ROMIO OR ROMEO [12]
"psttt---no tujuh yang esai, pliss apalah ya"
"psttt-ya! Ini nomor tujuh esai apa oii".
"KEPADA ALYA HADDICT KELAS TIGA IPA SATU DITUNGGU KEHADIRAN NYA DI AULA GEDUNG C".
"hehehe, maaf ya mina, gue dah dipanggil tuh!---eumm—semangat ngerjain nya ya!". alya memasukkan lembar jawabannya ke dalam lembaran soal. Meninggalkan mina yang menggeram marah. "nak alya, jika belum selesai bisa dilanjutkan nanti saja nak. Lebih baik kamu ke aula dulu nak". Alya melangkah menghampiri meja guru "yaudah ya bu, ini alya udah selesai. Alya izin ke aula dulu bu, Assalamuallaikum bu". alya melangkah pergi meninggalkan kelas nya yang sedari tadi dipenuhi dengan aura suram.
Di pojok kanan barisan dimana para cowok tiga ipa satu bergerumul dengki. Cih! Lihat saja senyum sayang, dan perhatian itu! Only one and limited edition cuma buat alya. sisanya? Digalakin, dijudesin termasuk seorang nara juga padahal dia itu si ketos rajin. Cowok-cowok itu merasa tak adil! Saking kesalnya mereka menatap tajam bak laser kearah guru wanita dengan tubuh kurus tinggi itu atau panggil saja bu indi.
"apa kalian liat-liat? Cepat selesaikan".
Salah satu cowok itu sebut saja, jeika. Ia mengangkat tangan nya tinggi-tinggi "ibu! jeika alvarelo juga setengah jam lagi bakal ada panggilan buat lomba debat inggris bu!".
"yaudah". jawab indi singkat.
"yaudah? Yaudah Jeika boleh ngerjain ujian nya nanti ya bu? Yehet!". jeika langsung merapikan kertas ulangan yang tentunya belum semua nya ia isi. Jeika udah salin soal yang belum dia isi, kan lumayan tar diluar kelas dia searching apa jawaban nya. jadi jeika percaya diri kalo ualngan nya sekarang seratus persen bener!.
"maksud ibu. Yaudah lima menit belum selesai ibu ambil semua kertas ulangan kalian".
"YAHHHH! IBUUU!".
"apa? Kan biar jeika bisa prepare before olimpiade lebih lama, makanya kalian cepetan ngerjainnya. Jeika juga".
"ihhh ibu gak adil!!!".
Di bangku paling depan yang langsung berhadapan dengan meja guru, dimana seorang gadis yang dari dahulu sudah secara terang-terangan menyatakan ia memusuhi si rangking satu parallel, alya. Maya semakin benci dengan alya lihat saja! Cewek itu sebegitu enaknya mendapatkan perlakuan yang berbeda dari guru-guru. Kenapa untuk selalu mendapatkan perhatian itu sangat sulit diraihnya? Padahal seribu satu cara sudah maya lakukan. Tapi, kenapa tetap saja alya yang menjadi nomor satu?
Tanpa sengaja maya meremas tip-ex sehingga liquid putih itu menggenang di atas meja nya. ada peraturan di saga untuk tak diizinkan merusak, mengotori property sekolah. Maya sadar ia mengotori meja sekolahan makanya dengan gemetaran ia mengelap genangan itu dengan selembar tissue. Tapi, sudah kalian tebak bukan? bukannya hilang tapi malah semakin menyebar luas. Itu juga yang terjadi pada maya, teman sebangkunya, kayla tersentak kaget saat melihat meja maya yang terlihat bak ketumpahan cat putih.
Indi menangkap adanya dua anak muridnya yang tak focus pada ujian. Dari sisi nya itu terlihat seperti kayla yang mencontek pada maya dan maya mempersilahkan. "MAYA, KAYLA! Kalian tak akan ibu beri nilai karena saling menyontek". bu indi langsung mengambil paksa kedua lembar jawaban itu. Bahkan maya dan kayla yang kepalang terkejut tak memiliki kesempatan tuk beralibi dan membela diri.
Tubuh indi terdiam begitu saja saat mendapati meja maya yang begitu kotor.
