"Ini semua tak seperti yang Papa pikirkan, aku bisa jelaskan, Pa! Semua ini hanya salah paham," ucap Khaibar. Tangannya meraih tangan Kendrick untuk mencoba meredakan amarahnya dan menjelaskan agar mertuanya tak salah paham, tapi sayang Kendrick yang sudah murka dia mengabaikan Khaibar dan menghindarinya, tangan Kendrick mendorong Khaibar hingga jatuh terjerembah.
Kendrick pun menoleh ke sana ke mari mencari keberadaan Kimberly yang tak dilihatnya di pelupuk mata, beberapa orang yang masih melayat di rumah Khaibar. Mereka melihati kejadian itu dengan saling berbisik. Kendrick pun langsung melototi mereka dengan sangat tajam. Hingga mereka langsung berhamburan dan pergi karena takut, siapa yang tidak mengenal keluarga Kendrick, terpandang, terkaya, tegas dan sekali marah sungguh menyeramkan.
"Kim ... Kim ... keluarlah, Nak! Ayo kita pulaaaang! Sudah tidak penting lagi kamu berada di sini! Untuk apa kamu memilih lelaki seperti ini, baru menikah sudah berani berselingkuh, lelaki gila seperti ini, dia pasti hanya menginginkan harta kitaaaa," teriak Kendrick memanggil Kimberly seraya menyindir Khaibar dengan ganasnya.
Kimberly yang mendengar itu di balik pintu, ia tersenyum kecut dan akhirnya keluar dari kamar itu. Kimberly berjalan pelan ke arah papa Kendrick seraya sesekali melirik ke arah Khaibar sebentar lalu menundukkan kepalanya, takut dengan kemarahan papanya.
Kendrick langsung mencekal tangan Kimberly dan menariknya. Berjalan ke depan, berniat pulang menuju di mana mobil di parkir.
Khaibar pun terburu-buru bangkit dengan mendesis nyeri. Agaknya kaki itu terkilir sejak Kendrick mendorongnya dengan keras tadi.
"Pa, Papa, jangan seperti itu, Pa, semua ini hanya salah paham, Pa, Pa ...." Khaibar sekarang berada di depan Kendrick yang terus menyeret Kimberly, berdampingan dengan Keysa. Khaibar memang sengaja mempercepat langkahnya dengan kaki terseok-seok agar permasalahan cepat selesai. Tangannya direntangkan supaya Kendrick sekeluarga tak bisa keluar sebelum Khaibar menjelaskannya. Sedangkan Keke hanya melongo, sedari tadi tak beranjak dari tempat ia berada, memperhatikan dengan seksama.
"Minggir! Untuk apa kamu menghalangi kami! Bukankah kamu lebih cocok dengan selingkuhanmu itu? Kamu memang lelaki brengsek ya, sudah menghamili Kim dan melecehkan seperti ini, apa kurang puas hah! Mau kamu apa lagi? Apa tidak puas merusak masa depan anakku?" Mendengar ucapan Kendrick tak hanya Khaibar saja yang terbelalak dan mulutnya menganga, tetapi Kimberly pun sama, memandang Kendrick bergantian dengan memandang Khaibar, wajahnya terlihat bertanya-tanya, kenapa jadi salah paham dan semakin menjadi begini.
Kimberly yang sedikit paham karena wajah Keysa sedikit tenang tak seperti dia yang gusar, akhirnya menatap Keysa dengan wajah berisyarat, wajah yang seperti banyak tersirat dan menggambarkan apakah ini semua karena mama? Begitu arti wajah itu. Keysa mengangguk pelan dengan bibir yang dimiringkan. Setelah itu Kimberly berdecak kesal dengan kebingungan melihat Khaibar yang mematung dan tak bisa berkata-kata.
Akhirnya Kimberly yang angkat bicara karena merasa kasihan juga kepada Khaibar, ia sedikit tersenyum kemenangan saat menatapi Keke yang wajahnya memerah karena tak percaya. Wajah itu menggambarkan rasa kecewa dan takut, juga bingung apa yang harus dilakukannya.
'Apa benar Kimberly hamil anak Maz Khaibar? Aaaaa semua ini sulit untuk dipahami, aku tak percaya, Kimberly kan cewek enggak benar, aku yakin pasti dia bukan hamil dengan Maz Khaibar, lalu apa yang harus aku lakukan? Apa! Aku bingung Tuhaaaan.' Batin Keke.
Kimberly berdehem terlebih dahulu dengan nafas yang memburu. Kepalanya menggeleng memberi isyarat agar Khaibar terima beres saja dan jangan ikut bicara.
"Pa, semua ini memang salah paham, Pa, cewek itu memang suka sama Khaibar, tapi Khaibar hanya mencintaiku, Pa, Papa tahu cinta kita menghasilkan anak yang aku kandung ini, jadi tidak bisa diragukan lagi," jelas Kimberly dengan tenangnya. Tangannya mengelus-elus perut yang masih belum kentara itu, agar Kendrick semakin yakin dan mengasihaninya.
