Shen Chengjing menatap orang itu, ia mengingat-ingat kebingungan yang terjadi pada kejadian malam itu. Saat itu, ia meminta Liu Sijie menghubungi temannya untuk memeriksa latar belakang pria ini. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apapun.
"Kalau kamu sudah menyelidiki aku, maka kamu juga seharusnya sudah tahu bahwa aku…. Bukan orang yang akan membiarkan orang lain menyiksaku." Ucap Shen Chengjing dengan tegas.
Akan tetapi, seketika ujung jari tangannya perlahan mengarah ke tenggorokan pria itu dan mengelusnya sampai ke dadanya. Ia pun menggerakkan jarinya seakan menggambar lingkaran dengan lembut, "Hmmm, jadi mau kamu bagaimana?"
Kedua mata Mo Yanchen tampak sangat serius melihat gaya rayuan Shen Chengjing. Ia pun berkata sambil mengeratkan giginya, "Aku tidak terlalu peduli dengan rayuanmu."
Shen Chengjing langsung terkejut dan mendorongnya dengan erat. Ia berpura-pura tidak peduli, "Aku juga tidak peduli…."
Shen Chengjing tersenyum menawan, ia pun meninju wajah pria itu dan bersiap untuk membuka pintu mobil agar bisa segera kabur darinya.
"Ah, lepaskan aku." Sayangnya, pinggang Shen Chengjing sudah dipeluk dengan erat oleh Mo Yanchen. Ia langsung ditarik kembali ke dalam mobil.
Shen Chengjing diam-diam mengutuk Mo Yanchen. Akan tetap saat ditarik masuk dan memberontak, Mo Yanchen tiba-tiba merasa senang. Ia malah tertarik seolah diajak bermain dengan gadis ini.
"Kak Chen." Saat itu, Wu Hao kembali dan membuka pintu mobil.
Wu Hao terkejut dan tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya sekarang, Wow!
Wu Hao mengira bahwa dirinya salah melihat. Biasanya, Bosnya tidak pernah mendekati perempuan. Saat ada seorang gadis yang mendatanginya secara langsung dan memeluknya, Mo Yanchen malah menendangnya dengan kasar.
"Eh, si ganteng. Terima kasih, ya!" Shen Chengjing dengan cepat mendorong Mo Yanchen dan duduk dengan tegak. Ia pun memberikan senyuman yang manis kepada Wu Hao.
Mendengar pujian gadis ini, Wu Hao langsung melirik bosnya. Ekspresi wajah Mo Yanchen telah berubah begitu suram di dalam mobil ini. Ia mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.
Dengan pandangan yang dingin, Mo Yanchen menghisapnya dalam-dalam rokoknya dan kembali memperlihatkan sepasang matanya yang pekat seperti siap menerkam. Tatapan itu membuat orang ketakutan sampai mundur tiga langkah.
Melihat tatapan bosnya ini, Wu Hao dengan canggung menjelaskan pertolongannya tadi. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ada hubungannya dengan ini, "Kakak ipar, masalah ini jangan berterima kasih kepadaku. Semua ini karena Kak Chen yang cerdas!"
Wu Hao tentu tidak ingin mengambil perhatian gadis itu dari bosnya. Andai ia menginginkannya, apa dirinya sudah tidak ingin hidup lebih lama lagi?
"Cepat berangkat, kembali ke Rumah Keluarga Mo." Suara Mo Yanchen yang seksi langsung terdengar. Sebelum Shen Chengjing bereaksi, Wu Hao sudah bersiap mengendarai mobil ini dan pergi sesuai perintah Bosnya.
"Jangan! Aku tidak mau pulang denganmu. Aku ingin turun sekarang! Aku masih ada kelas yang harus kuikuti." Shen Chengjing memberontak dan Mo Yanchen melepaskannya.
Ketika Shen Chengjing mengira Mo Yanchen akan menyuruhnya segera pergi, tiba-tiba pria ini berkata, "Kamu sudah memasuki masa magang, seharusnya sudah tidak ada kelas."
Shen Chengjing seketika terdiam. Dalam hati ia sungguh merasa terkejut mengetahui setiap informasi dirinya diketahui oleh Mo Yanchen. Dalam hati ia berkata, Kenapa dia bisa mengetahui hal ini?
Shen Chengjing menarik napas yang dalam dan berkata, "Paman, aku baru sadar telah membuat sebuah kesalahan. Akan tetapi, hal yang kamu lakukan sekarang sama seperti kasus penculikan remaja. Kasus seperti ini adalah kejahatan yang berat."
Mo Yanchen terdiam, menundukkan kepala dan melihat laptop yang ada di tangannya. Ia sudah tidak memperdulikan keberadaan Shen Chengjing.
Shen Chengjing bingung dan melihat apa yang pria itu lihat, lalu dari layar laptop, Shen Chengjing melihat beberapa macam email lalu ekspresi Shen Chengjing dari bosan menjadi terkejut bahkan ketakutan.
"Paman, kamu sebenarnya bisa berapa bahasa?" Tanya Shen Chengjing memecah keheningan ini.
"7 bahasa internasional." Jawab Mo Yanchen singkat dan dalam sekejap menambahkan, "Selain Mandarin." sembari sedikit mengangguk.
Shen Chengjing yang awalnya ingin kabur, sekarang malah merasa penasaran dan berhati-hati mendekatinya. Ia pun bertanya lagi, "7 bahasa ditambah satu! Apakah kamu mahir menggunakan semua bahasa itu?"
"Iya." Tidak pernah ada yang berani mempertanyakan hal ini, benar-benar pertanyaan yang bodoh.
Mobil mewah Land Rover memasuki area yang paling mewah di kota A, ya, Rumah Keluarga Mo!
Begitu mobil Land Rover melewati pintu gerbang, dalam sekejap terlihat pintu tempat parkir perlahan terbuka secara otomatis. Mobil pun segera masuk ke lantai yang paling atas dan pintu kaca yang transparan terbuka.
Mo Yanchen seketika turun dan membukakan pintu untuk Shen Chengjing. Gadis itu pun perlahan juga ikut turun.
"Cap sidik jari." Perintah Mo Yanchen dengan tegas kepada Shen Chengjing.
Shen Chengjing mendengar dan mengikuti perintahnya. Akan tetapi, ia merasa sangat tidak suka dengan gaya Mo Yanchen memerintahnya.
Di sisi lain, mata Wu Hao terbelalak melihat kejadian ini. Namun, ia masih tidak berbicara dan diam begitu saja.
Mengingat keamanan rumah ini, hanya sedikit orang yang bisa keluar-masuk dengan bebas di tempat ini. Selain Mo Yanchen, hanya Wu Hao yang bisa keluar masuk dengan bebas.
Namun berbeda dengan sekarang, Mo Yanchen seakan memberikan Shen Chengjing sebuah pengecualian. Wu Hao tentu tidak berharap mencari masalah atau mempertanyakan sikap Mo Yanchen ini.
Intinya, Wu Hao tidak berani menerima akibat yang ditimbulkan bila tanpa sadar menyinggung perasaan bosnya!.