Gilang mengajak Joon untuk menginap di rumahnya. Namun, belum juga sampai di jalan raja, mereka merasakan ada tangan kekar yang menarik kerah belakang seragam mereka.
"Siapa yang menginap di rumah siapa, hah?!" Terdengar suara kencang yang menyeramkan. Lebih menyeramkan dari panggilan kematian.
Joon dan Gilang berbalik bersamaan. Tubuh mereka bergetar karena ketakutan.
"Paman Jay!" pekik Gilang dan Joon yang hampir bersamaan.
Lelaki itu menjewer dan memelintir telinga Joon dengan kejamnya.
"Sejak kapan kau memanggil ayah dengan sebutan 'paman', hah?!" bentak Jaya. Sudah seharian ini ia mencari putranya yang nakal itu, dan baru ketemu malam ini. Untung saja tebakan Jaya benar jika Joon berada di warnet langganannya.
"Akh, hadoh! Telingaku lama-lama bisa putus, Yah!" Joon mengeluh sambil memegang erat tangan ayahnya, memohon ampun.