Satu minggu kemudian Vernon diserang rasa bosan karena sudah delapan bulan ia tak keluar dari Justice Building. Kepercayaan yang dibebankan padanya mengorbankan kebebasan kehidupan pribadinya. Jungkook menyediakan semuanya diruang server, dari hal penting yang dibutuhkan Vernon hingga hal sepele seperti mesin pembuat kopi instan. Dalam waktu singkat anak itu menjadi kesayangan di Justice Building, mereka menghargai semua kerja keras Vernon diusianya yang masih sangat muda. Dan tidak mudah melepaskan kebebasannya untuk sebuah tugas negara. Jungkook sebagai guru pun mendapat banyak pujian, tiga anak didiknya kini mengabdi pada negara dan tepat berada disampingnya.
Hari ini, kesebelas anak didik Fire sepakat mengambil libur dihari yang sama, untuk mengunjungi Rapunzelnya Jeon Jungkook. Vernon mendapat julukan itu dari para sahabatnya, karena Vernon yang tidak pernah diizinkan untuk keluar dari gedung ini. Sebagai gantinya, kesebelas temannya yang mengunjunginya ke Justice Building.
"Rapunzel… Gongjunim…" panggil Min Gyu begitu pintu lift khusus yang langsung terhubung dengan ruangan Vernon terbuka.
"Menyebalkan. Pft!" keluh Vernon yang berjalan melewati teman-temannya sambil memegang berkas yang di tangan kirinya dan menyesap ice americano di tangan kanannya.
"Kalian tidak bekerja?" lanjut Vernon sambil menaruh berkas di atas meja kerjanya.
"Kami cuti sehari!" jawab teman-temannya bersamaan membuat Vernon kian kesal.
"Aigoo… chukkahae~" sindirnya yang membuat teman-temannya semakin tersenyum lebar.
"Hentikan dulu pekerjaanmu. Makan ini dulu, ada ayam goreng dari brand kesukaanmu." Seru Jeong Han sambil membongkar bawaannya di atas meja panjang.
"Benar. Korea Selatan masih akan baik-baik saja selagi kau makan dengan baik." Tambah S.Coups.
"Hyung~" rengek Vernon, "Kau yang terbaik." Tambahnya.
"Halo, Lisa." Sapa mereka bersamaan.
"Halo, Seventeen!" balas Lisa dengan suara cerianya.
"Lisa, bisakah kau temukan bukuku yang hilang? Sepertinya aku meninggalkan buku itu di kantor… Atau dimana ya?" tanya Hoshi, tapi Lisa hanya diam tanpa merespon meskipun wajahnya terlihat ceria.
"Yak! Kau masih tidak bisa mengubah pengaturan Lisa untuk bisa mendengarkan perintah selain darimu?" tanya Hoshi pada Vernon.
"Aku tidak mau dan tidak bisa. Biarkan saja Lisa bekerja seperti itu." Jawab Vernon.
"Do Kyeom… Belum ketemu ya?" tanya Woo Zi.
Vernon mengangguk, "Sudah tiga tahun berlalu tapi sulit sekali menemukannya."
"Vernon, apa Lisa benar-benar hanya menuruti dan melindungi tuannya?" tanya Hoshi lagi.
"Kenapa kau cerewet sekali, huh? Dia memang diatur untuk melindungi keberadaan tuannya. Percuma menanyakan keberadaan Do Kyeom kepadanya."
"Ah begitu. Pantas saja dia tidak bisa menemukan Secret." bisik Hoshi pada Dino.
"Ehey… Sekarang kan tuannya Lisa adalah Vernon. Kita semua tahu, Lisa hanya menuruti perintah Vernon sekarang." Celetuk Dino menanggapi bisikan hoshi.
Vernon diam mendengarkan ucapan Dino ke Hoshi. Ia mencerna ucapan Dino.
