Setelah mendengar apa yang dikatakan Dokyeom di restaurant sandwich kala itu, Vernon langsung menghampiri Lisa di Justice Building. Rasa marah karena merasa telah dibodohi oleh Lisa dan Dokyeom membuatnya tak bisa menahan diri lagi.
"Vernon, kau terlihat marah.". Kata Lisa menganalisis ekpresi Vernon yang sedang menatapnya.
"Kau tahu? Secret bilang dia menjadikanmu mata-mata disini?". Tanya Vernon.
"Mata-mata? Aku hanya dapat perintah untuk melaporkan semua yang ku saksikan disini dan melindungi keberadaan Secret saja.". Jawab Lisa, Vernon menghela napasnya tak percaya.
"Sejak kapan?".
"Sejak kau mulai mengaktifkanku pertama kali diruang server markas Wolf tiga tahun lalu. Lewat aku, Secret mendapat semua informasi atau situasi yang terjadi di Keimyung University dan Justice Building.". Jawab Lisa.
"Semuanya?".
"Iya, semuanya.". Jawab Lisa.
"Lisa~ah! Kenapa kau tidak memberitahuku? Bukankah aku juga tuanmu?". Protes Vernon.
"Tapi Secret juga tuanku. Dan perintah darinya aku tidak boleh memberitahumu kecuali kau bertanya. Kau kan baru bertanya sekarang, Vernon.". Jawab Lisa. Vernon pun terlihat kecewa.
Ditempat lain, Fire kecuali RM, Shin Jae Bin, Malik, dan para anggota Wolf dibuat terkejut oleh pengakuan Secret atau Lee Dokyeom yang saat ini sedang diintrogasi dimarkasnya Wolf. Dokyeom mengaku bahwa yang menjebak Lucas yang tertangkap sebagai Secret satu tahun lalu adalah dia.
"Yang terjadi pada Lucas satu tahun yang lalu, itu adalah ulahku. Dan aku tahu dimana Victor bersembunyi.". Kata Dokyeom.
Jeon Jungkook membetulkan caranya duduk dan mulai menatapnya lekat.
"Kau yang menjebak Lucas hingga dia tertangkap sebagai dirimu?". Tanya Jungkook.
"Iya.".
"Ottoehkke?". Tanya Jungkook lagi. Dokyeom pun mulai membuka mulutnya untuk menceritakan bagaimana Lucas bisa tertangkap sebagai Secret.
Satu tahun yang lalu ......
Dikediaman keluarga Lee tampak keseharian seperti biasa. Tidak satu pun dari keluarga Lee mengetahui siapa Dokyeom, karena semua pihak Keimyung pun sepakat untuk merahasiakan identitas asli Lee Dokyeom. Namun, ada satu orang yang mengetahui siapa Secret. Beliau adalah Lee Dohan Hwejangnim, kakek Dokyeom.
Kini mereka tengah berada diruangan server yang sejak dulu berada dibalik kamar Dokyeom, di paviliun belakang. Kakeknya sekarang tahu fungsi dari ruangan itu.
"Karena kuliahmu sudah selesai dan kau tidak mengecewakanku dengan mendapat nilai bagus. Sudah waktunya kau masuk ke perusahaan, Dokyeom.". Kata sang kakek.
"Bukankah kakek bilang waktu itu usiaku harus 25 tahun? Usiaku sekarang baru 23 tahun kakek.". Tanya Dokyeom.
"Jadi kau menolak untuk membayar hutang budimu padaku?". Tanya sang kakek.
"Baiklah. Jika memang itu maunya kakek.". Jawab Dokyeom.
"Tapi beri aku waktu untuk menyelesaikan urusanku dengan orang-orang yang bersangkutan dengan masa laluku.". Lanjut katanya.
"Berapa lama?".
"Tiga atau empat bulan.". Jawabnya.
"Kenapa lama sekali?". Tanya kakeknya.
"Pertama aku harus pastikan Lucas dan Victor tidak akan mengejarku lagi."
.
"Kau sudah membuat rencana?". Tanya beliau.
"Ne.".
"Oke. Lakukan tapi jangan sampai terlibat tindak kriminal lagi, aku tidak mau nama cucuku tercoreng karenamu.". Kata sang kakek memperingatkan. Ia pun mengangguk.
Setelah kakeknya pergi dari kamarnya, Dokyeom masuk kedalam ruangan dimana ada banyak baju yang tersimpan. Disana ia membuka sebuah kotak kaca tempat ia menyimpan topeng silikon yang ia beli dari Moon Bin saat ia melarikan diri dari Keimyung University waktu itu.
"Ini saatnya aku menggunakanmu. Butakhaeyo, Lee David.". Kata Dokyeom.
Beberapa hari kemudian Dokyeom terbang menuju Paris untuk menemui Lucas yang sekarang berwajah Kang Dongho. Dokyeom mendapat informasi dimana Lucas berada dari ketiga hologramnya. Jungkook tidak mendapat laporan Dokyeom keluar negeri karena Dokyeom menggunakan topeng silikon berwajah Lee David. Itu sebabnya ia leluasa keluar masuk bandara mana pun. Dan hari ini ia sudah berdiri didepan pintu Motel dimana Lucas bersembunyi. Dokyeom mengetuk pintunya.
"Siapa?". Teriak Lucas waspada.
"Lucas, its me. Secret.". Balas teriak Dokyeom menggunakan alat pengubah suara. Lucas langsung membuka pintunya dan menarik Dokyeom masuk lalu menengok kiri dan kanan sebelum menutup pintunya.
"Sampai kapan kau akan hidup bersembunyi terus seperti ini, hah?". Kata Dokyeom mengajak berbicara bahasa korea.
