Chereads / ARNAND / Chapter 3 - Aneh.

Chapter 3 - Aneh.

"Baik lah, apakah kalian mengerti? " Tanya Pak kumis kearah semua murid nya. Percayalah bukan itu nama asli guru tersebut.Itu hanya lah nama pemberian dari siswi nya, siapa lagi kalau bukan hadiah dari Anatasya.

Semuanya siswa-siswi hanya menggangguk sopan, kecuali Sya yang asik dengan berbagai macam makanan yang disimpan nya dikolong meja.

"Afriel apa yang kamu lakukan? " Sahut pak kumis yang melihat kesibukan siswi nya yang satu ini.

"Maaf pak,saya tidak suka dipanggil Afriel, Sya saja sudah cukup pak." Pak kumis hanya geleng-geleng kepala melihat putri kepsek nya. Sedang kan sisiwa ada yang tersenyum geli mendengar jawaban melenceng dari Sya dan tak sedikit pula yang tidak suka melihatnya.

"Ok Anatasya, __"

"Sya pak. S. Y. A. " Belum sempat pak Kumis melanjutkan pembicaraan nya sudah di intruksi duluan oleh Sya. benar-benar nih murid.

"Woy, Afriel Anatasya Afshein, Kalau ngomong itu jangan suka pake otak. " Sahut Arshelio asal. Ya, Arshelio cowok yang paling suka mengganggu kesenengan seorang Sya.

Tidak dapat dipungkiri cowok itu jomblo berkarat gara-gara menunggu Sya siap jadi pacarnya. Walau banyak yang ngantri, tapi tidak ada yang bisa mengubah keputusan konyol nya. kalau masalah otak seperti nya mereka datang barengan pas ngambil jatah pemikiran konyol mereka itu. Tapi apalah daya seorang Sya tidak pernah bisa serius dalam hal seperti itu.

Hidup nya terlalu simpel, hanya tentang konyol, tertawa, lelucon dan sesuka hatinya.

"Demi oreo yang diputar, dijilat, dan dicelupin, humor lo recehan banget." Tidak. Apa yang dilakukan gadis itu? Apakah dia mau sang guru terhormat nya menjadi penonton drama konyolnya hari ini? oh no.

"Idih, emang humor lo dolar? " Arshelio bukannya berhenti malah memancing dikolam susu.

"Afriel Anatasya Afshein, Arshelio fernando silahkan keluar...! " Tegas pak kumis.

"Serius pak? Ya ampun, pak kumis the best deh pokoknya. Maksih pak. " Masih Afriel Anatasya Afshein.Mood Sya langsung membaik 99,9% mendengar penuturan guru nya. Lalu bagaimana dengan Arshelio?

"Lahh, kok keluar pak? nanti banyak yang kangen lho, kalau saya nggak ada. " hm sebelas, dua belas lah sama Sya.

"Berdiri dilapangan. " Titah pak kumis lagi.

Mereka segera meninggalkan kls tercinta nya dan langsung menuju lapangan.

10, 20, 30 menit kemudian, matahari mulai terik dan sukses mencuri ke sejukkan dari sepasang siswa itu.

"Sya, lo capek ya?"Tanya Arshelio kearah gadis itu. Karena merasa aneh dengan Sya yang pasal nya tak pernah diam ketiaka berhadapan dengan nya. Sya hanya bungkam tanpa ada sepatah ocehan atau kekonyolan pun yang keluar dari mulut nya. Sebuah keajaiban bukan?

Dilain sisi, Arnand sedang berjalan melewati koridor sekolah, sambil mengawasi dan memperhatikan siswa yang mungkin melanggar aturan sekolah.

Beberapa saat kemudian netra nya menangkap sepasang murid yang berjemur dilapangan. Laki-laki itu menyipitkan matanya, sosok itu sangat tidak asing di penglihatan. Gimana mau asing jika harus bertemu di tempat hukuman setiap hari.

Arnand langsung mendekat kearah kedua orang itu.

" Lo__"seketika ucapan ketos itu terpotong.

Brukkk...

Tubuh Sya langsung ambruk dalam pangkuan Arnand. Untung saja dia datang tepat waktu kalau tidak, mungkin tubuh mungil gadis itu akan terhempas lantai lapangan. Dengan sigap Arnand langsung membopong gadis itu ke UKS diikuti dengan Arshelio.

