Chereads / romio or romeo / Chapter 8 - romio or romeo [8]

Chapter 8 - romio or romeo [8]

ROMIO OR ROMEO [08]

"heh! Bengong aja lo!"

Gue sedikit berjengit, kaget sama kedatangan cowok tak diundang yang main duduk disamping gue.

"cerita-cerita donk ada apa?"

"paan sih, gak ada apa-apa gue. Jauh-jauh deh lo, eneg gue litany". Gue menggeser bokong, menjauh yaa abisnya dia duduknya nempel ke gue banget mana ngabisin tempat. Enggak kok!, badan dia gak gendut tapi cara duduknya yang bersila diatas bangku penonton ini yang ngabisin tepat banget. Kepingin jorokkin dia dari belakang gue biar dia ngegelinding nyampe bawah asli!

"heh! Gue itu mas comblang yang jelas tau kalo cewek ngomong gak ada apa-apa berarti ada apa-apa, gak mau apa-apa berarti mau apa-apa, nyuruh pergi tapi sebenernya bilang tuk tinggal. Kayak cewek samping gue in----

"—hiihhh gue mah amit-amit pengen lo tinggal. Pergi jauh-jauh lo!. Jasa mas comblang lo itu gak guna buat gue" potong gue cepat.

"hidih! Suatu saat nanti juga lo pasti bakal butuh jasa comblang gue, gue sumpahin jalur karma tar lo! Secara gak ada yang gak butuh jasa gue, seorang chittapon ten leeycaipornkul"

"yak! pon-pon chittapon serah lah!, lo salah acara apa begimane? Make baju basket nonton balap motor gak salah lo? Oh! Lo baru aja di kick ama nak basket ya? Abis mana ada nak basket yang petakilan macam lo. Lo itu ngerusak image cool cowok basket tauk!" gue Tarik-tarik baju dia.

Ten berusaha sabar disini. Dia udah diusir-usir, di kasarin, sekarang diginin "anjim! Al anjim! Serah lo sumpah! Gue baru balik tanding basket di gor dua blok dari sini. Ngerti?!"

Gue mendelik "cih!, gitu aja emosi apaan sih lo! pms yee?"

"engak lah gilak! Keluar dari mana anjim darah nya? Terus kalo gue pms begimane bentukkan pembalutnya anjim! Yaa masa ada kantong panjang didepa-

"---tai otak gue traveling, gue pergi ahh! bye pon-pon!" jujur gue dah gak kuat, otak gue travelling mikirin kata-kata ten tadi. Tapi, anjim ya kalo cowok bisa pms?. Oke! Kita stop disini.

Gue jalan ke podium bawah. Niatnya sih cuma buat beli es yoghurt yang biasa dijual abang-abang di luar arena balap. Kesukaan dari gue kecil juga, udah enak, murah lagi cuma seribu. "al, ikut gue yuk!".

"eeeeh! bakwan! Mau di culik ke mana gue?!!". kerah kupluk sweater gue ditarik gitu aja. Karena gue sadar diri kalo gue itu cewek lemah gak se-perkasa ersya jadi gue cuma pasrah aja ngikutin tuh cowok yang gak gue tau bakal ngebawa gue kemana.

"leher gue kecekek bego!"

"eeh maaf al, Baru nyadar!-yaa abis nya kalo kagak gini lo gak bakal nurutin gue" cowok itu terus menarik kerah kupluk alya, intinya cowok itu membawa alya kearah kumpulan para cowok yang berada di dekat lap balap.

"anjim! Bakwan! Gak kenal siapa-siapa gue disana!"

