Chereads / Cinta Angie / Chapter 32 - Bab 31 : Segala cara

Chapter 32 - Bab 31 : Segala cara

Pip.. pip.. pip.. pip.. pip.. pip..

Keduanya larut dalam suasana sensual. Bercumbu memberi dan menerima. Bertukar saliva dan saling meraba seluruh tubuh pasangan. Tidak ada yang mendengar dering ponsel yang menyala dan mati berkali-kali.

"Lisa.." Aaron mengangkat kepala dan memandang Lisa. Nafasnya sedikit terengah-engah. Dilihatnya Lisa yang berbaring dibawahnya dengan bibir bengkak dan penampilan acak-acakan. Sungguh, Lisa terlihat sangat seksi.

Salah satu dada Lisa keluar dari bathrobes nya. Aaron mengelus gundukan lembut itu dan meremasnya sekali lagi. Disibakkannya anak rambut di kening Lisa lalu dikecupnya dahi nya. Aaron tersenyum lembut pada Lisa. "Aku ingin kita putus. Kita tidak cocok, Lisa."

"Selama ini kita baik-baik saja. Kita sangat serasi. Apanya yang tidak cocok?"rajuk Lisa sambil meraba bibir Aaron yang sedikit bengkak karena ciuman mereka.

"Ini keputusan yang terbaik untuk kita berdua, Lisa." Aaron mengecup buku-buku jari Lisa sebelum berdiri dari posisinya menindih Lisa lalu duduk di sofa. Lisa segera duduk dan membenahi letak bathrobes nya saat Aaron bangkit berdiri dari atas tubuhnya.

"Aku tidak mau putus. Aaron sayang, aku akan berubah sesuai apa yang kamu mau,"rengek Lisa sambil bergeser di sofa, menjadi posisi berlutut dan tangannya dikalungkan pada leher Aaron.

"Lisa, maafkan aku. Aku yang salah. Aku yang berubah. Aku dulu berpikir bahwa pacaran dengan hubungan seks yang hebat adalah segalanya,"kata Aaron menjelaskan sambil menyentuh pipi Lisa dengan lembut. Sedang Lisa terus menggelengkan kepala mendengarkan penjelasan Aaron. "Tapi, sekarang.. aku membutuhkan lebih dari sekedar hubungan seks."

"Tidak... tidak.. Aku bisa.. aku bisa berubah. Kamu mau aku jadi jenius pun, aku akan jadi jenius,"bantah Lisa cemas karena Aaron benar-benar serius.

Dari sudut matanya, Aaron melihat ponselnya berbunyi dan menyala sebentar lalu tidak lama kemudian mati. Aaron melepaskan lilitan tangan Lisa di lehernya. Kemudian Aaron mengambil ponselnya, alisnya sedikit terangkat melihat nama siapa yang tertera disana. Angie.

Lisa juga melihat ke arah ponsel yang dipegang Aaron dan melihat nama pembuat masalah, tertera disana. Hatinya panas karena cemburu. Aaron adalah miliknya, tidak ada yang boleh mengambilnya.

Lisa merebut ponsel dari tangan Aaron dan menyembunyikan nya di belakang punggungnya.

"Lisa, kembalikan ponsel ku."

"Tidak. Aku tidak mau kamu menjawab panggilan itu,"kata Lisa marah sambil berdiri, menjauh dari sofa Saat berjalan mundur, Lisa tidak sengaja menjatuhkan ponsel Aaron yang disembunyikan di belakang punggung nya dan menginjak. Segera diraihnya ponsel yang terjatuh itu dan di dekapnya di dada.

"Lisa, aku bilang kembalikan." Aaron terus maju mendekati Lisa yang berjalan mundur.

Lisa menggelengkan kepalanya terus. Kemudian tiba-tiba, Lisa melempar ponsel itu jauh hingga menabrak dinding dan pecah berantakan.

"Lisa, apa-apaan kamu!"teriak Aaron marah. Lisa merenggut kemeja Aaron dan mengguncangnya saat Aaron hendak beranjak mengambil ponselnya yang tidak lagi berbentuk.

"Kamu mencampakkan aku demi dia,"balas Lisa berteriak marah. " Aku kurang apa jika dibandingkan dia? Aku tidak terima Aaron. Aku tidak terima."

Aaron menatap Lisa. Wajah cantik nya terlihat memerah karena marah. "Kamu cantik, Lisa. Cantik sekali. Kamu wanita tercantik dan luar biasa yang pernah aku temui, bahkan kamu sangat hebat di ranjang. Tapi kecocokan kita hanya sebatas seksual."

