ROMIO OR ROMEO [18]
"gue dah bilang buat jangan sekalipun lo deketin cowok yang wajah nya mirip sama gue. Kenapa lo masih aja bebal!". Romio menatap tajam alya yang sedari tadi hanya diam saja.
Alya sebenarnya bingung. Masalahnya alya gak mau nurutin gitu aja buat ngejauhin orang tanpa dikasih tau alesan nya apa. Kayak Romio yang nyuruh dia buat ngejauhin cowok yang wajahnya mirip sama Romio, cowok itu-dev.
"kenapa?".
Romio menyeritkan dahinya mengulangi perkataan alya tadi "kenapa? lo bilang kenapa?". alya mengangguk polos. melihat itu Romio ingin sekali berteriak 'GUE CEMBURU, TOLONG PEKA! GUE ITU SEDARI AWAL DAH NGAJAK LO PDKT!!!' andai aja dia bisa teriak kek gitu, mengingat ketidak mampuan nya berteriak seperti itu di koridor sekolah yang sebentar lagi akan dipenuhi siswa-siswi yang baru datang.
"g—gue, gue takut lo bakal kenapa-kenapa kalo lo deket sama dia. Intinya lo harus jauhin dia. Gak cukup apa lo sama gue? Apa yang dia punya gak gue punya? Tolong kasih tau gue". Ucap Romio lirih, ia berusaha menatap tegas mata bambi alya. Sejujurnya Romio sadar kalau cewek didepannya itu cinta pertamanya. sejak kemarin mereka mem-bolos Bersama bahkan sedari awal mereka bertemu. Romio tahu jika ia tertarik dengan seorang alya haddict.
Alya termenung sebentar, pasalnya hatinya lagi gak sinkron sama otaknya. Tapi kali ini otak alya yang akan mengambil alih. "lo bukan siapa-siapa gue Romio".
Romio tersentak.
cukup singkat tapi mampu membuat hati cowok itu terguncang hebat. Semua saraf, urat, otot di seluruh stubuhnya merespon lambat dan kaku, bukannya cowok itu lebay tapi, apa kalian mampu tetap tersenyum jika ditanyakan hal seperti tadi oleh orang yang kalian suka? Tidak bukan? ya! Romio pun begitu.
pundaknya yang ditepuk halus alya "mio, gue emang pinter di pelajaran tapi, jujur gue emang kurang peka dan gue juga gak ngerti tentang hal cinta-cintaan. Gue harap kedepannya lo jangan larang-larang gue buat temenan sama siapa pun itu. Bukannya gue gak percaya sama perkataan lo tapi, gue pengen ngebuktiin sendiri kalau gak selamanya orang yang lo kira buruk itu bakal terus buruk, kita juga bisa bermetafor kayak kupu-kupu. Semua ada waktu dan kesempatan buat berubah". alya memutar arah, perlahan meninggalkan Romio yang terdiam kosong dalam lubang perasaan bersalah.
Romio mengepalkan tangan kirinya. "gue suka sama lo!---"
alya menghentikan langkahnya. tubuhnya tersentak.
Apa? Romio suka padanya? Ta—tapi kenapa? alya tak percaya dan tak mau mempercayai akan adanya perasaan yang tumbuh hanya dalam waktu singkat. Romio kan betemu dengan nya hanya kurang dari satu minggu. Dan lagi, apa yang menarik dari nya? ia hanya gadis membosankan yang setiap harinya melekat dengan buku-buku dan memiliki sisi yang tak diketahui. itupun baginya tak menarik untuk sampai orang seperti Romio selami.
"---dan lo juga gak akan bisa ngelarang gue buat berenti suka sama lo. Lo beda—walau gue selalu tengil ke elo tapi, itu sejujurnya cuma gue lakuin ke elo aja. ka—karena gue sebenarnya gak tau harus gimana bersikap depan lo!".
pundak Romio meluruh begitu saja saat melihat alya yang bahkan tak menoleh kepadanya sekalipun.
Gadis itu bahkan langsung pergi begitu saja. Membuat harapan Romio ikut meluruh juga, jadi begini ya rasanya? Didorong tuk menyerah bahkan sebelum meperjuangkan lebih jauh?