"pliss deh nama gue itu baiywan, bukan bakwan. kalo mulut lo susah sebut dah melokal bisa kan lo? panggil gue wan aja apa susahnya sih?! Ini gue menahan diri loh ya! Awas aja tar lo di sekolah gue jahilin abis-abisan". Baiywan mengelus-elus dada bidang nya. perasaan temen-temen ceweknya kagak ada yang adem-ayem deh!. Masalahnya Lelah jiwa kan baiywan jadinya. Padahal setiap hari dia udah berniat tobat dan gak akan jahilin temen-temen ceweknya. Tapi, yaa gitu kelakuan mereka sendiri yang mengundang dia buat ngusilin. Gak tahan aja gitu rasanya.

Telat sudah, cowok yang dipanggil bakwan oleh alya itu sudah terlanjur membawa alya ke tengah perkumpulan cowok-cowok di dekat jalur balapan.

Seketika suasana yang tadinya riuh itu menjadi hening. Aduhhh! Sumpah gue jadi canggung gini. Mana gue cewek satu-satunya di sini.

"eyyoo! Wan dah bawa ceweknya uhuii kenalin dong sape nih?"

"bukan cewek gue".

"ooh bukan cewek lo, kirain. Btw--ehhh bro. Kok gue agak familiar ye?"

"iya nih gue juga, ini tuh cewek yang menang seminggu lalu bukan? yang lawan ma anak dari smabin[1] bukan sih?"

"hah? Siapa yang menang waktu itu?".

"iya lah kek nya, mirip gitu"'

"apa nya yang mirip anjim!".

"iya mirip, yang kemaren Cuma pake helm doang ceweknya jadi gak keliatan wajahnya, tapi yang ini pake masker ma kaca mata".

"ehhh tapi, itu bukan nya ratu malam? Cantik kal ituh cewek yang setiap balap tuh kek cewek yang misterius gitu kan? Dia gak pernah nunjukin wajah nya".

"tapi gak mungkin lah cewek sekeren ratu malam itu dia".

"eeh iya!--Kek cupu wkwk, yakin lo?dateng mari?! Gak salah tempat?."

"PSSSTTTTT-----DIEM DULU ANJIM!" kali ini cowok dengan panggilan bakwan itu yang mengangkat suara, cowok itu peka jika alya tak nyaman di kumpulan teman-teman nya apalagi ia sendiri mendengar kata-kata tak pantas dan meremehkan dari teman-teman seperbalapan nya.

Ia menatap sekeliling teman-teman nya "dia ini si 'ratu malam' yang kemaren menang. Ahh---ralat dia sebenernya gak pernah kalah sih. Kalian jangan sampai bocorin hal ini ke yang lain" jelas cowok itu.

"AHHHH DIA SI RATU MALAM!" serempak semuanya.

"h---hi. Panggil gue al aja jangan ratu malam-ratu malam. Aneh gitu kedengernya". sapa alya canggung.

Sejujur nya gue gak pernah ngumbar-umbar identitas asli gue ke orang-orang. Identitas asli gue sebagai ratu malam di kala bulan menyinari ini. Cuman ten, baiywam, anak dream, juna, yoyo. Itu pun ada unsur ketidak sengajaan dibaliknya dan sebagian nya lagi emang gue sendiri yang ngasih tau kerena gue percaya mereka bisa jaga rahasia.

Walaupun gitu, memang ada orang-orang diluar konteks itu yang tau kalo gue itu ratu malem tapi, mereka itu cuma tau sebatas gue sering dipanggil dengan nama inisial 'al' aja.

"eeh gue selalu kepo sama wajah lo yang asli!, buka dong masker ma kaca mata lo!" usul salah satu cowok yang mendekati alya.

"lo—maap nih ye, lo punya luka di wajah lo? Sampe ditutup-tutup segala kek nya" ucapan cowok yang lainnya itu langsung disoraki oleh cowok-cowok di kumpulan itu.

"enggak! kalian Liat nanti aja kalau bener-bener penasaran". ucap alya seraya meninggalkan kumpulan cowok-cowok sebangsa Samuel yang sialan, brengsek, dan gak tau diri. dan kebetulan temen-temen nya baiywan itu juga temen-temen nya Samuel. Orang disekolah aja mereka berdua kek bikin kubu gitu.