"Melindungi tuannya… Seolma… Maldo andwe." Ucap Vernon yang bicara sendiri namun menarik perhatian teman-temannya itu. Perlahan ia bangkit dan berjalan menuju komputer utamanya. Jeong Han hampir kesal karena Vernon menghempaskan ayam yang dipegangnya sebelum berjalan menuju komputer utamanya.
Vernon berdiri di dekat Lisa yang daritadi berdiam di dekat komputer utama, "Lisa, siapa tuanmu?"
"Dia kenapa?" bisik Min Gyu, namun yang lain mengangkat bahu atau menggelengkan kepala karena clueless tentang Vernon.
"Chwe Han Sol dan Secret." Jawab Lisa lugas.
Vernon menghela napas, lalu mulai tertawa kecil yang lama kelamaan tawanya kian kencang.
"Ada apa, Vernon?" Tanya S.Coups yang menepuk belikat kiri Vernon untuk menyadarkannya.
"Hahaha… Hahaha… Hahaha." Vernon masih tertawa.
"Hyung, bodoh sekali tenyata diriku ini. Hahaha…" umpat Vernon di tengah tawanya.
"Apa dia mulai gila karena hanya berada di gedung ini terus?" celetuk Hoshi kembali.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau tertawa terus, Chwe Han Sol?" tanya seseorang yang baru tiba.
"Jung Kook Ssaem!" sapa Vernon sambil mendekati Jung Kook.
"Sudah kutemukan." Lanjutnya sambil merangkul Jung Kook, seperti orang kehilangan akal sehatnya.
"Menemukan apa?" tanya Jung Kook bingung.
"Si brengsek, Secret, Lee Do Kyeom. Sepertinya aku menemukan dimana dia." Jawab Vernon penuh keyakinan. Teman-temannya yang lain terbelalak karena sejak tadi Vernon hanya kesal dan tertawa saja.
"Bagaimana caranya? Anhi, dimana anak itu?" tanya Jung Kook bersemangat.
"Lisa, lacak IP address Jennie, Ji Soo dan Rose." Perintah Vernon.
"Aku mengerti, Vernon." Jawab Lisa yang langsung mengerjakan perintah Vernon tanpa ragu.
"Jennie, Ji Soo, Rose?" ulang Jung Kook yang merasa asing dengan tiga nama itu.
"Aku sudah pernah cerita padamu, Ssaem, Secret masih memiliki tiga hologram lain seperti Lisa. Mereka adalah Jennie, Ji Soo dan Rose." Jawab Vernon memperhatikan pekerjaan Lisa.
"YAK! Blackpink juga hacker?" celetuk Hoshi yang daritadi paling cerewet dibanding teman-temannya.
"Bukan begitu. Do Kyeom hanya menjadikan girlgroup Blackpink sebagai model untuk hologramnya saja." Jelas Vernon yang akhirnya dimengerti Hoshi.
"Lalu kenapa kau beralih mencari mereka?"
"Karena Lisa tidak akan pernah melakukan pelacakan IP address kepada Do Kyeom karena anak itu masih menjadi tuannya Lisa." Jawab Vernon.
"Dari awal Do Kyeom benar-benar hanya menitipkan Lisa kepadaku tanpa mengubah pengaturan dasar Lisa. Anak itu hanya menambahkanku sebagai tuan Lisa, karena itulah hologram ini tidak mau melacak keberadaan Do Kyeom." Lanjutnya.
"Jadi karena Do Kyeom masih terdaftar sebagai tuannya, Lisa tidak mau melakukan pelacakan itu. Begitu?" tanya Jung Kook meyakinkan pikirannya.
"Persis! Berbeda kasus dengan rekan hologram lainnya." Jawab Vernon.
"Ketemu, Vernon." Seru Lisa.
