Chereads / Pernikahan Sejuta Madu: Kau Adalah Milikku! / Chapter 19 - Virus Yang Bukan Kebetulan

Chapter 19 - Virus Yang Bukan Kebetulan

"Dang... dang!!!" Bunyi yang aneh terdengar dari dalam rumah.

Mo Yanchen tiba-tiba berdiri tegak dan membuat Shen Chengjing mundur setengah langkah. Dengan tegang meraba kepalanya dan ia berkata, "Ah, itu… mungkin aku perlu pergi ke kamar dulu."

Shen Chengjing lalu berlari secepat kilat ke kamarnya di lantai dua. Sambil berlari ia berkata dalam hati, Shen Chengjing, apa yang terjadi denganmu? Shen Chengjing mencubit dirinya dengan kuat, lalu bersandar diteras.

Mo Yanchen belum kembali ke kamar. Ia memilih untuk berjalan keluar dengan langkah yang lebih cepat.

"Ketua." Mu Wen sudah menunggu di luar.

Suara yang tadi terdengar keras adalah bunyi yang dibuat khusus saat ada masalah di bagian ketentaraan. Jika terjadi masalah di sektor tersebut, Mo Yanchen akan langsung mengetahui dari rumahnya.

"Iya." Suara yang dalam langsung merespon sapaan Mu Wen. Ia melihat seekor elang yang berdiri melihat mereka dengan angkuh. Saat pintu penyimpanan senjata terbuka, Mo Yanchen melangkah masuk ke dalam dengan kaki panjangnya dan Mu Wen mengikutinya dari belakang. 

"Di dalam hutan, belakangan ini telah ditemukan kondisi yang aneh. Rekan-rekan tentara banyak yang terluka dengan penyakit yang aneh." Mu Wen memulai penjelasannya.

Dengan tatapan serius, Mu Wen melanjutkan, "Mu Qiu sudah pergi untuk memeriksanya dan mengatakan itu adalah semacam virus. Namun yang ditakutkan adalah virus ini bukan sesuatu yang kebetulan." 

Mo Yanchen hanya terdiam, matanya menatap ke pemandangan di luar jendela dan berpikir dengan sangat serius.

Di langit ada garis laser berwarna merah yang saling bersilang dengan sangat rapat. Andai tidak memahami maksud dari laser tersebut, bisa saja akan terjadi sebuah ledakan besar. 

Sebuah pesawat yang menyadari hal itu dengan gesit segera terbang lebih tinggi lagi dan mengitari sekitar hutan yang misterius tersebut.

Dalam waktu setengah jam, pesawat helikopter itu mendarat dengan mulus, Mu Wen dan beberapa tentara lainnya sudah menunggu cukup lama.

"Ketua." Mu Qiu menyapa dengan ekspresi serius dan tidak lagi tersenyum seperti biasa.

"Kita harus secepatnya mendapatkan obat untuk virus itu, apapun caranya, agar tidak ada yang terluka lagi." Mo Yanchen berkata dengan tegas. Ucapannya menyatakan bahwa setiap tentara di bawah komandonya sangat penting baginya.

Kelompok ini adalah kelompok yang dididiknya sejak terbentuknya kelompok ini. Demi menjadi tentara yang paling baik, ia telah mengorbankan semua waktu dan tenaganya untuk mencapai targetnya sekarang ini.

"Iya." Mu Qiu menjawab tanpa ragu dan bertanya lagi, "Tetapi virus ini lebih unik, apakah Anda masih ingat dengan virus aneh yang terjadi 6 tahun lalu? Aku merasa virus yang menyerang 6 tahun lalu itu mirip dengan yang sekarang. Walaupun DNA virus ini sudah berubah tetapi…."

Mu Qiu sebenarnya ingin menjelaskan keberatannya atas perintah Mo Yanchen, tetapi ia langsung menghentikan ucapannya dan memilih untuk kembali ke laboratorium untuk melanjutkan penelitian. Ia tahu bahwa Mo Yanchen tidak ingin mendengar ucapan penolakan.

Di dalam rumah besar bergaya klasik, tepatnya di lantai bawahnya telah ada 4 pengawal yang menjaga di luar.

"Ketua." Mereka melihat Mo Yanchen dan memberikan hormat.

"Bagaimana keadaan di dalam sekarang?"

"Ketua, kondisi di dalam sekarang kurang baik. Lapisan kulit yang terluka tidak segera mengering. Sekarang, mereka sedang demam. Setelah minum obat yang diberikan Dokter Mo, mereka sekarang tertidur." Ucap seorang tentara sembari maju ke depan untuk membukakan pintu.

Mo Yanchen berjalan ke dalam dan langsung mengarah ke ruang pasien. Ia melihat empat tentara yang sedang berbaring di ranjang. 

Mo Yanchen seketika maju ke depan untuk mengangkat selimutnya dan melihat bekas luka para tentara ini. Ia pun mencoba untuk menekannya beberapa kali.

"Bersiap untuk masuk ke dalam hutan sekarang." Mo Yanchen membalikkan badan dan berlangkah dengan langkah besar untuk berjalan keluar.

Mu Wen menjawab, "Sudah disiapkan, perlu membawa berapa orang?"

"Tidak perlu." Jawab Mo Yanchen dengan suara dalam. Wajahnya yang tampan terlihat sangat serius dan menunjukkan sesuatu yang misterius. 

Matanya yang hitam pekat itu seperti mengeluarkan hawa dingin seakan mengatakan 'beraninya melukai tentaraku di daerahku sendiri'.

"Baik!" Mu Wen tidak berani mempertanyakan keputusan Mo Yanchen lagi.

Mo Yanchen dan Mu Wen segera menggunakan perlengkapan tentara yang bersenjata lengkap dan bersiap untuk masuk ke dalam hutan.

Di dalam hutan yang sangat tenang dan menakutkan. Selain suara dari serangga dan burung, mereka sepertinya tidak bisa merasakan keberadaan lain di dalam sini.

"Ternyata begitu." Mo Yanchen tersenyum sinis, dia menarik sepatu boot militernya untuk melangkah mundur. Ia langsung berbalik dan melihat sekelilingnya. Sudut mulutnya terangkat dan muncullah sebuah senyuman yang tidak diketahui maksudnya.

Walau begitu, senyumannya ini seperti iblis yang sedang mendatangi sesuatu sambil membawa hawa pembunuh yang kuat!