Bener kan! Merka itu copy paste-an Samuel semua. Cocok deh kalau dijadikan ftv-ftv indosiar tentang azab kubur. Atau judul kartun karma pun boleh!, tempat dan waktu dipersilahkan. 'dosa Samuel and his friend's' gitu deh asli! Atau dijadikan headline portal azab 'sekumpulan lelaki mati dengan wajah terbakar penuh nanah dan belum diketahui apa akibatnya' simak selengkapnya.

Sumpah! Sabar-sabar, sebentar lagi mau balapan kagak boleh marah-marah. Gue pergi gitu aja, menjauh dari perkumpulan cowok yang kayaknya lebih banyak melihat cewek dari fisik kayak mereka. Mengabaikkan penggilan dari beberapa orang termasuk bakwan.

Gue mendudukan bokong di salah satu kursi penonton, dua tingkat di atas arena balapan. Gue menundukan kepala setelah meneguk setengah kotak susu coklat. Sedikit pusing sebenernya. Mengingat banyaknya masalah dalam waktu dekat ini. Ditambah kehadiran cowok gak jelas yang nama-nya kek lawan main hidupnya Juliet.

Srekkkk-----srekkkkk----srekkkk

Gue menggeram pelan, mata gue terpejam erat sampai-sampai dahi gue mengerut. Tanda gue berusaha meredam emosi. Emosi karena hig-boots putih bersih gue tiba-tiba dinjek gitu aja dan digesek-gesek berulang kali sama cowok yang ada di depan gue. Gak tau apa mau nya apa tuh cowok gak jelas.

Sebuah tangan terulur di atas kepala alya yang masih menunduk dalam, wajah alya tertutupi rambut panjang nya yang berjatuhan. Ya, cowok tak dikenal itu mnerik ikat rambut alya. Lalu cowok itu mengangkat kepala alya hingga mendongak dan mendekat kan wajah nya dengan wajah alya yang sedari tadi menatap tajam cowok itu. Walau sejujurnya alya sedikit terkejut saat melihat wajah asli cowok itu yang sangat familiar baginya.

'heumm. Jadi gini yang kelakuan asli lo pas malem—eumm Romio?'.batin alya. Yaa, alya pastikan cowok itu adalah cowok yang sama dengan ornag yang membuat pagi hari nya hancur, Romio. namun tak disadari oleh alya, jika wajah orang yang dianggapnya sebagai Romio itu memiliki banyak bekas luka. Ada sedikit bekas lebam ungu di rahang nya, robekkan di sudut bibir yang terlihat dibiarkan berhari-hari, dan juga sedikit lebam yang terlihat baru di jidat nya yang tertutupi rambut.

di belakang ada ten, yoyo, yang sudah siap maju untuk baku hantam dengan cowok itu namun dihalangi oleh teman-teman mereka. Sama juga seperti para nggota dream yang ingin menolong alya karena mereka memang dekat dengan cewek itu. Termasuk cowok yang dipanggil 'bakwan' tapi mereka menunggu dahulu apa yang akan dilakukan cowok itu. Jika kelewat batas maka mereka akan maju. Karena sebenarnya mereka yakin alya tak 'selemah' yang dilihat.

"cewek cupuk kek lo! Ini harusnya diem aja dirumah, cocok nya juga baca buku tebel ditemenin bokap-nyokap kesayangan, cupuk manja. Huh! Hahaha. Berani-berani nya dateng ke tempat balapan. Hahaha!" cowok itu mendorong kepala alya hingga tertoleh ke samping.

"HAHAHAHA" tawa ikut menggelegar dimana-mana. Ini sudah keterlaluan. Cowok-cowok yang mengenal dekat alya sudah maju ingin menghajar cowok itu tapi, lagi-lagi otak mereka diingatkan oleh perkataan alya dahulu yang tak membolehkan mereka apapun alasannya tuk ikut campur masalah alya, mereka sangat tahu apa resiko melanggar perjanjian yang dibuat satu tahun lalu itu.

