Setelah mendapat kepercayaannya kembali dan Jin sudah memastikan anak itu baik-baik saja. Vernon pun kembali belajar di Keimyung University, sesuai apa yang dikatakan Malik bahwa pelaku pembully'an Vernon baru bisa keluar dari ruang isolasi setelah Vernon kembali ke Keimyung. Maka hari ini pun Park Dohan dan Lim Junhwan terbebas dari hukuman dan mereka dibawa untuk meminta maaf secara langsung pada Vernon diruangan Malik. Tentu dengan diawasi oleh Wonwoo.
"Jika sekali lagi aku melihat kalian memandangnya saja, saat itu sama sekali tak ada ampun untuk kalian.". Ancam Wonwoo yang berbisik, namun tidak bisa dibilang berbisik juga karena Malik dan Vernon masih bisa mendengar ucapannya.
"Jeong Wonwoo!". Tegur Malik, Wonwoo mendengus kesal.
"Kalian boleh pergi!". Perintah Malik pada Dohan dan Junhwan.
"Bagaimana Vernon? Kau akan kembali belajar dengan Je Bin dan Taehyung lagi? Kau yakin sudah baik-baik saja?". Tanya Malik yang tersenyum hangat.
"Gwenchanayo, Seonsaengnim. Aku akan mulai kelasku hari ini.". Jawab Vernon balas tersenyum.
"Oke. Good Luck!". Sahut Malik. Wonwoo pun mengantar Vernon ke kelasnya.
Wonwoo memang sangat over protective jika sesuatu yang buruk sudah menimpa Vernon, kejadian setahun lalu saat mereka berdua diculik oleh Victor, seharusnya dia yang melindungi Vernon tapi malah sebaliknya karena dirinya terluka jauh lebih parah dari Vernon. Sejak saat itu, Wonwoo bersumpah akan menjadi lebih kuat agar ia mampu melindungi para sahabatnya tanpa harus terluka lebih dulu. Tekad itu dirasakan oleh Jungkook selaku orang yang menangani segala keterampilan Wonwoo, Senin hingga Jumat Wonwoo akan berlatih fisik bersama Mingyu di halaman belakang Keimyung atas pengawasan Jungkook. Tapi Sabtu dan Minggu, ia mendapat kelas dari Malik Iskandar untuk mendapatkan kelas pengendalian diri dan emosi. Kelas Weekend itu yang paling sulit bagi Wonwoo meski latihan dengan Jungkook cenderung tidak manusiawi, karena saking ketatnya peraturan yang dibuat oleh Jungkook.
Halaman belakang Keimyung University cukup luas dan Jungkook mengubahnya menjadi persis tempat latihan kemiliteran. Gudang kosong yang terdahulu dijadikan tempat Vernon dibully kini menjadi tempat peristirahatan mereka setelah latihan, sekaligus ruang kontrol CCTV yang Jungkook pasang di pohon-pohon tinggi dan besar itu. Kini halaman belakang Keimyung pun menjadi tempat yang diawasi. Tidak ada yang luput dari pantauan CCTV.
"AYO CEPAT! CEPAT! CEPAT!". Teriak Jungkook saat Wonwoo dan Mingyu berjalan tiarap diatas kubangan air namun dibawah kawat berduri. Mingyu menghela nafasnya dipertengahan rintangan latihan itu.
"KIM MINGYU! TIDAK ADA WAKTU UNTUK MENGHELA NAFAS! CEPAT SELESAIKAN. SAMPAI KAPAN KAU AKAN TERUS BERGANTUNG PADA WONWOO? DIMANA KEBERANIAN KALIAN SETELAH KALIAN BERANI MEMBANTU SECRET MELARIKAN DIRI?". Teriak Jungkook.
"Haaeh, itu kan sudah setahun yang lalu.". Keluh Mingyu yang berbisik.
"AKU MENDENGARMU.". Sahut teriak Jungkook, Mingyu pun mendengus kesal sementara Wonwoo hanya terkikik pelan. Mau tidak mau mereka harus tetap melanjutkan latihannya.
