Chereads / KEIMYUNG UNIVERSITY SEASON 2 (Indonesia Version) / Chapter 5 - PROGRAM ANALISIS EKSPRESI

Chapter 5 - PROGRAM ANALISIS EKSPRESI

Rap Monster di antar oleh Kriss dan Vasco kembali ke rumahnya. Keadaan rumahnya gelap karena semua lampu dalam keadaan mati. Kriss dan Vasco siaga memeriksa keadaan rumah dan menyalakan lampu disetiap sudutnya, setelah semuanya aman terkendali mereka pun pamit untuk undur diri. RapMonster langsung pergi menuju sebuah kamar, namun itu bukan kamarnya. Sebuah kamar kosong yang diisi barang-barang Lee Dokyeom yang tertinggal di asrama Keimyung University. Ia membuka lemari dan melihat baju-baju Dokyeom yang tergantung rapi disana, termasuk jas almamater Keimyung University. Ia jatuh terduduk di single bed sambil menatap lemari yang terbuka itu, lalu menunduk dan berlanjut menangis.

"Aku tidak peduli dimana pun kau berada, tapi aku mohon. Hiduplah dengan caramu sendiri dan jangan sampai tertangkap oleh siapa pun. Jika sampai kau tertangkap, aku takut..... aku takut tidak bisa melindungimu lagi, Dokyeom~ah.". Tangis Rap Monster.

"Sudah ku duga kau akan seperti ini.". Ujar Jin yang menghampirinya. Seketika RM menghapus airmatanya. Jin pun ikut duduk disampingnya.

"Dia akan baik-baik saja. Kau tahu dia anak yang pintar. Lagipula kita kan tidak berhenti mencarinya, Namjoon~ah. Kau tidak sendirian, ada kami disamping mu.". Lanjut kata Jin.

"Suga yang kita tahu tidak pernah peduli dengan urusan orang lain pun, kali ini ia mulai menyapa para penumpangnya sebelum lepas landas. Dengan harapan mungkin saja dari salah satu penumpangnya terdapat Dokyeom disana.". Kata Jin bercerita.

"Meski J-Hope sibuk mengurus pertandingan kualifikasi pertama Hoshi, tapi dia selalu berusaha memeriksa CCTV di sirkuit. Siapa tahu Dokyeom menonton pertandingan Hoshi.".

"Yang lain pun masih terus membantu untuk mencarinya, Namjoon~ah.". Ujar Jin sambil menepuk punggung RM.

Penyesalan memang duri dalam daging, meski duri itu tak terlihat dari permukaan, rasa sakitnya terasa nyata. Fire memang telah gagal melindungi Dokyeom tapi mereka sedang berusaha keras agar tidak melakukan hal yang sama pada kedua belas anak yang lainnya. Sekuat tenaga dan pikiran mereka curahkan secara total agar kesalahan itu tidak terulang, dan mereka pun tak pernah menyerah untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan terus mencari keberadaan Dokyeom.

* * * *

Hari ini Dino terlihat kebingungan didepan gerbang rumah keluarga Takamura. Ia tidak bisa sembarangan masuk hanya karena ia sahabat Hoshi. Lagipula, Dino tidak terlalu menguasai bahasa Jepang. Dino memutuskan untuk menghubungi Hoshi terlebih dulu, tidak lama kemudian seorang pria paruh baya datang menghampirinya, rapi dengan stelan tuxedo. Dia adalah kepala pelayan dirumah utama keluarga Takamura.

"Lee Chan-nim? Tuan muda meminta saya untuk membawa anda masuk.". Sapanya.

"Anda bisa berbahasa korea?". Tanya Dino yang merasa heran. Pria paruh baya itu tersenyum.

"Sedikit. Kami diharuskan sedikit belajar bahasa Korea agar bisa berkomunikasi dengan tuan muda Hoshi saat ia masih kecil, ketika ia baru pertama kali masuk kerumah ini.". Katanya menjelaskan, Dino mengangguk-angguk mengerti.

Dino pun dibawa masuk kedalam rumah itu, pintu gerbang yang tinggi, halaman yang sangat luas, garasi yang besar penuh dengan beberapa mobil mewah, dan rumah yang bahkan memiliki Lobby. Dino baru menyadari bahwa sahabatnya itu orang kaya sungguhan. Dino dibawa menuju living room, dan untuk menuju ruangan itu Dino harus melewati ruang tamu serta kolam renang yang sangat elegan. Bukan hanya desain interiornya yang terlihat mewah, barang-barang antik dirumah ini pun pasti memiliki harga yang fantastis.

"Dino~ah!". Panggil Hoshi yang baru turun dari lantai dua.

"Hyung.". Balas sapa Dino yang tersenyum kagum.

"Ada apa sampai kau mencariku kesini?". Tanyanya.