"Kau benar-benar Secret adiknya Jay?". Tanya Lucas yang memandangi wajah Dokyeom karena merasa aneh dan tidak mengenalnya.
"Ah, namaku sekarang Lee David. Jangan panggil aku Secret, aku tidak mau tertangkap FBI atau CIA.".
"Lee David? Kau benar-benar merubah wajahmu seperti ini?". Ujar Lucas yang membolak-balikkan wajah Dokyeom sekarang.
"Iya. Aku anak dari pemilik peternakan kuda di Korea. Aku berada di Keimyung juga bersamamu, kau saja yang tidak mengenaliku?". Katanya.
"What? Kau serius? Aku tidak pernah melihatmu disana.". Seru Lucas.
"Tapi aku melihatmu. Saat itu aku ditugaskan Ha Jiwon Ssaem untuk bekerja paruh waktu disebuah sasana tinju. Karena bidang yang ku pilih adalah kemiliteran. Jadi kita jarang bertemu satu sama lain.". Kata Dokyeom berbohong membuat alasan.
Dokyeom berani berbohong karena Lucas lebih dulu melarikan dari Keimyung University dari pada dirinya, itulah kenapa Lucas tidak akan mengetahui bahwa Secret adalah Lee Dokyeom. Temannya Jeong Wonwoo, salah satu siswa Keimyung yang akrab dengan Lucas saat itu.
"Dan kau hanya diam saja ketika aku dan Victor mendapat masalah?". Kata Lucas kecewa.
"Lalu aku harus apa? Aku saja masuk ke Keimyung untuk bersembunyi.". Jawabnya.
"Sekarang apa tujuanku mencariku sampai kesini, Secret?".
"Lee David. Sudah ku bilang jangan panggil aku Secret.". Kesal Dokyeom.
"Oke, oke. Aku minta maaf.".
"Aku mau menyerahkan ini.". Lanjut kata Dokyeom sambil menyerahkan sebuah ponsel dimana disana ada semacam catatan kecil penuh dengan urutan angka dan huruf yang bercampur.
"Apa itu?". Tanya Lucas belum merasa tertarik.
"Kode untuk mencairkan uang yang kita rampok dari Diamond Bank.". Ucap Dokyeom, ucapannya membuat Lucas langsung merampas ponsel itu. Tapi terlambat, Dokyeom keburu merebutnya kembali.
"Ada syaratnya.". Kata Dokyeom.
"Apa yang kau mau?". Tanya Lucas, dilihat dari keadaan kamar Motel Lucas yang berantakan jelas orang ini sedang butuh uang.
"Kau bisa miliki semua uang yang ada didalam kode-kode ini tapi setelah itu jangan temui aku lagi atau mencariku lagi. Aku hanya ingin hidup tenang sebagai Lee David di Korea.".
"Kau yakin aku bisa miliki semua uang itu? Kau tidak ingin memilikinya sebagian?". Tanya Lucas yang masih ragu. Dokyeom mengangguk.
"Kenapa aku? Kenapa bukan Victor?".
"Dia terlalu hebat bersembunyi. Aku tidak bisa menemukannya.". Jawab Dokyeom.
"Jika kau tidak mau, its oke. Kalau begitu aku harus berusaha lebih keras untuk mencari Victor.". Lanjut kata Dokyeom yang berdiri untuk memancing Lucas.
"No, no. Oke. Aku bersumpah tidak akan mencarimu apalagi mengganggumu.".
"Tapi sekarang malah aku yang ragu.".
"Hey, KENAPA?". Bentak Lucas.
"Setelah kau dapatkan semua uang ini, kau pasti akan berusaha untuk membunuhku dan keluarga baruku. Aku mau cari Victor saja.". Seru Dokyeom.
"Lee David come on. Oke, bagaimana jika kita buat surat perjanjian tertulis.".
"Surat perjanjian tertulis? Ide yang bagus, oke.". Jawab Dokyeom, Lucas pun tersenyum bahagia.
Mereka mulai menulis syarat dan ketentuan didalam selembar kertas, perjanjian untuk tidak saling mengganggu lagi. Ditanda tangani beserta cap sidik ibu jari mereka berdua. Masing-masing dari mereka memegang satu lembar.
"Semua uang itu aku sudah pindahkan ke salah satu bank terbesar di Russia. Karena jika kau mencairkannya di Swiss, kau akan langsung terdeteksi oleh FBI dan CIA.". Ucap Dokyeom.
"Really? Wow, thank's.".
"Jadi aku hanya perlu terbang ke Russia?". Lanjut tanya Lucas.
"Emm. Aku juga sudah mengganti nama akun dan deteksi kornea mata dengan milikmu. Kau hanya perlu datang dengan santai untuk mencairkannya seolah itu uangmu.". Kata Dokyeom.
"Itu memang uangku kan sekarang.". Tawa Lucas, Dokyeom ikut tertawa untuk mendukung aktingnya.
"Happy?".
"Of course. I have a lot a money.". Tawa Lucas lagi.
"Oh ya, kau harus ganti identitasmu, Lucas. Kau tidak bisa terus hidup sebagai Kang Dongho kan, suatu saat Jeon Jungkook akan menemukanmu nanti.". Kata Dokyeom seolah memberi saran.
"Tentu saja. Setelah ku dapatkan uangnya, aku akan terlahir kembali. Seperti kau yang terlahir kembali sebagai Lee David.". Lanjut tawa bahagia Lucas, Dokyeom pun ikut tertawa.