"ii—ibu—maya ---bisa jelasin kok!". sebelum selesai berbicara maya dan kayla langsung ditarik ke ruang bk. Inilah definisi dari 'Fast karma and get some'.
Alya sengaja melewati jalan yang lebih jauh, pikirannya jenuh. Mengingat kekhawatirannya mengenai resiko jika masih banyak anak saga yang sebenarnya tahu jika dirinya adalah ratu malam. Haduhh bodoh nya dirinya! Tidak ingin orang lain tahu tapi, sok-sok an hampir membongkar identitas nya sendiri. Untung saja waktu itu alya hanya membuka kaca mata bukan masker nya jika tidak pasti langsung menyebar cepat tentang identitas nya. Dan pastinya aka nada beberapa orang yang memanfaat kan hal itu untuk kepentingan mereka pribadi.
Dan hal mengkhawatirkan lainnya adalah masih tentang semalam, dimana romio itu kemungkinan adalah dua orang yang memiliki tubuh, wajah, dan suara yang sama. Ya! Itu yang paling masuk akal dibanding pikiran nyelenehnya tentang salah satu dari mereka adalah alien, kloningan, atau hantu.
Alya mengangkat tangan kirinya, dan memperhatikan telapak tangannya. Sangat tak mungkin jika hal waktu itu Cuma halusinasi. Tarikan tangannya pada romio berbaju hitam watu itu sangat lah nyata. Dan tepukan, tarikan, jitakkan romio ber-hoodie sailor moon itu juga sangat nyata.
Ia mendongakkan kepalanya ke atas menatap langit biru cerah walau silau ia tetap memaksakan, lagian matahari ada di arah jam satu jadi tak terlalu membahayakan matanya, berharap hari segera malam, sejujurnya jika ditanya saat apa yang membuat alya senang. Maka alya bukan menjawab moment apa tapi waktu apa, yaitu waktu dikala malam hari bukan karena itu adalah waktu dimana manusia beristirahat di tempat tidur, bukan. karena kalian tahu bukan? jika alya tak memiliki waktu tidur yang normal seperti manusia lainnya.
Ia memilih malam karena, pada malam hari-lah alya bisa menjadi dirinya sendiri. Ia bisa menjadi gadis yang terlihat kuat dengan memasuki dunia malam yang menurut nya tak terlalu berbahaya. malam dimana ia bisa melakukan banyak aktifitas yang disukai nya dari pada di siang hari, dimana ia bisa menatap langit biru gelap tanpa bintang sembari berangan-angan tentang apa yang ingin ia lakukan di malam-malam berikutnya. Alya kerap kali memiliki keinginan untuk dapat melihat bintang yang bertaburan di langit seperti apa yang disebutkan di buku dongeng yang pernah dibaca dikala kecil.
Jadi, bukan karena bunda nya yang tak bisa mengambil bintang untuknya seperti di lagu anak-anak tapi, tak bisa karena bintang yang semakin menjauhi bumi. Mungkin, bagi bintang bumi itu sudah berubah, bumi tak seperti bumi yang dulu bintang kenali. Bintang tak nyaman dengan bumi yang sekarang jadi bintang memutuskan tuk pergi. itu yang selalu alya pikirkan jika mendengar kata 'bintang'.
BUKKKK
Alya oleng kesamping. tubuhnya hampir saja jatuh jika saja punggung nya tak ditahan oleh sosok lelaki. Lelaki itu mengangkat tubuhnya ala bridal style entah akan dibawa kemana dirinya karena otaknya sedang mengalami bug. sejenak terputar potongan scene dari film china yang pernah ia tonton. Dimana sang tokoh ml[1] menggendong bridal style fl[2] yang terkena bola basket. Uhhhh! Apakah hal itu terjadi padanya sekarang? Ohhhh tidak! Alya sejujunya kurang suka akan hal-hal berbau cinta-cintaan. Walau kadang ia iri dengan lingkungan nya yang penuh kisah asmara. Iri sifat manusia sist!
BRUKKKK
"awwww!, sakittt". tak bohong, bagaimana tak sakit? Orang tuh cowok main ngelempar alya ke atas ranjang---eumm----ranjang uks maksudnya.
