"Perkenalan dulu elah.."
.
.
.
.
ini
_
Nama gue Nenra Artmadjaja, nama aja udah cakep apa lagi orangnya yekan?
Gue kelas 3, otw lulus dari sekolah menjengkelkan ini. Dimana-mana semua sekolah itu menjengkelkan, yang ada hanya orang-orang didalamnya yang ngangenin.
Eaaa bahasanya
Biarpun gue kelas 3, gue belum urus ktp. Dibilang umur 17tahun udah berhak ngurus ktp, tapi gue tidak. Alasannya?
Malas..
Malas itu manusiawi, oke?
Gue cowo, banyak yang salah sangka kalo gue ini cewe. Katanya nama sama fisik gue kek cewe jablay minta di halalin gitu. Aduh itu pikiran mereka bokep mulu, sampai-sampai gue di anggap cewe.
Gue anak bungsu dari 4bersaudara. Iya 4, maunya kb tapi bunda gue kebobolan waktu itu. Yaudah, jadi lahirlah aku yang manis nan cakep ini!
Gue ini sama kayak orang-orang di kelas gue, jomblo. Iya jomblo. Muka manis dan cakep begini kenapa gue bisa jomblo? Ya mana gue tau..
Mungkin Tuhan belum mau ngebiarin anaknya ini sakit hati dulu :") uhuhu..
Mungkin juga gue jomblo gini karena kesukaan aneh gue. Secara gue ini kan punya tipe ideal yang berbeda dari yang lainnya.
Dimana para lelaki normal menginginkan wanita bertubuh semok menggoda yang aduhai~
Beda dengan dengan gue, yang lebih suka wanita yang memiliki tubuh kek anak SD. Bukan anak SD, tapi tubuhnya kayak anak SD dan umurnya sudah tua. Cebol dong? Bukan! Itu loh.. Mereka pendek dan wajah mereka imut, tapi asli umur mereka sudah mendekati kepala 4. Kira-kira begitu.
Gue bahkan pasti ga dapat tipe ideal kek gitu. Secara ini real mana ada yang begituan :") jadi yaudah deh gue beralihnya ke 2D, bisa diliat tapi tak bisa di miliki secara sah.
Uhuhu..
Jadi bisa dibilang gue ini penyuka anak kecil, yang MOE, KAWAI, dan eughh.. Suaranya yang naujubilah, istigfar saia..
Julukannya itu Lolicon, orang-orang di real lebih sering nyebut pedo. Lolicon dan pedo itu beda bangsat!
Alasan mengapa gue jadi lolicon, karena gue suka dengan cewek imut 2D yang Moenya offer limit. Tadi gue udah bilangkan tipe cewe ideal gue kek gimana.
Memang iya, 2D dan 3D itu lolinya BEDA 10000%
Tapi yang namanya kesukaan tidak bisa gue mengelak.
Lolicon itu gak 100% pedophil
Sedangkan, Pedophil itu 100% Lolicon.
Bukannya itu sama saja?
BEDA, Lolicon yang gue maksud adalah pengertian lama dari pengertian baru yang Otaku ketahui sekarang.
Gampangnya nih ya, kalo PEDO itu sangat lekat dengan 3D, dan kalau Lolicon gak bakal lepas dari yang namanya 2D.
Lalu gimana dengan gue?
Di dalam dunia nyata, Loli yang berbentuk Moe imut itu hal yang tabu. Gue dekat dengan dedek unyu dari TK karena gue suka main sama anak kecil. Obsesi gue hanya pada 2D.
Dari dunia aja udah beda banget gitu, rupa, tubuh mungil, wajah moe nya yang jelas-jelas HANYA di temukan di 2D aja udah beda banget!
Lolicon itu hanya ada pada Anime doang. Sedangkan pedophil itu khusus Dunia nyata. Masa iya, gue jadi pedo gara-gara liat gambar, kan gak wajar. Pedo kan sebelum Anime juga udah ada.
Berapa kali gue jelasin tetap gak ada yang mau mengerti.
ðŸ˜
Nasib seorang Lolicon.
"Pedo!"