Setibanya di UKS,

"Sebaik nya bapak sendiri yang melihat keadaan Sya ke UKS." tukas Arnand. ya, ketos itu langsung menghubungi kepsek perihal Afriel Anatasya Afshein putri pemilik sekolah.

"Sya kenapa?" Tanya Arnand kearah Arshelio sedingin mungkin. Entah kenapa Arnand tidak tega melihat gadis itu terbaring lemah seperti ini.

Arshelio langsung menceritakan kronologi konyol nya bersama Sya dikls yang berakhir dilapangan. Arnand tak habis fikir dengan semua prilaku Sya.

"Arnand, Sya kenapa? " Tanya pak Arka panik melihat putri semata wayang berbaring lemah dengan mata tertutup. Seberapa nakal pun gadis itu seorang Arka Afshein tidak pernah bisa melihat anak nya tak berdaya seperti sekarang.

"Sya hanya pingsan pak, tadi habis dihukum mungkin kecapean. " Arnand berusaha menenangkan laki-laki separuh baya itu.

Perlahan tapi pasti, Sya membuka matanya pelan, dan melihat kearah tiga orang laki-laki yang berdiri didepan ranjang nya.

"Sayang kamu udah bangun? " Pertanyaan formalitas dari daddy nya itu membuat nya tersenyum.

"udah daddy. " Balasnya singkat.

"Sebaiknya kamu istirahat dirumah saja, mommy juga dirumah hari ini. Tapi daddy tidak bisa mengantar mu pulang, daddy masih banyak urusan. kamu pulang nya sama Arnand aja ya, atau nggak sama teman kamu ini, siapa__owh, Arshelio Fernando? " Jelas deddy nya sambil membaca nama tag seragam Arshelio. owh Tuhan demi apapun Sya tidak suka dengan suasana alay seperti ini apalagi sebentar lagi mungkin akan berubah jadi mellow. ayolah, ini bukan tempat spesies langka sejenis Afriel Anatasya Afshein.

"Nggak usah daddy, Sya kan bawa mobil, jadi pulang sendiri aja. "Kerana mengingat dan menimbang Sya yang tidak mau terjebak dengan kejengkelan jika harus bersama Arnand. Apalagi jika harus terperangkap dengan kekonyolan Arshelio. walaupun nyatanya dia lebih berbakat didunia kekonyolan.

" Jangan Sya, kamu masih baru sadar. "Tolak deddy nya lembut.

" sama saya aja. "Sahut Arnand dan Arshelio bersamaan. Cobaan apalagi ini?

" Saya saja, saya habis ini kosong."Putus Arnand. Arshelio hanya memutar bola matanya jengah, tidak suka dengan penuturan Arnand barusan. Sedangkan Sya hanya pasrah untuk taqdir nya hari ini.

Didalam mobil,

Sya hanya diam, kerena tak ada tanda-tanda gadis itu akan bergerak, akhirnya Arnand memutuskan untuk memasangkan seatbelt Sya.Awalnya Sya sempat terkejut, namun sedetik berikut nya, gadis itu hanya memasang muka datar bin santainya.

Sya memang terlihat seperti orang waras sekarang, bagaimana tidak jangan kan kata-kata ngawur, bicara aja hanya seperlu nya saja. Seperti ini.

"Rumah lo dimana? " Tanya Arnand.

"Lurus aja, ntar belok kiri. " Hanya itu tak ada embel-embel yang lain. Hening. kembali hening setelah dialog singkat itu.

"Mau mampir? " Tanya Sya setelah sampai di pekarangan rumah nya. Percaya lah, Arnand sangat canggung jika sifat Sya harus seperti ini, ternyata perempuan itu memang lebih pantas bersifat konyol.

"hm, nggak usah lain kali aja, gue pamit. gws ya... "Arnand jadi bingung sendiri dengan kata-kata yang disusun nya barusan. Untuk apa dia mempedulikan perubahan sifat cewek itu? Dan terlebih untuk apa dia memperhatikan seorang Afriel Anatasya Afshein yang konyol, sombong, dan nakal.

oh no, semoga tidak terjadi sesuatu pada Arnand.

***