Cowok itu menjentikkan jarinya tepat di lensa kaca mata hitam kotak yang dipakai alya. Kemudian ia menarik paksa susu kotak yang digengam alya.

TUKK—SREKKK—KREKK—currrrr—

"lo! Liat kotak susu lo ini, gimana? Ancur kan kalo sekali gue injek gini? Nah lo juga sama kayak gitu lemah. Sekali gue injek ancorrr hahahaha! Ketawa semuanya!".

"HAHAHAH"

Cukup! Gue berdiri cepat dan----

----BRAKKK----DUAGHHHH---DUAGGGHHHH—DUAGHHH---DUAGHHHH

Semua begitu cepat. Hingga saking cepatnya semua orang di arena balap itu mematung tercengo-cengo menatap cewek yang tadinya disangka 'cupu'.

Bahkan tak ada yang dapat menjelaskan dengan pasti pada cowok yang baru saja mengolok-olok cewek dengan tampilan cupu itu.

huh! Sekarang giliran gue yang menyuarakan suara "HAHAHA! Itu kan yang kalian ketawain? HAHAHAHA! Ketawa semuanya!". semua orang menatap ngeri alya, sekarang mereka tahu cewek cupu tadi itu adalah cewek yang dijuluki 'ratu malam' mereka tak boleh bermain-main dengan cewek itu. Terlihat seberapa kuat tendangan gadis itu sampai-sampai bisa membuat cowok tadi terjatuh.

cowok itu meraba rahang nya yang sepertinya akan ungu, bagaimana tidak? Tendangan cewek itu keras sekali. Ia dengan cepat bangkit berdiri. "LO!-CEWEK SIALA---

"---hah! Gue? Lo kalik! kalian mau liat pengulangan nya kan? oke nih gue kasih gratis!" gue mengangkat kaki kiri dan—

—DUAGHHH—DUAGHHHH—DUAGHHHHH—

Yap! Gue tendang kepalanya, ahh entah itu pipi atau apanya. Intinya daerah kepala nya tiga kali. Sampai kepala cowok itu berulang kali tertoleh cepat "NIH! Kayak gini. Atau kalian masih belum liat jelas? Nih gue kasih lagi"

Alya tersentak saat akan melayangkan tendangan nya pada cowok itu lagi tapi pergelangan kaki nya di tahan cowok itu kuat-kuat. padahal sudah sangat dekat dengan pipi cowok brengsek itu.

"cuih! Segini doang mau ngelawan gue?" cowok itu mencengkram keras kaki alya.

Ohhh pegel anji gue berdiri satu kaki. Apa boleh buat---

TRAKK----DUAGHHH!!!

Alya loncat sedikit lalu memutar haluan kaki agar terbebas dari cengaram itu sehingga kaki kanan nya menendang cowok itu hingga terdorong jatuh kebelakang. Badan cowok itu langsung ditangkap oleh temen-temannya.

Gue tedang kotak susu coklat yang tadinya dia injek, gue injek lebih keras lagi kotak susu itu hingga tak sedikit susu yang masih ada di dalam nya keluar, menyembur kearah cowok itu dan sedikit membasahi baju nya.

"kalo gue cupuk bisa ngalahin lo, lo apa ya?". semua sorak tiba-tiba terdengar di telinga. Hahaha lihat kan? Siapa yang cupu, siapa yang lemah. Berani-berani nya mereka menilai dari fisik. Emang apa yang salah dari penampilan nya? apa gak boleh dia dateng ke arena balapan dengan mengenakan sweater tebal baby blue, rambut cepol satu, menggunakan kaca mata karena jarak penglihatannya yang tidak bagus, mengenakan masker untuk menutupi identitas.