Itu, yang manggil gue temen kelas, namanya Evan. Anak futsal, kalo sudah turun di lapangan dia berubah drastis menjadi serius. Gue juga sempet denger nih ya, itu Evan kalo lagi lari giring bola ada aura keeksotisannya. Belum lagi katanya keringatnya yang harum.
Gue heran, mana ada coba keringat yang harum? Dimana-mana keringat itu baunya Subahanallah, bau semerbak bunga bangkai.
Mungkin itu para fansnya punya fetish terhadap keringat kali ya? Sampai-sampai nyium keringat Evan dibilang harum.
"Pedo~"
Pundak gue di toel-toel sama Evan.
"Oi pedo, lo kenapa ga nyahut sih? Gue panggil-panggil. Diam aja."
"Emang nama gue pedo ya? Nama gue Nenra. Dan gue bukan Pedo, tapi lolicon. Titik."
Evan terkekeh, "biasanya juga lo nyahut kalo di panggil pedo."
Ini anak kalo bisa gue bom, gue bom sekarang.
Gue abaikan si Evan, dan mulai browsing membuka situs Mangakakalot. Itu situs tempat komik gue, lumayan lengkap lah. Gue bisa baca Madoka Magical, Kobayashi bla bla, pokoknya kalo gue liat ada yang moe, gue bakal baca.
"Nenen pedo!"
Gue abaikan orang yang manggil gue
"Nenen!"
Dia tetap manggil gue, babik lah.
"Hm?"
"Ketua osis nyariin lo!"
Yang manggil gue itu namanya Ian. Wibu dia, Fudan dia. Pokoknya yg berbau jejepangan dia nomor satu.
Gue pernah cyduk dia baca komik humu. Serius gue ga bohong. Dia bilang orentasi seksualnya masih normal, cuma ya itu.. Dia cuma suka gitu baca komik yang kek gituan, katanya sih asupan. Katanya juga komik romansa straight terlalu basi buatnya.
Gue ga masalah kalo tuh anak gay atau humu atau doyan anal seks atau apapun itu. Yang penting ga ngeribetin gue.
"Buat paan?" gue tanya sambil ngucek mata gue yang gatel.
Ian menaikkan kedua pundaknya, pertanda tuh anak tidak tau.
"Rindu kali ma lu." Evan berujar di samping gue.
Gue memang orangnya suka di rinduin, apalagi di kangenin bawaannya berat gitu kek barbel :")
Gue beranjak dari duduk gue dan melangkahkan kaki ke luar kelas.
Tiba-tiba ada yang halang gue di ambang pintu.
Gue natap dianya ikut natap gue juga sambil senyum.
"Apaan?"
"Itu kening jangan di kerut, ntar lu cepat tua baru tau rasa."
Gue diam dan ga respon perkataan nya, setelah itu gue langsung pergi ninggalin tuh anak
Oh ya lupa, tuh anak namanya Handa. Orang chinese, dan tentu saja matanya sipit. Tidak terlalu sipit lah.
Handa temen kelas gue yang biasa.
Biasaaa bangettttt
Biasa ngebokep.
Julukannya di sekolah King Bokep.
Alasannya?
Yah, bukan karena dia sering nonton bokep sehari 4×, bukan.
Itu karena dia penolong umat para pria yang nganceng. Biasanya kan kalo mau donlod, virus dari situs tersebut nyantol ke hp kita Jadinya sering ada iklan tiba-tiba muncul gitu, ato gak pas nindis link DOWNLOADnya, eh malah apk lain yang terdownload. mau nonton online, tapi nguras banyak Kuota.
Pokoknya download video bokep itu susah, apa lagi kalo sudah yang pakai anti virus di hpnya, termasuk yang downloadnya di UC Browser. Susah ngebuka situsnya.
Belum lagi si Ipo-Chan, si internet negatif. Tapi oppainya yang besar itu malah bikin kaum adam pikirannya negatif. Serba salah banget yekan?
Tapi si Handa ga peduliin Ipo-chan, maupun virus. Jadinya si Handa lah yang punya semua bokep, Laptopnya penuh. Sampai-sampai folder D dan E nya merah dan hampir meledak. Hpnya ada 3, yang 2 khusus bokep, yang 1 buat privasi dia seorang.
Gak percaya?