"Hyung, rumah mu mewah sekali.". Kagum Dino, Hoshi yang tersenyum menuntunnya untuk duduk disofa Living Room, sementara kepala pelayannya mohon undur diri untuk membuat teh.

"Kau tidak bersama J-Hope Ssaem? Aku menelponnya dulu sebelum aku datang kesini.". Kata Dino yang terlihat canggung dan Hoshi menyadari itu.

"Santai saja. Kenapa kau jadi sungkan begitu?".

"Le-level ki-kita berbeda.". Sahut Dino, Hoshi tertawa keras.

"Kau bercanda padaku? Sejak kapan persahabatan kita diukur dari level siapa yang lebih tinggi?hah?". Ucap Hoshi tapi Dino malah terdiam.

"Kalau begitu panggil aku tuan muda!". GodaHoshi.

"Ya, Tuan Muda.". Jawab Dino, Hoshi semakin tertawa keras.

"Apa yang membuatmu tertawa keras seperti itu?". Tegur seseorang yang baru saja masuk bersama sekretarisnya.

"Kenapa kau sudah pulang jam segini, ayah?.". Kata Hoshi bertanya balik. Dino terkejut lalu berdiri dan memberi salam.

"Ini rumahku. Temanmu? Ada urusan apa sampai kau membawanya masuk kedalam rumah utama, kenapa tidak kau bawa saja ke paviliun belakang?".

"Ini juga rumahku. Aku bebas membawa siapa pun datang kesini. Lukisan itu, aku yang membelinya.". Jawab Hoshi, sang ayah hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

"Pertandinganmu bagaimana? Apa ada kendala?".

"Kenapa tiba-tiba kau jadi peduli begitu, ayah? Jangan menggertakku, aku tidak akan berhenti dari pertandingan itu.". Kata Hoshi.

"Aku tidak menggertak. Bukankah perusahaanmu akan baik-baik saja jika aku tidak ikut campur untuk mimpi konyol mu itu. Jadi, aku harus tahu bagaimana pertandingannya untuk memastikan perusahaanmu juga dalam keadaan baik.". Jawab sang ayah.

"Haaeh. Teman-temanku sudah mengurus itu, ayah tenang saja.".

"Jika ada masalah segera bawa mereka padaku. Jangan coba-coba untuk menutupinya.". Sahutnya.

"Jika ada masalah, memangnya ayah pikir aku akan berada disini.". Jawab Hoshi, merasa kalah akhirnya sang ayah pun pergi meninggalkan mereka berdua masuk kedalam.

"Hyung, ayahmu bisa bicara bahasa korea?".

"Emh, menyebalkan memang tapi isi kepalanya itu memang jenius.". Jawab Hoshi.

"Ah, kau belum jawab pertanyaanku. Ada apa kau kesini?". Tanya Hoshi lagi.

"Berinvestasilah dipabrik milikku yang baru, hyung.".

"Pabrik? Pabrik apa?". Tanya Hoshi.

"Suku cadang sepeda motor, mobil dan kereta api.".

"Kau benar-benar serius akan menggeluti bidang itu?". Tanya Hoshi, Dino menggangguk.

"Aku sudah membeli bangunan untuk ku jadikan pabrik awal, ada beberapa orang juga yang sudah ku rekrut dibagian management, dan aku mendapatkan modal awal dari ayahku. Tapi....".

"Kau masih butuh tambahan modal dari investor?". Tanya Hoshi lagi. Dino mengangguk.

"Lalu kenapa kau datang padaku? Harusnya kau datang pada Jeonghan dan Woozi.". Tambah Hoshi.

"Bukankah kau investor utama mereka?".

"Itu benar. Tapi perusahaan itu bukan milikku, aku hanya menyimpan beberapa uangku disana. Jeonghan dan Woozi berbohong agar aku tetap bisa bertanding di F1 season terbaru ini, karena ayahku hanya mengizinkanku menjadi pembalap jika aku tetap mengurus perusahaan itu.". Jawab Hoshi. Mendengar itu Dino kehilangan semangatnya.

"Aku akan coba untuk bicara pada mereka berdua. Tapi kau tahu kan, Jeonghan dan Woozi adalah anak bisnis. Mereka lebih percaya pada data dan dokumen, jadi sebelum kau mendatangi mereka kau sudah harus siapkan proposal kerja sama yang tidak bisa mereka tolak.". Lanjut Hoshi. Ia menangkap kekhawatiran dari wajah Dino.

"Dino~ah! Pemula yang sukses adalah pemula yang tidak pernah takut untuk gagal. Kegagalan bukan menunjukkan betapa buruknya kita, tapi kegagalan hanyalah tolak ukur untuk meninjau pengalaman kita dimasa depan. Aku percaya kau bisa. Semangat!". Seru Hoshi yang tersenyum.