Romio tersenyum, senyum yang terlihat seperti menyemangati dirinya sendiri namun terlihat miris di sisi lain. Tangannya mengepal dan mengudara. Kejadian tadi memang memukul ulu hati nya, tapi itu bukan berarti ia akan berhenti untuk mencoba. seolah-olah Romio tak mengalami hal tadi, Cowok itu berlari dengan semangat menuju kelas sang pujaan hati, niat nya yang ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang alya pada sahabat-sahabat soon to be pacarnya.
ia tak mau menyerah. ia tak akan membuang sia-sia dengan hanya mengagumi dari jauh, jika ia mau maka ia akan berusaha mendekat.
ini cinta pertamanya ia tak mau menjadikan cinta pertama nya terlihat seperti kisah menyedihkan yang akan menguras air mata. Makanya Romio akan memperjuangkan cinta pertamanya sekalipun kakak kembar nya kemungkinan juga menyukai orang yang sama. Ingat! tujuan Romio dari awal itu ingin menjadi matahari nya alya. ia tak akan pernah mundur, Kecuali jika alya sendiri yang menginginkan nya untuk mundur. Karena Romio tak bisa memaksa alya untuk membalas perasaannya suatu saat nanti bukan?
ia tak akan pernah berhenti menyukai ketika alya menetang perasaan nya yang semakin tumbuh tapi, untuk masalah membalas perasaan nya. Romio tak akan memaksa jika memang itu jalan yang diinginkan alya.
Hufftttt.
Alya menghela nafas, Saat ini gadis dengan rambut coklat gelap alami khas darah barat campuran yang tergerai panjang itu sedang terduduk dengan tatapan bimbang di rooftop Gedung A. rooftop yang sering ia gunakan untuk menenangkan diri karena pemandangan disini lebih enak untuk dilihat dibandingkan dengan rooftop Gedung C yang dikelilingi Gedung-gedung tinggi.
Tapi, entah kenapa ia dan sahabat-sahabat nya lebih sering menggunakan rooftop Gedung C dibanding A yang jelas-jelas menampakan pemandangan taman belakang sekolah yang ditumbuhi banyak pohon-pohon hijau nan tinggi. Lebih enak dipandnag bukan? walau tetep saja tak membuat udara Jakarta menjadi bersih dan sejuk.
"gue gak salah kan ngomong gitu ke mio? Yaa gue kan jujur aja gitu yaa—emang dia siapa gue? Sahabat bukan, pacar bukan, tunangan bukan, apalagi suami. lagian juga masa aja kalo dia suka ma gue kenapa dia usil nya minta ampun? kesan di gue nya dia kayak lagi main-main. bukannya kalo dia suka sama gue dia harusnya ngebaik-baikin gue ya? Kek arka ke eca, kek denan ke mina, kek cipa ke dapid juga".
"Walau kadang sifat Romio bikin gue terhibur. Jujur juga kalau gue mulai nyaman sama sifat dtadi rasania yang four D. kehidupan dikala matahari terbit gue teras terisi, gak se-biasa dulu lagi. Tapi, gue masih gak bisa terima gitu aja pernyataan dia yang terlalu tiba-tiba. ya terlalu baru dan terburu-buru buat gue---AHHH DULI AMAT! DAH AHH, MAU FOKUS DULUUU! KENAPA SIH KEPIKIRAN ITU MULU!".
"DORRRRR!—
"---AAHHH LEMONN!—".
"HAHAHA! alya lagi ngapain!?".
"LAGI NUSUK SANTET YANG ADA WAJAH ELO-NYA. PUAS LO!".
"alya mah maen nya kagak seru ah! Santet-santetan, serem tau". maxime duduk bersila disebelah alya. "iya tuh" sahut baiywan.
Alya mendelik, bisa-bisanya tuh tiga siluman babi nyamperin dia kemari. Hidupnya padahal lagi mumet ditambah lagi sama tiga bocah beban keluarga. "al, lo kemaren bolos sama anak baru itu?". tanya Samuel, sekarang ini Samuel lagi dalam mode adem. niatan buat jahilin alya seperti hari-hari biasanya belum muncul.
Soalnya hati-nya lagi hareudang, pas tau kalau alya jalan sama cowok yang jadi anak baru yang bahkan hidup di saga belum dari satu bulan. Lah dia?! Udah hidup bareng alya selama hampir enam tahun tapi, setiap ngajakin jalan selalu ditolak dengan alasan yang sama.
"lo, ada prank ya?! Jujur aja lo! Gue tau banget sifat lo gimana. Wajah elo emang kalem tapi, kelakuan lo dakjal. jangan kira gue bakal ketipeng lagi. hari ini gue sibuk, males ngeladenin lo. Dah sana bareng maya aja lo!". Sekalipun Samuel ngajakin buat kerja kelompok bareng alya pasti bakal nolak. Setiap ada pemilihan kelompoknya juga alya bakal berdoa mati-matian tujuh hari tujuh malem buat gak bareng Samuel and the friend's.