Berbeda dengan The8 yang berhasil mendapat pengakuan guru besarnya, Dokter Hwang Jung Eum. Setahun lalu ia mulai meneliti Hyun Seung yang menderita D.I.D atau berkepribadian ganda, dengan bimbingan dari Jin ia berhasil meneliti syndrom langka itu dan menjadikan kasus Hyun Seung sebagai bahan penelitiannya yang pertama. Kala itu The8 berperan sebagai sahabat yang menerima setiap kepribadian Hyun Seung, merepotkan namun itu memang harus ia lakukan. Anak berusia 18 tahun itu memiliki beberapa kepribadian. Hyun Ah, anak kecil berusia 6 tahun yang senang berlari-larian dan selalu minta dibelikan es krim oleh The8. Min Ah, seorang ahjumma yang pandai memasak ttokpokki dan Kimchi Jeon, ahjumma yang memiliki sifat yang ramah dan pendiam, saat Hyun Seung berubah menjadi kepribadian ahjumma itu ia selalu meminta The8 untuk mengoles salep kulit pada kulitnya, ia bilang ada banyak memar yang menyebabkan badannya pegal-pegal, padahal kulit Hyun Seung saat itu baik-baik saja. Kepribadiannya yang terakhir adalah yang paling berbahaya, Jo Hyun Oh ahhjussi. Hyun Oh ahjussi jarang muncul, namun ketika muncul itu membahayakan nyawa The8 dan Hyun Seung.
Kala itu The8 baru pertama kali bertemu dengan kepribadian Hyun Seung sebagai Jo Hyun Oh, The8 yang belum mengerti sifat Hyun Oh ahjussi mau saja mengikutinya masuk kegudang Rumah Sakit Jiwa tempat The8 menjalani bekerja paruh waktu. Kenyataannya The8 dipukuli disana, Hyun Seung ahjussi menyebut-nyebut nama Hyun Seung sambil memukuli The8, ia menendang berkali-kali, kepala The8 dibenturkannya ketembok lalu ia mengunci The8 di gudang itu setelah ia pastikan The8 tak sadarkan diri, menyiram gudang itu dengan bensin dan membakarnya. Ketika api sudah menyala, Hyun Oh ahjussi yang menguasai tubuh dan waktu dari Hyun Seung merasakan rasa bersalah yang hebat dan berusaha melukai diri dengan menggores urat nadi nya dengan benda tajam seadanya. Lisa yang memang bertugas sambil menemani Vernon belajar melihat The8 yang dikunci digudang itu lalu melaporkannya pada Vernon, lantas Vernon pun langsung menelpon Jin untuk segera menuju TKP. Taehyung dan Je Bin yang berada bersama Vernon pun berinisiatif menelpon pemadam kebakaran karena api sudah mulai besar.
Tanpa banyak tanya Jin langsung bergegas dan melakukan pertolongan pertama pada Hyun Seung yang sudah tak sadarkan diri bersimbah darah didepan gudang yang terbakar. Setelah beberapa perawat menangani Hyun Seung untuk ditangani di IGD, Jin berlari kebelakang gudang dan melihat ada jendela disana, ia melihat sosok The8 yang tidak sadarkan diri. Ia melepas jas kedokterannya lalu melilitkannya ditangan dan memukul jendela dihadapannya hingga pecah, membersihkan pecahan kaca itu dan mencoba masuk kedalam. Ia menutup hidungnya dengan tangan yang masih terlilit jas kedokterannya karena tak sengaja menghirup asap hitam didalam ruangan, ia berusaha membangunkan The8. Setelah The8 tersadar sambil meringis kesakitan dibagian kepala, Jin memberikan jas kedokterannya untuk menutupi hidung The8 yang mulai terbatuk. Jin lalu membuka sweater berbahan benang wol itu dan hanya mengenakan singlet saja demi untuk menutupi hidungnya, tiba-tiba ponselnya berdering disaku celana.
"Hyung, kau didalam gudang yang terbakar.? The8 dimana?". Kata Taehyung.
"Ada bersamaku, kami didalam dia terluka.". Jawab Jin.
"Petugas pemadam kebakaran sudah didepan gudang, mereka sedang mencoba memadamkan api. Carilah tempat berlindung dulu, mereka akan mencoba mendobrak pintunya.". Seru Taehyung.
Jin pun mengikuti arahan Taehyung dan langsung memapah The8 berdiri dipojok ruangan. Terdengar aba-aba petugas pemadam kebakaran yang akan mendobrak pintu yang sudah terbakar setengahnya. Untungnya Jin dan The8 bisa diselamatkan.
"Hyung! Kau tidak apa-apa? Haaeeh, untung saja Lisa melihat CCTV disini, dan Vernon langsung menelponmu.". Kata Taehyung.
"Sampaikan terimakasihku padanya.". Sahut Jin.
"Ssaem bagaimana dengan Hyun Seung?". Tanya The8.
"Dia sedang ditangani di IGD, ayo kita obati dulu kepalamu.". Jawab Jin.