* * * *

Di Korea . . .

Scoups dan Jun bekerja dirumah sakit yang sama, Rumah Sakit Universitas Hankook. Mereka bekerja sebagai dokter bantuan dari Keimyung University. Sudah genap satu tahun mereka aktif sebagai dokter, ketiga anak didik RapMonster memang terbilang jenius. Scoups yang hanya butuh waktu satu tahun untuk mendapatkan gelarnya sebagai ahli bedah, Jun bahkan mendapat dua gelar dalam dua tahun yaitu pengacara dan dokter ahli bedah juga, lalu Dokyeom yang mampu menciptakan mesin hologram seperti Lisa.

Hari ini Jun terjebak banyak lampu merah hingga membuat Scoups kesal karena ia belum juga datang.

"Kau dimana?". Seru Scoups yang menghubungi Jun sambil memeriksa pasien di IGD.

"Sepuluh menit lagi sampai.". Jawab Jun.

"Haeh, ada korban kecelakaan sepeda motor. Ginjal atau jantung?". Tanya Scoups.

"Kau tangani yang jauh lebih serius dulu.".

"Oke. Aku jantung. Langsung keruang operasi ya.". Seru Scoups.

"Yes, doctor.". Jawab Jun mempercepat laju mobilnya.

Sesampainya dirumah sakit Jun dihadang para residen yang menunggu arahannya dalam menangani pasien di IGD. Untungnya ia datang tiga menit lebih cepat jadi ia sempat memeriksa keadaan beberapa pasien dan membuat para residennya tenang karena Jun memang terkenal ramah, tidak seperti Scoups yang jauh lebih tegas. Ia lalu melanjutkan diri keruang operasi sesuai janjinya dengan Scoups untuk menangani pasien kecelakaan motor dengan bagian ginjal yang bermasalah. Operasi berjalan sekitar dua sampai tiga jam, tapi Jun justru selesai jauh lebih cepat dari Scoups. Saat ini ia sedang minum kopi di cafetaria karena tadi ia tak sempat sarapan. Scoups datang dengan tubuh yang kelelahan.

"Apa kondisinya begitu serius?". Tanya Jun yang menggeser gelas ice americano kearah Scoups.

"Emh, tapi masih terkendali.". Jawabnya menyedot minumannya.

"Ah, apa ada pasien yang mirip dengan Dokyeom di departemen lain?". Lanjut tanya Scoups.

"Tidak ada. ".

"Lalu bagaimana dengan jenazah yang tidak dikenali". Tanya Scoups lagi.

"Yakk! Sudah kubilang jangan mencarinya kesana kan, Lee Dokyeom akan baik-baik saja. Kita akan menemukannya.". Kesal Jun.

"Aku tahu. Aku hanya kesal saja, kenapa tidak ada satu pun yang bisa menemukannya. Aku tidak tega melihat Vernon dan Fire yang begitu putus asa mencari si brengsek itu.". Kata Scoups ikut kesal.

"Hei, kau lupa. Kau yang membantunya kabur, Choi Seungcheol-ssi.". Celetuk Jun yang membuat Scoups terdiam.

"Ah, minggu depan kita akan cuti. Kita akan mengunjungi Rapunzel di Justice Building.". Kata Jun mengingatkan.

"Mwoya? Delapan bulan berlalu dengan cepat seperti ini? Rasanya baru kemarin aku melihat Vernon libur.". Seru Scoups.

"Dan anak itu belum keluar dari Justice Building sampai saat ini.". Tambah Jun.

"Serius? Lalu bagaimana dengan makan, mandi dan tidur anak itu?". Tanya Scoups.

"Jungkook Ssaem menyediakan semuanya disana. Aku juga tahu itu dari The8.". Sahut Jun.

"Untuk apa The8 ke gedung itu?". Tanya Scoups yang kini mulai terlihatkhawatir.

"Untuk melihat keadaan Psikis Vernon, sejak kejadian Lucas tertangkap sebagai Secret. Vernon mulai mengalami insomnia dan gangguan panik. Sementara saat ini kan tidak ada yang bisa memerintah Lisa selain dia. Jadi mau tidak mau Jungkook Ssaem meminta The8 untuk menemaninya sesekali.". Kata Jun menjelaskan.

"Kita harus melihatnya kesana hari libur minggu depan.". Kata Scoups, Jun mengangguk pelan.

* * *

Beberapa bulan sebelumnya, ada seorang ibu yang menelpon Golden Time Team untuk melaporkan anak gadisnya yang tidak pulang selama tiga hari berturut-turut, Kang Centre mencurigai ini sebagai kasus penculikan bahkan mungkin pembunuhan karena hilangnya gadis itu telah lewat dari 2x24 jam.

