Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 35 - Episode 35 : Rapat Pertemuan

Chapter 35 - Episode 35 : Rapat Pertemuan

Aku dan Victory berjalan menyusuri lorong, selama kami berjalan Victory tidak henti - hentinya menjelaskan rencana yang harus aku lakukan selama berada di tempat ini. Walaupun aku tahu apa yang harus aku lakukan tapi Victory terlihat sangat khawatir

"Kamu harus melakukan tugasmu dengan sebaik - baiknya Sani!!"

"Ya aku tahu"

"Kalah bisa kamu harus tertangkap oleh mereka agar kamu bisa menggali informasi tentang mafia pemberontak dan juga Arthur" bisik Victory di telingaku

"Ya aku tahu, kalau aku mati kamu harus bertanggungjawab ketua" gumamku dingin

"Tenang saja, keselamatanmu ada di tanganku, disini sudah aku pasang mata - mata untuk mengawasimu" gumam Victory santai

"Oh baiklah" desahku pelan

"Oh ya kata anggota dewan pengawas, ada beberapa mafia pemberontak yang akan membuat kekacauan, entah hari ini atau besok jadi saat pertemuan ini berantakan kamu urus semuanya nanti aku bantu juga"

"Anda ketua jadi tidak perlu"

"Tenang saja, disini ada anggita dewan pengawas yang mengawasi setiap gerakan mafia pemberontak jadi tenang saja" gumam Victory pelan

"Oke baik"

"Apa kamu jadi menggunakan alasan ke toilet untuk mencari alasan?"

"Kalau mendengar ada mafia pemberontak disini, mungkin aku akan mengganti rencanaku" gumamku pelan

"Apa rencanamu?" Aku mendekatkan bibirku di telinga Victory

"Aku akan membuat kekacauan terlebih dahulu, dan di list ada nama Nana disana dan Nana itu ada disini jadi.." bsiikku pelan

"Oh begitu, baguslah... Kamu bisa masih saja hebat membuat rencana di situasi yang tidak terduga" puji Victory

"Itu hal biasa" gumamku santai

Saat kami berada di depan sebuah pintu di depanku, tiba - tiba pintu itu terbuka lebar dan terlihat banyak ketua mafia dan petinggi mafia datang ke pertemuan ini. Di meja panjang itu terdapat dua kursi yang kosong, Victory menyuruhku duduk di sebelahnya dan Victory duduk di sebelahku

"Baiklah karena ketua dewan pengawas datang jadi kita mulai pertemuan kali ini..." gumam seorang pria memakai jas berdiri di sebelah kanan Victory

Aku menatap orang - orang yang ada di depanku, tatapan orang yang hadir di pertemuan itu mematapku seperti tatapan penuh kebencian

"Tunggu dulu... Kenapa dia ikut seharusnya dia..." protes seorang pria menunjukku

"Kenapa tidak boleh ikut? Dia wakil ketua dewan pengawas, apa ada yang keberatan wakilku ikut pertemuan ini?" gumam Victory dingin, tatapan Victory sama seperti tatapan Han sangat menakutkan

"WAKIL KETUA?" teriak seluruh orang tidak percaya

"Ya, apa kalian tidak terima dengan itu?"

"Ta.. Tapi!!"

"Dia wakilku dan dia berhak mengikuti pertemuan ini, kalau ada yang protes..." gumam Victory mengeluarkan senjatanya. "Eeh astaga senjata itu? Senjata yang mematikan..." desahku dalam hati

"Eee.. Mmm maa.. Maaf ketua" desah pria itu terduduk kembali di tempatnya

"Baiklah kita mulai..." desah pria di sebelah Victory kembali melanjutkan pertemuan

Aku menatap semua orang dengan dingin, aku melihat di sebelah Fiyoni ada Raraela dan di sebelah Lan ada Linda. Aku masing bingung kenapa tiga musuh cintaku ada disini semua dan mereka bersama dengan pria milikku, bahkan saat aku menatap Han aku sering kali bertatapan dengan Han sering kali, ternyata Nana di ajaknya ke pertemuan ini dan ya tahu sendiri kan Nana dengan Han seperti apa sok romantis membuat aku sebagai istri kontraknya sangat kesal melihatnya

Aku mengambil jarum - jarumku dan melemparkannya secara diam - diam dari bawah agar mengenai kaki semua orang disini agar sedikit mengurangi bebanku. Saat semua terdiam mengamati sebuah kertas di depan mereka

"Lihatlah sayang, wanita jalang sekarang berganti cowok loh. Sangat kelihatan banget kan jalangnya" sindir Nana yang membuat semua orang menatapku dingin

"Wanita itu kah yang menyebabkan Putri di culik ya sayang? Iihh kelihatan banget kalau dia wanita yang tidak bermoral" sindir Rafaela dingin

"Apa itu wanita yang kamu sukai dulu sayang? Apa yang kamu sukai dari wanita jalang sebenarnya hah gak ada gunanya" sindir Linda dingin

Aku yang mendengar sindiran mereka sangat kesal dan sindiran mereka membuat orang di sekitarku menatapku dengan kebencian. "Oohh pas sekali kalian bertiga disini, kalian mata - mata yang berusaha menghancurkanku kan? Heeh kita lihat sampai mana kalian bertahan" gumamku dalam hati menatap ketiga wanita itu dengan kesal

"Mmm ketua kalau aku membunuh satu orang disini tidak masalah kan?" gumamku dingin