Vernon tertawa kembali, "Gila! Aku membutuhkan waktu tiga tahun untuk mengetahui tentang ini, dan dalam lima menit Lisa menemukan rekan-rekannya. Hahaha…"
Layar virtual Lisa menunjukkan tiga titik merah berada di sebuah toko sandwich BigWay. Lisa membantu lagi dengan menampilkan cctv di dalam restoran yang menunjukkan wajah Do Kyeom tengah menikmati makan siangnya.
Semua terdiam melihat video cctv itu. Jung Kook tersenyum, ia berjalan mendekati mic yang terhubung ke seluruh gedung.
"Perhatian! Anggota Delta 1, persiapkan diri kalian karena kita akan piknik." Ujar Jung Kook.
Sementara Jung Kook sibuk memberi perintah untuk mulai menangkap Secret atau Do Kyeom, Vernon dan teman-temannya yang lain telah berada di dalam lift, bersiap pergi.
"Lisa, kunci lantai lima. Hapus askes data Jeon Jung Kook." Perintah Vernon.
"Kenapa kau mengajak kami keluar?" tanya Won Woo yang bingung.
Vernon tidak menjawab, ia kembali memberi perintah untuk mengunci semua pintu yang terhubung dengan lift, melumpuhkan sistem keamanan gedung hingga hanya bisa dibuka oleh kartu akses yang dipegang Vernon dan hanya mengaktifkan lift yang sedang mereka gunakan.
"YAK!" teriak Jung Kook yang sadar bahwa dirinya dikurung di lantai lima. Berulang kali Jung Kook berusaha mengakses pintu dengan scan mata, tapi pintu tidak terbuka.
"Aktifkan speaker, Lisa."
"Sebenarnya kita akan kemana? Kenapa Jung Kook Ssaem dikunci?" Hoshi kembali bersuara.
"Speaker activated!"
"A…A…" ujar Vernon mencoba bicara.
"Maafkan aku, Ssaem, tapi… kami akan pergi menjemput teman baik kami, bukan buronanmu." Lanjut Vernon sambil memberikan senyuman yang terlihat bahagia.
DEG!
Jung Kook terkejut mendengar ucapan Vernon. Ucapan itu menjadi yang pertama dan terakhir yang didengar Jung Kook setelah anak-anak didiknya turun bersama lift meninggalkannya sendiri di ruangan terkunci.
Jung Kook menunduk. Seperti Vernon, Jung Kook mulai tertawa kecil lalu semakin lantang suara tawanya.
"Hahaha…. Rapunzel telah mematahkan mantra sihirnya. Hahaha… Anak-anak itu sudah dewasa.".
* * * *
Kedua belas anggota Seventeen terbagi menjadi tiga mobil, Scoups, Woozi dan Joshua di mobil Jun. Jeonghan, Mingyu, dan Seungkwan dimobil Dino. Wonwoo, The8 dan Vernon dimobilnya Hoshi. Dengan kecepatan tinggi mereka menuju titik lokasi yang diberikan oleh Lisa. Harap dan cemas menyelimuti perasaan mereka, berharap bahwa itu benar Lee Dokyeom dan merasa cemas mereka tidak akan sempat sampai dilokasi, takut Dokyeom keburu lari lagi. Sesampainya dilokasi, sebuah restaurant sandwich bernama Bigway, mereka benar melihat sosok Dokyeom tengah menikmati sandwich berukuran besar dengan minuman yang berukuran besar juga. Vernon tak mau membuang waktu dan mendahului teman-temannya yang masih tertegun tak percaya, seorang teman yang telah menghilang selama tiga tahun kini berada dihadapan mereka. Tersadar Vernon membuka pintu restaurant mereka pun segera menyusul, kini kedua belas anggota Seventeen tengah berdiri memandangi Lee Dokyeom yang sedang menikmati makan siangnya.
Lee Dokyeom mendongakkan kepalanya menatap kedua belas sahabatnya lalu tersenyum dan melanjutkan makannya lagi, kali ini suapannya jauh lebih besar malah.
