Chereads / Cinta Angie / Chapter 41 - Bab 40 : Julukan

Chapter 41 - Bab 40 : Julukan

Ponsel Angie berdering....

Angie mengambil ponselnya di dalam tasnya dan saat melihat siapa yang menelpon nya, tangannya yang memegang ponsel langsung terbanting pelan di pangkuannya sambil mendesah lelah. Angie melirik ragu ke arah Aaron yang sedang fokus menyetir. Aaron yang merasa diperhatikan, menoleh ke arah Angie dan sekilas melihat ke layar ponsel Angie yang mati dan tidak lama kemudian menyala lagi.

Kanga memanggil...

"Ponselmu berdering,"ucap Aaron sambil mengedikkan dagunya. "Kamu tidak mau mengangkatnya?"

Angie melihat ke arah layar ponselnya sekali lagi. "Menurut bapak, jika yang menelpon adalah mantan, apa perlu diangkat?"

"Mantan? Maksudmu mantan kekasih?" Aaron terkejut, ternyata Angie pernah memiliki kekasih yang sekarang sudah menjadi mantan.

Angie mengangguk lesu. Di layar ponselnya sudah tertera tiga panggilan tidak terjawab. Dengan mendesah lelah, akhirnya Angie menjawab panggilan itu. "Halo."

"Berani sekali kamu mengabaikan telponku, Angie,"teriak marah lawan bicara nya di ponsel. Angie menjauhkan ponselnya karena teriakan Anton membuat telinganya berdenging. Kemudian Angie meringis ke arah Aaron yang kaget mendengar suara marah itu.

"Aku akan tutup telponnya jika kamu marah-marah, Anton,"balas Angie dingin. "Cepat katakan apa maumu?"

Aaron mengerutkan alisnya saat mendengar jawaban Angie yang ketus dan dingin. Aaron belum pernah mendengar wanita ini berkata sekasar itu pada orang lain. "Mungkin ini adalah mantan terburuk sepanjang sejarah peradaban manusia."

"Sekali aku bilang tidak, selamanya juga tidak." Klik. Angie memutuskan sambungan dan membanting ponselnya di pangkuan.

"Kurasa aku membutuhkan jaket super tebal. Saat ini aku sedang bermigrasi ke kutub utara,"sindir Aaron dengan bergidik seolah kedinginan. Angie melotot kesal ke arah Aaron.

Ponselnya kembali berdering...

Angie menatap layar ponselnya dan berdecak kesal. Aaron yang mendengar Angie bersungut-sungut, melirik ke arah layar ponsel. Kali ini rabbit memanggil..

"Angie, nama di kontakmu cukup menarik,"komentar Aaron mengulum senyum. "Tadi kanga si mantan, sekarang rabbit. Siapa si rabbit ini?"

"Bapak kepo,"sembur Angie kesal.

Aaron tergelak keras melihat Angie cemberut kesal mendengar Aaron mengomentari nama kontak di ponselnya. Sungguh menyenangkan melihat sedikit warna dalam kehidupan Angie melalui orang-orang yang menelponnya.

"Angkat telpon itu, Angie. Kasian si rabbit,"katanya geli.

Angie menarik napas panjang. "Halo?"

"..."

Kira-kira hampir lima menit berlalu, Angie terdiam tidak berkomentar sedikitpun, mendengarkan si rabbit berbicara tambah kurang kali bagi. Aaron melirik wajah tanpa ekspresi wanita yang sedang menerima telpon. Aaron menyenggol lengan Angie saat mengoper gigi yang ada di tengah tempat duduk mereka. Angie menoleh dan bertanya dengan mengedikkan dagu.

"Nothing,"jawab Aaron mengangkat bahu. Aaron ingin berkata kenapa hanya diam saja dan tidak membalas perkataan si rabbit itu. Memangnya si rabbit ini sedang mendongeng?

"Kalau ada waktu, aku pasti akan ke resto Addy, untuk menemuimu. Aku sedang ada klien sekarang. Bye,"jawab Angie di ponsel pada akhirnya. Klik. Sambungan terputus.

Aaron hendak membuka mulut untuk mengomentari, ketika melihat ponsel Angie kembali berdering. Aaron segera menutup mulutnya dan sekali lagi menatap layar ponsel Angie di tergeletak di pangkuan Angie.

Christopher Robin memanggil...

"Kali ini nama asli atau nama julukan juga?"tanya Aaron heran, mengomentari nama yang nampak pada layar.

Angie menghela nafas panjang. "Kenapa hari ini semua orang harus menelponku?"gerutu Angie sebal sambil membanting ponsel di pangkuannya.

