Pipi Sienna ditampar oleh Arga dengan kencang hingga menoleh ke samping. Sienna bisa merasakan pipi dia yang terasa panas. Sienna mulai menangis tersedu-sedu sambil memegangi pipinya yang terasa sangat sakit.
"Kenapa Sienna? Kenapa kamu selalu saja membuat monster dalam tubuhku ini jadi enggak sabar, hmm?" tanya Arga mencengkram dagu Sienna.
"Sakit, Arga. Maaf, aku takut," balas Sienna sambil menangis.
Arga bangkit dari kasur berjalan menuju sebuah lemari entah mengambil apa di sana. Sienna ketakutan begitu melihat apa yang dibawa Arga.
"Kamu mau apa?" tanya Sienna beringsut mundur.
Arga tersenyum licik. "We will play, My Dear," jawab Arga.
"No ... no ... no, i don't want!" teriak Sienna.
Arga menarik tangan Sienna lalu mengikat tangan Sienna dengan borgol. Mulut sienna disumpal oleh Arga dengan kain hingga Sienna tidak bisa berbicara.
Srek srek
Arga merobek kemeja Sienna dengan paksa hingga semua kancing kemeja itu terlepas.
"Eumm," gumam Sienna sambil melototkan matanya.