"Haha, kau tersenyum?". Tegur Vernon yang merasa tersinggung dengan senyuman Dokyeom barusan.
"Lalu aku harus apa? Menangis penuh haru?hah?". Jawab Dokyeom, mereka tidak percaya dengan ungkapan ucapan Dokyeom barusan.
Melihat tatapan dari teman-temannya ia menghentikan makannya dan diakhiri dengan menyeruput minumannya. Lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan santai, melipat kedua tangannya dan balas menatap teman-temannya. Ia tahu, pasti ada banyak pertanyaan yang harus dijawabnya.
"Kau kemana saja?". Tanya Jun.
"Aku tidak kemana-mana, Jun."
"Bagaimana kau hidup selama ini?". Tanya Scoups.
"Aku hidup dengan baik, Scoups.".
"Dimana kau tinggal?". Tanya Woozi.
"Di Seoul, Woozi~ah.".
"Dengan siapa kau hidup?". Tanya Mingyu.
"Tentu saja dengan keluargaku dengan siapa lagi aku bisa hidup, Kim Mingyu.".
"Apa kau meneruskan kuliahmu?". Tanya Hoshi.
"Aku melanjutkan kuliahku disalah satu universitas tertua di Spanyol, aku belajar secara virtual karena akses ku keluar negeri kan ditutup oleh kalian, iya kan Hoshi?". Kata Dokyeom, Hoshi mengangguk-angguk mengerti dan itu membuat Dokyeom tertawa kecil lagi.
"Apa saja yang kau lakukan?". Tanya Jeonghan.
"Tentu saja belajar. Aku kan juga tidak boleh tertinggal oleh kalian, Yoon Jeonghan.".
"Dimana sebenarnya kau bersembunyi sampai Lisa saja tidak bisa menemukanmu?". Tanya Seungkwan.
"Dirumah kakekku, kediaman keluarga Lee. Aku tidak bersembunyi kalian saja yang tidak bisa menemukanku, Boo Seungkwan-ssi.".
"Aku sudah mengira kalian pasti akan bergantung pada Lisa, hingga kalian tidak akan mengawasi keluarga kakekku lagi.". Tambahnya.
"Apa kau tidak ingin bertemu kami lagi?". Tanya Joshua.
"Bukankah aku ini buronan? Bagaimana aku bisa santai bertemu kalian meski aku ingin, Josh.".
"Apa kau tahu bagaimana kami dan Fire hidup dalam rasa bersalah?". Tanya Dino.
"Aku minta maaf untuk itu, Dino.".
"Kau baik-baik saja?". Tanya The8.
"Aku baik-baik saja, The8. Terimakasih.".
"Ah, Jeong Wonwoo. Kau tidak bertanya seperti yang lain?".
"Untuk apa, yang penting sekarang kau ada dihadapanku.". Jawab Wonwoo dan Dokyeom pun tertawa. Ternyata teman-temannya tidak berubah sama sekali. Meski sekarang mereka terlihat jauh lebih dewasa.
"DK~ah. Jeon Jungkook dan anggota Wolf sedang menuju kesini.". Ucap suara dari Tablet PC yang menyala sendiri, lalu dengan sendirinya pula Tablet PC itu menunjukkan sebuah titik merah yang terus mendekati lokasi mereka. Vernon terkejut karena ia yakin tadi sudah mengurung gurunya di Justice Building.
"Bagaimana mereka bisa keluar dari Justice Building? Bukankah Lisa sudah menutup akses keluar, Jennie~ah?.". Tanya Dokyeom. Dan Vernon semakin terkejut, bagaimana dia tahu?
"Kau tahu apa saja yang kulakukan di Justice Building?". Tanya Vernon yang mulai merasa marah.
"Jeon Jungkook meminta JR dan Eunwoo untuk meretas sistem keamanan Lisa.". Jawab Jennie.