Akhirnya mereka saling mengucap salam perpisahan terakhir. Lucas segera membereskan barang-barangnya untuk berangkat ke Russia. Ia sudah tidak sabar melihat tumpukan dollar-dollar itu. Sementara Dokyeom terus mengikuti gerak-gerik Lucas. Sebelum Lucas pergi ke bandara, Dokyeom mengirim email pada Rodd. Kapten FBI di Amerika dan melaporkan keberadaan Secret yang selama ini mereka cari, di email itu juga tercantum bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Lucas adalah Secret. Rodd yang tidak ingin bertindak gegabah memintanya untuk bicara langsung pada Dokyeom. Dokyeom mengiyakan dan merubah suaranya menjadi seorang perempuan.
"Apa kalian akan melindungi identitasku? Aku takut sebenarnya, karena dengan keahliannya mudah baginya untuk menemukanku. Bagaimana jika dia membunuhku sebelum kalian menangkapnya?". Kata Dokyeom yang terdengar sebagai suara perempuan oleh Rodd. Rodd mulai yakin bahwa ini saksi asli bukan iseng belaka.
"Kami akan melindungimu. Kami bersumpah.". Kata Rodd.
"Namaku Cynthia Lee, aku tinggal di Paris dan bekerja disalah satu Bar kota Paris. Aku bertemu dan mengenal seorang pemuda asal Korea Selatan yang baru saja pindah kesini. Saat ia mabuk, aku mengantarnya kerumahnya dan disana aku lihat settingan komputer canggih yang memperlihatkan isi dunia. Aku sungguh terkejut dan menganggap dia adalah seorang Hacker seperti di film-film itu.".
"Aku juga dengar dari mulutnya sendiri yang mengoceh saat mabuk. Kalau dia sebenarnya adalah Secret yang berhasil merampok Diamond Bank yang ramai dibicarakan beberapa tahun lalu. Dia juga bilang, dia itu orang kaya raya. Karena semua uangnya itu ia simpan di salah satu bank terbesar di Russia. Besok dia akan berangkat kesana untuk mencairkan uangnya.". Cerita Dokyeom dalam penyamarannya.
"Kau tahu identitasnya sekarang?".
"Kang Dongho. Ah, dia bilang dia merubah wajahnya menjadi orang Korea untuk bersembunyi dari kejaran FBI dan CIA. Dia juga bilang, ia sempat menetap di Korea Selatan. Tepatnya di Keimyung University.". Lanjut cerita bohong Dokyeom.
"Keimyung University? Kenapa JK tidak mengatakan apapun tentang informasi ini?". Bisik Rodd yang bergumam.
FBI dan CIA bekerja sama untuk mempelajari laporan dan semua bukti yang didapat. Karena waktunya sedikit, mereka harus segera terbang ke Paris untuk mengintai Lucas yang berwajah Kang Dongho. Semua sesuai yang dilaporkan oleh Cynthia Lee. Dan mereka akan segera tahu dia benar Secret atau bukan setelah sampai di Russia. Karena yang bisa mengakses pencairan uang itu hanya Secret seorang.
Lucas yang tidak merasa curiga meski ia dibuntuti, pergi ke Russia dengan perasaan bahagia akan bayang-bayang dirinya yang segera menjadi Milyarder. Dokyeom pun mengikuti dari jauh karena ia bisa melihatnya langsung dari rekaman cctv yang didapatkan ketiga hologramnya. Rodd meminta persetujuan hak-hak hukum pada pemerintahan Russia agar dipermudah dalam penangkapan. Sebagian anak buah Rodd menyamar sebagai petugas keamanan, nasabah, petugas resepsionis dan banyak lagi. Didalam bank itu tidak ada satu pun warga sipil atau karyawan asli bank tersebut. Semuanya anak buah Rodd yang menyamar, untuk mengurangi sandera karena Lucas dulunya juga ahli dalam memakai senjata.
Ketika Lucas masuk kedalam bank, mengambil nomor antrian dan menunggu giliran. Ia tidak merasa gugup sama sekali, karena sejak awal Dokyeom sudah menekankan untuk menganggap itu sebagai uangnya sendiri. Setelah gilirannya tiba, Lucas diminta untuk menyerahkan buku rekening dan data dirinya. Saat dicek, rekening atas nama Kang Dongho benar adanya dengan jumlah saldo tabungan berjumlah triliunan.
Petugas bank mengantar Lucas kesebuah ruangan dan memperlakukannya dengan special. Disediakan minuman dan makanan sesuai seleranya Lucas, bahkan yang melayaninya adalah direktur utama dari bank itu. Yang tidak lain adalah anak buah Rodd yang menyamar. Untuk membuka rekening dan mencairkan uang itu dibutuhkan kecocokan kornea mata. Dengan bantuan kontak lens yang diberikan Dokyeom sebelumnya, semua kode untuk mencairkan uang itu pun sah terpakai. Itu berarti, brankasnya terbuka. Melihat tumpukan dollar didalam brankas super besar itu membuat Lucas tertawa puas. Ia terlihat begitu bahagia. Lucas membantu memasukan uang-uang itu kedalam tas berukuran besar dan mengatakan ia hanya mengambil sebagian uangnya dulu. Nanti ia akan kembali untuk mengambil sisanya.
Lucas keluar dari ruangan sambil mengangkat tas-tas berisi uang. Namun, dilobby Rodd dan anak buahnya telah siap siaga membuat formasi menodongkan senjata mereka, ketika Lucas berbalik, para petugas yang membantunya mengambil uang itu juga menodongnya dengan senjata. Jelas saja, karena dibank itu semuanya anak buah Rodd yang menyamar.