"Vernon~ah! Kami butuh bantuan.". Kata Kang Centre melalui speaker.

"Iya, Centre-jjang nim. Ada apa?".

"Aku kesulitan mencari lokasi korban penculikan, Vernon~ah.".

"Korban penculikan?". Tanya Vernon.

"Aku masih belum begitu yakin tapi sepertinya ini memang penculikan. Kita harus segera menemukan lokasinya, Vernon~ah. Karena waktunya menghilang sudah lebih dari 2x24 jam. Aku takut ini akan berakhir menjadi kasus pembunuhan.".

"Baiklah, tolong ceritakan lebih lengkap, Kang Centre.". Kata Vernon.

"Nama Kim Hyesun. Usia 23 tahun, bekerja di salah satu bar di Itaewon. Ia hidup hanya dengan ibunya karena ayahnya meninggal saat ia kecil. Hari terakhir ia berangkat bekerja tanggal 17 juni jumat lalu, hingga saat ini tanggal 20 juni ia tidak pulang kerumah ataupun menginap dirumah temannya. Tidak ada satu pun dari teman-temannya melihat dia sejak tiga hari lalu.".

"Ibunya sudah melaporkan ini pada kepolisian setempat, namun setelah diselidiki Hyesun terlihat menaiki sebuah Cadillac putih didepan bar pada malam terakhir ia bekerja.".

"Jika begitu bukankah ia pergi dengan kekasihnya?". Seru Vernon.

"Anhiya, pihak kepolisian bilang salah satu teman kerjanya mengkonfirmasi bahwa pemilik Cadillac putih itu adalah seorang pelanggan.". Jawab Detektif Dong Dae Sok dilantai satu.

"Lisa~ah. Cari Cadillac putih yang terekam CCTV di dekat Bar tempat Kim Hyesun bekerja.". Perintah Vernon.

"Oke, Vernon.".

Sementara Lisa mencari, Vernon meminta untuk disambungkan kepada ibu dari Hyesun dan sedikit berbincang tentang baju apa yang terakhir kali dipakai Hyesun dan sebagainya.

"Aku menemukannya. Lihat, Kim Hyesun memang terlihat menaiki mobil Cadillac Escada 2021 berwarna putih, Vernon. Tapi, lihatlah lagi. Pengemudinya orang asing.". Seru Lisa yang memperlihatkan rekaman CCTV didepan Bar, lalu menampilkan hasil analisis face dari orang asing itu.

"Sweizerd?". Celetuk seseorang dibelakang Vernon.

"Ssaem.".

"Kenapa Lisa mencari informasi tentang orang itu?". Tanya Jungkook.

"Kau mengenalnya, Ssaem?". Tanya Vernon.

"Emh, dia dulu pernah satu materi pelajaran denganku di Keimyung University. Seingatku, ia telah dipulangkan ke Rusia. Apa yang dilakukannya di Korea?". Jawab Jungkook.

"Keimyung University? Rusia?". Tanya Vernon.

"Sweizerd adalah salah satu siswa nakal kiriman dari Rusia untuk dididik di Keimyung University dua belas tahun lalu, Vernon. Saat itu Fire juga baru saja masuk ke Keimyung, jadi wajar jika mereka pernah satu mata pelajaran. Karena Sweizerd juga ahli bermain pisau atau pertarungan jarak dekat.". Kata Lisa.

"Jadi maksudmu dia dan Jungkook Ssaem dididik oleh Ha Jiwon Seonsaengnim bersama-sama?". Tanya Vernon, Lisa mengangguk.

"Ah, Sweizerd lalu dipulangkan karena ketahuan melakukan pelecehan seksual pada seorang gadis ditepi jalan sepi saat sedang memakai almamater Keimyung University.". Tambah Lisa.

"Wow, Keimyung juga punya sejarah yang kelam ternyata.". Seru Vernon sedikit terkejut.

"Kau belum jawab pertanyaanku. Kenapa kau mencarinya?". Tanya Jungkook.

"Dia dicurigai sebagai tersangka penculikan Kim Hyesun yang bekerja di Devil Bar, Itaewon.". Jawabnya.

"Vernon.". Panggil Lisa.

"Wae?".

"Sweizerd juga terlihat pergi dari Bar lain setelah membawa masuk gadis selain Kim Hyesun.".

"APA?". Kejut Vernon melihat layar virtual didepannya. Yang mengejutkan rekaman CCTV itu tidak hanya satu tapi tujuh. Tujuh Bar berbeda dan tujuh gadis berbeda. Namun, satu tersangka dan satu mobil yang sama.

"Apa ini? Mereka terlihat senang diajak masuk kedalam mobil begitu saja. Tidak ada tindak pemaksaan sama sekali, pantas saja polisi tidak berusaha men...". Ucapan Vernon terpotong.

