Chereads / romio or romeo / Chapter 17 - romio or romeo [17]

Chapter 17 - romio or romeo [17]

ROMIO OR ROMEO[17]

"jangan beli yang itu, doraemon mah dah biasa kali, dah beli yang ini aja---sailor moon, kan bagoss cantik lagi".

"ya itu mah mau nya elo!".

"yaiyalah, coba siapa yang ngajak elo kesini? Kan gue". alya dengki banget sama mio abis seenaknya banget dia jadi cowok.

Romio kayaknya peka sama suasana hati alya yang sekarang lagi proses ngirim santet ke dia kalo bisa. "yaudah-yaudah, serah lo. Tapi gue request buat beli botol minum miko chan, biar lo ada aura-aura ceweknya".

Alya mendecih "cih! Ini gue cewek feminim ya!, lo liat gue kek tomboy darimana nya?".

"ya, lo kan kek perkasa gitu! Mana nyeremin lagi Eeh tapi, lucu juga ya kalo inget pas kejadian di basement pas lo ketakutan it---Aaaah!—sakit-sakitt al!". alya melepaskan cubitan nya dari pinggang Romio. membuat cowok itu mendesisi.

Alya menggenggam merchandise miko chan itu "ini tumbler kan?". Romio tertawa, lalu dengan ringan ia menggenggam tangan kiri alya dan membawa cewek itu ke ujung tempat itu "ini yang namanya tumbler alya, yang bling-bling terus nyala kalo dicolok listrik. Kalo yang lo pegang itu namanya botol minum". Romio menunjuk-nunjuk lampu led dengan untaian panjang yang biasa dijadikan hiasan kamar dengan botol minum yang digenggam alya. Yaa, kek Romio jadi mikir aneh 'lo hidup delapan belas tahun gak tau yang namanya tumbler? Masa tempat minum disebut tumbler? Hidup di planet mana lo?' kan gitu pikirnya.

"engak! Ini juga disebut tumbler! buktinya cipa juga sebut ini tumbler". alya kekeuh. Romio menghela napas dan menepuk kening nya lelah "dahlah coba kita tanya ma kasir nya aja langsung".

alya membusungkan dada nya ikut menantang. "yang salah gue toyor lima puluh kali---

"—ehhh lo mau beles dendam ma gue ya? Masih dendam aja lo ma gu—".

"---valid no debat!". Romio diam. serem juga rasanya liat alya yang melotot-melotot gini. Akhirnya Romio pasrah digeret ke kasir yang ada di lantai bawah sama alya. Romio dah pede banget kalo tumber itu lampu led bukan botol minum. 'Cih! Liat aja gue teke'k lo ampe mampus'.

Sebenarnya dia masih ada banyak barang-barang lucu yang harus diliat-liat, apalagi kata mbak-mbak pekerja disini ada yang bilang kalo bakal banyak barang yang new arrival khususnya ada sailor moon juga. Tapi, apadaya Romio itu penganut 'sekali ditebas cewek galak, lo auto mati' yaa gitu. Walau dia setiap ketemu sama alya bawaannya pengen ngejahilin mulu karena bagi nya alya itu cewek yang unik. bikin dia penasaran buat mendekat.

"mbak semua ini berapa?". Romio bengong gitu aja, secara dia baru nyadar kalo keranjang belanjaan yang tadi dia pegang seerat-eratnya udah ada di atas meja kasir aja.

"lo? Cuma botol minum aja? gak akan beli yang lain nih? Udah jauh-jauh kesini cuma buat beli itu aja?". ini Romio rasanya gak adil aja masa dia beli merch sailor moon beserta antek-antek merch anime lainnya yang banyaknya seranjang penuh sedangkan alya cuma satu biji aja? please mereka dah jauh-jauh ke tangeran dari jaksel buat beli itu aja? satu jam perjalanan dikalahkan dengan kecepatan ambil satu botol minum aja? helooww Romio aja setiap belanja apa-apa paling cepet itu satu jam-an. kek sekarang contohnya.

"oh ya! ini lo kan yang nraktir ? Sippp gue tambahin ini aja". alya meraih dua komik premium di rak bawah kasir. Dan menyodorkan itu kepada mbak-mbak kasir, baru aja dipegang mbak kasirnya Romio langsung merebut buku itu cepat

"HEH KATA SIAPA GUE NRAKTIR? GAK ADA-GAK ADA. BAYAR SENDIRI-SENDIRI!". Romio dengan cepat menyimpan kembali dua komik premium yang harga nya ditotalkan bisa sampai dua ratus ribu. Mahal boss, premium soalnya.

"lo kan yang ngajak gue kemari, lo yang bayar!". Romio mencibir "cih! Kalo gue yang ngajak emang otomatis gue juga yang bayar? Ya kaga---".

alya memotong "—tapi, gue tau nya gitu. Kalo eca ngajak dia yang bayar, cipa mina juga gitu. dari dulu kalo ada yang ngajak berarti dia juga yang bayar, emang orang lain enggak gitu ya?". alya memiringkan kepalanya.

Romio saat ini sedang mati-matian menahan hasrat nya yang sangat ingin mencubit pipi gembil alya. Aslii disaat-saat gini alya tuh keliatan imut banget dimata mio. Mio juga cowok tulen yang gampang gemes liat cewek kek begini.

"ya enggak lah al, botol lo gue bayarin tapi untuk komik enggak sekarang dulu yaa. Gue lagi bokek mana balik nya kita harus makan dulu". Romio megusap rambut alya dengan pancaran mata yang seolah mengharapkan agar alya mengerti kondisi dompetnya yang hampir terkuras habis.

"tapi, tadi lo sendiri yang bilang masa gue beli nya Cuma satu?".

