Chereads / Pernikahan Sejuta Madu: Kau Adalah Milikku! / Chapter 13 - Saraf Yang Gemetar

Chapter 13 - Saraf Yang Gemetar

Shen Chengjing keluar dari Rumah Besar Mo, ia memanggil sopir taksi dari ponselnya dan berangkat menuju Rumah Keluarga Shen.

Setelah turun dari mobil, ia langsung masuk ke dalam rumah keluarga Shen. Pengurus rumah tidak ada yang menyapanya. Mereka langsung menghindar dan membiarkannya masuk ke ruang keluarga.

"Paman, mengapa kamu sampai melakukan hal semacam ini?" Tanya Shen Chengjing dengan marah.

Di hadapannya, Shen Zhicai sedang membaca koran. Kedatangan Shen Chengjing yang secara tiba-tiba juga tidak membuatnya terkejut. Ia sudah memutuskan untuk menjual rumah itu tentu karena memiliki rencananya sendiri. 

Selain itu, Shen Chengjing juga masih terlalu muda. Gadis ini masih belum memiliki koneksi yang kuat dengan beberapa orang penting dan tidak memiliki latar belakang yang baik untuk membuat orang lain tunduk padanya.

Dengan tidak adanya pihak yang bisa membantunya, maka bagaimana mungkin bisa mengalahkannya?

"Apa yang terjadi? Datang dengan tergesa-gesa, membawa sial saja." Pan Ru yang sedang duduk dan minum teh ginsengnya seketika memasang wajah tidak senang saat melihat kedatangan Shen Chengjing.

"Ada masalah?" Tanya Shen Zhicai meletakkan koran dengan perlahan-lahan.

Shen Chengjing melihat sikap mereka yang tampak tenang-tenang saja. Andai bukan karena dirinya sudah mendengarkan percakapan mereka kemarin malam, Shen Chengjing pasti mengira dirinya salah memprotes pamannya dengan cara seperti ini. 

Akan tetapi, ia sudah menyadari rencana busuk yang mereka rencanakan. Melihat sikap tenang mereka sekarang ini, sungguh membuatnya merasa jijik hari ini.

"Kekayaan yang tertulis berdasarkan namaku, kenapa kalian jual?" Tanya Shen Chengjing kepada Shen Zhicai dengan amarah yang besar.

Shen Chengjing tidak terlalu memperdulikan kekayaan mereka, tetapi rumah itu adalah rumah yang ayahnya beli untuk ibu sebagai hadiah ulang tahun. Tentu rumah itu sangat berarti baginya! Ia tidak menyangka bahwa mereka sudah menjual rumah itu sekarang.

"Oh, kamu mempermasalahkan rumah itu? Belakangan ini keuangan perusahan keluarga Shen sedang turun. Aku menggunakan rumah itu untuk memberikan uang segar kepada beberapa projek di perusahaan." Jelas Shen Zhicai.

Shen Zhicai juga menambah penjelasannya tanpa rasa bersalah, "Kalau keuangan di perusahaan telah kembali seperti semula, aku akan mengembalikan rumah itu. Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan masalah ini." 

Shen Zhicai pun mengambil cangkir tehnya dan menyesap beberapa tegukan seakan dapat tidak memperdulikan kekesalan Shen Chengjing.

"Tapi rumah yang ada di area Lin itu adalah milik ibuku! Jangan seenaknya menjualnya begitu saja."

Pada saat ini, Shen Ziqian yang berada di kamar lantai atas mendengar suara pertengkaran mereka. Ia pun keluar melihat hal yang terjadi di lantai bawah.

"Aku kira siapa, ternyata Chengjing sudah kembali, ya?" Nada suara yang lembut dan manja, terdengar sangat merdu layaknya putri yang baik hati. Akan tetapi, Shen Chengjing yang mendengar suara itu langsung merasa merinding.