Hell! Ini justru Namanya perlindungan diri bukan? lagipula juga ini sudah menjelang tengah malam. Tak baik berkeliaran di tempat seperti ini dengan pakaian minim seperti apa yang dilakukan cewek-cewek lainnya di arena balap itu.

setelah itu alya langsung pergi kearah motor sport putih nya di parkirkan. Memberi kode pada mark untuk segera memulai balapan yang sudah dijanjikan dari hari-hari yang lalu. Rasanya alya ingin segera mengakhiri ini semua dengan cepat. Malas saja melihat cowok yang tak bisa menghargai penampilan fisik wanita.

Mark mengerti kode itu, ia juga segera menaiki motor sport berwarna hitam nya. kemudian mendekati garis start. Sedari tadi tatapan perhatian itu tertuju pada gadis yang dijuluki 'ratu malam'. Apalagi kejadian tadi yang benar-benar menyita semua perhatian.

Semua yang pada awalnya tak mengenali 'ratu malam' itu mereka merasa bodoh sekali!. Bisa—bisa nya mereka mengertawai gadis yang selalu menang di setiap perlombaan balap motor.

Seorang gadis dengan baju ketat dengan potongan rendah yang menunjukan bagian dada nya, tak ditutupi bahan atau yang sering di bilang 'kurang bahan' berjalan dengan centil ketengah garis start. gadis itu mulai mengangkat setengahnya bendera hitam bergaris putih itu.

"TUNGGU! GUE TANTANG LO!". cowok yang mencari masalah itu adalah orang yang sama dengan cowok yang ditendang oleh alya sebelumnya. Masih saja berani yaa cowok itu?

Alya mengendikkan pundaknya. Tak peduli dan tak mau peduli juga. Mark menatap ragu alya lalu dengan tatapan dingin nya mengarah pada cowok itu. dengan malas kepalanya mengangguk samar.

Cowok itu segera memakai helm full face nya ia menaiki motor sport berwarna hijau dan melajukan motornya hingga sejajar dengan motor alya juga mark di garis start. "gue pasang taruhan. Kalo gue jadi yang kesatu gue mau lo jadi pacar gue tapi kalau gue kalah. Lo boleh minta apa aja ke gue termasuk lo juga, mark" alya menganguk tenang, tak akan alya biarkan cowok itu menang. Tentu saja.

Mark ikut mengangguk. Lalu tak lama bendera hitam bergaris putih itu terangkat keatas. Menandakan dimulainya balapan itu. Suasana menjadi begitu riuh dan tegang.

Ini adalah pertandingan yang begitu meyenangkan. Paling ditunggu-tunggu. Mark, ketua gank dream yang paling jago balapan motor dengan si 'ratu malam' yang dikenal dengan kemisteriusan identitas aslinya atau memiliki nama samara lain 'al', terakhir cowok yang terlihat 'sok' namun belum ada yang tahu siapa cowok itu sebenarnya juga kemampuan cowok itu yang 'sok' menantang seorang 'ratu malam'.

Total putaran lap itu hanyalah delapan putaran. Sesuai yang di tentukan di awal, sebelum mereka bertanding.

Dan sekarang mereka bertiga baru sampai di lima putaran, sedari tadi mark lah yang memimpin putaran. di belakang nya ada cowok itu yang hampir sejajar dengan rosi.

Dibalik helm full face itu mark mengulaskan smirknya. Merasa pertandingan kali ini ia yang akan menang. Pasti kakak nya, rosi akan senang dengan kotak music yang akan ia bawa pulang. Mark harus berusaha keras mendapatkan itu karena mengingat kakaknya begitu menginginkan kotak music itu sedari dulu.

Direkomendasikan untuk membaca buku 'kok gini?' karya penulis yang sama. Untuk mendukung cerita pada buku ini.

Cowok itu menatap penuh emosi pada motor di depannya, mark. Ia tak boleh kalah.