Sambil mengobati luka dikepala The8, sang guru meminta penjelasan bagaimana ini bisa terjadi. The8 pun menjelaskan secara lengkap apa yang dialami, Jin meminta The8 berhenti meneliti Hyun Seung karena tidak bisa mentolerir jika hal berbahaya seperti ini terjadi lagi. Tapi, The8 bersikeras akan melanjutkannya. Jin mengizinkan dengan syarat ia harus segera melapor jika ada tanda-tanda kekerasan dan penyerangan seperti ini lagi. Setelah merasa lukanya baik-baik saja, The8 mulai memutar otaknya. Dia meminta pertolongan Vernon untuk meminta Lisa mencarikan artikel-artikel tentang kekerasan dalam rumah tangga yang berujung pembakaran rumah beserta pelaku yang mengakhiri hidupnya. Dengan kepintaran Lisa dalam waktu singkat The8 mendapatkan artikel yang dimaksud dan tanpa membuang waktu The8 langsung mempelajari artikel itu.
Sesuai dugaannya, bahwa Hyun Seung menciptakan kepribadian-kepribadian itu untuk lari dari rasa bersalah karena hanya ia yang selamat, jika sang ayah -Jo Hyun Oh- tidak bunuh diri setelah membakar hidup-hidup adik dan ibu tirinya, mungkin Hyun Seung masih punya orang lain untuk ia salahkan. Ketika The8 membaca artikel itu, hasil penyelidikan badan forensik sungguh mengerikan. Tercatat bahwa sang adik -Jo Hyun Ah- telah lebih dulu meregang nyawa karena diduga ia memakan ayam goreng yang ditaburi racun tikus pemberian ayahnya yang seharusnya ayam goreng itu dimakan oleh Hyun Seung. Hyun Seung hanya meninggalkan ayam goreng itu sebentar ketoilet karena perutnya merasa sakit, adiknya berteriak meminta untuk mencicipi lebih dulu ayam gorengnya dan Hyun Seung balas berteriak mempersilahkan. Saat ia kembali dari toilet, sang adik yang baru berusia enam tahun sudah tergeletak dengan mulut berbusa. Saat ia baru akan mencoba membawa adiknya kerumah sakit, dari luar terdengar teriakan kesakitan ibu tirinya yang dipukuli sampai mereka masuk kedalam, sang ibu terkejut melihat anak perempuannya tergeletak, tapi sang ayah malah berteriak. . .
"KENAPA KAU TIDAK MEMAKAN AYAM GORENGNYA JUGA?HAH?". Teriak ayahnya lalu memukul kepala Hyun Seung hingga ia pingsan. Dan berlanjut memukuli istrinya hingga pingsan didapur. Lalu pergi membeli satu derigen bensin dan membakar keluarganya hidup-hidup. Tapi Hyun Seung tersadar karena oksigen semakin menipis dan suhu ruangan menjadi panas, Hyun Seung yang panik melihat api yang sudah menjalar kemana-mana. Saking paniknya ia hanya memikirkan bagaimana ia akan selamat, lantas Hyun Seung memecahkan kaca jendela dengan tangan kosong hingga tangannya bersimbah darah lalu keluar dari rumah itu, saat Hyun Seung berhasil keluar tiba-tiba ibu tirinya mengeluarkan tangan dari jendela yang sama meminta diselamatkan, namun karena wajah ibu tirinya yang bersimbah darah membuat Hyun Seung ketakutan dan spontan meninggalkan ibu tirinya. Saat Hyun Seung tak berada jauh dari pelariannya, rumah itu meledak karena gas yang berada disana memicu ledakan. Hyun Seung tak menyangka bahwa ia bertindak bodoh tidak membantu ibu tirinya menyelamatkan diri. Sambil menangis Hyun Seung berlari kehalaman depan namun ia lagi-lagi terkejut hingga terjatuh melihat sang ayah telah tak sadarkan diri bersimbah darah dengan urat nadi yang telah terputus.
Hari itu menjadi hari paling mengerikan yang ingin dilupakan untuk siapapun yang mengalaminya, apalagi Hyun Seung. Itulah sebabnya, cara untuk membuat dirinya bertahan hidup tanpa diselimuti rasa bersalah, alam bawah sadar Hyun Seung menciptakan kepribadian-kepribadian baru. Setiap kali satu kepribadian muncul, satu kepribadian lainnya tidak mengingat apa yang dilakukan oleh kepribadian yang pertama, seolah waktu dan identitas Hyun Seung dicuri darinya. Itulah mengapa Jin mendiagnosis Hyun Seung memiliki Syndrom D.I.D atau yang sering disebut berkepribadian ganda.
