"Hii-chan~!! Tolong bantu Ibu sebentar!!"
"Iya bu! Aku datang!"
Ah, sepertinya Hiro dipanggil oleh Ayane-san. Hm, padahal barusan kita membicarakan hal yang sangat seru... Kenapa harus dipanggil sekarang Hiro... Ya kan, Reo?
"Hm, iya juga ya... Oi Jun-chan, kamu emangnya ngga pernah disuruh untuk bantu-bantu?"
"Ngga pernah... Mau gimana lagi, yang udah ngebantu ngurusin rumah tangga lho orang tiga, Hiro, Ibu, dan Kakak... Kalo misalnya yang ngebantu orang empat... Kebanyakan kan?"
"Halah alasan aja kamu itu Jun-chan! Malahan kalo empat yang ngerjain tugas rumah tangganya kan jadi jauh lebih cepet selesai! Bilang aja males!"
Haahh, masih mending Jun ngga pemales... Daripada kamu Reo, udah di rumah ngga mau ngapa-ngapain, ngerepotin Sakura-san terus lagi. Mungkin karena itu juga kenapa kamu jadi sering dimarahin sama Sakura-san...
"Pfft!"
"A-Apanya yang lucu Jun-chan! Ekhem, sebenarnya aku itu ngga males untuk ngerjain pekerjaan rumah. Entah kenapa waktu aku mau nyoba untuk ngerjain pekerjaan rumah, aku jadi males dan rasanya itu kayak, 'Ini bukan punyamu sendiri!' gitu lho!"
Tunggu, tunggu, jadi maksudmu... Ergh! Aku ngga paham maksudmu itu kayak gimana!
"Maksudku, aku itu kalo misalnya semua pekerjaan rumah itu adalah kewajibanku untuk dikerjain, bakal aku kerjain!"
Hm? Ju-Jun, kamu barusan itu paham apa maksudnya?
"Maksudnya, Re-chan itu pengin tinggal sendiri, ya kan?"
Be-Benarkah itu Reo?
"Yah, kayak gitu lah kira-kira..."
A-Apa yang kau katakan Reo! Kau itu masih kelas 4 SD lho, mana mungkin bocah yang ngga tahu apa-apa kayak kamu itu bisa hidup sendirian!
"Eh, ngapain ngga bisa?!"
Ya jelaslah! Kamu nanti mau hasilin uang sendiri itu gimana caranya? Orang yang bakal memperkerjakan anak di bawah umur kayak kamu itu ngga bakal ada, lho!
"Bisa, aku yakin pasti bisa lah!!"
Ngga bisa!
"Bisa!!"
Udah aku bilang ngga bisa!!
"Pasti pasti pasti bi—"
"Yosh, yosh, kalian berdua, berhenti di sana!"
Jun... Kamu lagi ngapain?
"Aku hanya sedang melakukan pekerjaanku..."
Pekerjaan apa?
"Reo, Sakazuka Reo! Aku telah melihat keberanian mu! Aku tahu perasaanmu anak muda..."
"Jun-chan, perasaan kita itu seumuran..."
"Jangan banyak bacot! Apakah di hadapan sang Petualang Legenda yang telah mengetahui banyak, banyak, banyak sekali tentang dunia ini! Reo, kau adalah bunga yang masih belum mekar, perjalananmu masih panjang! Apabila kau ingin pergi ke suatu jalan, jalanilah! Banyak orang dewasa yang mengatakan bahwa orang yang masih berumur segini tidak boleh melakukan ini, anak umur segitu tidak boleh melakukan hal itu... AKAN TETAPI!! Aku sebagai orang yang diberi nama, "Petualang Legenda" adalah petualang yang pernah menemukan cakrawala yang menggarisi dunia tanpa akhir ini, dari perjalanan mencengkram cakrawala tersebut, aku memahami sesuatu! 'Seandainya kalian punya mimpi,' hanya dengan secarik kalimat tersebut aku memastikan bahwa orang siapapun itu pasti bisa untuk menggenggam matahari sekalipun."
Jun, jangan memprovokasi hal yang tidak-tidak oi!! Se-Semuanya, kumohon tenang, Jun itu sedang bercanda kok, jadi jangan terlalu diambil hati ya...
