Chereads / Cinta Angie / Chapter 38 - Bab 37 : Heboh

Chapter 38 - Bab 37 : Heboh

"Pak Aaron, siapa dia?"

Angie yang terheran-heran, menarik kursi tempat dia duduk tadi. Angie duduk dan mengangkat alis menatap seorang gadis muda duduk dan memeluk lengan Aaron, sekembalinya dirinya dari toilet.

Angie tersenyum sopan pada gadis itu, namun muka masam dan pandangan curiga yang diterimanya. Sedangkan Aaron bernapas lega mendapati Angie telah kembali dari negeri antah berantah.

"Aku tidak kenal. Tiba-tiba saja, gadis ini datang dan memelukku seperti ini,"kata Aaron menjelaskan. Dirinya kembali menatap tajam gadis abege itu. "Ayo cepat lepaskan tanganku."

Gadis itu menggeleng cepat dan menyembunyikan wajahnya di lengan bisep Aaron. Aaron memelas menatap Angie meminta bantuan. "Please bantu aku."

"Nona, siapa namamu?"tanya Angie beramah tamah, meskipun dia juga merasa enggan.

Gadis itu menatap sebal ke arah Angie. Angie sedikit kaget melihat orang yang baru ditemui, terlihat memusuhinya. Angie kembali menatap Aaron, menyerah, dan Aaron mengangkat bahu nya sebagai jawaban.

"Tante siapa? Kenapa nanya-nanya? Asal tante tahu ya, aku ini pacarnya om Aaron bahkan kita sudah pernah berciuman,"jawab gadis itu angkuh.

"Ci..ciuman?" Aaron yang terperanjat mendengar perkataan nya langsung mendorong kasar gadis itu lalu berdiri menjauh.

Angie mengangkat sebelah alisnya menatap datar pada Aaron yang kini duduk kembali, namun menggeser kursinya hingga berhimpitan dengannya. "Pak apa-apaan sih, sempit nih, geser dikit,"omel Angie yang sikunya menempel siku Aaron. Aaron menggeleng cepat.

"Om Aaron, beneran nih, om tidak mengenaliku? Aku sedih, om sudah melupakanku secepat itu,"ucapnya pelan, melihat om kesayangannya menghindar darinya. "Aku Lusi, om."

"Lusi? Lusi siapa?"

"Lusi om, Lusi yang bertemu om Aaron di bar beberapa waktu yang lalu. Kita berciuman hot di tempat parkir lalu om mengantar ku pulang." Gadis itu menjelaskan semuanya dengan berapi-api sambil menggebrak meja dan memajukan badannya ke arah Aaron. "Itu ciuman hot lo om. Masa om tidak ingat? Padahal itu ciuman pertama ku."

Angie memutar bola matanya sambil meletakkan jari di pelipisnya lalu memijatnya pelan. Pusing. "Sebenarnya pria yang aku cintai ini, pria seperti apa sih? Sudah punya pacar supermodel, masih saja ngerayu sana sini. Kemarin menciumku, terus sekarang gadis ini ngaku ciuman dengannya. Tidak tahu ada berapa banyak cewek lagi yang disambarnya. Aku seperti menghadapi Andre versi dewasa. Ada saja tingkahnya yang bikin ngelus dada,"gerutunya dalam hati.

Angie melirik wajah Aaron yang semakin pucat, saat mendengarkan apa yang dikatakan gadis itu.

"Kamu pasti mengada-ada. Aku tidak mungkin sembarangan mencium gadis yang tidak aku kenal,"bantah Aaron tidak percaya dengan penjelasan yang tidak masuk akal itu.

Tiba-tiba, Lusi meraih tangan Aaron dan meletakkan di dadanya. Aaron kaget setengah mati, saat merasakan empuk di telapak tangannya. Saat ini tangannya.. tangannya menekan kuat dada gadis asing, di tempat umum.

"Aku tidak bohong, om."

"I..iya.. ya.. aku percaya.. aku percaya. Tapi tolong lepaskan tanganku dulu." Aaron berusaha menarik tangannya, tapi gadis itu menahan nya kuat. Bahkan gadis itu justru menggeser tangan Aaron hingga pas, menggenggam di bulatan dadanya.

"Astaga.. Angie tolong aku,"seru Aaron panik. Dirinya menoleh ke kanan dan kiri, takut dikira melakukan pelecahan seksual pada gadis dibawah umur.

Angie membantu menarik tangannya dan setelah lepas, Aaron langsung melipat tangannya di dada. Otaknya tidak habis pikir dengan jalan pikiran gadis ini. "Kamu gila,"desisnya marah.

"Aku gila karena aku suka dengan om Aaron,"bantah gadis itu ngotot.

"Su.. suka???" Mulutnya menganga lebar. Aaron kehilangan kata-kata mendengar gadis itu menyukainya.

