Chereads / Cinta Angie / Chapter 44 - Bab 43 : My kiss

Chapter 44 - Bab 43 : My kiss

"Apa ini?"seru Angie heboh sendiri melihat gambar hati pink yang sangat besar, dua halaman lagi. Angie tergelak keras saat membaca judul besar di tengah buku itu 'The journey of my kiss'.

"Astaganaga, ternyata diriku lebay juga ya." Angie mengomentari diri sendiri, betapa konyol dirinya waktu masih abege.

25 Agustus 2009 My first kiss

Ciuman itu hanya sebuah ciuman selamat malam. Ciuman kilat yang dikecupkan oleh my boyfriend pada bibirku. Namun hatiku meleleh dibuatnya.

Aku sudah mengucapkan terima kasih dan selamat malam padanya, kemudian memegang pintu untuk keluar dari mobil. Tiba-tiba dia menyentuh bahuku dan aku berbalik. Aku terkejut hingga mataku melotot saat kepalanya mendekat dan menciumku dengan cepat, tepat di tengah bibirku. Ooohh, mimpi apa aku semalam? Hatiku rasanya ingin meledak karena bahagia. This ia my first kiss. Biarkan kata orang, aku ini lebay. Aku menatapnya bahagia dan menyentuh bibirku hati-hati, seakan itu adalah hadiah terindah yang diberikan my boyfriend.

Catatan kaki : Aku tidak menggosok gigi malam itu. Aku takut rasa manis bibir Kak Hendra akan menghilang.

Angie tertawa keras hingga keluar air mata di sudut matanya saat membaca hal konyol yang pernah ditulisnya.

15 September 2009 My spesial kiss

Ciuman setelah bertengkar selama tiga hari. My boyfriend meminta maaf karena menanggapi cewek centil itu. Itu dilakukan di halaman belakang sekolah, siang hari sewaktu pulang sekolah dan sudah sepi. Dia menyentuh dan mengelus pipiku. Aku melihat matanya terarah pada bibirku. Saat jarinya menyentuh dan meraba bibirku, aku seperti tersengat listrik. Mataku terbelalak melihat kepalanya yang perlahan tapi pasti, dimiringkan dan bibirnya mendekati bibirku. Mataku langsung terpejam erat saat bibir nya menyentuh lembut bibirku. Tubuhku dimundurkan dan disandarkan pada pohon yang tidak kusadari ada di belakangku.

My boy friend memegang kedua bahuku. Dengan ahli, dia melumat bibirku dengan lembut. Oooh aku sangat terlena. Aku berusaha mengimbangi ciumannya. Lidahnya masuk ke dalam mulutku dan menjelajah setiap sudut. Ini.. ini persis dengan ciuman yang kulihat di tv, dengan sembunyi-sembunyi tentunya.

31 Oktober 2009 My romantic kiss

My boyfriend benar-benar berpengalaman. Dia sangat ahli berciuman dan mencumbu. Ciuman berikutnya terjadi saat berjalan menuju parkiran sepeda motor di mall. Kak Hendra tiba-tiba menarikku ke tempat yang gelap dan menutup mulutku. Dia meletakkan jarinya dibibir sebagai isyarat bahwa aku tidak boleh berisik. Aku mengangguk dengan tangannya yang menutup mulutku.

Kak Hendra memegang kedua sisi kepalaku dan dengan lapar melahap bibirku. Tanganku meremas kaos birunya dengan erat. Nafasku terengah-engah saat Kak Hendra melepaskan ciumannya dan bibirnya bergeser ke daun telingaku. Tanpa sadar aku mengerang dan dia langsung menutup mulutku. Kepalanya menggeleng artinya aku tidak boleh bersuara.

Sekali lagi, aku mengangguk. Kali ini bibirnya menyentuh leherku dan aku refleks mendongak memberi akses lebih untuknya. Aku sekuat tenaga menahan desahanku. Tanganku semakin erat meremas kaos birunya. Jadi begini rasanya dicumbu di leher, sangat menggairahkan.

7 November 2009 My sensual kiss

Kak Hendra membawaku ke rumahnya. Kami sudah tidak bisa sering pergi karena musim try out telah tiba. Akan ada belajar bersama, namun belum ada yang datang. Aku dan Kak Hendra duduk tegak di sofa. Dia merangkul ku. He.. he.. he.. Aku menantikan saat-saat dia menciumku. Kak Hendra menyandarkan aku ke sofa dan mulai mencium ku.