"masa cewek abis jalan ma cowok balik-balik kelaperan gara-gara kagak dikasih makan ma cowok nya?". entah bisakah Romio menraktir alya makan nanti. Sebenarnya romio juga agak ragu soalnya dirasa dompet nya dah jadi tipis banget, Padahal Romio yakin dikelas tadi dia sudah membuat list apa saja yang akan dibeli tapi, begitu sampai di anime market ini Romio sepakat untuk menganggap jika ia sebelumnya tak mengenal apa itu yang dinamakan 'list belanja'. Hati nya menggila melihat semua merch lucu, tangan nya merambat kemana-mana macam tumbuhan ulir.

Ettt-etttt alya sadar, 'SEJAK KAPAN KITA JADI SOK MANIS-MANIS GINI!!!' dengan cepat alya menghindar, membuat uluran tangan Romio menggantung begitu saja. Romio menoleh pada alya, waktu seolah-olah terhenti begitu saja pada kedua insan different gender itu.

"ekhmmm, maaf adik-adik. Jadi ini belanjaan nya bakal dibeli dan dibayar-kan?". ucapan mbak kasir itu langsung membuyarkan tatapan yang awal nya 'terkunci' antara alya dan mio. "iy—IYA! MBAK!". pengunjung sekitar menatap Romio tersentak, ya gimana enggak orang dia tiba-tiba teriak ke gitu.

Itu sebenernya karena nyawa Romio yang belum sepenuhnya utuh abis kejadian yang dia yakini hanya sebagai 'reflek' tadi itu.

Alya malu. Dengan facepalm dia pergi ninggalin kasir itu dan langsung keluar dari market itu. "maluuu-maluuu banget gue. Mana dari tadi dah rusuh banget lagi huhu". alya ngenes banget sama keadaan dia yang kek anak ilang, harusnya alya gak setuju buat pergi bareng Romio, mana ini mereka bolos lagi.

Iya! Yang kira ini hari minggu kalian salah besar, ini hari senin, iya senin!.

Dan entah ada apa dengan otak gue, sampe gue nge-iya-in ajakan mio buat bolos ke Tangerang. Dengan sogokan kalo gue bakal ditraktir street food jepang yang lagi rame banget karena udah sejak dua hari lalu dan lokasi nya juga gak jauh dari sini. Gue juga awalnya gak mau karena si 'rewel' siapa lagi kalo bukan cipa yang pengen ngikut. Sama kek mina dan eca juga. Tapi, dengan lantang and don't have urat malu Romio bilang gini ke mereka.

"kalian mau gak sih sahabat kalian ubah status? mau sampe kapan dia jadi perawan tua kalo kalian nuturin dia mulu pas dia diajak ma cowok buat jalan?!". sialan emang! Walau gitu, Romio berhasil bikin mereka gak jadi ikut. Tapi, alya jadi facepalm lagi. Gimana enggak? Orang Romio ngomong keras gitu di lapangan dalam keadaan baru abis upacara. Sejak saat itu alya tahu kalo Romio itu sekandang sama cipa.

Saat alya lagi ngelamun dia dikagetin sama Romio yang tiba-tiba ada di depan dia "hehe!, al, gue minjem uang lo dulu dongg---seratus lima puluh aja".

BLETAKKK---

"aishhh sakit al!". alya menatap nyalang Romio "lo.lo! Gila ya? Makanya belanja itu harus punya limit bego! Ini mah sama aja gue beli dua tumbler sendiri!, sialan lo!". walau kesal tiada tara alya tetap saja merogoh-rogoh waist bag nya, Romio tersenyum melihat itu, ia pun menyodorkan tangannya.

"mau apa lo?". Romio bengong. Ternyata alya merogoh waist bag nya itu untuk mengambil cermin bukan uang. OHHH ROMIO MERASA DIBOHONGI DISINI! DIA UDAH DITIPU!

"gak bisa lo kurangin aja belanjaan lo? Jadi lo gak perlu minjem ke gue?". beda dimulut beda di hati munafik alya itu sebenernya, ini buktinya alya tetep ngoyodorin dua lembar kertas berwarna merah ke Romio, mio tersenyum lebar, ia selalu meyakini kalau alya itu baik.

dengan jutek alya bilang "bunga nya naik dua puluh persen setiap hari". senyum Romio luntur gitu aja rasanya ingin mencibir, tapi dengan cepat ia menaikan kembali dua sudut bibirnya saat alya menatapnya nyalang.

Lalu ia mengulurkan tangannya ke atas kepala alya. "makasih yaa---gue bayar secepatnya janji". dengan langkah yang sedikit meloncat-loncat Romio kembali masuk ke anime market itu.

Meninggalkan alya yang mematung dengan mata melebar, semburat merah tipis di pipi, juga debaran tak normal dari jantungnya. lagi-lagi rasa menyenangkan ini menghampirinya. Sejak itu alya tahu, kalo dia lemah banget pas kepalanya disentuh sama cowok, dia juga lemah sama senyuman ketiga cowok yang memporak-porandakan hatinya. Yaa tiga orang, kak theo, mio, dan dave.

Baguslah setidaknya dipastikan kedepannya tak akan ada kasus 'DITEMUKAN JASAD SEORANG SISWI DAN SISWA SMA DENGAN KEADAAN KEPALA YANG MEM-BENGKAK! AHLI FORENSIK MENGATAKAN KEDUA REMAJA INI MATI AKIBAT DITOYOR LIMA PULUH KALI. SILAHKAN KLIK LINK JIKA INGIN MENGETAHUI BERITA SELENGKAPNYA'. huffft untung mereka berdua sama-sama lupa akan permasalahan mengenai tumbler led dan lumbler air.

Sementara ini, Dunia akan damai.