The8 pun melanjutkan penelitiannya dan mencoba menganalisis kasus Hyun Seung lebih teliti lagi, setelah mendapat persetujuan dari Jin, ia mulai membantu Jin menangani Hyun Seung. Berkat penelitian The8, Hyun Seung kini ditangani langsung oleh Profesor Hwang Jung Eum, guru dari gurunya.
* * *
Siang ini Jungkook dijemput oleh beberapa siswa ketika ia sedang istirahat makan siang dengan Wonwoo dan Mingyu.
"Ssaem, ada tamu yang mencarimu diruanganmu.". Kata Scoups yang menghampirinya bersama Jun, Woozi dan Jeonghan sambil membawa nampan makanan yang telah terisi.
"Nugu?". Sahut Jungkook sambil mengunyah makanannya.
"Komisaris Kepolisian.". Jawab Woozi sambil menarik kursi untuk duduk disamping Mingyu.
"Haeeh, jinja.". Keluh Jungkook yang tiba-tiba kehilangan nafsu makannya.
"Selesaikan makan kalian lalu dapatkan pijatan untuk tubuh kalian, aku tidak mau ada alasan untuk besok.". Seru Jungkook memperingati Wonwoo dan Mingyu.
"Ne.". Jawab Wonwoo dan Mingyu serempak. Setelah mendengarkan jawaban para muridnya ia pun pergi meninggalkan mereka.
"Memangnya kenapa Komisaris Kepolisian mencarinya? Apa Jungkook Ssaem membuat masalah?". Tanya Jeonghan, Woozi mengangguk tanda ingin tahu juga.
"Anhiya~ . . Lisa ttemunae-yaa...". Sahut Mingyu.
"Lisa? Hologram yang ditinggalkan Dokyeom untuk Vernon itu?". Tanya Woozi memastikan.
"Emm....". Sahut Mingyu.
"Geuraesso, Lisa gga wae?". Lanjut tanya Woozi.
"Ah, kalian tidak ada disini ketika Vernon memperkenalkan Lisa dihadapan orang banyak, ya. Kalau aku tidak salah ingat kalian sedang ada perjalanan bisnis dengan Jimin Ssaem.". Kata Scoups.
"Vernon memperkenalkan Lisa pada orang banyak? Wae?". Kejut Jeonghan.
"Vernon dibully oleh Park Dohan dan Lim Junhwan karena kedua anak itu iri hologram Lisa hanya bisa diakses oleh Vernon saja. Sebenarnya memang banyak yang tidak percaya bahwa hanya Vernon yang bisa, itulah mengapa Malik Ssaem berkata bahwa ia akan meluruskan kesalahfahaman itu. Dan Vernon membuktikannya dihadapan orang banyak, bahwa Lisa memang hanya menuruti perintah suara Vernon saja.". Kata Jun panjang lebar.
"Lalu apa hubungannya dengan Komisaris Kepolisian yang datang mencari Jungkook Ssaem? Seolmaa~ . . . ". Tanya Woozi.
"Majja. . . Sebelum Vernon membuktikan diri, kabar tentang kesalahfahaman hologram Lisa sudah menyebar luas. Hingga seluruh lapisan lembaga yang berwenang menyaksikan sendiri bagaimana Vernon dan mesin itu bekerja, pada akhirnya semua lembaga yang berwenang itu bergantian menemui Jungkook Ssaem untuk meminta menyerahkan Vernon dan Lisa agar bisa dimanfaatkan oleh Lembaga itu sendiri.". Jelas Scoups.
"Heoll. Daebbak.". Seru Jeonghan.
"Lee Dokyeom benar membuktikannya, bahwa negara ini memang membutuhkan Lisa.". Celetuk Woozi. Sementara itu diruangan Jungkook, ia tengah dibujuk oleh janji-janji manis dari mulut Komisaris Kepolisan agar Jungkook menyerahkan Vernon dan Lisa untuk kepentingan Kepolisian.
"Aku minta maaf, pak. Tapi tetap tidak bisa. Vernon dan Lisa tidak akan pergi kemana pun.". Tegas Jungkook meski orang dihadapannya memiliki jabatan yang lebih tinggi darinya.
"Kapten Jeon . . .".
"Jika anda bersikeras, baiklah aku minta anda datang lagi kesini esok hari. Kita akan diskusikan bersama pada Lembaga mana Vernon dan Lisa harus diserahkan. Aku akan mengundang semua orang juga. Agar semuanya merasa adil.". Kata Jungkook, dan Komisaris Kepolisian pun pulang dengan tangan kosong.