"Lisa~ah! Cari informasi tentang semua gadis yang diajak naik ke mobilnya, apa semua gadis itu dilaporkan.....". Belum sempat melanjutkan bicaranya Lisa sudah memotong ucapan Vernon.

"Semua gadis itu dilaporkan hilang oleh keluarga mereka, tapi karena di CCTV tidak ada tanda pemaksaan sama sekali polisi menyimpulkan mereka pergi dengan kekasih mereka.". Jawab Lisa.

"Sudah ku duga.". Celetuk Vernon.

"Hyeongsanim, bisa tolong hubungi kepolisian setempat yang menerima laporan anak gadis yang hilang itu. Aku butuh kriteria apa yang diincar oleh si pelaku.".

"Kenapa tidak kau minta Lisa yang melakukannya?". Tanya Jungkook.

"Tidak mungkin ada datanya di data base, Ssaem. Karena mereka menganggap gadis-gadis itu pergi dengan kekasihnya. Pihak kepolisian setempat tidak akan menulis laporan semacam itu di data base kita. Jadi, kita harus melakukannya secara manual.". Jawab Vernon, mendengar itu Jungkook tersenyum bangga.

"Lisa, analisis wajah gadis-gadis itu dengan program analisis face lalu berikan datanya pada detektif di lantai satu.". Perintah Vernon.

"Aku mengerti, Vernon.". Jawab Lisa.

"Kang Centre, bantu aku melihat CCTV yang merekam kemana Cadillac itu pergi. Beritahu aku jika pergerakannya mencurigakan.". Kata Vernon.

"Oke.".

"Lisa, berikan rekaman CCTV lalulintas yang dilewati Cadillac putih itu pada Golden Time Team dilantai dua.". Perintah Vernon.

"Oke, Vernon.". Jawab Lisa.

Selagi mereka berbagi tugas untuk mencari keberadaan Kim Hyesun, Vernon fokus melihat rekaman CCTV lalulintas yang dilalui Cadillac putih tersebut. Namun, semakin waktu berjalan tidak ada hal aneh yang muncul, mobil itu bahkan berhenti disebuah hotel dan Sweizerd terlihat membawa turun seseorang dari dalam mobilnya. Lalu, keesokan paginya Sweizerd keluar dari hotel seorang diri. Mereka tidak bisa sembarang menangkap Sweizerd karena tidak adanya bukti, lagi pula Sweizerd adalah orang asing yang dilindungi kedutaan besar Rusia di Korea.

Mendapati itu Vernon mulai terlihat panik karena ia tak kunjung mendapatkan bukti untuk setidaknya bisa menangkap Sweizerd untuk diintrogasi. Tangannya berkeringat, pelipis keningnya juga berkeringat, ia tampak mondar-mandir kekiri dan kekanan sambil terus menggerutu.

"Jika tidak bisa kutemukan bagaimana? Jika Hyesun dalam bahaya bagaimana? Jika tidak bisa kutemukan bagaimana? Jika Hyesun dalam bahaya bagaimana?". Gerutu Vernon, Jungkook dan Lisa menyadari kecemasan Vernon.

"Vernon~ah.". Tegur Jungkook tapi anak itu malah semakin gemetar dan terus mengulangi kalimatnya itu.

"Chwe Hansol.". Panggil Jungkook lagi. Tapi tidak ada gunanya, Vernon masih saja seperti itu. Tiba-tiba Lisa memutar sebuah video, dan suara orang yang berada dalam video itu membuat Vernon berhenti lalu menatap layar virtual didepannya, begitupun dengan Jungkook. Anggota Wolf dilantai lima bahkan kompak berdiri dari tempat duduk mereka saking terkejutnya. Di video itu tertera tanggal tiga tahun yang lalu.....

"Lee Dokyeom.". Bisik Vernon dan Jungkook bersamaan.

"Kau membuat program baru, Secret?". Kata Lisa di video itu.

"Emh, hadiah untukmu. Program analisis ekspresi.". Jawabnya.

"Kenapa hanya untukku?".

"Karena hanya kau dan Vernon yang membutuhkan program itu.". Jawabnya.

"Kau memberikanku hadiah sebelum mengirimku pada Vernon? Wae? Kenapa hanya Vernon yang membutuhkan itu?". Tanya Lisa lagi.

"Aku mempelajari sesuatu dari Jin Ssaem. Bahwa sebuah trauma pasti berbuah kecemasan. Anak itu memiliki trauma yang mendalam karena pernah di bully. Kecemasan akan ketidakpercayaan dirinya pasti muncul, kebanyakan orang mungkin akan depresi karena menjadi korban pembully'an itu sangat menyakiti harga diri sendiri. Aku akan membuat sebuah video untuk menyemangati Vernon, dan tugasmu harus menganalisis ekpresinya. Jika kau menangkap kecemasan pada wajah Vernon, tunjukkan video itu padanya, ya. Janji?". Kata Dokyeom dengan senyumnya.