Yaudah, gausah percaya. Lagian dia bukan Tuhan juga. Ngapain di percaya. Yekan?
"Handaaa!" itu yang manggil siswa dari kelas sebelah.
Posisi gue saat ini ada di tengah lobi, tapi gue bisa dengar karena.. handa ngikutin gue dari belakang, ya otomatis gue denger lah.
"Gue minta film itu ya."
Kan baru juga gue bilang.
"Mau pemainnya siapa?" tanya Handa
"Elsa!"
Hah? Elsa?
"Yang versi let it go atau build snowman nih?"
"Hmm.. Yang mana saja deh!"
Lah si goblok, mana ada coba film bokep kayak gituan. Emang itu MV apa?
"Nen.."
Gue tau nih, siapa yang manggil gue.
itu Alex, temen gue. Cuma dia satu-satunya manusia di sekolah ini yang manggil nama gue dengan benar tanpa ambigu.
Ho'oh, cuma dia doang di sekolah ini yang manggil nama gue dengan benar.
Alex ini anak Basket, tingginya saja udah beda banget sama gue yang pendek ini. Ga pendek amatlah.
Dia juga sekaligus anggota osis.
Hebat banget kan nih anak.
Baru pertama masuk, sudah ngedaftarin diri jadi anggota osis.
"Lo mau kemana?" Alex nanya.
"Ke bangsul."
"Saha bangsul?"
"Ketua osis lu."
"Ketua osis kita semua kali nen."
"Najis."
Gue pun jalan dan ninggalin Alex.
"Nen! Gue ikut sama lo!"
Alex hampiri gue. Dan kami berdua jalan berbarengan menuju ke ruang osis.
ROOM OSIS
Gue ketuk pintunya 3kali, terus masuk.
Didalamnya udah ada beberapa anggota osis. Cuma 3 doang sih.
Ketua osis, wakilnya, sama Alex. Kan jadi 3.
"Assalamulaikumnya mana nenen?" tanya si Bangsul.
"Itu barusan lo udah ucapin." kata Gue.
"Iya deh, serah lu." katanya
Gue pun hampiri si bangsul itu.
"Nenen, lo kapan masuk organisasi? Ini sudah keseratus kalinya gue ajak lo masuk oraganisasi."
"Kalau gue bilang gak ya gak."
"Ini demi masa depan lo juga."
"Emang organisasi yang nentuin masa depan gue? Gimana kalau Semisalnya gue ikut futsal, pas udah lulus gue malah kerjanya di cafe. Bukan jadi member sepak bola?"
Si bangsul kicep.
"Yaudah gue ganti kalimatnya. Ini demi kelulusan lo. Lo tau kan aturan sekolah kita?"
Btw. Kenapa si bangsul ini panggil gue? karena gue ga ngikut satu pun organisasi disini.
Iya, cuma gue satu-satunya murid kelas 3 yang ga ikut organisasi sama sekali. Katanya sih si bangsul begitu.
Dan sekolah ini memiliki peraturan yang mengHARUSkan seluruh siswa mengikuti organisasi. Gue ga tau itu peraturan pemerintah atau memang dari dulu nih sekolah punya aturan.
"Jadi gimana? Lo mau?" si bangsul bertanya.
"Entar dulu, gue ngupil dulu. Nanggung rajanya belum ketemu."
"Hadeh.. Nih anak di ajak bicara gak pernah kelar."
"Bodo."
Setelah ngupil dan akhirnya gue dapat rajanya, gue ga tau mau di taruh dimana ini rajanya.
"Gue ga tau harus ngapain lagi. Tapi.. Makasih sudah khawatir sama gue bro." kata gue sambil elus pundak si Bangsul.
"Ini tangan bekas lo ngupil kan?" tanya si bangsul.
Gue ngangguk mantap.
"Anjing lo."
"Sama-sama babi."
Seraya ninggalin ruang osis, si bangsul berteriak.
"Woi! Ini belum kelar bicaranya!"
"Siapa?"
"Elu nenen!"
"YANG NANYA!"
Si bangsul langsung shock dong.
Di bilangi gue ga mau ikut malah di paksa. Dimana-mana yang namanya paksaan itu gak enak, apa lagi memaksa mencintai :") gak enak banget!