Keesokan harinya . . .
Jungkook benar mengundang mereka untuk membahas permasalahan yang beberapa minggu ini mengganggu pikirannya. Disini telah hadir Ketua Badan Intelejen Nasional, Jaksa Agung, Golden Time Centre-jjang nim, Sekretariat Blue House, dan Komisaris Kepolisian. Mereka datang mewakili lembaga mereka sendiri demi Vernon dan Lisa. Namun keputusan akhir Jungkook justru mencengangkan.
"Aku meminta anda untuk membangunkanku gedung lima lantai, pak presiden.". Ujar Jungkook, ah ada satu orang lagi yang hadir dipertemuan itu, pemimpin negara, Presiden Korea Selatan.
"MWO?". Teriak semua orang terkejut dengan permintaan Jungkook yang diluar batas.
"Tolong maafkan dia, pak. Tidak biasanya ia bersikap kurang ajar seperti ini.". Seru Ha Siwon.
"Gwenchanayo, Ketua Ha. Lanjutkan Kapten!". Sahut pak Presiden, mau tidak mau yang lain pun ikut duduk kembali.
"Vernon~ah! Tunjukkan gambar grafik bangunan itu.".
"Ne, Ssaem. Lisa~ah, tunjukkan grafiknya!.". Perintah Vernon pada Lisa, dalam sekejap sebuah kerangka miniatur bangunan gedung lima lantai terpampang secara virtual dihadapan mereka semua.
"Justice Building.". Seru pak Presiden membaca nama gedung yang terlihat digedung bagian atas dalam miniatur virtual itu. Jungkook pun tersenyum.
"Ne, Justice Building. Itu adalah nama dan kegunaan gedung ini, pak.". Kata Jungkook.
"Gedung keadilan. Gedung yang menjunjung tinggi keadilan.".
"Ne, anda benar, pak. Karena yang akan mengisi gedung ini adalah orang-orang terbaik dibidangnya. Lantai satu akan diisi oleh para detektif handal yang akan dikirim dan dipilih sendiri oleh bapak Komisaris Kepolisian.". Seru Jungkook sambil tersenyum pada Komisaris Kepolisian, meski tidak membenarkan juga tidak menunjukkan ketidaksetujuannya, Komisaris Kepolisian hanya bisa tersenyum karena disampingnya ada Presiden.
"Lantai dua akan diisi oleh Team terbaik dari Golden Time Team.".
"Maksudmu, kantorku akan berpindah ke Justice Building?". Kata Kang Centre, Kang Kwon Jo.
"Anda tidak keberatan dengan itu kan, Kang Centre-jjang nim?". Tanya Jungkook dengan evil smile nya.
"Aku? Ah, aku bisa bekerja dimana saja.".
"Maksudku, apa anda tidak keberatan memantau semua cabang Golden Time Team dari setiap daerah?". Seru Jungkook.
"Setiap daerah? Dari gedung itu aku bisa ikut membantu memimpin Golden Time Team dari setiap daerah tanpa mengunjungi kantor cabangnya?".
"Ne.". Sahut Jungkook.
"Apa itu mungkin?.".
"Tentu saja. Karena wilayah jangkauan Lisa bukan hanya Seoul namun mencakup sampai belahan dunia bagian selatan.". Celetuk Vernon ikut membantu Jungkook menjawab.
"Apa itu benar, Kapten Jeon?". Tanya pak Presiden.
"Benar, pak. Aku tidak akan membiarkan muridku menyombongkan diri jika kemampuannya tidak terbukti.". Jawab Jungkook yakin.
"Lanjutkan!". Perintah pak Presiden yang belum apa-apa sudah tersenyum puas.
"Lantai tiga akan diisi oleh Jaksa-Jaksa terbaik dan bersih pilihan Jaksa Agung untuk menangani kasus-kasus beku yang tertunda dipengadilan.". Lanjut Jungkook menjelaskan.
"Jaksa yang bersih?". Tanya Jaksa Agung.
"Ne. Para Jaksa yang sama sekali belum pernah melakukan tindak kriminal seperti . . . Suap misalnya?". Sahut Jungkook.
"Kau yakin akan menemukan Jaksa yang seperti itu?". Celetuk pak Presiden yang mengundang tawa kecil orang-orang yang berada disini, kecuali Jaksa Agung. Karena akhir-akhir ini ada beberapa Jaksa yang terlibat dalam kasus suap menyuap.