Dengan bukti yang didapat dari saksi dan ditambah bukti dari tempat kejadian membuat FBI dan CIA mudah menyeret Lucas ke Amerika dan menangkapnya sebagai Secret. Dokyeom kembali ke Korea dengan wajah Lee David, namun setelah ia sampai di paviliun belakang rumah kakeknya, Dokyeom membakar topeng silikon dan pasport Lee David di cerobong asap. Dan sepertinya Dokyeom tidak begitu saja meninggalkan Lucas ditangan FBI, ia harus mencari satu saksi lagi untuk membuat FBI yakin bahwa yang mereka tangkap itu benar Secret. Dan satu-satunya orang yang bisa menjadi saksi hanyalah Jeon Jungkook. Rival dan kawan bagi Rodd. Karena meski mereka tidak akur tapi mereka saling mempercayai.
"Itulah sebabnya aku meminta Lisa memberikan informasi yang tidak lengkap pada Vernon dan anda, Ssaem. Untuk memancingmu datang sendiri ke Amerika dan memastikan yang tertangkap itu aku atau bukan.". Seru Dokyeom yang mengakhiri ceritanya. Semua orang tercengang mendengar pengakuan Dokyeom.
"Bagaimana kau bisa yakin Jungkook akan mengakui Lucas sebagai Secret? Jungkook bisa saja mengelaknya kan.". Tanya Suga.
"Sayangnya aku sangat mengenal kalian, Ssaem. Aku tahu, Jungkook Ssaem dan Vernon akan menjadi sensitif jika berhubungan dengan aku dan Dongho. Karena sampai saat itu pun kalian masih tidak becus menemukan dimana Kang Dongho yang asli.". Jawab Dokyeom menatap Suga.
"Lalu dimana Victor?". Tanya Jungkook yang seakan tak peduli dengan kenyataan dirinya kembali dimanfaatkan oleh bocah dihadapannya ini.
"Rio De Jenairo.". Jawab Dokyeom.
"Apa yang kau inginkan dariku?". Tanya Jungkook.
"KAPTEN!". Teiak Hoon tak percaya.
"Bebaskan aku dari nama Secret. Aku ingin hidup sebagai Lee Dokyeom.". Jawab Dokyeom.
"Dasar tidak tahu diri.". Dengus Hoon kesal.
"Kenapa kau ingin hidup sebagai Lee Dokyeom?". Tanya Jin.
"Tentu saja untuk menduduki posisi sebagai CEO dari Lee Motors, hyung. Aku dengar rumor bahwa Lee Dohan hwejangnim akan pensiun dari jabatannya dan akan digantikan oleh cucunya. Aku tidak menyangka itu adalah dia, kupikir cucunya yang satunya. Lee Haneul. Ternyata CEO baru itu kau? Lee Dokyeom.". Jawab Jimin.
"Yeoksi~... Jimin Ssaem, kau memang ahlinya didunia bisnis.". Kata Dokyeom yang tersenyum.
"Aku akan membantu menangkap Victor dengan bantuan keempat hologramku. Aku harus memastikan sendiri bahwa tidak akan ada orang yang menganggu kehidupan Lee Dokyeom lagi.". Tambah Dokyeom.
"Kalau begitu bantu Vernon di Justice Building dan mengajarlah di Keimyung University.". Kata Jungkook yang membuat semua orang kaget. Hoon bahkan sampai menerobos kedalam ruang introgasi lagi.
"Mengajar? Apa maksudmu, Capt. Kau sudah gila? Dia itu buronan.". Seru Hoon.
"Jungkook~ah! Kau serius dengan ucapanmu?". Tanya Malik.
"Beritahu aku! Adakah orang lain yang melampaui kemampuannya dibidang IT disini?". Tanya Jungkook, semua orang diam.
"Eopseo..". Jawab Shin Jae Bin.
"Aku sudah membebani Vernon dengan banyak tugas hanya karena dia mewarisi Lisa padanya. Aku tidak ingin hanya satu anak didikku yang cemerlang, aku ingin semua anggota Club Hacking bekerja di Justice Building. Tidak ada yang terbodoh dan tidak ada yang tertinggal.". Kata Jungkook.
"Maka dari itu, aku harus merekrut seorang ahli untuk menjadi guru mereka. Bukankah begitu?". Tambah Jungkook. Jin tersenyum mendengar jawabannya.
"Deal.". Sahut Dokyeom.
"Tunggu! Tidak sembarangan orang bisa masuk ke Justice Building, Capt. Dia harus mendapat pengakuan setidaknya dari Kang Centre dan Ketua Ha Siwon. Dan kau tahu bagaimana sikap ketua Ha pada Dokyeom kan.". Kata Miss J yang sejak tadi hanya diam dan menyimak.
"Soal itu aku yang akan mengurusnya.". Jawab Jungkook.
"Anhiyo, aku yang akan mengurusnya sendiri. Selain yang berada disini, sisanya hanyalah pejabat kotor.". Kata Dokyeom.
"Sekali licik tetap saja licik.". Tawa Suga.
"Suga~ah.....". Protes Jin dengan penekanan.
"Arraseo. Aku tidak akan bicara lagi.". Tawa Suga.
"Jadi, untuk tugas pertamaku aku harus kemana besok?". Tanya Dokyeom.
"Meninjau ke Justice Building lalu sore harinya ke Keimyung University.". Jawab Jungkook.
"Aku mengerti. Apa sekarang aku boleh pulang?". Seru Dokyeom yang mulai berdiri.
"Tidak.".
"Waeyo? Bukankah kita sudah sepakat?". Protes Dokyeom.
"Masih ada satu orang lagi yang harus kau temui.". Ujar Jungkook.
"Nanti saja, Ssaem. Aku belum siap untuk menemuinya.". Jawab Dokyeom yang mengerti maksud Jungkook.
