Chereads / Kawin Kontrak Mafia / Chapter 33 - Episode 33 : Bertemu Victory Wu

Chapter 33 - Episode 33 : Bertemu Victory Wu

Beberapa bulan setelah aku dan Fadil melarikan diri dari markas dewan petinggi, kami dan semua anggotaku bersembunyi jauh dari kota dan keramaian. Aku sudah bertekad untuk membalas dendamku sendiri nantinya dan aku juga sangat membenci ketiga pria itu berani - beraninya mereka mempermainkanku untuk kesekian kalinya apalagi anakku juga sama saja dia sudah berani mempermainkan ibunya juga

"Apa kamu masih kesal Sani?" gumam Fadil memberiku susu hangat

"Ya, sangat kesal" gumamku kesal

"Hmmm kamu kalau sudah dendam tidak bisa di ganggu gugat ya..." desah Fadil menggelengkan kepala

"Ya, aku tidak tahu kedua kakakku sama - sama mengikuti kegilaan mereka bertiga atau tidak"

"Untuk sementara jangan menghubungi siapapun sampai perang China di mulai. Tujuan kita adalah Ade"

"Ya aku tahu kak, aku gak memegang handphone atau apapun. Semua barang ada disana dan barang kak Fadil juga kan..." gumamku pelan

"Ya benar, tapi tidak apa handphoneku kalau jauh dariku langsung menghapus dengan sendirinya" gumam Fadil santai

"Oh hmmm" desahku pelan

Di depan gua aku melihat seorang pria tampan berjalan ke arah markas rahasia kami. Aku berdiri dan menatap pria itu, seperti tidak asing bagiku tapi aku lupa dengan identitasnya

"Kakak apa ada yang tahu tentang markas ini?"

"Tidak ada yang tahu..."

"Tapi kenapa dia tahu" gumamku dingin

"Tidak tahu, aku pernah bertemu dengan dia tapi aku tidak ingat siapa dan dimana aku bertemu dengannya"

"Aku juga merasa sama kakak" gumamku pelan

"Kalian berdua tetap saja jahat kepadaku Sani... Fadil" gumam pria itu menatap kami dengan dingin

"Siapa kamu? Kenapa kamu tahu tempat ini" fumamku dingin

"Aku mendengar kalian berdua hampir di hukum ya, hebat ya kalian bisa melarikan diri dengan mudah ya"

"Heeh bukan urusanmu... Siapa kamu sebenarnya?" gerutuku dingin, pria itu melemparkan lencananya dan tersenyum dingin kearahku

"Ke... Ke... Ketua De... Dewan pengawas? Victory Wu?" gumamku terkejut

"Ya kamu ingat kan?"

"Oohh ketua ya..." desahku mengembalikan lencana itu

Aku baru menyadari kalau pria itu adalah ketua sekutuku saat perang mafia dulu, pantas saja aku pernah melihatnya malah ternyata Victory sangat tampan... Dan aku lebih terkejut kalau pria itu sekarang seorang ketua dewan pengawas

"Victory Wu? Bukannya kau ketua organisasi pusat?"

"Ya itu dulu, sekarang aku ketua dewan pengawas"

"Jangan bilang kamu ingin membawaku kembali ke dewan tertinggi" gumamku dingin

"Membawamu dan memberikan hukuman wanita berbakat sepertimu? Itu bukan pikiranku" gumam Victory dingin

"Oh benarkah? Maaf aku tidak percaya" gumamku berbalik

"Kenapa kamu tidak percaya mantan ketuamu Sani?"

"Siapa yang bisa aku percaya? Aku sering dibohongi ketua!!! Aku sudah lelah, dewan tertinggi, mafia pusat, mafia tersembunyi membohongiku apa yang bisa aku percaya sekarang!!!" protesku kesal

"Aku ingin berbicara denganmu Sani..."

