Aku berlari dan meloncat ke sana ke mari selama kurang lebih 15 menit, hingga pada akhirnya aku sampai di depan sekolah. Jika di pikir-pikir … aku tak tahu apa yang harus aku lakukan! Aku harus kemana?!
Sial!
Ini pentingnya bersosialisasi!
Aku tak tahu jika memulai pembicaraan dengan orang asing akan sesulit ini! Aku tak pernah memikirkan sesuatu seperti ini, aku tak tahu harus memulainya dari mana?! Aku tak tahu harus bagaimana dan harus bertanya kepada siapa?!
Bugg!
Di tengah kebingunganku, aku tak sengaja menabrak pundak seseorang hingga membuatnya terjatuh ke dalam genangan air dan membuat seluruh tubuhnya menjadi basah!
"Woi kampret! Sialan! Apa yang kau lakukan?!! Apa kau buta hah?!!"
"Ma-maafkan aku, aku tak sengaja, aku … aku … a-aku aku benar-benar minta maaf."
"Hah??!! Apa kau tak tahu siapa yang baru saja kau tabrak hah?!!"
Kedua temannya mendekatiku, mereka malah terus mengomel kepadaku bukannya malah membantu temanya yang sedang terjatuh.
Mereka bertiga adalah murid laki-laki dari sekolah tersebut, dan juga … apa mereka benar-benar seorang murid?!! Mereka benar-benar memiliki wajah yang cukup seram! Dan sialnya aku malah membuat mereka bertiga marah besar kepadaku, ahh … benar-benar hari yang sangat sial!
"Maafkan aku, aku benar-benar bingung dan tak tahu harus kemana, aku tak melihat, dan—"
"Maaf maaf maaf maaf! Lihat apa yang kau lakukan?! Kau pikir perkataan maaf saja cukup hah?!"
"Be-begini saja … sebagai permintaan maafku aku akan memberimu madu, bagaimana? Madu ini sangat berguna loh bagi kesehatan? Gi-gimana? Apa kau mau?!!"
BRAGG!!! CRASHHH!!
Tiba-tiba dia menendang maduku yang tersimpan di dalam sebuah botol kaca hingga terjatuh dan pecah! Madu di dalamnya pun berceceran di tanah! Sial, dia benar-benar gila! Apa dia tak tahu jika madu itu sangat berharga? Bahkan untuk mendapatkannya pun tidaklah mudah!!! Benar-benar, apa aku harus menghajarnya? Tidak-tidak, mana mungkin aku menang 3 lawan 1.
"Oi tuan Dino, lihat bajunya, apa kau pernah melihatnya di suatu tempat? Baju tradisionalnya yang serba hitam … pangsi, dan ikat kepala dengan motif awan biru yang tak asing lagi, apa dia—"
"Hmm?! Dia … orang baduy?! Kenapa orang sepertinya ada di tempat seperti ini?! Apa anjing yang satu ini tidak di pelihara dengan benar? Apa hutan sebesar itu baginya tidak cukup sehingga dia mencari makan di kota?!!! Apa kau tak tahu jalan pulang?! Anjing yang malang, hahahaha!"
"Hahahaha!"
Mereka bertiga menertawaiku, mereka benar-benar telah kelewatan. Jika sudah seperti ini, aku tak bisa menahannya lagi, ini bukan salahku. Ini salah mereka karena telah menghina sukuku, aku pikir yang mengalami penurunan zaman hanyalah kota ini, tapi ternyata otak ke tiga manusia ini juga mengalami penurunan. Terutama laki-laki yang bernama Dino, dia sudah kelewatan. Sebenarnya aku tak ingin mencari masalah di hari pertamaku, tapi apa boleh buat.
Mati kau sialan!
Saat aku mengambil ancang-ancang untuk memukul mereka, tiba-tiba—
BUG BUG BUG!!!!
Seseorang sudah berada di depanku! Dia menghajar mereka bertiga dengan pukulan dan tendangan yang telak sampai ketiga orang tersebut terjatuh pingsan dan mengenai genangan air untuk kedua kalinya! Si-siapa dia?! Dan juga … tunggu! Dia … perempuan?!
"Kau baik-baik saja?"
"Ya…"
Dia benar-benar cantik dan juga sangat kuat! Rambutnya berwarna hitam, cukup panjang, dan sedikit bergelombang, dia memakai seragam sekolah lengkap dengan jas almamater berwarna cream seperti ke tiga laki-laki itu, sepertinya dia juga salah satu murid di sekolah tersebut, apa dia seorang Aegis? Entahlah.
"Cepatlah pergi sebelum mereka bertiga sadar."
"Ah ya… terimakasih."
Setelah memperingatiku, gadis itu pun bergegas pergi.
