~aku rela menahan sakit asal dirinya tidak ikut serta menanggung rasa sakit itu juga~
Disinilah Lisa berada sekarang, dilantai dingin dengan aksi pembully. Ini hal biasa Lisa dapat layaknya makanan pokok sehari-hari ketika istirahat. Roseanne park seorang murid dari kelas 12B. Julukannya adalah bidadari sekolah dikarenakan wajah cantik, ketua eskul vokal membuat semua orang takjub dengan suara merdunya, setara dengan jennie yang mempunyai banyak fans laki-laki tapi sayangnya hubungan mereka tidak akur. Rose selalu ditemani oleh Kim yerim atau lebih akrab dipanggil Yeri. Ya mereka adalah murid yang suka membully anak-anak miskin dan jelek.
"Gimana enak atau masih kurang?" Ucap rose tersenyum remeh. Dia sangat suka membully Lisa bahkan dia bisa membuat semua tubuh Lisa lebam tanpa ampun.
"Lo jadi cwek gak usah ganjen deh udah deket sama mingyu eh malah mau deketin jungkook. Serakah amat hidup Lo!" Ujar Yeri sinis
"A-aku gak p-pernah d-deketin jungkook--"
"BYUR"
Lagi dan lagi Lisa disiram tanpa perasaan oleh rose membuat tubuh Lisa bertambah kedinginan karena terlalu lama basah.
"Apa Lo bilang?! Gak salah dengar gue hah! Jelas-jelas Lo deketin jungkook tadi. Mau morotin uang anak orang Lo hah! Murah amat diri Lo kalau mau banyak uang sana lo jadi jalang biar cepat kaya!" Sinis rose. Kalimat rose berhasil membuat air mata Lisa meluncur begitu saja. Begitu hina nya kah dirinya?
"Cengeng banget gini aja Lo udah nangis! Gue peringatin sama Lo ya! Lo deketin jungkook lagi kita bakal ngasih sesuatu yang lebih dari ini! Yuk lah rose kekelas udah bel juga gak guna kita disini" ucap Yeri langsung disetujui oleh rose membuat 2cwek itu pergi meninggalkan lisa.
Lisa meremas kuat rok basahnya dihina dibully dicaci dan dianggap rendah oleh semua orang membuatnya bertanya-tanya, apa yang salah dengannya? Apa karena dirinya miskin jadi dipandang sebegitu rendahnya. Dia selalu mencoba untuk menyemangatkan dirinya walau pada akhirnya dia selalu gagal.
"Kamu kuat kok"
"Lisa harus semangat fighting semuanya bakal berubah tapi nanti bukan sekarang"
Lisa bangkit sambil menggosok kedua tangannya untuk mencari kehangatan. dia berjalan dengan seragam basah menuju taman sekolah. Lisa tidak mungkin masuk kelas dengan keadaan seperti ini yang ada itu akan mempersulit diri sendiri sendiri.
Tiba-tiba tangan Lisa ditarik begitu saja menuju ruangan dangerous siapa lagi yang bisa berbuat seenaknya kalau bukan sekarang jeon jungkook Alexander. Bisa dilihat rahang yang mengeras dengan tatapan datar membuat lisa hanya diam tanps banyak bertanya.
"Pakai itu ditoilet gak usah banyak tanya!" Mendengar nada tegas jungkook langsung membuat lisa nurut untuk memakai seragam itu. Jungkook tidak sengaja melihat Lisa keluar dari toilet dengan keadaan basah tanpa berfikir panjang dia langsung membeli seragam di koperasi sekolah, melihat Lisa kedinginan membuat amarah nya naik begitu saja. Dia sudah mengiklami bahwa Lisa hanya miliknya!milik seorang jungkook!
Beberapa menit kemudian Lisa keluar dia sedikit malu untuk melihat jungkook. Seragam dibeli jungkook sangat lengkap bahkan ukuran pakaian dalamnya bisa sangat pas ditubuh Lisa. Sangat memalukan!
"Ukurannya pas? Kemarilah gue akan mengeringkan rambut Lo dengan handuk" Lisa duduk membelakangi jungkook dengan perlahan jungkook mengeringkan rambut Lisa.
"Makasih ya Jung udah baik sama aku"
"Hm, siapa yang bikin Lo kayak gini? Mau gue patahin tangannya?" Ujar jungkook tak berperasaan. Lisa menelan Saliva nya dengan susah payah. "Gak usah takut Lo tinggal bilang aja siapa pembully nya" lanjutnya.