"Lee Dokyeom!". Panggil Vernon dengan penekanan karena ia berusaha menahan emosinya.
"JR dan Eunwoo menembus pertahanan Lisa? Wow, mereka berkembang pesat.". Seru Dokyeom yang mengabaikan Vernon.
"YAAKK!". Teriak Vernon yang telah maju dan mencengkram kerah baju Dokyeom hingga anak itu berdiri.
"Lepaskan dia, Vernon. Kau! Ikut aku!". Kata Jungkook yang sudah berada dihadapan mereka bersama dengan anggota Wolf yang memakai atribut lengkap.
"Jawab pertanyaanku, Lee Dokyeom. Bagaimana kau bisa tahu apa saja yang kulakukan di Justice Building? Kau bersembunyi sambil mengawasi kami?". Tanya Vernon yang masih bertahan dengan posisinya.
"Haaeh, aku tidak heran kenapa kau butuh waktu tiga tahun untuk menemukanku, Chwe Hansol. Kau bahkan tidak berpikir kukirim Lisa padamu untuk sekalian menjadi mata-mata kan?". Jawab Dokyeom yang melepaskan cengkraman tangan Vernon.
"Apa?". Bisik Vernon yang terkejut.
"Kau masih harus belajar banyak dariku, Vernon~ah. Ckckck". Lanjut katanya sambil menepuk pelan bahu Vernon yang tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Lama tidak bertemu, Sunbae. Bagaimana kabarmu?". Tanya Dokyeom tersenyum santai pada Hoon. Sementara yang ditanya bahkan tidak tersenyum.
"Kriss, Vasco. Bawa dia!". Perintah Jungkook.
"Ya, Kapten.". Jawab mereka, lalu menggiring Dokyeom untuk mengikuti mereka masuk kedalam mobil patroli.
"Ah, Vernon~ah. Aku titip tablet PC ku ya.". Seru Dokyeom pada Vernon yang masih mentertawai dirinya sendiri.
Didalam mobil para anggota Wolf bergantian memandangi Dokyeom, ia yang menyadari itu jadi tersenyum.
"Apa yang lucu? Kenapa kau tersenyum?". Tanya Hoon yang memang sejak awal sudah terlihat sinis.
"Jika ada yang membuat kalian penasaran, tanyakan saja.". Jawab Dokyeom.
"Seperti yang sempat kudengar tadi, benarkah Lisa adalah mata-matamu?". Tanya Miss J.
"Emm, aku harus tahu gerak-gerik kalian jika ingin bersembunyi dengan baik. Itu sebabnya kukirim Lisa pada Vernon sekalian untuk melindungi anggota Blade dari hukuman, karena telah membantuku melarikan diri waktu itu.". Jawab Dokyeom.
"Seperti sebuah pribahasa yang sering kudengar. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.". Tambah Dokyeom.
"Dengan mengirim Lisa pada Vernon, kau bisa mengetahui pergerakan kami, lalu kau bisa menyelamatkan teman-temanmu, lalu kau juga bisa membantu tugas kenegaraan di Justice Building agar kami sibuk dengan tugas negara dan memberimu waktu untuk semakin menjauhi kami.". Celetuk Vasco.
"Binggo.". Sahut Dokyeom.
"Lalu, dimana kau selama ini bersembunyi?". Tanya Kriss.
"Aku jawab nanti, ya. Bukankah Jungkook Ssaem akan menanyakan hal yang sama nanti?". Kata Dokyeom tersenyum. Jungkook yang duduk dikursi depan kemudi hanya terdiam mendengar percakapan mereka.
Mereka membawa Dokyeom keruang introgasi dimarkas Wolf. Karena JR dan Eunwoo mengetahui Dokyeom yang tertangkap, maka kabar itu pun menyebar hingga pelosok Keimyung University. Suga dan J-Hope bahkan sampai membatalkan penerbangan mereka ke Jepang.