"lohh?! Kalian pada tau?". maxime mengangguk.
"iyalah kita dikasih tau si juna". Sudah gue duga! kek nya tuh emang gak ada yang enggak juna tau.
"gue kadang jadi pengen masuk biggos kan enak gitu ya tau banyak info tentang orang-orang". baiywan sontak mengaduh saat Samuel maju dan menoyor keras kepala cowok itu. samuel mengatakan "ya serah lo mau masuk biggos tapi pertemanan kita sampe sini aja. tar abis itu jangan lupa bayar utang-utang lo yang udah numpuk ke gue yee". baywan menyengir dengan bulu kuduk yang sudah berdiri, lebih baik ia tak masuk biggos dari pada harus membayar utangnya yang sudah menumpuk bak dosanya. Kadang Samuel lebih merinding mendengar kata 'bayar hutang' dibandingkan 'dosa sendiri'.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Samuel selalu misuh-misuh dengan seorang juna. Cerita ini udah kesebar satu tahun yang lalu. Dimana maxime nyebarin ke seantero saga kalau waktu itu juna sempet moto Samuel yang lagi kecepirit boker abis pelajaran penjas. Padahal juna sendiri gak berniat buat nyebarin hal itu ataupun foto bukti tkp.
Tapi, yaa gitu selalu aja ada orang-orang yang kepo sama perkara 'ada apa sih dengan hp lo?'. Singkat cerita sahabat Samuel sendiri, baiywan menemukan foto aib itu dan dijadikan senjata penundaan bayar tempo hutang. Hingga dengan cepat hal itu menyebar ke satu sekolahan, meski foto sudah disensor tapi semua orang itu tahu si korban adalah Samuel.
Sejak saat itulah tak ada lagi image di diri Samuel, semua nya ilfeel sama itu cowok.
Tuk-tuk-tuk
Alya mendongakkan kepalanya "please sam gue lagi gak ada waktu plus tenaga buat ngadepin lo yang petakilan nya minta ampun. Pleas juga kalo lo mau usil jangan usil nya ngelemparin gue kertas atau batu kek sekarang. Gue aja yang dijailin lo selama enam tahun ampe bosen itu-itu mulu perasaan". seperti biasa Samuel akan mentap dingin alya. Sok-sokan dingin diaa! Suka mah-suka aja kali! Emang susah kalo ngehadepin cowok yang gagal jadi sok tsundere macam Samuel.
Alya menetap teman-temannya "ehh guys gue kan ditunjuk jadi sutradara drama nanti, kira-kira kalian ada request tema drama nya enggak?". alya emang ditunjuk sama bu tya yang jadi guru Bahasa Indonesia. bu tya emang tau kalo alya itu penulis online jadi guru ter-pav satu sekolahan itu yakin kalo alya juga bisa jadi sutradara. Terlebih bu tya itu penggemar setia karya tulis alya di banyak platform online. Gak jarang wanita itu meminta spoiler chapt pada alya saat tak sengaja bertemu atau setelah selesai mengajar.
"time travel, yang kerajaan-kerajaan china gitu bagus kali ya? Yang di manga-manga gitu". usul baiywan emang bisa diterima. "tapi, kalo kerajaan gitu biaya nya jadi lebih mahal. Soalnya kan baju, segala tempelan aksesoris baju, intinya lebih mahal nanti jadinya". alya sebenernya juga mau ambil tema itu.
Tapi, mengingat jika nantinya bisa saja banyak yang menolak untuk membayar udunan drama kelas jika yang dibutuhkan banyak. Padahal mah anak konglomerat semua, tapi konglomerat tiga ipa satu itu gak dermawan, kebanyakan pelit apalagi cowok-cowoknya yang bayar uang kas tiap minggu dua puluh ribu aja pada gak mau. Kek tiba-tiba jadi melarat semua gitu tiap ditagihin kas sama jiyo. Padahal balik nya aja cowok-cowok itu langsung ke café, timezon, mall, intinya basecamp-basecamp mereka.
Maxime mengangkat tangannya tinggi-tinggi padahal mereka bukan lagi melakukan quiz tanya jawab pak dadang "ohhh!, gimana kalo kisah cinta-cintaan anak sma? Kek biasa aja, parodi dilan gitu kek?". alya menggeleng "udah terlalu biasa itu mah, yang anti mainstream donk. Apalagi ini kan buat acara perpisahaan sekolah. Kita kan perwakilan jadi harus keren".