"Diantara kami semua disini, dia yang paling menunggumu.". Kata Jungkook berdiri.
"Tapi....".
"Kajja!". Seru Jin yang merangkul Dokyeom keluar dari ruang Introgasi.
"Ssaem...".
"Gwenchana. Dia tidak akan menggigitmu.". Goda Jin.
"Bukan itu masalahnya.....".
"Arra. Kajja!". Sahut Jin tidak peduli, mau tidak mau Dokyeom mengikuti Fire menuju rumah RapMonster.
Fire beserta Dokyeom pergi kerumah RapMonster. Didalam mobil pun Dokyeom masih terus menolak menemui RM. Entah apa yang membuat Dokyeom segan untuk menemui gurunya itu.
"Ssaem, apa tidak boleh nanti saja aku menemuinya?". Kata Dokyeom.
"Dia menunggumu, Dokyeom~ah.". Jawab Jin.
"Arrayo. Geundae..... ah, aku tidak tahan dengan omelannya. Dia disebut RapMonster karena saat marah dia akan terus dan terus bicara seperti rasanya mendengar dia sedang Rap.". Kata Dokyeom. Jin, Suga, J-Hope dan Taehyung yang satu mobil dengannya tertawa keras.
"Jinja~yo Ssaem....". Kata Dokyeom merengek.
"Kau harus terima itu. Kau yang buat masalah tiga tahun lalu.". Kata Suga sambil tertawa kecil, Dokyeom terlihat merengut dan menunduk.
"Taehyung~ah. Hubungi semua anggota Seventeen lalu minta mereka datang kerumah Namjoon malam nanti.". Pinta Jin.
"Arraseo.". Jawab Taehyung.
"Tidak perlu. Biar aku saja.". Kata Dokyeom. Ia lalu menekan tombol pada jam tangan canggihnya dan mendekatkan mulutnya dengan jam tangan itu.
"Jisoo~ah! Kirim pesan pada semua anggota Seventeen, katakan Fire meminta mereka semua datang kerumah RM Ssaem.". Perintah Dokyeom.
"Oke, DK.". Jawab suara Jisoo dari jam tangan itu.
"DK?". Tanya J-Hope yang sedang mengemudikan mobilnya.
"Ne, aku tidak mau dipanggil Secret jadi aku mengubah panggilanku untuk mereka. DK. Do Kyeom.". Jawab Dokyeom.
"Keren.". Sahut Suga.
"Majja.". Sambung Jin.
"Cocok untukmu.". Kata Taehyung. Dan akhirnya mereka sampai dihalaman rumah RM. Tapi mereka tidak menemukan dimana orangnya. Mereka lalu mencari di kebun apel hijau milik RM. Benar saja, dia sedang sibuk memetik apelnya.
"Kau sedang apa?". Tanya Jin.
"Ah, kau mengagetkanku. Hari ini aku panen, ini pohon terakhir yang terlupakan. Yang lain sudah dikemas.". Jawab RM yang masih sibuk menggunting tangkai apel dari pohonnya.
"Setelah berhenti dari pekerjaan kerenmu, apa tidak ada lagi pekerjaan yang jauh lebih keren dari seorang petani apel, Ssaem?".
RM mematung. Karena dia mengenal suara itu. Suara yang ia tunggu selama tiga tahun, suara yang membuatnya menderita rasa bersalah. RM hanya menggelengkan kepala dan tanpa merespon bahkan ia melanjutkan aktivitasnya, karena ia pikir itu hanya suara halusinasi dari alam bawah sadarnya seperti yang selalu diingatkan oleh Jin.
Dokyeom terenyuh melihat apa yang diperingatkan Jin didalam mobil tadi benar terjadi, separah itukah depresi yang ditimbulkan rasa bersalah sang guru padanya.
"Dokyeom~ah! RM yang sekarang tidak seperti RM yang dulu. Rasa bersalah yang terus menghantuinya membuatnya jatuh pada rasa depresi. Dia sering tidak sadarkan diri setelah dia merasa mendengar suaramu atau melihatmu diantara keramaian. Jadi, jika nanti dia tidak merespon. Aku minta kau jangan menyerah. Kau harus terus memanggilnya sampai dia menoleh.". Kata Jin saat didalam mobil tadi.
Mengingat itu Dokyeom mencobanya lagi. Jin menganggukkan kepala tanda untuk Dokyeom agar memanggil RM sekali lagi. Anggota Fire yang lain pun hanya bisa menunduk melihat RM berubah menjadi seperti yang sekarang. Termasuk Jungkook yang kini dilanda rasa bersalah melihat RM seperti itu secara langsung. Jimin mengusap punggung Jungkook yang menunduk dan menitikkan air matanya.
"Mianhaeyo, Ssaem. Karena aku datang begitu terlambat.". Kata Dokyeom mencoba memanggilnya lagi.
RM kembali mematung, ia menghentikan apa yang sedang ia lakukan lalu menatap Jin dengan mata yang bergetar.
"Jin~ah!".
"Gwenchana. Berbaliklah!". Pinta Jin yang menepuk bahu RM.
Kali ini RM menitikkan air matanya karena jika bukan hanya dirinya yang mendengar suara Dokyeom, berarti anak itu benar-benar ada dibelakangnya. Jin menganggukkan kepalanya lagi untuk meyakinkan RM.
RM membalikkan tubuhnya perlahan, ia melihat kelima sahabatnya yang lain termasuk Jungkook yang menunduk. Sinar matahari terbenam membuat siluet tubuh Dokyeom terlihat semakin nyata untuknya, tubuhnya refleks bergetar dan hampir terjatuh jika Jin tidak siaga dibelakangnya sejak tadi, seolah Jin sudah memprediksi reaksi tubuh RM.