"Kapten! Fire, Shin Jae Bin dan Malik menunggu didalam.". Kata Kriss didepan pintu ruang introgasi.
"Haaeeh.....". Helaan napas Jungkook. Jungkook masuk disambut dengan tatapan tegang mereka, kecuali RapMonster yang belum mendengar kabar ini.
"Apa yang kalian lakukan disini?". Tanya Jungkook.
"Kalian bisa dihukum karena menghalangi jalannya penyelidikan.". Lanjut kata Jungkook.
"Yaak! Lee Dokyeom majja?". Tanya J-Hope.
"Jawab aku! Aku sampai membatalkan penerbanganku ke Jepang gara-gara aku dengar kabar ini.". Kecam J-Hope.
"Aku tidak memintamu melakukan itu, hyung.". Jawab Jungkook.
"Kriss, bawa dia masuk.". Perintahnya, mereka pun memusatkan pandangan mereka pada pintu, setelah Kriss terlihatlah orang yang sudah tiga tahun mereka cari.
"Kalian datang kesini untuk ikut mengintrogasiku atau karena merindukanku?". Kata Dokyeom menyapa. Mereka tertegun layaknya patung.
"Itu benar dia.". Bisik J-Hope yang terkejut.
"Aku sih merindukanmu.". Jawab Jin yang tersenyum lebar bersama Suga meski ia tidak mengatakan apa pun. Dokyeom membalas senyuman itu. Hoon masuk dengan membawa laptopnya untuk mengetik semua pernyataan Dokyeom saat dia mulai diintrogasi.
"Kalian tidak pergi? Aku harus mulai introgasinya.". Protes Jungkook. Fire, Shin Jae Bin dan Malik malah duduk kembali.
"Mulai saja! Kami juga ingin dengar semua yang dia katakan.". Kata Taehyung, Jungkook menghela napasnya lagi. Cukup lama mereka menunggu tapi Jungkook malah diam saja. Jungkook dan Dokyeom hanya saling memandang.
"Kenapa kau diam saja, Jungkook? Kau akan terus memandangnya sampai matamu keluar?". Tanya Jimin.
"Terlalu banyak pertanyaan dikepalaku, aku sampai bingung harus mulai darimana.".
"Kalian saja yang bertanya, bagaimana?". Kata Dokyeom begitu santai.
"Yaakk! Sadarlah. Kau sedang diintrogasi bukan sedang diajak mengobrol.". Kecam Hoon.
"Hoon!". Tegur Jungkook, ia pun mendengus kesal.
"Bagaimana Jason Park bisa berubah menjadi Lee Dokyeom? Apa yang terjadi pada Lee Dokyeom yang asli?". Tanya Shin Jae Bin tiba-tiba. Lee Dokyeom tampak diam karena sedikit terkejut dengan pertanyaan itu.
"Dihari perampokan itu, Victor mengejarku karena mengetahui Jay menyerahkan semua kode pencairan uang hasil perampokan itu padaku. Aku tertembak Victor dan berusaha menyelamatkan diri dirumah sakit tempat Lee Dokyeom dirawat. Keadaanku kritis saat itu dan membutuhkan donor jantung segera, satu-satunya pasien mati otak yang menjadi harapanku hanyalah Lee Dokyeom yang sudah dalam keadaan koma selama satu bulan dirumah sakit. Orang tuanya lalu merelakan jantung putranya untukku, dan aku selamat. Ketika aku bangun, aku mendengar mereka berdebat untuk memanfaatkanku dan memintaku hidup sebagai Lee Dokyeom dengan menjalani operasi plastik total. Dan inilah aku, Lee Dokyeom palsu.". Jawab Dokyeom.
"Lee Dokyeom tidak kubunuh, tapi itu terjadi begitu saja.". Lanjutnya yang menunduk.