"Maklum orang penting,"kata Aaron usil dan tersenyum geli.

Dengan meringis dan garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, Angie menerima panggilan ponsel. "Halo pa."

"....."

"Lagi dijalan. Mau balik kantor."

"....."

"Oke nanti aku belikan waktu pulang kerja. Bye pa." Begitu panggilan dari papanya berakhir, Angie langsung mengganti mode dering ke mode diam. Angie hendak memasukkan ponselnya ke dalam tas, tiba-tiba ponselnya bergetar di genggaman nya.

Tiger memanggil...

Angie refleks menoleh ke arah Aaron yang sedang menelponnya di ponsel. Nama Aaron di kontak Angie adalah Tiger.

"Angkat,"kata Aaron tanpa suara.

Angie menekan tombol hijau, tombol on. Dengan perasaan bingung, Angie menatap Aaron dan menempelkan ponsel itu di telinganya.

Tiba-tiba Aaron menoleh ke arah Angie dan tersenyum jail. "Aku penasaran. Kira-kira aku dinamai siapa di kontak ponselmu. Tiger? Apa artinya itu?"

Angie hanya terdiam mendengarkan Aaron berbicara padanya melalui sambungan ponsel dengan memakai earphone karena dia sedang menyetir. Angie bersandar di kursi dan tersenyum, menikmati suara Aaron yang berceloteh.

"Nama di kontak ponsel mu adalah nama karakter di film kartun 'Winnie and the pooh' kan?"

"Hm-hm."

"Kenapa kamu memberikan nama seperti itu?"tanya Aaron penasaran.

"Itu film kartun kesukaanku. Jadi aku berpikir mungkin akan menarik jika memberikan nama julukan untuk orang-orang yang sering menelponku,"kata Angie menjelaskan.

"Begitu. Lalu alasannya?"

"Misalnya si Kanga yang adalah kangguru, dia punya kantung di perutnya. Sama seperti mantanku yang juga punya segudang maksud tersembunyi di otaknya,"kata Angie sambil mengetuk-etuk pelipisnya.

Aaron mengangguk paham. "Masuk akal. Kalau rabbit?"

"Pak, dimatikan saja ponselnya. Nanti habis banyak pulsanya."

"Tidak mau. Nanti kalau aku matikan, teman-teman si Winnie, Piglet, dan Eeyore bergantian menelpon mu,"argumen nya tidak masuk akal.

"Ha.. ha.. " Angie tergelak pelan.

"Ayo jawab, siapa rabbit?"

Angie tersenyum geli. Ada saja tingkah Aaron yang bikin geleng-geleng kepala. Kita ini satu mobil tapi malah ngobrol lewat ponsel. "Si rabbit itu pria bule yang tempo hari sering antar jemput," jawabnya sambil mencari posisi yang lebih nyaman bersandar di kursi penumpang.

"Oooo. Kenapa dia diberi julukan rabbit?"tanya Aaron heran.

Angie tersenyum masam. "Menurutku, dia terlalu sempurna untukku. Baik, tampan, ramah, perhatian, lumayan kaya, dan juga pintar masak. Persis seperti rabbit yang perfeksionis hingga terasa menyebalkan."

"Wow, ternyata kamu tidak sembarangan memberi julukan,"komentar Aaron kagum. "Lalu siapa Christopher Robin?"

"Christopher Robin adalah nama julukan untuk papaku. Meskipun orang nya tegas tapi terkadang sedikit halu,"katanya menjelaskan tentang nama kontak papanya.

"Halu bagaimana?"

"No comments, takut dosa,"jawab Angie sambil menutup mulut dan menggelengkan kepala.

"Hmm... kalau tiger? Kenapa aku diberi nama tiger di kontakmu?"

"Karena.. ehm.. itu..." Angie bingung menjawab apa. Karena tiger adalah karakter favorit Angie, makanya Aaron diberi nama julukan tiger. Dan tentu saja, dia tidak akan memberitahu alasan yang sebenarnya.

Aaron melirik Angie yang duduk gelisah di samping kursi pengemudi. "Menurutku sih mungkin aku sedikit hiperaktif seperti tiger, betul?"

Angie meringis mendengar argumen Aaron. Tidak salah sih. "Ya.. begitulah."

Aaron tergelak keras menyadari jika Angie menghindari menjawab alasan pemberian nama julukan yang sebenarnya. No problem.

Hening... satu dua tiga detak jantung, dengan ponsel masih tersambung.

"Angie.."

"Ya?"

"Kamu mau jadi kekasihku?

Bersambung....