Gue ninggalin ruang osis, si Alex juga begitu.
"Lo benci banget ya sama si kevin?" tanya Alex.
Kevin itu nama si bangsul itu.
"Gue ga benci, tapi kesal dengan dia."
Alex ber ohh ria.
"Tapi benar juga apa katanya, lo harus ikut salah satu organisasi nen. Kalo tidak, ntar ijasah lo di tahan. Dan, masa iya lo mau jadi tua disini?"
Bangsat bener nih sekolah, gue pengen banget tanam bom disini, biar hancur lebur nih gedung! Sayangnya impian terindah gue itu ga bakal terkabul. Uhuhu..
"Gue males ikut-ikutan kayak gitu."
"Ini kan demi kelulusan lo juga."
"Hmm.. Gue pikir-pikir dulu ya."
Alex tersenyum, dan langsung rangkul pinggang gue. Dia memang suka banget rangkul pinggang gue. Ga tau kenapa, udah kebiasaan dari SMP. Gue ga masalah sih, soalnya cuma rangkul doang. Kalau mencapai batas yang ga wajar gue bakal hantam dia sampe apes.
Dan Alex ini teman seperjuangan gue sejak SMP sama dengan Evan, temen gue sejak kecil dan SMP. Jadi gak ada yang aneh gitu kalo misalnya nih Alex maupun Evan deket banget sama gue, warna kolor yang mereka pakai pun gue tau!
"Gue bantuin cari organisasi yang cocok buat lo! Gimana?"
"Hmm.. Terserah elu sih, tapi makasih ya mau bantuin gue."
Alex acak-acak rambut gue.
"Wei! Lu kenapa si? Rambut gue berantakan!"
"Gapapa, lo masih tetap manis kok."
"Emang lo udah pernah cobain gue? Sampe bilang gue manis."
"Hahaha! Gak sih.."
"Lah.. Bego.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gue masuk bersama Alex kedalam kelas, tiba-tiba..
"WOI! NENEN!! LU DARI MANA!? GUE CARIIN DARI TADI!!"
Aduh kuping gue jadi sakit asu!
Itu yang teriak-teriak kayak orang tersesat namanya Cery.
Sahabat gue, cewe fujo yang udah offer limit.
nih ya, buat yang belum tau. Fujo/fudan itu orang yang memiliki kesukaan terhadap pasangan yang gender nya sama. Singkat nya orang yang suka melihat pasangan gay/lesbi.
Dan Kenapa nih anak fujo nya udah offer limit?
Setiap kali dia melihat benda mati yang memiliki hole dan yang satunya berbatang, maka pikiran visualisasinya menjadi laknat.
Pernah nih ya, waktu SMP. Dia meraut pensilnya sambil senyum-senyum gaje. Dan juga dia sempat nanya gue
"mau tau ga OTP terbaru gue? OTP gue sekarang ini rautan dan pensil!"
Gitu katanya. Gila kan?
Parah saat itu juga, ini cewe lagi khayalin 2 orang pria yang lagi ena-ena saat meraut!
Bahkan dia sempat mendesah! Dia bilang rautan itu bottomnya, pensilnya itu topnya.
Gila memang tuh cewe.
Sampai sekarang masih tetap aja dia begitu.
Gue kadang kasian, kadang kesal juga sih.
Tapi.
Ah sudahlah..
"Ohh.. Jadi lu sekarang milih alex jadi seme!? Aduh, dek nenen lu memang pantas sama Alex! Secara lu kan itu agresif Alex kalem! Cocok deh pokoknya!"
Nah kan, baru juga gue bilang dia sudah mulai dengan narasinya.
Fujo mah bebas.
"Jijik tau ga.." kata gue, tiba-tiba ada suara yang memekik nama gue dengan keras.
"NENRA!!"
Gue dan seluruh penjuru kelas langsung menoleh ke ambang pintu. Dan yang manggil gue itu..
Justine, si berandalannya sekolah ini. Kelasnya ada di sebelah kelas gue.
Kenapa dia nyariin gue?
Itu karena....
"Miaw lo kasih makan apaan?! Kenapa dia bisa muntah-muntah?!"
Miaw, itu nama seekor kucing yang saat ini gue pelihara sementara, dan kucing itu milik si berandalan ini.