"Do-Dokyeom~ah!". Panggil RM pelan, pandangannya kabur karena airmata yang menumpuk. Setelah airmatanya turun sosok Dokyeom semakin terlihat jelas. RM melangkah cepat dan memeluk anak itu. Dokyeom kaget melihat sang guru yang dulu begitu tegas dan keras menjadi begitu lemah, sampai pelukan RM terasa seperti kapas yang menyelimutinya. Terasa lembut dan hangat.
"Mianhae, Dokyeom~ah.". Kata RM dalam tangisnya, Dokyeom lebih baik melihat RM marah-marah seperti sedang Rap daripada melihat gurunya menangis seperti ini. Airmata yang turun membuat Dokyeom memeluk erat gurunya untuk memberikan dukungan seperti yang dulu selalu gurunya lakukan.
"Aku bersalah. Aku tidak mempercayaimu. Maafkan aku, Dokyeom~ah...hiks..hiks..". Tangis RM.
"Tidak, Ssaem. Aku yang nakal, aku yang tidak mendengarkan ucapanmu....hiks.hiks..". Balas tangis Dokyeom.
"Mianhae. Naega jalmutaeso...hiks.hiks.". Tangis RM memeluk erat Dokyeom.
Hati anggota Fire begitu sesak melihat Leader mereka menangis seperti itu, selama hidup mereka ini pertama kalinya RM yang mereka kenal terlihat begitu rapuh. Suga bahkan terlihat sembunyi-sembunyi menghapus airmatanya. Jin tidak ingin mereka berdua larut dalam kesedihan karena seharusnya mereka merayakan kembalinya Dokyeom.
"Namjoon~ah. Sebaiknya kita masuk, hari sudah semakin malam. Dia juga pasti merasa lapar.". Kata Jin yang mengusap punggung RM agar melepaskan pelukannya.
"Siapa?". Tanya RM yang melepaskan pelukannya. Jin menunjuk Dokyeom.
"Kau belum makan?". Lanjut tanya RM terkejut.
"Ah, itu.....". Kata Dokyeom yang sungkan menjawab.
"Dia diintrogasi oleh Jungkook sejak siang tadi. Jadi, dia belum makan apapun.". Jawab Jin.
"MWO?". Bentak RM.
"Kau mengagetkanku, Namjoon~ah! Bicaralah perlahan, telingaku tidak tuli.". Balas bentak Jin yang sengaja ia lakukan untuk menggoda sahabatnya.
"Oh, mianh.". Kata RM. Jin dan anggota Fire mentertawakan sikap RM barusan.
"Hyung! Berhenti menggodanya. Ah, kau ini.". Kata J-Hope menghampiri mereka.
"Kau mau makan apa, DK?". Tanya J-Hope.
"DK?". Tanya RM.
"Ah, dia tidak ingin dipanggil Secret lagi. DK itu nama panggilan barunya. Do Kyeom. DK.". Jawab J-Hope dengan cara yang berlebihan sampai membuat para sahabatnya tertawa kembali.
"Sudah hentikan. Jadi kau mau makan apa, Dokyeom?". Tanya Taehyung lagi.
"Telur.".
"Telur?". Tanya Taehyung, Dokyeom menangguk.
"Dokyeom~ah. Normalnya, yang lain akan menjawab daging bukan telur.". Protes Taehyung.
"Masalahnya aku rindu rasa telur. Sudah hampir lima tahun aku tidak pernah makan telur. Atau olahan telur lainnya.". Jawab Dokyeom.
"WAE?". Tanya Fire bersamaan kecuali Jungkook.
"Lee Dokyeom yang asli alergi telur. Jadi koki dirumah memasak menu tanpa telur.". Jawab Dokyeom.
"Oh my god.". Seru J-Hope takjub.
"Arraseo. Bersihkan dirimu, aku akan pergi berbelanja.". Kata RM.
"Kajja.". Ajak Jin menarik Dokyeom masuk kedalam rumah.
"Apa yang kau tunggu? Kenapa kau diam saja, Jungkook. Aku tidak bisa membawa barang belanjaan itu sendirian.". Seru RM. Jungkook hanya diam menatapnya.
"Cepat! Nanti Dokyeom semakin lapar.". Seru RM yang cerewet.
"Eoh, arraseo. Hyung, kunci mobil.". Kata Jungkook meminjam kunci mobil Jimin, tapi Jimin memberikan black card nya juga.
"Beli daging sapi korea juga. Seventeen akan datang kesini, mereka itu rakus.". Ujar Jimin yang membuat Jungkook tertawa.
"JEON JUNGKOOK!". Teriak RM.
"Iya, iya. Aku datang!". Balas teriak Jungkook yang berlari menuju mobil menyusul RM.
Dokyeom diajak kedalam rumah RM dan Jin membawa masuk Dokyeom ke dalam kamar Dokyeom yang memang sudah dibuatkan oleh RM sejak tiga tahun lalu.
"Handukmu ada didalam lemari. Mandilah dan ganti baju mu.". Kata Jin.
"Taehyung~ah. Panggil Jimin, J-Hope dan Suga untuk membantuku siapkan meja dan alat barbeque dihalaman belakang.". Teriak Jin selanjutnya.
Dokyeom membuka lemari dan ia melihat pakaiannya sendiri ada disana. Bahkan seragam dan jas almamater Keimyung University pun masih ada.
"Ini semua kan.... pakaian yang kutinggalkan di Keimyung University.". Ujar Dokyeom menatap isi lemari pakaian.