"Aku mendengar sesuatu yang menarik dari Jin. Bahwa anggota Xifos sebenarnya tidak memiliki gejala seorang psikopat. Tapi, kenapa mereka.....". Ucapan Malik terpotong karena Dokyeom.
"Majjayo. Aku yang membuat mereka diincar oleh Keimyung University.". Jawab Dokyeom.
"Heoll.". Seru J-Hope.
"Ottoehkke?". Lanjut tanya Malik.
"Hipnotis. Aku mempelajari bagaimana mempengaruhi alam bawah sadar seseorang dengan hipnotis. Dengan menanamkan sifat psikopat dalam alam bawah sadar mereka, cukup untuk membuat mereka berniat meminum Sianida. Lalu diincar oleh Lee Moon Bin, anggota Astro yang ditugaskan menjadi mata-mata disekolah kami.". Kata Dokyeom.
"Tidakkah terpikir olehmu Xifos bisa saja benar-benar meminum Sianida itu?". Geram Hoon.
"Itu tidak akan terjadi. Karena aku yang akan mencegahnya, sebab sejak awal Xifos hanya sebagai umpan untuk mempermudahkanku masuk ke Keimyung University.". Jawab Dokyeom.
"Lalu apa alasanmu sebenarnya masuk ke Keimyung University?". Lanjut tanya Malik.
"Salah satu hologramku melacak pergerakan Victor yang kembali ke Korea.". Jawaban Dokyeom dipotong oleh Suga.
"Kau tidak bisa melarikan diri darinya karena terlanjur hidup sebagai Lee Dokyeom dan kau juga harus melindungi nama Lee Dokyeom karena Victor mampu melakukan apapun pada keluarga Lee.". Tebak Suga.
"Ne. Itulah sebabnya aku memanfaatkan Xifos agar bisa masuk kedalam Keimyung University dan bersembunyi disana. Karena Keimyung tertutup untuk umum, jadi kupikir Victor tidak akan menemukanku.".
"Tapi, untung tak dapat diraih, malangpun tak dapat ditolak. Kenyataannya, Jeong Wonwoo malah orang yang berhubungan langsung dengan Victor. Sampai akhirnya aku malah menunjukkan keberadaanku pada Victor demi menyelamatkan Wonwoo dan Vernon.". Lanjutnya cerita.
"Ah, ada satu lagi alasan kenapa aku harus bersembunyi di Keimyung.".
"Apa?". Tanya Malik.
"Untuk mengawasi gerak-gerik Lucas yang berubah menjadi Kang Dongho. Hologramku menemukan keanehan kedatangan Lucas kesebuah klinik khusus untuk melakukan operasi plastik dan kepulangan Kang Dongho dari klinik itu. Lucas tidak pernah keluar meski ia pernah masuk, dan Dongho tidak pernah terlihat masuk meski ia terlihat keluar. Maka jawabannya hanya satu, Lucas merubah wajahnya menjadi Kang Dongho.". Katanya.
"Lalu kenapa kau tidak segera memberitahukan pada kami bahwa itu bukan Kang Dongho? Jika kau katakan lebih cepat, Kang Dongho pasti bisa selamat.". Geram Hoon.
"Bagaimana caraku mengatakannya? Haruskah ku katakan..... Hei, dia bukan Kang Dongho yang asli. Aku punya bukti dia bukan yang asli, lalu Jungkook Ssaem akan mengusut darimana aku dapat bukti itu hingga akhirnya aku ketahuan sebagai Secret yang selama ini dia cari? Begitu? Sunbae, aku masuk ke Keimyung University justru untuk bersembunyi dari kejaran Badan Intelejen Nasional. Tapi kau memintaku mengungkapkan siapa aku? Nan michingo anhiya, lagipula kehidupan Kang Dongho bukan urusanku. Setidaknya saat itu.". Jawab Dokyeom, Hoon berdiri dan hampir memukulnya tapi Jungkook mencegahnya.
"Hoon, cukup! Miss J, gantikan Hoon disini. Cepat!". Kata Jungkook.