Memang benar Kendrick menyayanginya, tapi hati Kendrick sangat sakit melihat dan mendengar putri si mata wayangnya dengan bangganya mengucap dengan lantang tentang kehamilannya itu, padahal itu semua aib buat keluarga, aib di mana harus dihempaskan dan bisa-bisa perusahaannya mengalami kerugian saat mendengar ini semua, jadi Kendrick berfikir akan membungkam siapapun yang akan membocorkan ini semua tanpa terkecuali.
Plak! Tamparan terjadi di pipi mulus Kimberly yang sebelah kanan. Membuat Keysa membelalakkan matanya merasa tak percaya Kendrick tega kepada anaknya, padahal dia tak pernah memukul anaknya sekalipun.
"Pa, Papa! Kenapa Papa memukul Kim, Pa!" ucap Keysa dengan sedikit berteriak.
Kendrick melirik ke arah Keysa dan menatap tajam istrinya itu. "Sudah diam semuanya! Kalian keterlaluan! Dan Mama juga terlalu memanjakan Kim, sehingga dia menjadi nakal seperti ini, apa bangga hamil di luar nikah hah! Benar-benar brengsek semuanyaaaaa!" murka Kendrick. Kendrick yang teringat masih ada wanita di belakang Khaibar, tangannya langsung menunjuk ke arah Keke.
"Dan kamu! Jangan macam-macam dan berani menyebarkan semua ini, atau kalau tidak aku akan menghancurkanmu beserta seluruh keluargamu! Camkan itu!" Setelah mengucapkan itu Kendrick berbalik kembali ke depan dan pergi tanpa mengajak siapapun untuk pulang, dia marah bahkan Keysa pun ditinggalkannya.
"Pa, Papa! Tunggu Mama Pa!" Keysa yang sudah tertinggal jauh dan ditinggalkannya, dia menoleh ke arah Kimberly dan mengusap pipi Kimberly dengan lembut.
"Tenang ya, Sayang, Papamu masih marah, nanti juga baikan, kamu harus terus merayunya, Mama pergi dulu menyusul Papa, kamu selesaikan masalahmu dengan Khaibar dan juga anak kampung itu! Bye!" Keysa mencium puncak kepala Kimberly yang sedikit berkeringat karena ketakutan, setelah itu dia pergi menyusul Kendrick.
Keke yang sedari tadi diam dan menatapi semua, akhirnya dia beranjak juga dan berjalan menuju Khaibar dengan wajah yang tak percaya. Sedih dan air mata keluar dengan derasnya.
"Maz, apa benar kamu menghamili Kimberly?" Khaibar hanya diam membisu, menunduk dan tak memandangi Keke, ia bingung harus berucap apa, yang jelas semua perkataan sudah terlanjur keluar jadi tak bisa ditarik lagi, kalau dia jujur berarti masalah buat Kimberly jadi ia hanya menurut saja, lagian semua ini juga bukan selamanya, biarlah yang terjadi akan terjadi. Kesalahpahaman ada pada Keke tak jadi masalah buatnya.
"Maz, jawablah!" sentak Keke dengan menggoyangkan badan Khaibar. Kimberly yang merasa Keke sangat memaksa dia langsung menengahi keduanya dan menatap tajam Keke.
"Bukankah kamu sudah mendengar semuanya? Lalu untuk apa lagi kamu masih di sini? Yang jelas Khaibar sudah menjadi milikku, jadi jangan pernah mengganggunya, paham?" Kimberly mewakili Khaibar untuk berbicara, bagi Kimberly Khaibar memang polos dan tak seberapa banyak bicara.
"Jadi? Semua itu benar?" Kini Khaibar mengangguk agar Keke segera pergi dan tak menggangunya lagi. "Aku kira Maz Khaibar orang yang alim, tapi ternyata kenapa seperti ini? Kenapa Maz? Kenapa?" lanjut Keke mencoba meraih tangan Khaibar, tapi Kimberly menepisnya.
Kimberly langsung menarik tangan Khaibar dan memeluknya. Ia begitu agar Keke segera pergi melihat kemesraan itu.
"Baiklah, aku akan pergi, tapi asal kamu tahu, cintaku ini tak akan pernah hilang buat Maz Khaibar, nanti kalau suatu saat kamu mencampakkannya, aku akan mengambilnya, ingat itu Kim!" Keke akhirnya pergi. Sedangkan Kimberly tertawa menatapi kepergiannya.
"Dia benar-benar cewek yang tak tahu malu," ejek Kimberly yang masih memeluk Khaibar. Khaibar pun melepaskan pelukannya saat Keke sudah tak ada lagi.
"Kim, lalu apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bilang ini anakku? Kenapa? Kamu menyalahi aturan surat kontrak kita, kenapa kamu begitu jahat?" Kali ini Kimberly kaget atas kemarahan Khaibar, ia kira Khaibar takut kepadanya dan tak akan pernah marah, tapi ternyata Kimberly salah.
"Aku—aku—"