Sedangkan alya begitu tenang. Alya bahkan terlihat begitu menikmati perlombaan kali ini. Sudah lama rasanya ia bisa mendapatkan lawan yang bisa dibilang 'setara'.

Jumlah putaran itu sudah berganti angka menjadi tujuh. Cowok yang belum diketahui Namanya itu sungguh benar-benar kepalang emosi, giginya saling menggertak, cengkraman nya semakin menguat seiring jarak nya mulai merebut posisi pertama dari pemilik awalnya, mark. Mungkin saja telapak tangannya bisa enjadi lecet.

Para penonton menganggap ketiga orang yang sedang saling memacu kecepatan itu tak bisa di ajak bermain-main. Mereka begitu kuat, gesit,cepat, dan juga---

---berbahaya.

Hampir setengah lap lagi tersisa menuju finish. Semua orang yakin jika tak mungkin bagi si 'ratu malam' untuk menyusul kedua pembalap yang ada di depan nya itu. Jadi mereka kebanyakan berfikir harga diri si 'ratu malam' mungkin akan sedikit ternodai malam ini.

Tapi semua nya tertipu dengan siasat cantik dari seorang alya. Kalian tahu? waktu yang tepat untuk menyusul peringkat pembalap itu kuncinya ada pada belokan atau sudut dari lap balapan.

Dan yaa kepintaran alya digunakan untuk menghitung kecepatan, waktu juga belokan yang pas untuk menyalip kedua cowok di depannya.

Nguengggg---BRUMMM

Begitu cepat dan mengagumkan. Semua orang bersorak kaget, ada pula yang menyemangati. Mereka semua tak menyangka. Apa yang di pekirkan sebelumnya di patahkan begitu saja saat alya berhasil menyalip kedua pembalap lainnya. Bahkan alya sekitar setengah meter lebih jauh dibandingkan mereka berdua.

Sungguh mengagetkan dan tentunya tak disangka-sangka, Pikir kedua cowok itu. Pikiran mereka pecah begitu saja, membuat kecepatan mereka sedikit nya berkurang. Jujur mereka terlalu speechless.

Dan sudah di pastikan pemenangnya adalah alya. Semuanya bersorak kagum. Hampir semua penonton turun menyambut kemenangan alya.

Tapi langkah mereka terhentikan begitu saja saat alya turun dari motornya dan membuka helm full face berwarna putih yang serasi dengan warna motor kesayanganya.

Mereka yang menyaksikan itu terdiam. Apa yang dilakukan alya terlihat bak slow motion-slow motion di tok-tik.

Alya mengibas-ngibaskan rambutnya. Rambut panjang itu tertiup angin malam yang berakibat kan seperti sedang iklan shampoo rejoice. Berdamage lah istilah-nya. Lalu ia melepaskan kaca mata yang biasa ia pakai di rumah karena matanya yang rabun dekat minus dua.

Walau alya tak membuka maskernya tapi semua lelaki di arena balapan itu bergumam takjub. Bahkan walau menggunakan masker pun 'ratu malam' begitu terlihat cantik dan berkharisma. hanya orang bodoh saja yang mengatakan alya buruk rupa. Termasuk kumpulan cowok yang sebelumnya mengatakan jika alya mungkin saja memiliki rupa yang buruk.

Huh! Lihat kan! Seorang 'ratu malam'!?

Mark menghampiri alya dan saling berpelukan lalu berjabat tangan."gue kira gue yang bakal menang loh! Sedikit kecewa sih soalnya gue dah begitu percaya diri bilang ke kak rosi kalo gue bakal bawa pulang kotak music yang di penginin banget dari dulu".

alya jadi tak tega sebenarnya. Baginya mark lionendra itu sudah bak adiknya sendiri walau tak ada hubungan darah dengannya. Alya jadi bimbang ia menang tapi ia jadi ingin memberikan kotak music yang ia beli dengan keringat nya sendiri kepada mark.