Maxime mengusulkan lagi "gimana kalo kek acara-acara comedy di tv-tv?". alya menggeleng lagi "bisa sih, tapi masalahnya gue bukan orang yang suka lawak-lawakan gitu kalian juga tau kan? Kalo gue bukan orang yang bisa bikin orang ketawa. Kalo gue bikin naskah gak sepenuh hati bisa-bisa jadi jelek tar nya".
Bletakkk!!
"serah dah serah! Gue mah Cuma jadi kru angkut barang aja dah!. resek amat perasaan diusulin semuanya ditolak mau nya apasih lo?". kali ini Samuel yang mengeluarkan suara setelah dirinya yang sedari tadi diam memperhatikan. Abisnya alya bebal banget perasaan. Kek bukan alya yang biasanya, alya yang sekarang lebih bisa terbuka, impressif, juga gampang ambek-kan. Kek sekarang ini contohnya.
Alya memanyunkan bibirnya kesal karena di toyor tak manusiawi oleh Samuel.
"AAH! GUE TAU!" ketiga cowok yang duduk bersila itu tersentak karena alya yang tiba-tiba bangkit gitu aja dan berteriak.
"GUE TAU! GIMANA KALO GUE BIKIN PER-HAREMAN AJA". mereka bertiga melongo dengan banyaknya cabang di otak mereka tentang apa arti sebenarnya dari kata 'harem' yang disebutkan alya barusan.
"itu nanti ceritanya tentang guru prakarya kita bukan? Pak hareman iya kan?". polos baiywan. BLETAKK—
--maxime emosi sama sahabat nya itu "itu pak herman goblok!".
"al, jangan buat drama yang haram-haraman gitu ahh, dosa tar nya. lo mau buat yang kita makan babi-babi gitu?". tanya maxime.
ini alya yang menjorokki max hingga cowok bertubuh kekar itu tergelak. "iya, elo kan yang jadi babi nya. gue potong dadu badan lo, gue tusuk, gue bakar jadi sate atau babi guling aja sekalian!". max takut max diam. Kadang tubuh kekar nya ini seketika rontok jika berhadapan dengan mulut wanita. Atau lebih tepatnya max penganut 'cewek selalu benar cowok selalu salah'. dulunya alya tak pernah berkata sadis pada nya jika diisengi intiya kek selalu pasrah menerima saja itulah yang membuat kaum adam petakilan maam nya suka mengusili alya, tapi sekarang max tahu wanita yang sering dijahili itu bisa berbahaya juga.
"kan cewek di kelas kita cuma enam dari dua puluh lima total keseluruhan. Nah tar ada fl yang punya banyak cowok gitu atau sebaliknya. Tapi---kayanya terlalu ngebosnin deh----Aahh! AHHH Gue tauuu! Drama nya tentang murid yang mengenang moment-moment selama sekolah di saga!, tapi, kita buat yang comedy dengan ending yang bikin kek sad-sad gitu.".
"ITU SAMA AJA KEK YANG GUE BILANG TADI GOBLOK! ada comedy nya!".
"ehhehe"
"tapi, bukan nya elo sendiri yang bilang agak kesulitan buat yang genre comedy gitu?". Tanya Samuel.
Alya mengagguk "tenang aja, gue ada seseorang yang pastinya bisa bantu gue bikin naskah kok!".
Hari itu ketiga cowok yang biasanya menjahili alya tiba-tiba saja berubah jadi panitia drama dadakan dengan disutradarai sekaligus diketuai oleh alya. mereka membahas persiapan untuk drama hingga melewati dua jam pelajaran Bahasa Indonesia rajin nya mereka ini ish-ishh, walau tak akur sepenuhnya karena impossible bagi mereka berempat tuk jadi mahluk 'adem'.
Mereka begitu sibuk memikirkan tentang drama itu padahal drama diadakan satu bulan lagi. tapi, sepertinya mereka sudah menanti-nanti hal itu. Hal terakhir yang mereka lakukan sebelum berpisah.
hari itu Samuel lebih banyak tersenyum, alya juga menjadi lebih terbuka dan impressif. sifat dulu nya yang tak mau mencampuri hal-hal lain selain dirinya sendiri perlahan-lahan hilang dan jujur samuel suka itu. Sepertinya ada seseorang yang membuat alya berubah sedikit demi sedikit, pikir Samuel dan sam rasa ia perlu berterimakasih pada siapapun yang membuat alya seperti itu.