"Boleh lakukan saja"

"Kalau tiga orang sekaligus?" gumamku dingin

"Tidak apa - apa lakukan saja.." gumam Victory santai

"Benarkah? Ketua tidak akan menghukumku seperti dewan tertinggi kan" gumamku dingin, aku menatap Han dan Han hanya tersenyum dingin kearahku

"Tidak, lagipula kau tahu kan nama - nama mafia pemberontak yang sudah kamu tahu.." ucap Victory memberikanku secarik kertas nama - nama anggita mafia pemberontak terbaru

"Oohh ini ya..." desahku mengembalikan kertas itu

"Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan wakil kesayanganku" gumam Victory santai

"Ya aku tahu" desahku mengambil pedangku dari balik jas Victory dan segera melukai anggota mafia pemberontak itu dan kembali terduduk

"Ce... Cepatnya" gumam Seluruh orang terkejut

"Apa sudah semua?" tanya Victory dingin

"Tinggal tiga orang yang tersisa" desahku mengambil tiga jarum di tasku diam - diam dan melemparkan ke arah Nana, Linda, dan Rafaela tepat di kaki

"Oh ya? Siapa yang belum kamu tebas?"

"Satu orang si sebelah kiri dan dua orang di sebelah kanan" gumamku dingin yang membuat semua orang saling bertatapan bingung

"Kenapa tidak kau habisi sekalian?"

"Aku... Aku hanya ingin melukai bukti saja. Lagi pula aku melakukan ini di depan dewan tertinggi, ketua mafia pusat, dan ketua mafia tersembunyi... Ya pastinya mereka akan menambahkan hukumanku" gumamku santai

"Tidak aku sangka kau masih saja pintar..." desah Han berjalan ke arahku dan mengangkat daguku lembut

"Ternyata kau masih berani berhadapan denganku setelah kabur dari pengadilan padahal kamu tahananku loh" desah Han dingin

"Lalu? Aku sudah mengatakan padamu kalau aku..."

"Menurutmu kamu tidak bersalah kah? Heeh lucu sekali kamu bilamg seperti itu.."

"Dengan bukti di depanku apa lagi yang bisa kau proteskan" gumam Han dingin

"Apa kamu tahu? Apa hukuman untukmu?" gumam Han menarik tanganku paksa

"Hei!! Kau!!!" protes Victory menahan tangan kananku

"Oh ya... Kan ketua bilang disini ada mafia pemberontak kan? Kamu bisa mengurusnya dulu, aku juga punya urusanku sendiri dengan tahananku" gumam Han dingin dan menarikku paksa yang membuat genggaman Victory di tanganku terlepas

"Ka.. Kau!!!" protes Victory kesal

"Lepasin aku!!" teriakku berusaha melepaskan genggaman Han

"Heeh memangnya aku akan melepaskanmu?" gumam Han membuka sebuah pintu dan mendorongku masuk ke dalam sebuah kamar

"APA YANG KAU INGINKAN!!!" teriakku kesal

"Aku? Apa yang membuatmu ingin tahu istriku?" gumam Han mengangkat daguku dan menatapku dingin

"Heeeh istri ya? Sejak kapan aku jadi istrimu lagi!!! Kau sudah punya Nana jadi buat apa kau mengakuiku istrimu" gumamku menepis tangan Han kesal

"Ooh sekarang kau sudah berani galak ya sama suamimu" desah Han terduduk di depanku dan sedikit membuka leherku dan menatap leherku dengan tersenyum dingin

"Apa kau tersenyum - senyum sendiri?!" gerutuku kesal

"Ternyata kamu sudah melanggar janji setia dua pria itu ya..." desah Han pelan

"Lalu kenapa?!" protesku kesal

"Tidak ada... Hanya sedikit terkejut saja, tapi bekasku tidak hilang ya" desah Han mengambil sesuatu di tangannya

"Manaku tahu... Aku ingin menghilangkannya tapi gak hilang" gerutuku kesal

"Oh... Ingin menghilangkannya ya" desah Han memborgol tanganku dengan tangannya

"Apa apaan kamu ini!!" gerutuku terkejut

"Kamu milikku sampai kapanpun milikku, tidak akan aku biarkan siapapun memilikimu" bisik Han menciumku lembut

"Heeh milikmu? aku sudah muak dengan permainanmu Han, aku ingin mengakhiri ini semua!!" protesku mendorong Han kesal, Han menarik tangan kirinya yang membuat aku terjatuh di peluka Han

"Mengakhiri semua ya? Apa kamu tahu semua ini adalah awal dari permainan kita istriku" gumam Han dingin

"Kenapa kamu suka sekali bermain denganku Han? Aku bukan bonekamu!!"

"Aku tidak peduli" gumam Han menarik tanganku dan mendorongku ke tempat tidur

"Aku lelah, aku ingin tidur" desah Han memelukku erat

"Ya udah tidurlah biarkan aku pergi!!"

"Pergi? Aku tidak akan pernah mengizinkan milikku pergi" gumam Han memejamkan matanya dan terus memelukku erat.

"Yah sudahlah" desahku menyerah

Seberapapun usahaku meloloskan diri aku selalu terjebak dengan pria dingin di depanku ini sehingga aku tidak bisa meloloskan diri lagi, kesal? Ya tapi ya mau bagaimana lagi, aku menduga besok aku akan disidang oleh dewan tertinggi seperti beberapa bulan yang lalu lagi