Chapter 10 - Selidiki Dia

Sebuah mobil Land Rover berhenti di depan sekolah, Mo Yanchen membukakan pintu dan memasukkannya ke dalam mobil.

Shen Chengjing ingin meluapkan amarahnya karena sikap Mo Yanchen yang seenaknya sendiri. Namun saat melihat Mo Yanchen masuk ke dalam mobil, pria ini langsung duduk dan mengambil sebuah kotak P3K dari salah satu penyimpanan mobilnya.

Mo Yanchen dengan cekatan mengambil salah satu salep dan mengobati tangannya dengan gerakan yang sangat lembut. Teknik pengobatannya itu tampak mahir dan tidak lupa membalut pergelangan tangan Shen Chengjing dengan kain kasa.

Sebaliknya, Shen Chengjing tertegun sejenak. Ia seketika merasakan ada gelombang kehangatan yang masuk ke dalam hatinya. Saat melirik kain kasa yang terbalut di tangannya, ia mengucapkan "terima kasih" dengan nada malu-malu.

Selain Liu Sijie, Shen Chengjing sudah sangat lama tidak merasakan kebaikan dari orang lain. Hal ini membuatnya bisa terharu saat mendapat perhatian seperti ini. Akan tetapi, bila bertemu dengan orang seperti Mo Yongqiang dan keluarga Shen lainnya, mereka membuat dirinya sangat marah.

"Apa yang akan kamu lakukan kepada sutradara itu?" Shen Chengjing sebenarnya juga mengkhawatirkan sutradara itu. Ia takut bila hal yang diperbuat oleh anak buah Mo Yanchen akan mempersulit dirinya.

Dari penampilan luar, pria ini sungguh terlihat sangat tampan. Namun, ekspresi wajahnya sangat dingin seperti seorang mafia. 'Jangan-jangan orang ini dari kelompok mafia!' Pikir Shen Chengjing. 

Andai pria ini sungguh mafia, Shen Chengjing tentu akan merasa takut. Jika pria ini sungguh berbuat onar di akademinya, maka hal itu bisa saja mempengaruhi persyaratan kelulusannya.

"Kamu takut?" tanya Mo Yanchen.

"Takut, takut kamu membuat masalah. Apalagi aku juga tidak berharap perbuatanmu nanti akan mempengaruhi kelulusanku." Jawab Shen Chengjing dengan jujur sembari diam-diam melihatnya.

Tiba-tiba ponsel Mo Yancheng berdering. Ia pun menerima panggilan tatap muka tersebut. Saat layarnya terbuka, Shen Chengjing mendengar suara jeritan Lin Hong.

"Iya, ada orang yang memberikan uang agar hari ini aku menidurinya. Namun, aku tidak tahu nama orang itu." ucap Lin Hong dengan menyedihkan.

"Berapa yang dia berikan?"

"Seratus ribu Yuan." Lin Hong dipukul sampai wajahnya bengkak seperti kepala babi dan berlutut minta ampun.

"Pakai ini! Lalu berlari mengelilingi sekolah ini 10 putaran." Wu Hao melemparkan kostum milik Lin Hong. Ia juga menendang sutradara gadungan itu sampai mendekati tempat kostum itu dilempar.

"Ini?" Lin Hong tertegun melihat kostum miliknya yang ada di lantai. Ia pun bertanya dalam hati, 'Bukankah kostum ini yang dipaksakannya untuk dipakai oleh Shen Chengjing?'

Dibawah tendangan Wu Hao, Lin Hong memakai baju tersebut. Pada akhirnya kostum tersebut sudah menemukan pemakainya sekarang. Lin Hong pun berlari mengelilingi lapangan menggunakan kostum tersebut. Shen Chengjing pun melihat peristiwa yang memalukan itu sampai panggilan tatap muka itu berhenti. 

Walau terlihat hanya memuaskan rasa kesal Shen Chengjing, namun ia tidak mengetahui sisi lainnya. Di saat bersamaan, peristiwa tersebut juga diabadikan oleh orang lain dan disiarkan secara luas. Sejak itu reputasi Lin Hong hancur total.

"Apakah kita sudah menjadi pasangan suami-istri yang sah?" Tanya Shen Chengjing.

"Iya." Jawab Mo Yanchen singkat.

Shen Chengjing terus menggosok tangan kecilnya dan menatap pria itu. Sinar matahari memancar ke arah pria itu dari jendela mobil dan membuat penampilannya semakin misterius. 

Sungguh, penampilan Mo Yancheng terlihat seolah seperti dewa yang tidak mengetahui urusan duniawi. Ia tidak hanya tampan, tapi juga datang saat Shen Chengjing mendapat masalah.

"Mengenai masalah ini, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Tentu saja, aku tidak akan melarangmu untuk mendekati perempuan lain." Ucap Shen Chengjing melanjutkan permintaannya waktu itu.

Shen Chengjing menambahkan beberapa penjelasan agar pria itu tidak salah paham, "Kita bisa dikatakan tidak ada hubungan sama sekali, nanti ada suatu saat kita dapat bercerai. Setelah bercerai, semua biaya yang merugikanmu akan kubayar sepenuhnya." 

Setelah Shen Chengjing selesai berbicara, kehangatan di dalam mobil terasa berkurang. Hal ini membuat Shen Chengjing sampai melipat lengannya dan menatap pria itu dengan khawatir. 

Shen Chengjing merasa bahwa pria yang tampan itu kelihatannya sedang marah. Namun, seketika pria itu mengulurkan tangannya dan meraih tangan kecil Shen Chengjing.

"Aku tidak mau bercerai."

"E...! Tuan, kamu sekarang sepertinya telah salah paham. Aku memiliki masalah yang sangat penting, sehingga memutuskan untuk segera menikah. Jadi percayalah padaku, aku pasti akan membayarmu." jelas Shen Chengjing menjawab penolakan Mo Yancheng.

Shen Chengjing merasa perlu menegaskan perkataannya ini. Sebaliknya, Mo Chengjing hanya mendengar perkataannya dengan tenang. Ia pun menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.

"Pernikahan yang tidak didasari dengan rasa cinta akan ditakdirkan untuk tidak bahagia. Aku tidak ingin menjadi penghambat kebahagiaanmu." ucap Shen Chengjing.

Setelah mengucapkan hal itu, Shen Chengjing menyingkirkan tangannya di depan pria itu. Akan tetapi, karisma kuat yang terpancar olehnya membuat Shen Chengjing merasa panik dan ketakutan.

"Apakah kamu takut akan menyukaiku?" Ucap Mo Yanchen. Ia pun menghembuskan asap dan mata hitamnya menyipit. Wajah tampannya yang dingin dan bibir tipis yang seksi itu membuat penampilannya yang terlihat begitu indah.

Mo Yanchen mengetuk rokoknya dan terus berkata, "Aku membutuhkan seorang pendamping perempuan dan kamu membutuhkan bantuan. Kita berdua bisa saling membantu." 

"Kamu sedang menyelidiki aku?" Shen Chengjing seketika terkejut dan tangannya langsung memegang sandaran mobil dengan erat. Ia tidak mengira bahwa Mo Yanchen yang menyadari tujuannya.

'Pria ini ternyata menyelidiki aku? Apakah dia tahu aku bersekolah di sini sehingga akan menemukanku dengan mudah?' Pikir Shen Chengjing.

"Suami memiliki kewajiban untuk memahami istrinya." Jawab Mo Yanchen sambil mengulurkan tangannya ke dagu Shen Chengjing. Ia pun semakin mendekat dan kehangatan dari nafas pria itu bertebaran di wajahnya.