"Kau merasa tidak nyaman seperti itu karena kita tidak memiliki hubungan apa-apa, bukan? Kalau begitu kita menikah saja," ucap Nicho menatap Anna serius.
Segera Anna memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Ehhe, aku hanya bercanda. Jangan menganggapnya serius," ucap Nicho lagi ketika melihat wanita itu menghindari tatapannya. Ia memang memiliki perasaan pada Anna, hanya saja wanita itu sepertinya tidak tertarik padanya sama sekali.
Jelas sekali, ketika ia menggoda Anna, wanita itu selalu saja menghindar ataukah tidak memperdulikannya sama sekali. Biarlah, ia hanya bisa berharap bahwa suatu saat nanti, hati wanita itu akan luluh padanya.
"Baiklah. Jika itu kemauanmu, aku tidak ingin memaksamu lebih jauh. Apa kau punya rencana?" tanya Nicho kembali ke topic yang mereka bahas sebelumnya.
"Aku ingin mencari kerja."
"Tid…"
"Berhenti melarangku, Nicho. Aku memiliki hal-hal yang ingin aku lakukan sendiri," potong Anna segera mendahulu ucapan pria itu.
"Tapi bagaimana dengan Dave? Dia masih kecil, dan…"
"Sebelumnya, aku ingin mencari pekerjaan yang memiliki tempat penitipan anak, jadi Dave bisa menunggu sambil bermain ketika aku lagi bekerja. Namun mendengar tawaranmu sebelumnya, maka semua akan menjadi lebih mudah dan aku tidak perlu selektif dalam mencari kerja."
Mendengar jawaban wanita itu, Nicho memijat keningnya yang tidak sakit, menarik napas dalam-dalam dan kemudian membalas ucapan Anna, "Baiklah, jika hal itu bisa membuatmu senang."
"Kau bisa datang ke kantorku dan bekerja di sana," tambah Nicho lagi.
"Tidak, kecuali perusahaanmu. Aku ingin bekerja di tempat lain saja. Aku tidak ingin bergantung pada orang lain Nicho. Biarkan aku yang berusaha dan melakukannya sendiri," balas Anna menolak. Kebaikan pria itu sudah lebih dari cukup baginya, jika Nicho membantunya lagi, ia takut akan memiliki ketergantungan pada pria itu.
Terlebih mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Entahlah, meskipun Nicho selalu membantunya dan memperlakukannya dengan sangat baik, ia tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu, tidak secuilpun. Yang ada hanya rasa segan dan tidak enak.
Tidak mungkin kan, jika ia akan terus mengandalkan bantuan dari pria itu, sementara mereka berdua memiliki kehidupan masing-masing. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
"Hmm, terserah kamu. Tapi jika lelah, berhenti saja, dan jangan sampai Dave sakit, hal ini juga belaku bagimu," ucap Nicho akhirnya menuruti kemauan wanita itu untuk bekerja.
Anna hanya mengangguk mengiyakan, "Sekali lagi terima kasih," ucapnya.
Nicho tidak membalas ucapan wanita itu dan hanya sibuk dengan botol di tangannya.
"Jika saja aku tidak membahas tentang kepergianku minggu depan, apakah kau akan merahasiakan rencanamu itu dariku?" tanya Nicho setelah terdiam beberapa menit.
"Tidak. Aku tetap akan mengatakannya padamu. Bagaimanapun juga kau sudah sangat baik padaku," jawab Anna detik itu juga. Ia memang berniat mengatakan niatnya yang ingin mecari pekerjaan kepada pria itu, hanya saja ia tidak pernah menyangka akan mengatakannya secepat ini. Namun, bukankah itu adalah hal bagus? Semakin cepat Nicho tahu hal ini maka akan semakin bagus baginya, sebab ia bisa mencari lowongan pekerjaan mulai besok, bukan, bahkan malam inipun ia sudah bisa melakukannya.
"Lakukan saja besok, aku akan membantumu mencari pekerjaan yang mungkin saja cocok denganmu," ucap Nicho seolah tahu isi pikiran wanita itu.
"Baiklah, sekali lagi terima kasih."
Dan keheningan kembali menyelimuti keduanya.
"Sebaiknya kita masuk, udara di luar semakin dingin," ucap Nicho menoleh ke arah samping tempat Anna berada.
"Kau duluan saja. Aku masih ingin berada di sini beberapa menit lagi."
"Kalau begitu aku akan menemanimu," balas Nicho.
Hingga beberapa menit berlalu, tak ada pembahasan apapun diantara keduanya.
"Besok aku berangkat lebih awal lagi," ucap Nicho yang tidak tahan dengan keheningan itu.
"Dini hari?"
"Emm, kau tidak perlu menyiapkan sarapan untukku."
"Apa kau tidak Ingin menitip sesuatu? Aku mungkin bisa membelinya ketika pulang," ucap Nicho lagi.
"Tidak perlu. Semua hal yang aku butuhkan sudah terpenuhi," balas Anna.
"Jika besok kau berangkat kerja lebih awal lagi, sebaiknya kau masuk dan beristirahat," tambahnya lagi.
"Dan membiarkanmu di sini sendiri?"
"Jangan mengkhawatirkan aku, Nic. Duduk sendiri di sini tidak akan membahayakan nyawaku. Kau, masuklah."
"Sebelum aku berangkat ke Australi, aku ingin mengajakmu jalan-jalan bersama Dave," ucap Nicho mengalihkan pembicaraan mereka.
"Beberapa hari yang lalu kita baru kembali dari taman, Nic. Jalan-jalannya tunda dulu sampai kamu kembali."
"Kau fokus saja dengan pekerjaanmu," tambah Anna lagi.
Nicho menghela napas kasar mendengar jawaban dari Anna. Hanya ingin mengajak wanita itu jalan bersama, entah kenapa rasanya sulit sekali.
"Anna…" panggil Nicho tanpa menoleh ke arah wanita itu berada, bersandar di kursi dengan kepala menengadah ke atas sembari menutup mata, ia kembali bersuara, "Apa kau tidak menyukaiku?"
"Mengapa bertanya seperti itu?"
"Aku ingin tahu saja, sebab tidak hanya satu dua kali kau menolak niat baikku."
"Aku tidak menolakmu, Nic. Aku hanya tidak ingin bergantung pada orang lain. Dari dulu aku selalu hidup sendiri dan melakukan segalanya sendiri. Mendapat bantuan dari orang lain merupakan sesuatu yang sangat asing bagiku."
"Ku harap kau bisa mengerti," tambah Anna lagi.
Mendengar jawaban dari wanita itu, Nicho diam tak merespon lagi. Ia mengetahui sedikit tentang masa lalu Anna, namun hanya garis besarnya saja. Wanita itu tidak pernah menceritakannya dengan jelas dan detail tentang kehidupannya saat itu.
"Jangan pernah merasa sendiri. Ada aku di sini. Kau harus ingat itu Anna," ucap Nicho kembali membuka matanya dan menoleh ke samping.
"Kau adalah manusia, sesekali bergantung pada orang lain adalah hal yang wajar."