Pukul sembilan tepat, dosen kesayangan Audia, baru-baru belakangan ini, masuk ke dalam kelas. Seperti biasa, aura dosen yang terkenal dingin, pelit senyum, tegas dengan aturannya saat mengajar–menonaktifkan alat komunikasi–langsung terasa, begitu suara hentakan sepatunya terdengar mendekati kelas.
Penampilannya sama seperti kemarin, menanggalkan seragam kemeja kotak-kotaknya, dan sebagai gantinya mengenakan kemeja biru langit polos. Warna serupa dengan pakaian yang dikenakan Audia.
Suasana kelas hening seketika. Audia melirik sekilas suaminya itu, kemudian berlagak cuek. Biarlah Alvin mengira, ia masih marah pada suaminya itu.