"Apa itu salah?"teriak Lisa dan mengguncang Aaron sekali lagi. "Bukankah kita tadi saling menikmati? Aku tidak pernah mendengar kamu mengeluh,"cela Lisa sinis dan mengangkat sebelah alisnya, mengejek.

Aaron tidak menjawab hanya mendorong menjauhkan Lisa darinya. Lisa terjatuh duduk di sofa. "Aaron, apakah sepadan kamu mencampakkan aku demi dia?"tanya Lisa lagi dengan suara memelas, matanya berkaca-kaca.

"Sudahlah, Lisa,"ucap Aaron lirih sambil membungkuk mengambil ponselnya yang dibanting Lisa.

Aaron berbalik dan tertegun melihat Lisa yang duduk di sofa dengan pose mengangkang. Posisi duduknya di sofa jelas-jelas ditujukan untuk merangsang. Bathrobes nya sudah terangkat hingga ke perut. Tidak ada penghalang. Terlihat jelas pangkal paha Lisa yang mulus bersih dari bulu. Dan tangan Lisa sedang menyentuh daerah intimnya sendiri dengan perlahan.

Aaron meneguk air liurnya melihat pemandangan itu. Tanpa disadari, kaki nya yang seakan mempunyai pikiran sendiri, melangkah mendekati Lisa dan berlutut di depan sofa dengan wajah Aaron tepat di bagian intim Lisa. Otak Aaron sudah tidak bisa berpikir jernih karena terangsang.

Lisa mengelus rambut Aaron yang tertegun tak berkedip di hadapan surga dunia miliknya. Lisa memegang kedua sisi kepala Aaron dan mendongakkan nya sehingga mata Aaron yang nanar bertatapan dengan mata Lisa.

"Lihat, kamu tidak bisa menolakku. Bagaimana bisa kamu menjauh dariku?"tanya Lisa lembut. "Ayo nikmatilah diriku,"katanya lagi sambil mengarahkan wajah Aaron pada bagian intimnya.

Aaron berdiri dan hendak membuka celana panjangnya. Sesuatu dari kantongnya jatuh. Aaron tertegun melihat sebuah jepit rambut mendarat di lantai dekat kakinya. Aaron menunduk dan mengambilnya.

Bayangan wajah cantik Angie yang memakai jepit rambut itu melintas di pikirannya. Jepit itu direnggutnya saat kemarin malam dia melumat bibir Angie di dinding rumahnya.

"Angie..,"gumam Aaron pelan. Aaron menggenggam jepit rambut milik Angie dengan erat seakan itu adalah pelampung penyelamatnya.

"Aaron, kamu baik-baik saja?" Lisa menurunkan kedua kakinya dan berdiri.

"Jangan mendekat,"seru Aaron mundur selangkah. Aaron tahu jika Lisa menyentuhnya lagi, dia akan tersesat dalam pesona Lisa dan tidak akan terselamatkan lagi. Lalu Aaron seakan tersadar segera mengancingkan celana kemudian kemeja nya.

"Aaron?"Lisa bingung dengan sikap Aaron yang tiba-tiba berubah lagi.

Aaron menarik napas dan sekali lagi menatap Lisa. "Kita putus. Aku pergi."

"A.. apa?"

Aaron segera keluar dan membanting pintu apartemen Lisa. Lisa tercengang menatap pintu apartemen nya yang terbanting.

"Ti.. tidak.. tidak mungkin. Tidak mungkin dia menolakku,"jerit Lisa frustasi. "Aaaarrrrooon.... kembali,"teriaknya pada pintu yang sudah tertutup.

Lisa terduduk dan menangis keras. Lisa tidak menyangka, Aaron benar-benar akan memutuskan hubungan dengannya.

Tiba-tiba tubuh Lisa yang meringkuk di lantai, terangkat dan dibopong oleh seseorang yang kekar.

"Sssttt, jangan menangis lagi,"hibur pria itu sambil membopong Lisa menuju kamar tidur. "Kita cari cara untuk mendapatkan Aaron lagi. Sudah jangan sedih,"katanya lagi sambil meletakkan Lisa dengan lembut di ranjang.

"Aku akan menghiburmu,"kata pria itu sambil menyelimuti Lisa dengan tubuhnya.

----------

Di lobi apartemen Lisa.

"Halo, apa kamu menelponku, Angie"tanya Aaron riang sambil bersandar pada meja satpam. Aaron meminjam ponsel dari satpam apartemen Lisa. Nomor ponsel Angie dapat dihapalnya diluar kepala tapi tidak dengan nomor orang lain. Aaron berbunga-bunga karena Angie menghubungi nya lebih dulu.

"Pak Aaron?" Suara di seberang memastikan.

"Ya, ini aku. Ada apa Angie?"

"Bukan aku pak yang menelpon, tapi Sinta."

Bersambung...