"JANJI.". Teriak riang Lisa di video itu.

"Vernon akan segera menjadi tuanku, itu artinya aku juga harus melindunginya kan.".

"Wow, Lisa pintar sekali.". Goda Dokyeom yang membuat Lisa tertawa di video itu. Setelah Video yang pertama usai, Lisa memutar video lain. Kali ini hanya Dokyeom yang melihat kearah kamera.

"Yakk, Chwe Hansol. Kau tahu kenapa aku hanya memilihmu padahal ada JR, Eunwoo dan Hoon Sunbae disana?".

"Karena hanya kau yang mampu. Hanya kau yang mampu setara denganku.".

"Lisa hanya sebuah mesin. Aku yang membuatnya. Aku manusia, Vernon. Dan kau juga manusia. Jika ku katakan hanya kau yang mampu setara denganku. Itu artinya hanya kau yang mampu menguasai keseluruhan fitur yang dimiliki Lisa. Jadi, percaya dirilah. Kau bisa melakukannya.". Kata Dokyeom dalam video itu.

"Aku bisa mencari keberadaan Kim Hyesun, Vernon. Hanya jika perintahmu padaku lebih terperinci lagi. Fokuslah! Aku menunggu apapun perintahmu disini.". Kata Lisa setelah menyimpan kembali video Dokyeom tadi. Jungkook pun memberikan dukungan dengan memberikan senyuman padanya.

Mendapat dukungan dari semua orang membuat Vernon berpikir lebih fokus. Ia mulai mencari jalan cerita dari kasus ini, darimana mulai mencurigakan dan kenapa tiba-tiba menjadi tidak mencurigakan.

"Lisa~ah. Coba kau gabungkan setiap huruf depan dari nama Bar tempat para gadis itu bekerja.". Perintah Vernon, dilantai empat anggota Badan Intelejen Nasional terlihat sedikit mentertawakan perintah Vernon pada Lisa, dan itu membuat anggota Wolf mendelik tajam pada mereka. Karena mereka berada dalam satu ruangan.

"Park Na Young bekerja di Sweet Bar, S. Nam Yi Soo bekerja di Wonderfull Bar, W. Yoon Ji Hye bekerja di Easy Bar, E. Shin Yoojung bekerja di Infinity Bar, I. Oh Se Young bekerja di Zero Bar, Z. Jang Na Ri bekerja di Earth Bar, E. Im Yoo Mi bekerja di Road Bar, R. Dan Kim Hyesun bekerja di Devil Bar, D.". Kata Lisa.

"Gabungkan hurufnya!". Perintah Vernon.

"S,W,E,I,Z,E,R,D. Sweizerd.". Jawab Lisa, semua orang terkejut dengan susunan huruf itu.

"Kena kau. Hoon Sunbae, bisa tolong selidiki atas kepemilikan siapa semua Bar itu. Seberapa cepat yang kau bisa?". Kata Vernon.

"Dua menit.". Sahut Hoon.

"Oke."

"Lisa, apa kau hanya bisa menganilisis ekspresiku?".

"Tidak, Vernon. Aku bisa menganalisis ekpresi siapa pun, tapi itu semua harus melalui perintahmu.". Jawab Lisa.

"Dokyeom benar, kau memang hanya sebuah mesin. Lisa~ah. Analisis ekspresi Kim Hyesun ketika ia dibawa kedalam mobil. Berikan padaku lengkapnya.". Kata Vernon.

"Oke, Vernon. ".

"Kang Centre, apa kau bisa memastikan dengan jelas siapa yang keluar dari mobil Sweizerd didepan hotel?".

"Tidak. Sweizerd selalu menutupi atau memeluk gadis-gadis itu. Berarti, tidak ada bukti Kim Hyesun dan gadis lainnya memasuki hotel itu bukan?". Jawab Kang Centre. Vernon terlihat menyeringai.

"Lisa, jika sesuai dugaanku, cari dari mana mereka mendapatkan barang itu. Lalu kirimkan alamatnya segera pada para detektif dilantai satu agar mereka bisa langsung berangkat.". Kata Vernon, mereka bingung. Barang apa yang dimaksud Vernon?

"Hyeongsanim, ada sebuah apotek kecil mencurigakan didekat Sweet Bar yang berada di Seoul, Apotek itu sangat kecil namun keuangannya mencapai puluhan juta won. Ekspresi Kim Hyesun sebelum masuk ke mobil Sweizerd bukanlah ekspresi bahagia tapi sakau. Akibat mengkonsumsi narkotika jenis GHB. Kalian mengerti maksud Vernon tadi kan.". Kata Lisa menjelaskan.