"Geuromyo. Karena Lisa bisa mendeteksinya dengan meretas semua akun media sosial, ponsel, alamat IP sampai akun bank tersembunyi atas nama Jaksa itu sendiri, pak.". Jawab Jungkook yakin.
"Meretas?".
"Ne, Vernon menyebutnya Hacking.". Kata Jungkook sambil tersenyum canda.
"Hologram itu mampu melakukannya?". Tanya pak Presiden.
"Tolong jangan remehkan Lisa-ku , pak. Ia bahkan memiliki kemampuan untuk meretas keamanan data negara lain.". Jawab Vernon yang cemberut lalu menundukkan kepalanya namun tingkahnya justru membuat Presiden tertawa lepas.
"Penawaranmu ini semakin menarik saja, Kapten Jeon.".
"Bisa kulanjutkan, pak?". Tanya Jungkook, Presiden mempersilahkannya kembali.
"Lantai empat akan diisi oleh anggota Team ku dan sebagian anggota terbaik dari Badan Intelejen Nasional. Anggota Team-ku adalah orang-orang terpilih dibidangnya dalam Pasukan Khusus Delta Satu, aku menempatkan mereka di lantai empat bersama anggota Badan Intelejen Nasional guna untuk melindungi Vernon dan Lisa yang akan menempati ruang server utama di lantai lima, pak.". Lanjut Jungkook menjelaskan.
"Pertanyaan terakhir. Berapa persentase keberhasilan keamanan negara yang mampu kalian jaga jika aku membangun gedung itu?". Tanya Presiden tampak jauh lebih serius dari sebelumnya.
Jungkook terlihat agak ragu memberikan angka keberhasilan dari semua yang telah ia jabarkan sejak 30 menit lalu.
"Lisa, jawab pertanyaan pak Presiden.". Celetuk Vernon.
"0,01%.". Jawab Lisa, Jungkook terkejut mendengarnya dan yang lain sedikit mentertawakan Jungkook.
"Hanya 0,01%...?".
"Kegagalannya, pak.". Sahut Lisa. Vernon dan Jungkook saja terkejut mendengarnya, karena lagi-lagi Lisa berpikir sendiri.
"Berarti 99,99% nya itu keberhasilan kalian menjaga keamanan negara jika aku membangun gedung itu? Bagaimana kau bisa begitu yakin, Lisa?". Tanya pak Presiden. Lisa terdiam.
"Jawab apapun pertanyaan beliau, Lisa.". Perintah Vernon.
"Hologram sepertiku berhitung menggunakan kalkulasi yang akurat, pak. Seperti yang pernah dikutip oleh ilmuwan asal indonesia, Malik iskandar. Bahwa dimana pun kita berada, matematika adalah ilmu pasti. Tidak ada hitungan yang tidak ada jawabannya dalam ilmu matematika. Karena anda meminta jumlah persentase tingkat keberhasilannya tadi, maka aku menjawab dengan jawaban pasti. 99,99% berhasil 0,01% gagal.". Jawab Lisa panjang lebar.
"Bagaimana jika perhitungannya menurut logika?".
"Itu tergantung dari bagaimana kerja dari para Detektif, Golden Time Team, Jaksa, Badan Intelejen Nasional, dan Pasukan Khusus Delta Satu. Jika mereka memahami ini semua dilakukan demi untuk menjaga keamanan negara, aku rasa tidak ada salahnya dicoba, pak. Karena, berhasil ataupun tidak itu tidak akan berpengaruh pada kekuasaan anda, pak.". Lanjut Lisa.
"Jika ini gagal hanya akan membuktikan ketidak layakanku sebagai penopang utama server yang menghubungkan semua komunikasi kelembaga-lembaga di negara ini, dan anda bisa memecat semua orang yang terlibat dalam gedung itu, pak. Lalu, menggunakan gedung itu untuk kepentingan negara yang lain. Dengan begitu, tidak ada anggaran yang terbuang sia-sia jika project ini gagal.". Tambah Lisa.
"Itu artinya jika ini berhasil, aku tidak perlu lagi memikirkan keamanan negara? Aku hanya perlu memikirkan cara untuk membuat negara ini berkembang. Begitu?". Sahut Presiden.
"Tentu, pak. Tentu saja. Jika diizinkan, aku juga bisa berperan sebagai penasehat anda jika anda bimbang dalam mengambil keputusan untuk project-project kenegaraan. Anda bisa memanfaatkanku karena pengetahuanku cukup luas, pak.". Kata Lisa. Presiden pun tertawa puas mendengar jawaban Lisa yang begitu lugas dan jelas.