Haah, bisa gawat kalau seumpamanya gara-gara mendengar perkataannya Jun, tiba-tiba di headline berita ada yang kayak gini, "Seorang Anak Muda Berumur 13 Tahun dengan Sangat Berani Dia Memutuskan Untuk Putus Hubungan dengan Orang Tuanya," dan itu pun gara-gara, "...anak tersebut mengatakan bahwa dia akan pergi untuk mencari cakrawala—ujung dari dunia ini...", terus diketahui alasan kenapa dia melakukan hal bodoh itu gara-gara perkataan Jun yang berbahaya tadi... Huuu! Seram!
"Pft, hahahahahaha! Aku tahu, aku tahu, aku ngga bakal ngelakuin hal bodoh kayak gitu kok! Lagian, aku udah kebiasa kok sama Jun yang kayak gitu... Lagian, aku juga suka tempat ini... Di samping Nenek Lampir itu yang sering memarahiku, di sini aku juga bisa bersenang-senang bermain sama Jun-chan, sama Hii-chan, juga ada Kek Rou yang sering datang ke sini untuk bersenang-senang bersama, terus ada Paman Shu, ada Kak Kanae dan Kak Nina juga ada, ada Bibi Ayane, intinya di sini adalah rumahku dan aku sangat senang ada di sini! Paradise!"
Reo...
"Re-chan..."
Kau kenapa Reo, apakah kepalamu terbentur sesuatu?! Apakah otakmu itu baik-baik saja?!
"Re-chan, apakah kepalamu terbentur?! Apakah kamu masih bisa berpikir dengan baik?! Kalau tidak, aku akan segera menelpon Ayah!"
"Kenapa sih kalian itu! Aku serius ini!"
Oi oi oi, jangan bilang... Tidak tidak tidak! Dia adalah Reo lho! Reo! Seorang bocah yang memiliki nama saja yang keren tapi perilakunya sama sekali tidak keren! Bocah, kasar, ngotot, Reo ngga mungkin bisa mengatakan hal seperti ini!
"Di matamu, emangnya aku kelihatan kayak gimana, sih..."
Re-Reo! Tidak... Hei kau orang luar! Keluar dari tubuhnya Reo! Reo, Reo adalah anak yang baik, asal kau tahu! Aku tahu dia adalah anak yang kasar dan bodoh tapi... Meskipun degan kebodohannya, dia itu disenangi oleh banyak orang! Bukankah begitu Jun?!
"I-Iya! Meskipun aku sering mengejek dan bertengkar dengan dia, aku sangat suka dengan Re-chan! Jadi kumohon, jangan bawa dia pergi!!!!!"
''Kok, orang bego berdua ini bisa kompak, sih... Telepati kah?''
Sakura-san... Meskipun kau adalah ibu yang sering memarahi anakmu, Reo, kau pasti sangat sayang kepadanya kan?! Ka-Karena... *hiks* ...takkan pernah ada seorang ibu yang tak menyayangi anaknya! Bukankah begitu?! *hiks*
Reo!!!
" *hiks* Re-chan!!!"
'Entah kenapa aku tidak merasa senang sama sekali. Oi, apakah aku yang aneh? Apakah aku satu-satunya orang yang tak merasa senang dengan keadaan ini?'
Uwwaaa!!! Reo!!!!!!
"Re-chaaaaaannnnnn!!!!!!!"
"Oi oi, ada apa ribut-ribut di sini?!"
"Bibi Ayane, se-sebenarnya..."
Ayane-san! Kita harus berduka atas kepergiannya Reo-san!
'Reo-san?! Dia bilang Reo-san?! Tunggu, apakah aku telah benar-benar tiada di dunia ini?!'
"Eh, kepergian? Bukannya Re-chan masih ada di sini...?"
Jun, sebaiknya kau yang menjelaskannya..."
"Sebenarnya Ibu! Re-chan, dia..."
"Eh?! Benarkah itu?!"
Sa-Sayang sekali Ayane-san, itu benar...
'Kumohon padamu Bibi Ayane! Kuharap kamu juga tidak menirukan mereka!'
"Re-chan... Re-chan, sebenarnya ada beberapa hal yang belum sempat Bibi beritahu kepadamu... TAPI! Kalau seandainya aku tidak memberitahu langsung kepada Re-chan, *hiks* ..."
'Bibi Amane juga?! Oi! Aku masih ada di sini!!!"
"Jun-chan dan yang lainnya, kenapa kalian menangis dengan suara keras terus sambil sujud ke Re-chan?"
Hiro...
"Hii-chan..."
"Hii-chan! Ibu mohon untuk duduk pelan-pelan... Dan dengan tegar dengar cerita Ibu, oke? Sebenarnya... Re-chan sudah meninggal!"