"Jika kami pergi siapa yang akan menyelamatkan Kim Hyesun?". Tanya Detektif Dong Dae Sok.

"Aku masih punya satu tim andalan lagi di Justice Building ini, Hyeongsanim.". Jawab Vernon melirik Jungkook yang mengangguk.

"Delta satu. Oke. Kami berangkat sekarang, jika kami selesai lebih cepat kami akan pergi membantu kalian. Kami akan kembali setelah menyita semua barang itu.". Katanya, Vernon tersenyum.

"Vernon.".

"Ne, Sunbae.".

"Semua Bar itu atas kepemilikan Hong Jonghyun, dan Hong Jonghyun adalah kakak ipar dari Sweizerd.". Kata Hoon.

"Hahaha, pantas saja dia bisa bertahan lama disini. Dia menikahi orang Korea.". Tawa Jungkook.

"Oke. Sekarang yang menjadi masalah bagaimana menghilangkan jejak Kim Hyesun dari mobil mahal itu.". Seru Vernon yang terus menatap layar virtual.

"Lisa~ah, saat ini dikepalaku ada banyak sekali pertanyaan. Apa kau bisa menjawabnya?". Lanjut kata Vernon.

"Tentu saja, Vernon. Tanyakan apapun.". Kata Lisa yang tersenyum berdiri disamping Vernon sambil menatap layar virtual juga.

"Adakah wanita yang tidak pernah terlihat masuk kedalam hotel itu tapi terlihat saat dia keluar?".

"Ada. Itu orangnya. Hong Jin Na. Adiknya Hong Jonghyun. Sudah pasti dia adalah istrinya Sweizerd.". Jawab Lisa yang menunjukkan sosok Hong Jin Na keluar dari hotel disiang hari.

"Istrinya memperkuat alibinya? Agar kita semua mengira yang dibawa masuk kedalam hotel itu adalah Kim Hyesun, padahal itu adalah istrinya sendiri.".

"Sepertinya begitu.". Jawab Lisa.

"Perjalanan menuju hotel butuh waktu sekitar 18 menit dengan mobil Cadillac putih itu kan.".

"Tidak, Vernon. Mobil itu butuh sekitar 20 menit. Karena mobilnya melambat saat masuk keterowongan.". Jawab Lisa.

"Terowongan?". Tanya Vernon.

"Emh, wae?". Tanya Lisa, Vernon tertawa. Anak itu terlihat bersemangat.

"Lisa~ah, cek berat mobil ketika baru masuk kedalam terowongan dan ketika keluar dari terowongan. Apa beratnya berbeda?". Perintah Vernon.

"Oke.".

"Berbeda. Saat mobil masuk terowongan beratnya sama dengan berat mobil yang memiliki tiga penumpang. Tapi saat keluar dari terowongan beratnya hanya sekitar dua penumpang, Vernon.". Jelas Lisa.

"Sudah ku duga. Mereka memindahkan Kim Hyesun didalam terowongan.".

"Sekarang coba kau cek apa ada mobil lain yang memiliki waktu yang sama saat masuk dan keluar dengan Cadillac putih itu. Cek juga apa mobil itu bertambah berat?". Lanjut perintah Lisa.

"Tunggu sebentar.". Kata Lisa, ia lalu memainkan layar virtual didepannya dan mulai menyortir setiap mobil yang masuk bersama Cadillac putih kedalam terowongan.

"Ada. Mobil Van hitam. Awal masuk beratnya sama dengan mobil yang menampung empat penumpang tapi saat keluar mobil itu bertambah berat, memiliki berat lima orang penumpang, Vernon.". Ujar Lisa menjelaskan sambil menunjukkan gambar mobil yang dicurigai.

"Dapatkan nomor flat mobilnya, Lisa. Lalu berikan pada Hoon Sunbae agar dia bisa langsung melacak kemana saja mobil itu pergi.".

"Oke, Vernon.". Jawab Lisa, Hoon menerima tugas itu dengan senang hati. Tak butuh waktu lama ia langsung mendapat lokasinya.

"Pelabuhan Incheon.". Kata Hoon.

"Bukankah Pelabuhan Incheon pelabuhan untuk mengirim kargo barang?". Tanya Vernon.

"Emh, ada kemungkinan gadis lain pun mungkin masih hidup dan disekap disana. Kriss, Vasco, bawa lebih banyak pasukan. Jika mereka memang harus mengirim, aku yakin akan ada banyak pasukan Sweizerd disana. Ah, ajak Wonwoo dan Mingyu. Mereka berdua ahli dalam pertarungan jarak dekat.". Perintah Jungkook.

"Siap, Kapten.". Teriak Kriss dan Vasco.