"Ternyata rumor itu benar. Hologram buatan anak itu mampu berpikir sendiri, jika tidak menyaksikannya langsung aku tidak akan mempercayai ucapanmu, Kapten Jeon.". Seru Presiden.
"Tapi sepertinya aku butuh waktu lebih banyak, Kapten Jeon.". Tambahnya.
"Maksud anda, pak?".
"Membangun gedung lima lantai dengan fasilitas server yang canggih bukan hal sepele, aku juga perlu memikirkan anggarannya.". Sahut Presiden, ucapannya membuat Jungkook dan Vernon membulatkan mata.
"Tapi itu bukan hal yang mustahil.". Lanjut celetukan beliau yang berhasil membuat Jungkook merekahkan senyumannya.
"Ah, pastikan proposal yang kau buat itu telah diberi cap stempel Keimyung University. Bukankah aku harus mendapat jaminan lembaga apa saja yang terlibat untuk bertanggung jawab penuh dalam project ini.?". Katanya.
"Karena kementrian akan lebih mudah menyetujui keputusanku jika proposal itu melibatkan Keimyung University. Kau mengerti, Kapten Jeon?". Tambahnya yang berdiri mengancingkan jasnya tanda ia akan undur diri dari diskusi dadakan ini.
"Sangat mengerti, pak.". Jawab Jungkook.
"Kirimkan proposal itu pada sekretariat kenegaraan atau kau antarkan sendiri ke Blue House untuk ku tanda tangani.". Ucapnya sambil melangkah ke pintu.
"Baik, pak. Terimakasih banyak atas kesempatan ini.". Seru Jungkook yang memberi hormat dengan membungkukkan badannya, diikuti dengan Vernon.
"Ah, tapi aku punya satu syarat, Kapten Jeon. Apa kau bisa memenuhinya?". Tanya beliau yang berhenti diambang pintu.
"Syarat, pak?".
"Lokasi untuk membangun gedung ini, aku ingin kau cari lokasi yang terdekat dengan Blue House. Karena aku ingin kau juga bertanggung jawab penuh untuk keamanan di Blue House, Kapten Jeon.". Jawab beliau berhasil membuat Jungkook tertegun.
"Kau tidak menjawabku?".
"Ssaem!". Seru Vernon yang sedkit mencolek tubuh Jungkook.
"Ah, te-tentu pak. Dengan senang hati, aku akan bekerja lebih keras untuk mengemban tanggung jawab itu, pak.". Jawab Jungkook yang sedikit terbata.
"Ah, Vernon!". Panggil beliau.
"I-iya, pak.".
"Apa yang dikatakan Lisa itu benarkan? Aku bisa memanfaatkannya kapan saja untuk mengambil keputusan kenegaraan?.". Tanya lagi sambil tersenyum.
"Tentu, pak. Kapan pun. Anda bisa melakukannya kapan pun.". Jawab Vernon.
"Apa Lisa bisa menjaga rahasia? Ya, kau tahu. Keputusan negara bukan sesuatu yang berhubungan dengan hal sepele. Jika itu tersebar, akan banyak lembaga yang akan memanfaatnya.". Ujarnya sedikit menyindir para panglima negara yang berada diruangan itu.
"Tentu saja, pak. Lisa hanya menuruti perintah suaraku saja. Orang lain tidak akan bisa menggunakannya bahkan jika Lisa dicuri dariku. Satu-satunya cara hanyalah dengan menculikku atau dengan membahayakan keselamatanku. Tapi itu tidak akan terjadi, pak. Karena Kapten Jeon sudah menempatkan anggota Pasukan Khusus Delta Satu untuk melindungiku, Lisa dan server utama dilantai lima, pak.".
"Baiklah, kalau begitu. Aku percayakan pada kalian bertiga. Vernon, Lisa dan Kapten Jeon.". Katanya yang tersenyum puas mendengar jawaban Vernon.
"Kami akan bekerja keras, pak.". Teriak Jungkook dan Vernon sambil membungkukan badan untuk mengantar kepergian Presiden. Setelah langkah Presiden sudah tak terdengar lagi, refleks guru dan murid itu melakukan High Five sebagai bentuk rasa senang, namun mereka berhenti tertawa setelah mereka sadar beberapa orang memicingkan matanya pada mereka.
"Apa ini sudah menjadi rencana awalmu, Jungkook? Dengan mengundang Presiden langsung kesini?". Geram Ha Siwon yang maju kearah Jungkook berdiri.
"Ne.". Sahut Jungkook menatapnya langsung, orang satu ini memang tidak kenal takut seperti muridnya yang pandai beladiri, Jeong Wonwoo.