…
Aku lupa!
Sial!!
Kenapa aku tidak bertanya kepadanya kemana aku harus pergi?!! Sial! Apa langsung saja pergi ke gedung asrama? Tapi aku tak tahu yang mana ruanganku, argh! Sial. Sebentar lagi jam—
"Time," dengan nada rendah aku melafal sihir untuk mengetahui waktu, tak lama setelah itu muncul lingkaran sihir kecil di telapak tangan kananku.
<10:01>
SIALL!!! Aku sudah telat! Tapi sepertinya gadis itu juga telat, aku harus segera menyusulnya! Aku tak peduli dengan pakaian yang saat ini aku pakai, yang penting aku harus masuk ke dalam terlebih dahulu!
Jika dipikir-pikir lagi ketiga orang sebelumnya yang di hajar gadis itu juga adalah murid di sekolah ini, apa mereka akan baik-baik saja? Entahlah, lupakan.
Saat aku melewati gerbang, tiba-tiba satpam penjaga sekolah itu mencegahku masuk, awalnya mereka melarangku, karena ya … siapa pun juga pasti akan berpikir jika aku adalah orang aneh yang tiba-tiba masuk ke dalam sekolah dengan pakaian seperti ini. Namun ketika aku menunjukan surat undangan dari sekolah, mereka meminta maaf dan membiarkanku masuk. Mereka juga memberitahu kemana aku harus pergi. Dengan segera aku pergi ke gedung serbaguna untuk mengikuti upacara penerimaan murid baru. Sial … aku benar-benar telat! Sudah terlambat untuk kembali, tapi sudahlah … aku tak peduli.
Jika saja setidaknya aku memiliki seragam, aku tak akan benar-benar malu memasuki ruangan tersebut, aku yakin jika seragam sekolah itu dikirim berbarengan dengan surat undangan dari sekolah. Apa jangan-jangan tertinggal? Tidak-tidak … tidak mungkin, tapi—
Sial! Aku teringat sesuatu, apa aku benar-benar membereskan barangku?! Tidak!
Kamal!
Dia yang membereskan semua barang-barangku.
Apa dia lupa memasukan seragamku?
Atau jangan-jangan dia dengan sengaja tak memasukannya agar orang-orang menertawaiku?! Sialan! Dia benar-benar gadis yang gila! Argh!!
Pada akhirnya aku tetap masuk sekolah dengan pakaian tradisional, pangsi hitam.
Saat aku membuka pintu aula serbaguna secara perlahan, suara bising yang sebelumnya ku dengar dari luar tiba-tiba berhenti seketika. Semua pandangan tertuju kepadaku! Disaat itu juga aku tak berani untuk membuka lebar-lebar pintu tersebut, dengan cepat aku menutup kembali! Dan mencoba pergi! Namun ketika aku membalikan badanku—
"Eits, mau pergi kemana? Jangan kabur."
"Siapa kau? Mengapa orang sepertimu— ah … maafkan aku, bukan maksudku untuk menghina kaummu tapi … mengapa kau bisa sampai ke tempat ini?"
Benar-benar mengejutkan! Aku yakin sekali jika di lorong ini tidak ada satu pun orang yang berjaga, tapi entah kenapa mereka berdua tiba-tiba sudah berada di belakangku! Teleportasi?! Ataukah mereka memang memiliki kecepatan yang luar biasa?? Entahlah. Setelah kuperhatikan lagi di lengan kiri mereka terdepat kain yang melingkar berwarna merah dengan logo sekolah di tengahnya. Sepertinya mereka berdua merupakan anggota OSIS di sekolah ini.
"Ee … ini … aku murid baru, dan sepertinya seragamku tertinggal, aku lupa memakainya. Aku juga punya surat unda-nga-n … ku— eh?"
Surat undanganku dimana?! Surat panggilan dari sekolah ku tiba-tiba menghilang?! Pos, pos satpam! Ya sepertinya tertinggal disana, kenapa aku selalu lupa dengan hal-hal kecil seperti ini, sialan!
"Surat undangan?!" Salah satu dari mereka seolah terlihat sedikit terkejut.
"Y-ya … sepertinya tertinggal di satpam tadi."
"Hmm … bagaimana menurutmu kak?"
"Untuk sekarang, kau masuk saja dulu dan ikuti upacara ini. Tunggu sampai upacaranya selesai dan pergilah ke kantor guru. Aku akan menemanimu."
Entah kenapa keadaannya jadi seperti ini, padahal aku hanya ingin bersekolah senormal mungkin tanpa ada sedikitpun masalah. Namun, bahkan sebelum aku menginjakan kaki di sekolah ini pun masalah demi masalah mendatangiku satu persatu.