Mataku langsung terbuka lebar saat tangannya meremas dadaku. Aku menggeleng. Aku protes.. tapi Kak Hendra tidak membiarkan bibirku bebas dari ciumannya. Dia meraih kedua tanganku yang mencoba mendorong dadanya menjauh, kemudian diletakkan menyatu di tengkuknya. Kemudian Kak Hendra menyerang kelemahanku, leher. Aku langsung mendesah keras saat my boyfriend membuat jejak basah di leherku. Kedua dadaku terus menerus diremas bergantian, membuatku gairahku naik dan meracau tidak jelas.

31 Desember 2009 My trouble maker kiss

Malam pergantian tahun. Kak Hendra mengajakku mengikuti acara barbeque untuk pergantian tahun di atap sekolah. Aku datang bersama Kak Hendra ke sekolah, tapi ssssttt... papa dan mama tidak tahu jika aku pacaran.

Aku tidak tahu apakah Kak Hendra sengaja atau tidak, menyuruhku untuk datang lebih awal dari jam yang ditentukan. Tentu saja belum ada orang sama sekali. Kak Hendra mengajakku masuk ke kelasnya. Dia bilang ada barangnya tertinggal. Jadi aku mengikutinya ke kelasnya.

Sekolah sedikit menyeramkan saat malam. Lampu-lampu di lorong pun tidak bisa mencerahkan semua sudut. Kelas Kak Hendra hanya sedikit terkena sinar lampu. Aku terkejut saat dia menutup pintu kelas setelah kami masuk ke dalam kelas yang sunyi itu. Aku bertanya mengapa dia menutup pintu kelas. Dan Kak Hendra menjawab bahwa dirinya ingin bercinta denganku. Tidak boleh ada orang lain. Tidak... tidak.. Tentu saja aku tidak mau. Kami masih SMU dan belum menikah. Tidak.. tidak.. aku tidak mau. Aku menjauh dari jangkauan nya.

Kak Hendra duduk di salah satu kursi dan memanggilku mendekat. Dia berkata bahwa dia sayang padaku dan ingin menunjukkan seberapa besar rasa sayang nya padaku. Benarkah? Aku juga sayang padanya. Aku perlahan mendekatinya dan dia menarikku hingga aku terduduk di pangkuan nya. Kak Hendra memelukku lembut dari belakang. Aku merasa nyaman dengan sikapnya yang menyayangiku.

Daguku dipegang dan dia mulai mencium bibirku. Aku tidak menyadari jika kedua tangannya membuka semua kancing kemejaku. Kak Hendra memang menyuruhku untuk memakai kemeja untuk acara hari ini. Aku sangat terkejut saat tangan nya sudah menyentuh kulit dadaku yang tertutup bra yang berenda. Aku langsung berontak, mencoba untuk berdiri, tetapi tidak bisa karena Kak Hendra memelukku dengan erat. Dia terus bilang bahwa dia menyayangi ku dan ingin mempraktekkan kasih sayang nya ke tingkat yang lebih tinggi.

Sambil menciumi leherku, Kak Hendra berdiri dan membopongku lalu meletakkan ku di atas meja. Aku panik.. aku sangat panik. Ini tidak boleh terjadi. Kurasa Kak Hendra mengetahui aku panik lagi, dia menenangkan ku dengan menciumku serta mencumbu leherku. Tubuhku terlonjak ketika aku merasakan tangan nya mengusap pangkal pahaku yang masih tertutup rapat celana jins yang kukenakan. Aku beruntung, tidak mengikuti saran Kak Hendra untuk memakai rok. Jika tidak, habislah aku.

Suara berisik di lorong menghentikan tangan Kak Hendra membuka kancing celana jinsku. Aku selamat. Teman-teman sudah datang. Aku melihat Kak Hendra menghela napas kesal. Dia berjalan keluar kelas meninggalkan ku sendirian di kelas, yang masih membenahi pakaianku yang acak-acakan.

Sejak itu, Kak Hendra menghindariku. Aku tidak tahu apa salahku, tapi dia sama sekali tidak mau menemuiku. Alasan belajar selalu diberikan padaku. Jikalau aku memberikan apa yang dia mau, apakah dia akan tetap menyayangi ku?

Bersambung...