"Ne, Kapten.". Jawabnya, mau tidak mau Hoon pun keluar dan digantikan Miss J yang mengetik.
"Boleh aku bertanya?". Kata Taehyung. Jungkook mengangguk.
"Uang yang kau rampok, dimana kau menyembunyikannya?". Tanya Taehyung.
"Russia.".
"Apa kau pernah menggunakan uang itu?". Tanya Taehyung lagi.
"Tidak.".
"Wae?".
"Karena itu bukan uangku.". Kata Dokyeom, Miss J hampir tertawa lepas namun berhasil ia tahan.
"Tiga belas tahun lalu, orang yang ku percaya adalah Jay. Tapi beberapa tahun belakangan ini, yang kupercaya adalah kalian. Fire.". Katanya, Jin tersenyum mendengar itu.
"Fire yang ku tahu, mereka tidak akan mengizinkanku melakukan hal buruk lagi. Apapun itu.". Lanjut kata Dokyeom.
"Wow, Kim Namjoon berhasil mendidiknya.". Bisik Suga yang tertawa kecil.
"Kenapa kau melarikan diri dari Keimyung University?". Tanya Jungkook, akhirnya ia angkat bicara. Dan semua orang diruangan itu tahu bahwa mulai saat ini keadaan akan mulai serius.
"Karena aku tahu kalian mengejarku.". Jawab Dokyeom menatap Jungkook tanpa rasa takut.
"Lalu datanya?". Tanya Jungkook.
"Aku membutuhkan itu. Untuk melihat kebenaran pada kasus ayahku yang kau selidiki, Ssaem.". Jawab Dokyeom. Mereka masih saling menatap. Suasana kali ini benar-benar menjadi serius.
"Apa kau menemukan sesuatu?".
"Baru sebagian. Tapi jangan khawatir, aku akan menyelesaikannya.". Jawab Dokyeom.
"Apa yang membuatmu begitu yakin? Seharusnya kau pikirkan dulu bagaimana bisa keluar dari ruang introgasi ini. Anhiya?". Kata Jungkook.
"Aku tidak akan mengikutimu masuk keruangan ini begitu saja, jika aku tidak memiliki jalan untuk keluar, Ssaem.". Jawab Dokyeom yang tersenyum.
"Karena diantara yang lain kau adalah satu-satunya orang yang paling mudah diajak bernegosiasi. Itu terbukti saat ku titipkan Lisa pada Vernon.". Lanjutnya tersenyum kembali.
"Dasar licik.". Celetuk Suga.
"Ssaem, itu bukan licik tapi itu strategi.". Goda Dokyeom, Suga malah tertawa.
"Aku semakin menyukai anak itu.". Bisik Suga pada Jin. Maka Jin pun hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala saja.
"Lalu apa yang bisa kau tawarkan?". Tanya Jungkook.
"Kapten! Kau mempercayai ucapannya?". Seru Hoon yang berteriak di mic yang terhubung ke speaker diruang introgasi, karena setelah keluar dari sana Hoon masih memperhatikan introgasi itu lewat ruang pengawas yang memiliki kaca tidak tembus pandang bersama dengan Kriss dan Vasco.
"Yang terjadi pada Lucas satu tahun yang lalu, itu adalah ulahku. Dan aku tahu dimana Victor bersembunyi.". Kata Dokyeom. Semua mata kini menatap Dokyeom tak terkecuali Kriss, Hoon dan Vasco diruang pengawasan.
Mereka terkejut, kebingungan mereka yang selama ini merasa tidak masuk akal kenapa tahun lalu Lucas bisa tertangkap sebagai Secret kini terjawab sudah. Jika anak ini sudah turun tangan, semua kemungkinan bisa saja terjadi. Semenakutkan itulah sosok Secret atau Lee Dokyeom dihadapan mereka ini.
BERSAMBUNG ...