"aaa---ahh maap-maap, lo sih berat amat perasaan, mau patah nih tulang punggung gue". alya seketika menoleh kan kepalanya pada cowok itu, pantes aja suara ya kek familiar! orang dia itu cowok yang dengan tak tahu malunya terus mengacaukan hati dan otaknya. Keterlaluan sekali cowok kek begini.
"cih! Seenaknya bilang gue berat! Suruh siapa lo pake ngangkat-ngangkat gue hah! Kalo ujung-ujung nya lo cuma ngata-ngatain gue gendut". alya membuang tatapannya kesal.
Cowok itu, Romio terkekeh geli kemudia ia melangkah ke mana tatapan gadis itu menolaknya. Romio sedikit menekuk lututnya agar ia bisa enak menatap cewek lucu di depannya. Alya melotot, apa-apaan cowok ini! Seenaknya ngejepit hidung nya!.
Alya menghindari cowok itu yang masih saja menjepit hidungnya "lo itu, lucu tau gak? Mau jadi bumi nya gue gak? Biar gue, matahari nya lo. Mau gak?".
Alya melebarkan matanya, otaknya tak mengerti dengan apa yang dikatakan cowok itu, tapi hati dan jantung nya merespon lebih cepat. Buktinya alya merasakan pipi nya yang panas juga jantungnya yang berdetak lebih keras.
"a—apaan s—sih maksud lo? Gak jelas!".
"maksud gue, biarin gue jadi matahari nya lo. Gue tau hidup lo kurang sinar matahari, vitamin b, dan kalsium yang mengakibatkan lo tumbuh kesamping bukan keatas. Tulang lo gak bertumbuh tinggi tapi makin padet nan bantet".
Alya menatap tajam cowok itu
PLUKKK---PLUKKK—PLUKKK---
Cowok itu mengusap-usap perut nya yang di pukul bar-bar alya "aishhhh tenaga lo gajah bener ye? Hahaha. oh ya tadi gue ngegendong lo biar keliatan kek cowok-cowok keren di novel. Tapi nanti-nanti mah kagak lagi dah! Kapok gue, berat lo soalnya".
Cowok itu menghindar dengan tepat saat alya akan melayangkan tonjokan nya ke tangan cowok itu. romio melangkah mendekati dispenser dan menuangkan air panas di atas cangkir, niatnya ia akan membuat teh manis hangat untuk gadis itu.
"cih! Si—siapa juga yang mau digendong sama cowok kek lo?! Gue juga gak ada pingsan-atau pusing kok! Itu lo aja yang sok lebay sok keren lah". alya segera bangkit dari ranjang uks itu.
"e—eh jangan pergi dulu!—
"—ini lo coba dulu". alya menatap cowok itu penuh pertanyaan. Romio menyerahkan secangkir minuman dengan kepulan asap diatasnya.
"loh? Bukannya kalo yang sakit dikasih teh? Kenapa ini kopi?". alya mengerutkan dahinya. Ni cowok dapet edukasi dari mana dah? Orang sakit masuk uks dikasih kopi kek layanan warkop aja!
"heh! Gue bilang coba, siapa tau dah lumayan dingin, lagipula ini bukan buat lo. Ini gue bikin buat gue". ya, niat romio yang semula ingin membuat kan gadis itu teh tak jadi. Otaknya mengarahkannya tuk berbuat usil.
Alya menggertakan giginya, lalu melangkah mendekati pintu uks yang sedikit terbuka, baru saja menggengam telinga pintu itu suara romio mengintruspi alat pendengarannya.
"lo kalo mau teh bikin sendiri lah! Mandiri kek!".
"issshhh" alya mendesis. Ia melangkah dengan menghentak-hentakan kakinya. Terbuang sudah waktu nya yang seharusnya ia gunakan untuk berkumpul di aula Gedung c. sekarang alya tahu, mencoba jalan yang lebih rumit juga akan membawa kerumitan pada diri sendiri.
Greeeppp
Alya menoleh kebelakang saat pergelangan tangan nya di tahan seseorang. Lalu menatap sosok itu malas "apaan lagi!".
Cowok itu, romio. dia tersenyum lebar "untuk masalah pertanyaan gue tadi itu gak main-main ya, bukan candaan loh! Bye alya, yaya, al, lya byee".
Alya mematung.
[1] ml : male lead [tokoh utama lelaki]
[2] Fl : female lead [tokoh utama wanita]