Raga membuka matanya, lebih tepatnya ketika jam sudah menunjukkan pukul jam sepuluh pagi.
Ya, jam sepuluh pagi di mana Savira seharusnya sudah pergi bekerja tapi dia malah masih tidur dengan kepala di atas pangkuan Raga.
Raga memandang ke bawah, sambil membelai rambut Savira dengan perlahan agar wanita itu tidak terbangun.
Mungkin rasa kantuknya mengalahkan segalanya, termasuk pekerjaannya saat ini. Apalagi tadi malam dia menunggu Raga selama semalaman.
Ketika Savira membuka matanya, Raga tersenyum. Savira mencoba untuk menegakkan tubuhnya dan melihat jam di sekitarnya.
"Jam sepuluh," kata Raga.
Savira melotot ke arahnya,
"Sep—sepuluh katamu?!" pekik Savira.
Dia harus bekerja hari ini, tetapi malah bangun terlalu siang.
"Cuti bisa kan?" tanya Raga. "Kamu beberapa hari ini pulang malem."
"Bisa sih, tapi kalau dadakan mana mungkin."
"Bisa kalau kamu bilang langsung sama cowok itu."
"Rafael maksud kamu?"
Raga mengangguk malas.
"Kamu cemburu?" goda Savira.