"Aku tidak berminat, kalau mau berbicara saja dengan kak Fadil" gumamku masuk ke dalam markasku

"Fadil bisa bicara sebentar?" gumam Victory serius

"Oohh.. Mmm baiklah" desah Fadil berjalan ke arah Victory sedangkan aku masuk ke dalam markas dan terduduk di sofa sambil meminum susu hangatku. Aku memejamkan kedua mataku dan tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam markas

"Ada apa?" gumamku dingin

"Ketua benar - benar tidak ingin memanfaatkanmu, dia ingin meminta tolong kepadamu" gumam Fadil terduduk di depanku

"Meminta tolong apa?" gumamku dingin

"Hmmm makanya dengarkan dulu ketua ngomong Sani! Kamu keburu marah - marah seperti kamu kecil dulu saja" desah Victory kesal

"Kmau tahu kan ketiga organisasi itu bersekutu padahal kan dewan tertinggi tidak bisa bersekutu dengan siapapun dan mafia pusat serta mafia tersembunyi seharusnya tidak bersekutu seperti itu..."

"Lalu?" gumamku dingin

"Aku memintamu mencari dalang di balik itu semua"

"Mencari dalang? Heeh apa untungnya aku melakukannya untukmu ketua! Yang ada aku ditangkap dan di penjara dengan alasan yang tidak logis!!" gerutuku kesal

"Ya aku tahu, itu juga kamu harus tahu siapa dalang yang membuatmu dihukum padahal apa yang kamu lakukan tidaklah salah"

"Aku tidak punya petunjuk bagaimana aku bisa melakukannya dengan baik?"

"Ini petunjuk yang di berikan anggotaku, saat anggotaku mencari informasi lebih dalam anggotaku hampir di bunuh oleh orang yang memiliki kemampuan mafia yang setara denganmu, jadi anggotaku mundur dan ya aku tidak berani memberikan perintah lagi" ucap Victory memberiku sebuah pedang sedikit tidak asing bagiku tapi aku sendiri sudah lupa pedang milik siapa

"Seseorang berkemampuan setara denganku?" gumamku sedikit terkejut, aku berusaha mengingat pedang itu milik siapa tapi aku tidak mengingatnya

"Tapi kalau aku ditangkap lagi bagaimana!!"

"Tenang saja, aku akan memberikanmu alat ini agar aku tahu dimana lokasimu dan panggil aku kalau kamu tertangkap. Kalau kamu di tangkap aku akan membelamu" gumam Victory memberiku dua buah anting berbentuk bunga mawar

"Apa perkataanmu bisa di percaya?" gumamku dingin

"Nih untukmu" gumam Victory memberikanku lencana wakil ketua dewan pengawas

"Wa... Wakil? Aku?" tanyaku terkejut

"Ya, kamu wakil ketua, bisa dibilang kamu setara denganku dan lebih tinggi kedudukanmu dengan semua mafia yang ada di dunia ini"

"Kenapa ketua memberikanku lencana ini?" tanyaku masih bingung

"Itu berdasarkan hasil kesepakatan seluruh anggota dewan pengawas apalagi hasil kerjamu sangat bagus selama ini dan ada salah satu anggotaku yang bilang kalau kamu di jebak oleh seseorang agar kamu tidak ikut campur perang ini agar mafia pemberontak menang dan mafia lawan kalah telak, apalagi tanpa kamu pasti mereka tidak bisa melakukan apapun" jelas Victory serius

"Ohh.. Memang, dua mafia bodoh itu membuat rencana yang sangat buruk lebih buruk dari rencana yang ketua buat dulu" gumamku santai

"Hmmm ya aku akui itu, rencana kalian berdua dan rencana mafia kegelapan adalah rencana terbaik diantara semua mafia"

"Hmm jangan sebutkan mafia itu membuatku kesal" gerutuku meletakkan gelas kosong di atas meja

"Emang kamu tahu siapa ketuanya?" tanya Victory menatapku, aku terdiam dan menatap Victory kesal

"Ketuanya... Suami kontrakku" gumakku dingin

"Ham Li? Suami kontrakmu?" tanya Victory tidak percaya

"Ya begitulah" desahku menjentikkan jariku dan datanglah bawahanku Caca dan Cici. Caca adalah pria dan Civi adalah wanita kepercayaanku sejak dulu

"Iya Nona Muda" gumam Caca dan Cici membungkukkan badannya

"Cari informasi tentang ini..." gumamku memberikan pedang itu

"Baik nona muda, segera kamu laksanakan" gumam Caca dan Cici keluar markas

"Apa mereka bisa dipercaya?"

"Mereka bawahanku yang aku rekrut saat perang mafia dulu, mereka bawahan kepercayaanku" gumamku santai

"Apa akan lama mendapatkan informasi itu?"