"Em itu anu a-aku gak apa-apa kok Jung s-serius. M-mungkin m-mereka gak sengaja ngebully a-aku" Lisa teramat gugup takut jungkook berbuat hal mengerikan seperti adek kelas yang dibunuhnya.
Tersenyum miring dia bukan orang bodoh yang bisa dimanipulasi begitu saja. "gak mau kasih tahu? Oke gue bakal cari tahu sendiri dan kepalanya bakal gue kasih buat Lo" jungkook tersenyum misterius.
~tokoh sweetie cake~
Setelah pulang sekolah Lisa harus berkerja untuk membantu pengeluaran sang ayah. Sudah dua tahun Lisa berkerja disini membuatnya sangat dekat dengan sang pemilik toko tersebut.
"Makasih ya yu udah mau ngantar aku kesini besok aku bisa sendiri kok ketempat kerja" Lisa merasa tidak enak harus diantar terus oleh Mingyu. Takut akan merepotkan.
"Udah gak apa-apa kali sana kerja kalau ada apa-apa telpon aku aja" mingyu tersenyum. Sudah itu melajukan mobilnya pergi meninggalkan Lisa.
Lisa membuka pintu melihat seseorang yang dia kenal. "Ah kau sudah datang Lisa. Ada yang memesan 1cake blackforest dia ingin kau yang membuatnya" ujar wanita berbibir hati itu dengan ramah. Dia pemilik dari tempat ini namanya jisoo. Jisoo seperti kakak bagi Lisa dia selalu menyayangi dan selalu memahami kondisi Lisa.
"Ah baiklah unnie aku akan berganti baju terlebih dahulu"
~ night at house jeon ~
Malam ini jungkook sudah berulangkali mengetuk pintu kamar sang adek tapi tetap saja tidak mau keluar membuat jungkook merasa ada yang tidak beres sekarang. Setelah kedua ortu nya memutuskan pergi keluar negeri untuk menghadirkan rapat perusahaan, disitulah sang adek tidak keluar kamarnya membuat jungkook bertambah binggung.
"Ada yang terjadi jeon ji-su Alexander!" Jungkook sudah muak sekarang. Emosinya meluap mendengar sang kakak sudah meneriaki nya dengan memanggil nama lengkap dengan perlahan dia membuka pintu kamarnya.
"Oppa hiks" langsung memeluk sang kakak. Dia jeon ji-su Alexander adek tiri jungkook. Ibu kandung jungkook sudah meninggal saat umurnya berusia 3tahun dan disaat itu juga rumah mewah ini berubah menjadi neraka untuknya.
"Papa menampar mu lagi?" Jungkook mengusap punggung sang adek. Mencoba bersikap tenang agar tak membuat wanita ini bertambah ketakutan. Wanita yang sering dipanggil lia, wajahnya sudah kacau dengan jejak air mata di pipinya. Ah iya jangan lupakan pipi Lia yang memerah akibat tamparan keras dari sang papa.
"Hiks papa t-tampar Lia karena ulangan f-fisika Lia gak lulus hiks" isakkan itu bertambah keras. Keluarga Alexander sangat kejam saat mendidik anaknya. Kekerasan fisik itu udah biasa didapatkan oleh jungkook dan Lia, mereka sudah seperti robot hanya dituntut untuk mencapai sesuatu yang sempurna.
Jungkook menenangkan Lia, menemani adek untuk tidur dan berhasil beberapa menit tadi Lia sudah tertidur pulas. Jungkook menatap Lia sendu walaupun Lia bukan adek kandungnya tapi tetap saja dia sangat menyayangi Lia. "Mianhae lia-ya oppa belum bisa melindungi mu" bola mata jungkook memanas siap untuk menjatuhkan lelehan bening itu tapi dengan susah payah dia tahan.
"Tidur lah my princess oppa menyayangi mu" jungkook mengecup dahi Lia pelan. Dia berjalan pelan menuju kamarnya. Air mata itu dia hapus dengan kasar.
Jungkook tidak ingin menjadi pria lemah dia punya tanggung jawab besar untuk membebaskan adeknya dari neraka ini. Dia bisa menahan kesakitan tapi tidak bisa melihat adeknya ikut menanggung kesakitan itu juga. Jungkook sama dengan menelan kenyataan pahit kalau dirinya sudah begitu hancur. Dia tidak pernah merasa kebahagiaan setelah ibu kandungnya pergi meninggalkan dirinya.
~Bersambung
jangan lupa vote dan beri komentar kalian:>