Chapter 15 - Bawa Aku Pergi

Di sisi lain, Mo Yanchen membuka pintu mobil Land Rover sambil mengecek notifikasi dari ponselnya. Setelah mendengar informasi dari Wu Hao, ia bergegas untuk sampai ke rumah area Lin.

Saat sampai di alamat yang diinformasikan oleh sekretarisnya itu, ia langsung terkejut dengan pemandangan yang terjadi di dalam rumah ini.

"Mo Yanchen!" Shen Chengjing tampak merangkak dengan tidak berdaya. Dengan pengaruh obat dan banyaknya darah yang keluar, ia terjatuh ke lantai dengan mengenaskan. 

Pandangan Shen Chengjing sungguh terlihat meremang. Ia tidak yakin dengan pandangannya, namun dirinya yakin bahwa bayangan itu seperti sosok Mo Yanchen. Walau mempertanyakan kebenaran pandangannya ini, tetapi Shen Chengjing mengulurkan tangannya seakan meminta pertolongan darinya.

"Kurang ajar!" Mo Yanchen yang melihat Shen Chengjing terjatuh ke lantai langsung berlari mendekatinya.

Mo Yanchen tahu sifat Shen Chengjing yang keras kepala. Namun ia tidak menyangka sejak berpisah selama satu jam, dirinya malah melihatnya sedang terluka separah ini.

"Mo Yanchen… tolong bawa aku pergi." Shen Chengjing meraih kerah pria itu, ia sudah sangat kecewa dengan orang-orang dari keluarga Shen sekarang. Andai memiliki kesempatan, ia pasti akan membalaskan dendamnya ini.

Sekarang, Shen Chengjing hanya ingin meninggalkan tempat ini. Ia sudah tidak kuat menahan tekanan yang diterima oleh tubuhnya. Darahnya pun sudah terlalu banyak keluar. Hal ini membuatnya semakin lemah, tidak berdaya.

"Baik." Tanpa bertanya, Mo Yanchen langsung mengangkat Shen Chengjing ke dalam mobil Land Rover. Sebelum pergi, ia menghubungi dokter pribadinya untuk segera bersiap menangani istrinya yang terluka ini.

Di sisi lain, Shen Ziqian berlari ke dalam rumah. Melihat Mo Yongqiang sehat dan tidak terluka, ia merasa tenang karena darah yang bercipratan di lantai ini bukan miliknya.

"Dia telah menikah? Beraninya dia menikah!" Mo Yongqiang menggigit giginya karena masih tidak mempercayai kebenaran ini.

"Kamu mempercayai perkataannya? Jangan lupa, Shen Chengjing sama sekali tidak memiliki hubungan pertemanan dengan pria manapun. Selain Liu Sijie, apa dia memiliki teman yang lain?" Ujar Shen Ziqian sambil melangkah kedepan untuk memeluk Mo Yongqiang, "Tapi, bukankah kamu sudah memilikiku?"

Mo Yongqiang seakan tidak memperdulikan ucapan Shen Ziqian. Ia masih merasa kesal sampai mengepalkan tangannya erat-erat. Akan tetapi, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan panggilan itu berasal dari keluarganya.

Mo Yongqiang dan Shen Ziqian pun meninggalkan perumahan area Lin. Mereka pun pergi ke rumah saudaranya.

Ketika Mo Yongqiang dan Shen Ziqian akan masuk ke dalam rumah, mereka malah mendengar beberapa suara berisik seperti barang pecah di dalam rumah. 

"Siapa itu Shen Chengjing? Beraninya mempermainkanku. Ia berani mengancam untuk merusak reputasiku, membuatku sangat kesal." Li Jinglan melemparkan beberapa barang hingga pecah demi melampiaskan amarahnya. Tidak lama kemudian, ia baru duduk di sofa.

Pelayannya seketika datang untuk menuangkan secangkir teh. Li Jinglan pun dengan kesal langsung menyeruputnya. Tidak menyadari bahwa tehnya masih panas, ia pun memarahi pelayannya tersebut, "Tidak tahu panas ya? Teh sepanas ini masih berani menyuruhku meminumnya? Dasar sial, pergi sana!"

"Maaf, Nyonya. Saya permisi." Pelayan itu menjawab dengan terkejut dan langsung mundur.

Ketika Mo Yongqiang dan Shen Ziqian masuk ke dalam, ia sudah melihat ekspresi ibunya yang sangat tidak senang.

"Ibu, apa yang terjadi?" Tanya Mo Yongqiang.

"Apa yang terjadi?" Li Jinglan bertanya seakan tidak percaya bahwa anaknya ini tidak mengetahui masalah yang membuatnya sangat jengkel.

"Semua karena Shen Chengjing. Dia sudah berani mempermainkanku. Gadis itu sudah mengambil uang satu juta yuan milikku hari ini, tetapi dia juga secara langsung mengancam akan merusak reputasiku?"

"Dasar perempuan liar. Gadis seperti itu sungguh dilahirkan oleh seorang ibu? Dia bahkan tidak terlihat sudah dididik oleh ibunya. Sekarang, dia masih berani untuk menyiksaku?"

Semua ucapan Li Jinglan tadi disampaikan dengan nada geram. Ia sangat membenci gadis yang bernama Shen Chengjing itu.

"Bibi, jangan marah! Anggap telah melihat wajah sebenarnya orang itu, bukannya lebih baik? Apalagi Yongqiang sudah putus dengannya, aku percaya gadis seperti dia tidak akan berani macam-macam lagi denganmu." Shen Ziqian duduk untuk menghibur Li Jinglan.

Li Jinglan mendengar perkataan itu dengan sangat terkejut.

"Apa? Mereka sungguh telah putus?" Li Jinglan sangat marah karena Shen Chengjing telah berani memukul putranya. Ia baru saja ingin membalas perbuatan gadis itu dan berharap mereka berdua segera putus dan tidak berhubungan lagi.

Dengan kekayaan keluarga Mo, bagaimana mungkin membiarkan Shen Chengjing menikah dengan putranya? 

"Iya, sudah putus." Mo Yongqiang mengatakan dengan nada yang tidak senang dan tidak ikhlas.

Li Jinglan yang mendengar perkataan itu langsung menarik tangan Shen Ziqian dan memandangi wajah Shen Ziqiang, "Bagus kalau sudah putus, menantu yang aku inginkan adalah wanita yang seperti kamu..."

"Hmmm... sepertinya, aku sudah harus bersiap-siap untuk melamar ke Keluarga Shen. Semakin cepat kalian menikah, maka semakin cepat kalian bisa melahirkan keturunan untuk Keluarga Mo." Tambah Li Jinglan setelah terhenti sejenak.

Perkataan Li Jinglan membuat Shen Ziqian sangat senang.

"Kalau sudah tidak ada masalah, maka jangan menggangguku dulu." Mo Yongqiang pergi meninggalkan mereka berdua dan melangkah ke lantai kedua.

Shen Ziqian merasa sangat tidak senang dengan sikap Mo Yongqiang, namun Li Jinglan menekan tangannya, "Pergilah, anak muda harus bisa mencari kesempatan."

Ketika Shen Ziqian ke atas, Li Jinglan menyipitkan matanya dan menyuruh pengawalnya, "Cepat cari tahu hal yang baru saja dialami Tuan Muda, aku penasaran dengan bekas darah yang ada pada baju mereka berdua."

"Baik, Nyonya." Pengawal itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.