"Lalu kau pikir, aku akan benar-benar mengirim anak buahku untuk berdiri satu ruangan dengan anak buahmu?". Cecar Ha Siwon.
"Itu terserah anda, pak Ketua. Yang jelas, jika anda mengurungkan niat untuk membantu project ini. Badan Intelejen Nasional akan menjadi lembaga pertama yang diselidiki oleh Jaksa yang bergabung dalam project ini.". Ancam Jungkook.
"JEON JUNGKOOK.".
"HA SIWON SEONSAENGNIM.". Balas bentak Jungkook. Ia lalu mendekatkan wajahnya ketelinga Ha Siwon.
"Jika aku jadi kau, aku akan tetap mengirimkan anak buahku kesana untuk menjadi mata-mata sekaligus tameng. Tameng yang kokoh yang akan membuat masyarakat mengganggap bahwa Badan Intelejen Nasional sebagai lembaga kenegaraan yang bersih. Dibalik itu, aku akan sambil membenahi dan menyingkirkan hal-hal ilegal yang pernah kulakukan selama aku berada dilembaga ini.". Bisiknya. Lalu menatapnya lagi.
"Hanya jika aku jadi kau, pak Ketua. Vernon, Kajja!".
"Ne, Ssaem.". Jawab Vernon mengikuti langkah Jungkook.
"Aaaarrrggghhh!!!!". Teriak kekesalan Ha Siwon yang menendang kursi kesembarang tempat.
"Daebbak, kau benar-benar keren, Ssaem. Kau mampu memutarbalikkan semuanya. Aku kira kau akan benar-benar menyerahkanku pada salah satu diantara mereka. Bukannya menyerahkanku, kau justru membuat mereka harus menyerahkan milik mereka yang berharga, yaitu anak buah andalan mereka untuk bekerja dibawah naungan perintahmu. Ckckck .....". Decak kagum Vernon yang mengoceh sambil menyelaraskan langkahnya dengan langkah sang guru.
"Sudah kubilang kau dan Lisa tidak akan beranjak sejengkalpun dari pengawasanku. Hanya itu caranya agar mereka berhenti mengganggumu. Lagipula aku tidak tahan dengan mereka yang datang untuk membujukku dengan janji-janji manis mereka. Daripada aku menerima keistimewaan dari mereka bukankah mereka akan cepat bungkam jika aku mendapat keistimewaan itu dari orang nomor satu dinegara ini?". Jawab Jungkook.
"Heoll.... Jadi kau benar-benar mengundang bapak Presiden untuk hadir dalam diskusi dadakan ini.". Kejut Vernon tak percaya.
"Diskusi dadakan? Nuga geurae? Aku sudah membuat proposal ini sejak Malik Ssaem berkata akan mempublikasikan Lisa. Jimin membantuku membuat proposal itu agar terlihat meyakinkan, dan Je Bin Seonsaengnim yang mengerti hukum membantu ku menjelaskan posisi apa yang akan ku dapat jika gedung itu berhasil disetujui untuk dibangun.". Cerita Jungkook semakin membuat Vernon menganga.
"SSAEM....". panggil Vernon yang menyerukan namanya dengan penekanan.
"Tidak ada waktu untuk merasa kagum padaku, Vernon. Waktumu tidak banyak, kau harus terus meningkatkan kemampuanmu dalam mengendalikan Lisa sebelum Gedung itu berhasil dibuat. Jika kau ingin menjadi raja yang diandalkan, jangan hanya memanfaatkan rakyatmu. Tapi sebagai raja, kau juga harus memiliki kemampuan untuk melindungi diri dan melindungi rakyatmu.". Ujar Jungkook.
"Ehey, ucapanmu itu mengerikan, Ssaem. Jangan berkata seperti itu, ah.". Sangkal Vernon.
"Itu bukan sekedar kata yang hanya terlontar saja, Chwe Hansol. Itu serius. Jika kau dan Lisa telah aktif bekerja di Justice Building, keselamatan setiap jiwa di Daehan Minguk menjadi tanggung jawab mu untuk kau lindungi. Camkan itu.". Kata Jungkook yang berhasil membuat Vernon berdiri kaku.
"Makanya jangan membuang-buang waktumu untuk hal lain selain menimba ilmu. Kau mengerti?". Lanjut katanya sambil memberikan tekanan pada bahu Vernon yang bahkan masih berdiri kaku. Lalu meninggalkan anak itu dalam ketertegunannya.
TO BE CONTINUED ......