"Tidak, mereka mempunyai beberapa mata - mata di seluruh dunia ya mungkin beberapa jam saja. Oh ya ketua, anggap saja markas sendiri ya aku ingin mandi dulu, hari ini cuaca panas" gumamku berjalan ke kamarku

Aku segera pergi ke kamar mandi dan melihat tanda dari Fiyoni dan Lan sudah hilang tapi tanda milik Han masih ada di leherku

"Kenapa tanda milik Han tidak hilang ya? Padahal aku sudah melanggar janji setia mereka bertiga..." gumamku pelan

"Huuuhh bagaimana lagi, mungkin karena kontrak kami jadi tanda itu tidak hilang" desahku keluar kamar mandi dan berganti pakaianku, aku menguncir rambutku dan pergi ke ruang depan. Di ruang itu aku melihat Victory dan Fadil sedang membicarakan sesuatu yang serius

"Hmmm..." desahku terduduk di sofa

"Kamu sudah selesai mandi?" tanya Victory menatapku

"Ya ketua.. Apa dua bawahanku belum kembali?"

"Sudah ..."

"Mana hasilnya?" gumamku bingung

"Nih..." gumam Victory memberikanku beberapa lembar kertas, aku membaca satu persatu tulisan itu

"Tunggu dulu!! Arthur? Bukannya dia..." teriakku terkejut

"Ya dia yang dulu pernah menyukaimu tapi kamu tolak mentah - mentah dan dikabarkan meninggal karena suatu kebakaran"

"Kalau dia masih hidup.. Siapa yang meninggal dalam kebakaran itu?" tanyaku terkejut

"Aku juga tidak tahu, tapi kalau di lihat - lihat dari luka anggotaku dan kekuatan yang di ceritakan anggotaku memang benar - benar Arthur, jadi kalau itu benar - bemar Arthur kamu harus hati - hati Sani"

"Ya aku tahu" gumamku meletakkan kertas itu di atas meja

"Tapi lokasi dia tidak ditemukan oleh bawahanku jadi agak susah untuk mencari tahunya" desahku pelan

"Bisa... Beberapa hari lagi ada pertemuan mafia, nanti kamu bersama denganku ikut pertemuan itu"

"Aku? Kenapa harus aku?"

"Ya karena disana ada Han Li, Fiyoni, dan Lan ada juga. Jadi kamu bisa..."

"TIDAK!! Aku nanti di tangkap lagi, aju gak mau masa mudaku harus di penjara!!" protesku memotong pembicaraan Victory

"Kan aku sudah bilang, tenang saja... Kamu akan aman apalagi kamu sekarang wakil ketua dewan pengawas, tidak akan ada berani yang menangkapmu"

"Ya kalau mereka tahu kalau tidak!!"

"Kan kamu membawa alat dariku jadi saat kamu ditangkap kamu bisa memanggilku dan aku bisa berbicara lewat alat itu seperti ini..." gumam Victory menunjukkan cara kerja alat itu

"Sudah mengerti?"

"Oh mmm ya aku mengerti" desahku pelan

"Jadi lakukan yang terbaik ya wakil ketuaku" gumam Victory tersenyum dingin

"Ya aku tahu ..."

"Baiklah karena Kamu menyetujuinya aku akan menginap disini"

"Meng... Menginap disini?" tanyaku terkejut

"Tenang saja ada disini akan aman, bawahan kita menjaga di sekitar sini kok" gumam Victory santai

"Heeeh?"

"Jadi dimana tempat tidurku?" gumam Victory beranjak dari tempat duduknya

"Hei aku belum memyetujuinya loh!!!" protesku tapi Victory tidak memperdulikanku

"Haish ya sudah deh... Kan Fadil tolong ..." desahku pelan

"Oh baiklah, mari ketua" gumam Fadil mengajak Victory masuk ke dalam markasku

"Hadeeeh..." desahku menatap kertas di depanku

"Arthur ya? Tidak aku sangka kita akan bertemu lagi" desahku pelan

Aku tidak percaya bisa bertemu dengan Arthur. Tapi aku masih bingung, kenapa dia sangat ingin memenjarakanku hanya karena masalah sepele. Apapun yang terjadi aku harus tahu siapa dalang dibalik ini semua