Saat yang lain menyiapkan meja dan alat barbeque, kedua belas anggota Seventeen datang beramai-ramai. Mereka menuju halaman belakang.
"Sudah datang? Mingyu, Wonwoo ambil apel hijau yang tadi di petik RM, bawa kesini lalu cuci. Oke?". Kata Jin.
"Oke, Ssaem.". Jawab mereka serempak.
"Dimana Dokyeom?". Tanya Vernon.
"Dia sedang mandi.".
"RM Ssaem dan Jungkook Ssaem?". Lanjut tanya Vernon.
"Sedang membeli daging. Jangan cerewet bantu saja kami disini.". Jawab Jimin. Vernon merengut mendengarnya.
Sementara diperjalanan RM dan Jungkook tak saling bicara. Jungkook terlihat gugup dan RM menyadari itu, terasa canggung tapi itu wajar karena mereka sudah tidak saling menyapa selama tiga tahun. Jungkook bahkan takut memulainya, takut ia salah bicara. Maka perjalanan mereka pun didominasi oleh keheningan. Saat mereka memilih bahan makanan di supermarket pun Jungkook hanya diam dan memilih daging sapi pesanan Jimin saja.
"Sampai kapan kau akan terus diam seperti ini?.". Kata RM mulai bicara.
"Ku pikir kau masih tidak ingin bicara padaku.". Jawab Jungkook yang terus memilih paketan irisan daging.
"Kapan aku berkata seperti itu, aku hanya berkata kau harus menemukannya. Tapi kau malah tidak menemuiku selama dia menghilang. Apa aku bukan hyung mu lagi?". Kata RM.
"Hyung~.....".
"Aku ingin sikapmu berubah saat kita berada dirumah nanti. Jangan tunjukkan kecanggungan sedikit pun pada anak-anak. Kau mengerti?". Kata RM. Jungkook diam menatapnya.
"Ahjumma, Sirloin juseyo. Adikku sangat menyukai bagian itu.". Pinta RM pada wanita paruh baya penjaga stand daging, Jungkook menghapus cepat setetes airmatanya karena yang menyukai Sirloin itu Jungkook. Diperjalanan pulang pun mereka masih saling diam tapi tidak ketika mobil mereka memasuki halaman. Barang belanjaan mereka cukup banyak karena RM sekalian berbelanja untuk memenuhi isi lemari es nya. Anggota Seventeen membantu Jungkook mengangkut semua barang belanjaan.
"Seventeen! Tas merah besar itu simpan didapur. Yang lainnya bawa ke halaman belakang.". Kata Jungkook.
"Yes, Capt.". Seru mereka serempak.
"Hyung, aku titip jaketku. Nanti tolong cuci ya.". Kata Jungkook pada RM.
"Simpan dalam mesin cuci. Jika tidak, aku pasti lupa mencucinya.". Jawab RM yang masuk menyusul Jungkook membawa barang belanjaan. Semua yang berada disini membeku karena perang dingin yang bertahan selama tiga tahun itu akhirnya mencair. Saking hangatnya perasaan mereka sampai membuat mereka terdiam.
"Kenapa kalian diam? Bawa belanjaannya kedalam!". Seru RM yang menyadarkan lamunan mereka.
"Ne, Ssaem.". Jawab Joshua.
Mereka saling melempar senyum lalu menuruti semua yang diperintahkan oleh Jungkook tadi. Setelah melepas jaketnya dan menyimpannya didalam mesin cuci. Dan menyusul kehalaman belakang untuk memberikan kertas bukti transaksi belanja dan Black Card milik Jimin. Saat Jimin menerimanya ia terkejut.
"Jungkook~ah! Igge mwoya?". Tanya Jimin menunjukkan kertas bukti belanjaannya.
"Mwoll?".
"Kenapa kau belanja sampai empat juta Won?hah?". Teriak Jimin. Semua orang jadi menatap mereka berdua.
"Kenapa harus teriak begitu? Kan kau yang memintaku membeli banyak daging sapi korea karena Seventeen juga akan datang.". Balas teriak Jungkook. Seluruh anggota Seventen bertepuk tangan meriah mendengar daging sapi korea.
"Kau bilang Seventeen itu rakus.". Lanjut teriak Jungkook.
"SSAEM~...". Tegur Seventeen mendelik pada Jimin. Itu mengundang tawa anggota Fire selain Jungkook dan Jimin.
"Semua daging itu hanya memakan biaya tiga juta Won, Jeon Jungkook.".
"Ah, itu. RM hyung berbelanja untuk kebutuhan rumah ini.". Jawab Jungkook.
"Mwo? Dengan uangku?". Tanya Jungkook.
"Eohh. Dia bilang kita pasti akan sering datang jika tahu dia sudah baik-baik saja. Jadi, persediaan yang dia beli dengan uangmu itu untuk kita juga. Dia bilang begitu.". Kata Jungkook. Jimin terdiam lemas. Teman-temannya semakin tertawa keras melihat ketidakberdayaan Jimin. Jin lalu merangkul Jimin.
"Biar nanti aku yang ganti.". Bisik Jin yang tersenyum.
"Dweso! Empat juta Won tidak ada artinya dibanding senyuman RM dan JK.". Balas bisik Jimin yang membuat Jin semakin tersenyum.
Dokyeom keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dan berjalan kearah dapur karena wangi telur goreng. Dan ia melihat RM yang sedang membuat telur goreng untuknya.
"Baru selesai mandi?". Ujar RM melirik Dokyeomnyang berdiri didepan lemari es.
"Eohh, saluran air hangatnya rusak sepertinya? Aku mandi dengan air dingin.". Kata Dokyeom.