"Iya.. suka, tertarik, bahkan mungkin dalam proses jatuh cinta. Dan om Aaron harus bangga karena aku yang bunga kampus ini menyukai om Aaron,"imbuh gadis abege itu mengibaskan rambutnya.

Angie terkejut sekaligus salut pada gadis abege yang berani membuat pengakuan cinta blak-blakan seperti ini. Dalam hati, Angie tersenyum miris. "Tidak seperti dirinya yang pengecut."

Dari sudut matanya, Angie yang melihat mulut Aaron yang terbuka lebar, langsung menusuk pipinya sedikit agar mulutnya menutup. Dirinya ingin tertawa melihat ekspresi Aaron yang shock campur bengong, rasanya nyawanya sudah hilang setengah.

"Pak.. pak..,"panggil Angie sambil menyenggol lengan Aaron. Aaron melirik Angie. "Bapak baik-baik saja?"

"Menurutmu?"balas Aaron ketus, membuat Angie tergelak pelan. "Aku baru saja ditembak cewek dibawah umur. Menurutmu gimana perasaanku?"semburnya kesal.

"Om Aaron,"panggil manja gadis yang bernama Lusi. Aaron menoleh ke arah gadis abege ini. "Aku punya surprise buat om tersayang." Aaron mendelik dan bergidik ngeri mendengar dari tadi dirinya dipanggil om, kedengarannya seperti om-om pedofil. "Aku ini masih perawan om, masih nunggu om Aaron yang pertama menikmatinya."

"Uhuk..uhuk.." Angie tersedak es teh manis yang sedang diminumnya. "Aduh.. uhuk.. uhuk.." Aaron langsung menepuk pelan punggung Angie untuk membantu meredakan nya tersedak.

"Kamu baik-baik saja?"

"Su.. sudah pak,"jawab Angie sambil menyingkirkan tangan Aaron dari punggung nya. "Aku tidak pa-pa."

"Tante ini menganggu saja, lebih baik pergi sana,"usirnya kesal.

Angie tersenyum sinis memandang Aaron. "Pak, aku disuruh pergi nih?" Angie mengangkat badan nya sedikit dan langsung didorong turun kembali ke kursi.

"Jangan coba-coba kabur. Kalau kamu pergi, aku akan memecatmu."

"Memang bapak bisa memecatku?"

"Aku tidak peduli, Angie. Jika kamu berani tinggalkan aku, akan kukirimkan somasi," ancamnya dengan menudingkan jari telunjuknya ke wajah Angie.

Angie lagi-lagi tergelak melihat Aaron yang super panik menghadapi gadis abege ini.

Aaron memandang Lusi dengan putus asa. Gadis itu terus menatap Aaron dengan tatapan memuja. "Hei, kamu kan masih muda, cobalah cari pria yang seumuran denganmu. Aku tidak cocok untukmu. Lagian kita belum kenal, jadi siapa tahu aku ini buronan polisi."

"Jangan ngomong aneh-aneh,"tegur Angie sambil memukul pelan lengan Aaron. Aaron hendak memprotes tapi didahului Lusi yang ngotot.

"Aku tidak peduli. Mereka yang seumuran terlalu kolokan dan kekanak-kanakan. Aku tidak suka, om,"jawab Lusi merajuk sambil melipat tangan di dada. Kemudian matanya bersinar lagi saat menatap om nya. "Beda banget sama om Aaron. Aku suka om Aaron yang dewasa dan memberikan perhatian lebih padaku. Ditambah lagi yang paling penting, om Aaron sangat pandai berciuman. Aku selalu membandingkan ciuman om dengan ciuman para cowok di kampusku."

Aaron yang pucat beradu pandangan dengan Angie yang belum sepenuhnya terbebas dari rasa shock nya. Pernyataan gadis ini sungguh membuat orang jantungan. "Ini cewek tidak bener." Itu arti tatapan mereka.

"Pak,"panggil Angie pelan. Aaron melirik nya dan menaikkan alis, bertanya. "Bapak beneran tidak ingat siapa gadis ini?"tanya Angie penasaran.

Aaron mengamati sekali lagi wajah gadis abege itu. "Tidak kenal." Aaron menggeleng lagi, tidak mengenalnya. "Kamu kan tahu aku menderita hilang ingatan jangka pendek, sering lupa pada orang yang baru kenal."

"Tapi dia mengaku pernah berciuman hot dengan bapak bahkan sampai mengantarnya pulang,"bantah Angie kesal, karena Aaron melupakan hal penting seperti itu. "Masa sih hal sepenting itu bisa lupa?"

Aaron menarik telinga Angie mendekat, membuat Angie sedikit bergidik karena hembusan napas Aaron menerpa telinga kanannya. "Yang aku ingat dengan baik adalah ciuman hot kita,"bisik Aaron di telinga Angie.

Bersambung...