"Eh, bukannya yang ada di di depan itu Re-chan?"
Jangan tertipu dengan penampilannya, Hiro! Sebenarnya, ada seseorang yang telah mengambil alih tubuh Reo, dan sekarang yang ada di dalam tubuhnya Reo itu bukanlah Reo! Coba pikirkan ini, tidak mungkin seharusnya Reo bisa mengatakan hal seperti "mencintaimu", atau "aku senang ada bersamamu" kan? Lalu, beberapa saat lalu, Reo yang satu ini, yang telah mengambil alih tubuh Reo mengatakan hal-hal yang menjijikkan seperti itu! Bukankah itu aneh?!
"Emang sih itu agak sedikit aneh..."
Benar kan?!
"Berarti, jangan bilang! Re-chan, dia telah—?!!!"
"Ka-Kalian semua... Oi kalian! Bilang saja kalau kalian membenciku! Tapi ya jangan ngejek-ngejek kayak gitu lah! Aku... Aku akan mengadu kepada Kak Amane!!!"
"Hm, ada apa Re-chan? Kenapa kok nangis?"
Akan aku kasih tahu! Di dalam Rumah Komedi ini, di antara Jun, Ayane, Hiro dan Shu, ada seorang anak yang sudah menginjak umur SMA-nya, dan dia juga orang yang sama yang menjadi satu-satunya makhluk yang tidak pernah bisa diajak bercanda, tanggapannya terhadap sesuatu itu selalu serius—yah, tidak terlalu serius banget sih—dan selalu saja mematahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan oleh orang-orang satu rumah ini, yaitu Kanae!
"Kakak?"
Sebenarnya Kanae, Reo... Ah, tidak bisa! Tangisan ini terlalu keras, aku tidak bisa mengatakannya lagi! Aku melempar kepadamu Jun!
"Eh? Err, aku lempar ke Ibu!"
"Eh? Err, aku lempar ke Hii-chan!"
"Eh? Err, aku lempar ke..."
"Bisa hentikan ngga kalian dan cepet jelasin kepadaku apa yang terjadi?!"
Ah, seperti biasa, Kanae memang orangnya keras!
"E-Err, sebenarnya Kak Kanae, Reo.... Guh, Ibu aku serahkan kepadamu!"
"Ehm, aku serahkan kepadamu Jun-chan!"
"Eh, err, aku serahkan kepada... err, emangnya orang sebelum aku tadi siapa ya?"
~`
Halo semuanya apa kabar! Yah, akhirnya kita bisa sampai ke segmen ini. Setelah perjalanan yang sedikit panjang tentang cerita soal Hiro dan orang tuanya yang telah meninggal, kini setelah beberapa saat setelah itu, Hiro sebenarnya telah diadopsi oleh seseorang bernama Taketatsu Shu—sama seperti yang telah Shu janjikan kepada Hiroshi, sahabatnya—lalu yang menjadikan nama keluarga Taketsugi Hiro menjadi Taketatsu Hiro.
Ngomong-ngomong, aku adalah narator baru! Kata beberapa orang yang mengurus cerita ini, katanya mereka sudah tak memiliki budget yang lebih untuk menyewa narator yang lebih mahal lagi—mahalnya sih cuman mahal dari diriku. Terus, karena aku juga baru saja keluar dari Narrator Academy yang selama ini aku telah belajar di sana, aku langsung direkrut di kesempatan kali ini.
Iyah~ betapa beruntungnya saya ya!
Oh iya, ada pesan dari Pengarang yang ingin disampaikan kepada semuanya! Etto, katanya,
"Ah, kumohon ampunilah dosaku! Selama ini aku telah berjalan di jalan ini, aku di beberapa waktu yang lalu tak pernah berpikir kalau trouble tentang budget bakal menyerang! Hah, pada akhirnya aku hanya bisa merekrut narator yang amatir dan baru! Tapi, kalau aku lihat sekilas, sepertinya dia tidak buruk juga dalam ikut serta dalam cerita ini, dan mungkin dialah orang yang pas untuk tema cerita kali ini! Mungkin beberapa hal yang akan membuat kalian kerepotan, tapi mohon untuk pengertiannya!"
begitu!
Meskipun aku tidak pandai dalam urusan berpikir, tapi setidaknya aku tahu kalau si Pengarang bilang bahwa saya disuruh bekerja lebih giat lagi! Karena itu, saya akan berjuang! Mohon untuk kerjasamanya ya semuanya!
°_°