Kalau saja waktu itu dia tidak melihat Mo Yongqiang dan gadis itu di atas ranjang, ada kemungkinan ia mengira Shen Ziqian hanya tampak angkuh dan tidak akan terlalu banyak bermunculan pikiran kotor tentangnya. 

Namun setelah pertemuan yang memuakkan waktu itu, mulai hari ini Shen Chengjing akan menganggapnya sebagai musuh yang berbahaya!

"Kamu bilang rumah yang ada di area Lin? Sebenarnya ayah juga tahu bahwa rumah itu sangat berarti buatmu. Dia pun selalu menyimpan kuncinya dan sekarang ada di kamarku. Kalau tidak percaya, aku bisa membawakannya kepadamu." Ucap Shen Ziqian.

Dengan senyum mengejek ke arah Shen Chengjing, Shen Ziqian menuruni tangga dan berjalan ke depan Shen Chengjing dengan sangat percaya diri.

Sebaliknya, Shen Chengjing mengerutkan keningnya dan menatap Shen Ziqian.

"Serahkan kuncinya padaku, tidak perlu dibawa ke sana." Ucap Shen Chengjing dengan geram karena tidak percaya dengan Shen Ziqian. Gadis yang ambisius ini tentu tidak mungkin sebaik itu, kan?

Shen Chengjing pun merasa harus mewaspadai sifat gadis ini. Dengan mengetahui rencana dan tujuan keluarga ini, ia perlu menjaga jarak dari mereka.

"Boleh juga, tetapi aku akan memberikanmu sebuah hadiah. Aku sebelumnya telah mengambilnya, tetapi lupa memberitahumu." Shen Ziqian pun mengambil ponselnya dan membuka satu gambar di layarnya. Ia pun memperlihatkannya kepada Shen Chengjing.

Shen Chengjing melihat foto itu, hatinya langsung terasa sakit karena itu adalah hadiah terakhir dari ayahnya kepadanya sebelum meninggal.

"Serahkan kuncinya!" Shen Chengjing mengulurkan tangannya dan tidak ingin basa-basi lagi dengan Shen Ziqian.

Setelah mengambil kunci tersebut, ia langsung pergi dan melangkah agak tergesa-gesa.

Setelah Shen Chengjing pergi, Shen Zhicai yang mengambil cangkir teh langsung meletakkan dengan kuat, "Apa yang kamu lakukan? Rumah itu adalah hadiah untuk pernikahanmu, kenapa kamu serahkan kepadanya?"

"Ayah, jangan khawatir. Harta yang kau berikan padaku tidak mungkin kuserahkan kepada orang lain." Ucap Shen Ziqian dengan tenang. Ia pun membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. Setelahnya, ia langsung pergi.

Shen Zhicai dan Pan Ru saling menatap dengan bingung. Walaupun tidak mengerti rencana yang dilakukan oleh Shen Ziqian, tetapi memahami bahwa rencananya ini ada hubungannya dengan Mo Yongqiang. Mereka pun tidak berani bertanya lagi.

Sepanjang jalan, Shen Chengjing pergi ke arah area Lin dan masuk ke dalam apartemen itu. Di ruang tamu, tepatnya di atas mejanya terdapat sebuah kotak hadiah.

"Ayah! Aku hampir saja menghilangkannya, maaf..." Shen Chengjing membuka kotak itu dan langsung mencium wewangian yang menusuk sampai membuatnya terbatuk-batuk.

Sekarang Shen Chengjing merasa tubuhnya sudah tidak bertenaga dan membuat tubuhnya jadi terasa hangat. Suhu badannya seakan meningkat dan membuatnya merasa gelisah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Shen Chengjing yang merasa keadaannya tidak baik.

Ternyata Shen Ziqian memang bermaksud buruk kepadanya. Aroma itu semakin lama semakin kental dan setiap sarafnya seperti gemetar. Ada satu perasaan yang tidak baik, sampai ada orang yang membuka pintu.

Shen Chengjing menoleh dan melihat sosok bayangan yang besar masuk ke dalam apartemen ini.