"Kang Centre. Tolong cek izin pengiriman kargo dalam waktu dekat ini, kita akan bagi dalam dua tim. Delta 1, akan menghadapi mereka lewat depan. Anggota Badan Intelejen Nasional, lewat jalan belakang untuk mengamankan sandera. Bergerak!.".

"SIAP, KAPTEN.". Teriak semua orang didalam gedung. Vernon tersenyum melihat gurunya mendukungnya.

Jungkook mulai mengambil alih kasus itu atas persetujuan Kang Centre, karena Kang Centre pun harus membantu masyarakat yang lain lewat layanan teleponnya. Jungkook memerintahkan bergerak dalam diam, itu sebabnya tidak sirine yang di hidupkan. Jungkook ikut dalam penyergapan itu, ia bilang ....

"Я скучаю по тебе, Sweizerd.". Kata Jungkook dalam bahasa Rusia yang artinya, Aku Merindukanmu Sweizerd.

"Aigo, kau memang selalu merepotkan hidupku, Jungkook.". Kata Sweizerd yang telah sedia dengan pasukannya dibelakang.

"Wow, bahasa koreamu cukup bagus. Ah, merepotkan hidupmu? Apa tidak terbalik? Jika kau hidup sebagai orang baik, justru aku tidak perlu repot menangkapmu seperti ini, Sweizerd.". Jawab Jungkook sinis. Interkom Jungkook berbunyi karena anggota Badan Intelejen Nasional berhasil mengamankan delapan orang sandera. Tapi, Jungkook tidak menerima laporannya lewat Interkom. Ia sengaja menyalakan radio agar Sweizerd dapat mendengarnya juga.

"Kapten, semua sandera telah berhasil kami amankan. Jumlahnya ada delapan orang gadis termasuk Kim Hyesun.". Kata salah satu anggota.

"Kerja bagus. Antar mereka ke medical centre terdekat dan jaga mereka sampai keluarganya menjemput.". Jawab Jungkook.

"Siap, Kapten.".

"Kapten, detektif Dong berhasil menangkap Hong Jonghyun dan Hong Jin Na.". Lapor Vernon.

"GHB?". Tanya Jungkook yang melirik pada Sweizerd yang menatapnya penuh dendam.

"Tentu saja mereka menyitanya, Ssaem. Wow, apotek itu punya banyak.". Jawab Vernon.

"Its over, Sweizerd.". Kata Jungkook. Sweizerd lalu terlihat mengeluarkan semacam belati kecil dari sakunya, Wonwoo maju kedepan Jungkook dan memintanya mundur.

"Kau tidak ingin menghadapiku?".

"Aku pun cukup. Guruku bukan tandinganmu, kau bisa mati ditangannya.". Kata Wonwoo yang sudah siap dengan belatinya, hadiah dari Minhyun. Karena Wonwoo juga belajar pertarungan jarak dekat dari Minhyun.

"Satu Jungkook saja sudah menyebalkan, kenapa kau harus membuat satu Jungkook lagi yang sepertimu, hah?". Seru Sweizerd, Jungkook hanya tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya.

Pertarungan jarak dekat antara Sweizerd dan Wonwoo pun dimulai. Masing-masing dari mereka memperhatikan gerak tangan dan kaki agar tidak salah bertindak, karena sedetik saja mereka lengah, belati itu tidak akan segan merobek kulit mereka. Pertarungan saat ini imbang, Wonwoo dan Sweizerd sama-sama mendapat luka gores. Wonwoo di lengannya, Sweizerd di bahunya.

"Cukup bermain-mainnya, cepat selesaikan Wonwoo.". Kata Jungkook.

"Ya, Kapten.". Jawab Wonwoo yang mulai memutar tangan yang tergores tanpa ringisan. Tanda bahwa luka itu bukan apa-apa untuknya.

Pancaran mata Wonwoo terihat berbeda bagi Sweizerd kali ini, seolah anak itu telah siap untuk menghabisinya. Terbukti, tak butuh waktu lama. Wonwoo menggores kedua paha, kedua betis, lalu kedua lengannya, saat Sweizerd jatuh terduduk, Wonwoo menarik kepalanya kebelakang dengan belati yang ia tempelkan dileher Sweizerd.

"Cukup! Bawa dia!". Kata Jungkook.

Kini semua orang mengerti kenapa Wonwoo dan Mingyu mendapat latihan khusus dari Jungkook di Keimyung University. Anak itu memang harus dididik oleh orang sekeras dan sekritis Jungkook dalam hal bertarung, karena jika tidak. Masa depan anak itu akan berakhir dipenjara sebagai tersangka penganiayaan. Sebab, hanya dengan tangan kosong pun Wonwoo bisa dengan mudahnya merobohkan kan lawan..

Kasus penculikan Kim Hyesun, selesai. ...

Bersambung ......