangan bilang lo mau jodohin Saga sama Sya. nggak, nggak gue sama sekali nggak terima. " Sean pura-pura memasang tampang sedih nya didepan Arnand.
"Lah, cewek konyol gitu kok. Iya sih lucu, gemesin. " sambung Keano sambil tersenyum simpul.
"Eleh, cantik nya ketinggalan pak Keano. " Sean lagi.
"udah, kalau kalian nggak bisa diam. kita kerjain tugasnya masing-masing aja. " Putus Arnand, dan akhirnya mereka patuh pada pawang mereka. kerjain sendiri? oh tidak. Sudah cukup mereka tersiksa dengan kesendirian meraka menjomblo sampai pelaminan.
Rrrttt...
Suara geteran ponsel Arnand membuyar kan semua konsentrasi penuh nya terhadap buku cetak yang sedari tadi berada didepannya.
"pak Arka. " Gumamnya setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel nya itu. Ketiga teman nya hanya melihat sekilas lalu kembali terdiam.Tanpa fikir panjang iya segera mengangkat benda pipih itu.
"Sore Pak. Ada apa ya? " Tanya Arnand tanpa ingin berlama basa-basi.
"... "
"Baiklah , saya ke sana sekarang. "
"... "
"iya, Sama-sama. "
tut.
Arnand memutuskan panggilan itu secara sepihak. Dan begegas mengambil kunci mobil nya.
"Lah, kemana Nand? " Tanya Sean heran.
"Gue kerumah kepsek dulu. kalau kalian mau pulang pulang aja. " sahut Arnand enteng.
Setibanya di rumah pak Arka, Arnand langsung disuruh masuk oleh seorang asisten rumah tangga nya.
"udah sampai Nand? " Tanya pak Arka ketika melihat murid emas nya itu duduk disofa ditemani dengan segelas jus jeruk dan beberapa cemilan lainnya.
Arnand yang melihat keberadaan Kepsek nya langsung berdiri untuk menyalami gurunya dan seorang wanita paruh baya yang berdiri tepat disamping suaminya.
"iya Pak. " balas nya se sopan mungkin.
"oh jadi ini toh, yang namanya Arnand. ganteng. " Kata wanita itu kearah Arnand.
"hm, iya b_buk." balas Arnand kikuk.
"Panggil tante aja, nggak usah formal, formal amat." intruksi wanita yang diketahui bernama Dheffani Afshein.
"Jadi gini Nand, tadi siang saya mendapat informasi, minggu depan bakal ada oliempiade lagi untuk tingkat nasional. Jadi seperti biasa tolong persiapan diri kamu sama Aluna. karena besok dan beberapa hari kedepan saya tidak bisa datang kesekolah jadi kalian cari saja guru pembimbing dari sekolah. " Jelas Pak Arka.
Arnand menarik nafas nya perlahan. Dan beberapa detik berikut nya langsung menganggukkan kepalanya. Bukan, Arnand bukan lelah jika harus setiap bulan pergi lomba kesana dan kemari. Hanya saja dia sudah mulai lelah jika setiap saat harus berhadapan dengan sosok seorang Aluna Stefany, yang terus merengek untuk ini dan itu. memikirkan nya saja sudah membuat kepala Arnand pusing.
"Assalamu'alaikum daddy and mommy , Sya pulang... " Teriak gadis itu yang menghancurkan kenyaman dan ketenteraman para penghuni rumah nya.
"wa'alaikumussalam, ya ampun Sya nggak usah teriak-teriak sayang." Sambut Dheffani hangat ketika melihat putri nya diambang pintu ruang tamu. Sya tidak memperhatikan kehadiran Arnand langsung menghambur ditengah-tengah mommy dan daddy nya. Lalu mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.
"Eh lo, ngapain disini? " Tanya Sya heran, melihat anggota keluarga bertambah satu. Arnand hanya tersenyum simpul melihat tingkah gadis yang sudah dua hari tidak ditemuinya.
"Sya, nggak boleh gitu sopan sama tamu sayang. "Kali ini daddy nya yang bicara.
" Demi kucing tetangga yang kemaren mati ketabrak. Sya nggak pernah bisa sopan sama tamu yang satu ini dad, mom, setiap hari Sya kena hukum karena jabatan sialnya itu." Arnand terkekeh pelan membiarkan gadis itu
mengadukan semua nasib nya pada orang tuanya. Untuk apa Arnand membela diri. toh, orang yang daddy nya sendiri yang memberi Arnand wewenang untuk menghukum putri kecil nya.
"sudah, bosok udah mau masuk sekolah kan, sana beres-beres buku sama seragam kamu. "
putus mommy nya. eitss jangan panggil dia Sya jika tak berhasil memancing lawan nya.
"Bentar, bentar lo Arnand celvano Axelle kan? , tadi lo dicariin lho? " kata Sya dengan wajah seriusnya kearah Arnand. laki-laki itu mengernyit kan kening nya heran.
"Siapa? " Tanya nya penasaran. apa mungkin Saga? Sean? Keano? Atau mungkin mama papanya yang tadi belum sempat izin sebelum pergi kesini.
"Ibu-ibu tukang sayur yang kematian suaminya. " cetus nya asal sambil berlalu tanpa dosa meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.
"Anatasyaaaa... " Pekik pak Arka malu sendiri dengan tingkah putrinya.
"yes, l'am daddy..."Sahut Sya sambil mengangkat tangan seperti anak SD yang diabsen satu persatu oleh guru nya.
" Maaf kan tingkah Sya ya Nand. "Kini giliran mommy nya yang merasa tidak enak pada tamu nya itu.
" iya, nggak papa tan. "Balas Arnand sambil tersenyum penuh arti kepada sepasang suami-istri yang berada didepan nya sekarang.
***