Kenapa bisa gue pelihara?
Itu karena kucing nya lebih lengket ke gue dari pada majikan nya sendiri.
Maka nya gue pelihara, tapi dengan persetujuan majikan nya kok.
Tapi untuk saat ini.. memang sebuah masalah..
Justine hampiri gue, dengan anak buah nya 2 orang di belakang nya mengikuti nya.
Gulp!
Berandalan kalau kayak gini pasti mau nonjokin gue, mati gue.
Lagian kucing nya sembarangan makan sih, gue sudah kasih makanan whiskas malah milih ikan kering bekas gue makan. Gimana ga muntah, kalau tersendak oleh tulang nya :')
Gue natap takut-takut Justine, keringat sudah keluar dengan manja di pelipis gue.
Gue siswa biasa, yang tidak populer bahkan tidak goblog ini. Berurusan dengan berandalan.
Spontan gue lihat Alex menepuk sebelah pundak Justine. Justine menatap Alex.
"Tolong keluar dari kelas ini, ini bukan kelas lo." Kata Alex kemudian. Justine terdiam, namun mata nya yang tajam itu masih menatapi nya.
"Gue ada urusan dengan nya." Tunjuk Justine pada gue.
Dan gue cuma bisa berdiri terpatung karena takut.
"Urusan nen, urusan gue juga. Jadi, bolehkan?" Kata Alex dengan nada lembut nya. Dan tetiba saja Justine mendecakkan lidah nya dengan kesal
"Dasar penjaga anjing osis." Justine berujar, gue sempat menatap nya dan saat itu juga tatapan kami bertemu.
Jantung gue seketika mau copot karena bertemu mata nya yang tajam.
"Lo, temui gue di tempat biasa." Kata Justine kecil, dan gue rasa hanya gue yang bisa dengar jadi gue mengangguk.
Setelah itu dia pergi, berserta 2 orang anggota nya.
Suasana kelas yang tadi nya diam, kini kembali ricuh seperti biasa.
"Berandalan sialan, gue heran kenapa pihak sekolah masih menetapkan nya." Gerutu Alex.
Apa gue sudah bilang kalau Alex dan Justine itu musuh bebuyutan?
Yah.. mereka saling benci satu sama lain, saat kelas 1.
Sudah lama banget sih, dari cerita yang gue dengar di Alex. Kalau Justine yang menjadi ketua gank berandalan ini selalu melanggar peraturan sekolah, dan bulan lalu ada kasus yang dia perbuat di sekolah lain. Justine biang kerok nya.
Dia kata nya lempari batu bata pada ketua osis sekolah lain, yang akhir nya sekolah lain meminta permintaan maaf pada sekolah ini. Yah terpaksa ketua osis disini minta maaf, padahal yang harus minta maaf itu Justine.
Maka nya Alex kesal dan jengkel dengan tingkah Justine yang barbar.
Kayak Tom&Jerry gitu, ga pernah akur.
Tapi yah.. itu urusan mereka berdua, tidak ada sangkut paut nya sama gue, biarpun gue sekolah di sini. Yang penting gue ga berurusan dengan hal ribet seperti itu.
"Eh pedo, lo serasi banget sama Justine kalo gue liat." Ian tiba-tiba berujar di samping gue.
"Justine itu kan barbar, sedangkan lo sendiri agresif, bayangin aja deh pas bagian mantab-mantab nya lo sama dia ga ada berhenti nya. Heheh."
Mulai nih lagi narasi nya
"Heh! Alex sama nenen yang serasi! Si alex yang gentle gitu emang cocok dan pas sama si pedo yang agresif!" Cery memekik di belakang gue.
Gue melongo kebingungan melihat nya
"Paan si, gue dukung Justine sama nenra." Ian berucap
"Gue dukung Alex sama Nenen!" Cery ikut berucap.
Ini dua orang kenapa sih?
Gue ini cowok normal loh, kalian pasangin gue pada sesama cowok gimana gue ga berasa jijik.
"Berhenti ga lo, Gue jijik dengar nya!"
Dan beginilah kisah keseharian gue..
Tidak ada kedamaian pada diri gue sendiri.
Emang bangsat..
•To Be Continued•