Alvin dan Audia pulang kembali ke apartemen mereka dengan perasaan bahagia. Sepanjang jalan, tidak henti-hentinya Alvin menggenggam tangan Audia, saat tangan kirinya mengoper tuas perseneling. Memandang Audia sesekali, sambil tetap memperhatikan jalanan di depannya.
"Mas, nyetir mobilnya liat ke depan aja, deh. Didi takut, Mas khilaf, liatin Didi terus, jadi gak fokus bawa mobilnya." Protes Audia, saat kedapatan mata suaminya tengah memandangi dirinya.
"Mas lagi bahagia banget hari ini." Alvin kembali fokus menyetir mobilnya.
"Mas, boleh Didi tanya?" tanya Audia setelah hening beberapa saat.
"Tanya apa, Sayang?"
"Waktu terakhir kita ketemu, sebelum kecelakaan, kenapa Mas nolak Didi?"
Alvin menarik napas dan menghembuskannya kemudian. Kendaraan mereka telah sampai di basemant apartemen. Alvin belum mematikan mesin mobilnya.
"Dulu ... mas masih mengira kalian berdua bakal ketemu. Jadi, Mas gak ada hak buat nerima perasaan Didi."