"yaudah nih, buat lo aja". akhirnya alya memutuskan tuk memberi kotak music berukuran tujuh kali tujuh itu. Ia merogoh waist bag nya dan mengeluarkan kotak music itu.

"nih buat kakak lo. Gue tau kok lo sayang banget ma rosi." Alya menyerahkan itu di depan mark yang terkaget-kaget tak menyangka.

"ini—keburu berubah pikiran gue tar" mark segera mengambil kotak music itu.

"makasih kak al, thanks bangett yaa, padahal ini kesukaan lo dan lo juga yang menang. Tapi, ini beneran kan kak?" tanya mark sekali lagi memastikan.

Alya menganggguk pasti "jujur gue punya satu lagi walau agak beda tapi. Lagipula ini kan cuma kotak music aja. lebih penting perasaan kakak elo" mark tersenyum lebar dengan mata yang seolah-olah bersinar menyoroti alya. Tak salah memang menjadikan alya, sebagai wanita ketiga yang diidolakan nya setelah ibu dan kakak permpuannya.

"kak yaudah gimana kalo bola gue buat lo aja, bawa sini chen!" dari belakang punggung mark, muncul seorang cowok sipit berkulit putih anggota dream yang sering dipanggil, chenji.

Mark menyerahkan bola sepak yang dibubuhi tanda tangan lionel messi ohh liat saja sepertinya mark begitu menyayangi bola itu sampai-sampai bola itu diberi pelindung kotak plastik tebal transparan .

Alya menggeleng "enggak, gue gak usah lah lo kasih ini. Gue ikhlas kok. Anggep aja balapan ini buat asik-asik aja oke!---" huh! Mark senang sekali ia tak harus kehilangan bola kesayangan nya.

"---tapi, sebagai gantinya. Lo traktir gue di donull café. Oh ya! Ajakin rosi juga ya! elo kagak pernah ngenalin gue sama dia tuh". Mark mengangguk semangat.

"tapi, buat lo! Lo harus nepatin janji!". alya menunjuk cowok yang mecari masalah dengan nya itu. Cowok itu mengangguk dengan tatapan malas.

"lo harus latihan balap, belajar bareng sama juga gue tiap sabtu dan minggu. Gak ada penolakan, mengindar, mengeluh inget setia---

"—never ev---

"---cowok itu wajib menepati apapun yang di sebut, dijanjikan atau gak lo bakal jadi pengecut. Jadi seperti yang gue bilang, gak ada penolakan, mengeluh, menghindar. Kalau lo mau coba-coba yang aneh-aneh. gue abisin lo sekarang juga----eummm-----romio—iya kan? Lo romio?". alya menatap jengit nan remeh cowok yang ia panggil 'romio' itu.

"huh!? Gue?---romio—gue itu buk---".

"—iya! Lo romio, cowok yang nabrak gue waktu itu di café, cowok nyebelin yang dah nyegat gue pagi ini di sekolah, dan lo sekarang malah bisa-bisa nya nyari masalah ma gue lagi" alya pergi gitu aja meninggalkan mereka semua yang dilanda kebingungan.

"asal lo tau gue bukan romio!!!". cowok yang tak mengaku namanya romio itu berteriak kesal, enak saja ia disangka-sangka romio.

Sejak kapan juga ia mengganggu cewek itu disekolah? Bahkan ia sebegitu membenci dengan yang dinama kan 'cewek'. Tahu cewek itu sekolah dimana juga dia gak tahu? Untuk yang di café, cowok itu sedikit ingat jika ia pernah menabrak seorang cewek tapi ia tak begitu ingat dengan jelas wajah cewek yang ia tabrak itu.

Pertanyaan-nya. Jadi cowok itu sebenarnya siapa?

[1] Smabin: sma bina raga [sma olahraga khusus lelaki]