"Benarkah? Aku akan hubungi tukang ledeng besok.". Kata RM yang melirik Dokyeom yang mengambil sumpit berniat mengambil telur goreng yang sudah jadi. Tapi RM menghalanginya.
"Bereskan dulu barang belanjaan itu kedalam lemari es!". Perintah RM menunjuk tas merah besar yang tadi ditaruh Mingyu. Dokyeom menaruh kembali sumpitnya dan mulai membereskan belanjaan kedalam lemari es.
"Nasi atau Toast?". Tanya RM.
"Nasi.". Jawab Dokyeom yang membereskan beberapa kotak buah-buahan, telur, yogurt, susu kotak.
"Geundae, hyung! For tomorrow please make me toast, okay? Aku harus ke Justice Building pagi-pagi sekali.". Lanjut kata Dokyeom. RM tertegun mendengar Dokyeom menyebutnya ' hyung ' .
"Hyung? Kau kenapa?". Tegur Dokyeom yang akhirnya mencicipi telur goreng buatan RM.
"Anhiya, arraseo. Geundae, untuk apa kau datang ke Justice Building?". Tanya RM.
"Jungkook Ssaem memintaku untuk meninjau ruang server disana dan sore harinya dia mau aku mengajar di Keimyung University.". Jawab Dokyeom sambil terus mengunyah.
"Hyung!".
"Emm..".
"Apa kau pikir aku bisa?". Tanya Dokyeom.
"Mwogga?".
"Mengajar di Keimyung.". Jawab Jungkook.
"Dangyeonajji anhiya. Nae dongsaeng innikka.". Kata RM yang membuat Dokyeom tersenyum.
"Sudah, jangan terlalu banyak menggorengnya. Bawakan nasinya kehalaman belakang ya.". Seru Dokyeom membawa piring berisi telur goreng kesukaannya. RM tersenyum sambil mengambil mangkuk nasi dan mengisinya lalumenyusul kehalaman belakang.
Seperti biasa, Seventeen akan berisik sekali jika mereka sudah berkumpul. Vernon berusaha menguasai ayam gorengnya, Suga dan J-Hope membantu Woozi dan Hoshi memanggang daging, Wonwoo dan Mingyu terlihat sedang mencuci apel hijau, Jeonghan dan Seungkwan yang mengupasnya, Jimin menyiapkan sausnya dimangkuk, dan Jin yang mencuci seladanya. Yang lainnya membantu ini dan itu. Saat mereka duduk bersama menikmati daging sapi korea panggang hasil menguras isi Black Card Jimin, Scoups bermaksud mencicipi telur goreng Dokyeom. Tapi, Dokyeom memukul sumpit Scoups dengan sumpitnya.
"Satu saja.". Pinta Scoups.
"Andwe! Ini punyaku. Kau goreng saja sendiri.". Jawab Dokyeom yang berhasil membuat Scoups mendengus kesal.
"Kau bilang akan memakannya dengan nasi, kenapa nasinya tidak kau sentuh?". Tegur RM memberatkan suaranya agar terdengar tegas.
"Aku tidak berselera.". Jawab Dokyeom santai.
"Makan nasinya atau aku ambil kambali telurnya!". Perintah RM.
"Ah, hyung~...". Rengek Dokyeom. Seluruh orang disana terkejut mendengar cara Dokyeom memanggil RM.
"Hyung?". Bisik Hoshi pada Woozi.
"Kalau begitu aku ambil telurnya.". Kata RM merampas piring berisi telur goreng itu. Mereka semakinbterkejut melihat RM yang biasa saja mendengar Dokyeom memanggilnya Hyung bukan Ssaem.
"Arraseo! Kau semakin cerewet saja, hyung.". Kesal Dokyeom.
"Aku tidak akan cerewet jika kau menurut.". Jawab RM.
"Arraseo! Arrattanikka!". Seru Dokyeom. RM lalu memberikan piring berisi telur goreng itu lagi setelah melihat Dokyeom mulai memakan nasinya.
Mereka ingin sekali bertanya dengan sikap RM dan DK yang terlihat seperti saudara kandung. Tapi pertanyaan itu mereka tahan, takut justru malah membuat suasana menjadi canggung nantinya. Jadi, mereka putuskan untuk berpesta dan makan sepuasnya. Menikmati kehangatan persahabatan yang telah memudar sejak tiga tahun lalu karena insiden yang terjadi di Keimyung University. Jungkook, Mingyu, Wonwoo, Vernon, Jin, The8, Scoups dan Jun, tidak diperbolehkan untuk mabuk. Karena pekerjaan mereka bisa membutuhkan kehadiran mereka kapan saja. Tapi yang tidak mabuk justru mendapat tugas untuk mengantar pulang yang sudah mabuk. Dokyeom sudah dibawa kekamarnya oleh RM, saat menutup pintu kamar Dokyeom, RM dihadang oleh Jin yang meminta penhelasan atas sikap mereka berdua yangvterlihat seperti saudara kandung padahal baru hari ini mereka bertemu setelah berpisah selama tiga tahun. RM lalu membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah email yang dikirim Secret tiga tahun lalu. Dan isi email itu adalah....
"Ssaem, maaf karena telah pergi seperti ini. Maaf karena telah membohongimu, aku tida, bermaksud untuk itu. Aku hanya ingin hidup sebagai Lee Dokyeom dan melupakan kehidupan salahku bersama Jay. Jangan salahkan dirimu karena ini, sebab hingga saat ini aku masih percaya pada janjimu untuk melindungi mimpiku. Hiduplah dengan baik dan tunggu aku kembali. Karena saat aku kembali, aku akan memanggilmu Hyung. Oke!.".
Bersambung......