Dia itu adalah seorang laki laki yang pernah aku temui di bandara sebulan yang lalu, di karnakan keasikan main hp hingga tak sengaja tubuh lelaki itu menabrak ku, jujur aku marah namun di balik kemarahan ku tersimpan rasa suka saat pertama melihat lelaki itu, namun dikarnakan aku seorang wanita jadi perasaan itu hanya bisa aku pendam di hati Mas, disetiap sholat ku, tahajud ku tak pernah aku berhenti berdoa kepada Rabb Alam Semesta agar kelak aku di nikahkan oleh lelaki itu dan Alhamdulillah Allah mengabulkan doa ku Mas karna sekarang sosok lelaki yang aku suka sekarang telah menjadi Imam buat ku"
Diriku yang tadinya tak mampu menahan amarah kini amarah itu berangsur angsur menurun berganti dengan rasa senang, haru, sekaligus tak menyangka ternyata seorang akhwat yang aku tabrak ketika di Airport adalah Aisyah, dan yang membuat ku senang adalah perasaan kami ternyata sama sama saling suka ketika pertama bertemu dan Allah takdirkan Aisyah kini menjadi istriku.
"maaffin aku yah syah, aku sempat bersu'udzon sama kamu, aku kira kamu punya pria idaman lain ternyata pemikiran ku salah" ujar ku sembari memegang tangannya
"seharusnya Aisyah yang minta maaf Mas, karna telah membuat Suami Aisyah menjadi murka kepada Aisyah"
Lalu Aisyah duduk dibawah ku seraya kedua tangannya di tempelkan di atas paha ku lalu dirinya berucap
"kalau Mas Abe endak ridho atas perlakuan Aisyah tadi kedua tangan Aisyah siap di pukul Mas"
Aku memandang kearah Aisyah dengan tatapan heran padahal aku sendiri sudah tidak marah dan sudah memaafkannya kenapa dirinya begitu takut?
"Sayang tak sepatutnya lelaki beriman berlaku kasar kepada istrinya yang beriman juga, aku sudah maaffin kamu kok Syah sembari mencium kedua tangannya"
"Alhamdulillah kalau Mas Abe mau maaffin Aisyah, karna Aisyah takut Mas"
"takut apa sih?" seraya mengusap rambutnya
"takut masuk dalam ancaman yang di sabdakan Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam yaitu seorang wanita yang menolak di ajak berhubungan di ranjang maka para malaikat akan melaknat wanita tersebut sampai subuh"
Masya Allah betapa malunya diriku setelah melihat istriku berkata demikian, sungguh dirinya sangat takut akan hukum Allah menimpa dirinya, dalam hati ku berkata "maaffin aku Syah, aku belum bisa menjadi suami yang terbaik untukmu"
Aku lalu memberdirikannya kemudian mendudukkannya dipangkuan ku, ku peluk dirinya seperti enggak ingin jauh darinya kurasakan harum semerbak di tubuhnya merasuk kedalam indra penciuman ku hingga membuat ku tentram ketika berada di dekatnya.
"ayaaannkk..." panggilnya manja
"iyah Syah" jawab ku
"Mas enggak Mandi?"
"entaran ah masih pengen meluk kamu"
"cepetan mandi gih, telat entar Aisyah ke kampus" pintanya dengan lembut sembari mencium ubun ubun kepala ku
"oia aku lupa kamu harus kekampus yah, yaudah aku mandi dulu yah" ujar ku sembari ingin berdiri namun tangan ku di pegang lagi oleh Aisyah
"Mas kita lakuin seperti apa yang Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wassalam lakuin yuk "
"hah?, emang apa yang beliau lakukan bersama istrinya?" tanya ku bingung
"kamu tau kan Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wassalam pernah mandi berdua dengan istrinya Aisyah Radhiallahu'anhuma?" sembari nyengir
"oh iya aku tau karna ustadz pernah membacakan riwayat cerita itu"
"yaudah yuk kita mandi berdua" ujar Aisyah sembari memegang tangan ku berjalan kearah pintu kamar mandi
Aku lalu berhenti sembari melepaskan pegangan tangan Aisyah, dirinya lalu berbalik mamandangku dengan pandangan sedikit kecewa seraya berucap " Mas enggak mau yah mandi berdua dengan ku?"
"hehe bukan enggak mau sayang, tuh pintu muka belum di tutup takut entar ada yang ngintip"
"yasudah Aisyah tunggu di kamar mandi yah" berjalan menjauhiku
Aku lalu bergegas berjalan kearah muka rumah untuk menutup pintu dan jendela supaya enggak ada satupun orang yang bisa mengintip kami lagi bersenang senang, kan enggak lucu ketika sedang asik main eh ada tamu dimuka rumah .
Setelah selesai mandi berdua lalu kami berpakaian kemudian aku yang dahulu selesai mengenakan baju dan celana duduk didepan seraya menunggu Aisyah berpakaian, beberapa saat kemudian Aisyah muncul dengan gamis berwarna pink dengan motif gambar bunga di dengan dan ber hijab besar serasi dengan Gamisnya enggak lupa dirinya memakai niqab, aku yang memandang nya enggak henti henti mengagumi makhluk ciptaan Allah ini.
"kok mandangin Aisyah begitu banget Mas?"
"oh ndak kok Syah cuman kagum aja sama istriku"
"cie cie cie naksir yah" ledeknya
"hehe,,,makasih yah sayang karna dirimu lah menjadi sebab diriku dapat menjaga pandangan mata ku dari yang diharamkan Allah azza wajalla" sahutku
"udah kewajiban Istri kan Mas untuk selalu berhias didepan suaminya dan berpenampilan biasa ketika keluar rumah"
"iyah kamu bener banget, yuk berangkat entar telat lagi" sembari mencolek hidung mancungnya
Ditengah perjalanan tiba tiba ada motor yang menyalip dan mempepet sepeda ku hingga sempat membuat ku dan Aisyah sedikit oleng kearah kiri namun Alhamdulillah aku dapat kembali menyeimbangkan sepeda ku agar tidak jatuh ke parit, saat aku melihat siapa yang menyalip ku tadi ternyata di depan ku sekitar 10 meter dari posisi ku ada sepeda motor ninja berwarna hitam sedang berhenti dan menatap ku kemudian mengancungkan jari tengahnya kearah ku kemudian berlalu pergi begitu saja.
"itu siapa sih Mas naik motor ndak punya etika sama sekali, udah tau kita di pinggir tetep aja di pepet" ujarnya kesal
"enggak tau Syah, biarin aja mungkin dia lagi kurang konsen kali mengendarai motor" ujar ku menyabarkan dirinya
"semoga aja tuh motor ketabtrak" aisyah masih ngedumel
"heh...istri Mas Abe enggak boleh doakan yang jelek, kejelekan enggak boleh di balas dengan kejelekan" ujarku
"habis jengkel Mas, keliatan kayaknya dia emang sengaja mempepet kita tadi"
"udah jangan marah entar cantiknya ilang loh" goda ku
"iiihhh...Mas abe sempet sempetnya ngerayu orang lagi emosi gini" sembari memukul pelan punggungku
Kami lalu melanjutkan bersepeda yang sebentar lagi sampai di kampusnya Aisyah namun ayunan kakiku di pedal sepeda terhenti ketika melihat sepeda motor yang sepertinya mirip dengan yang memepetku bersama Aisyah tadi, kini ku lihat pengendara tersebut posisinya tertindih sepeda motor, aku lalu bergegas ingin menolongnya namun tangan ku di tahan oleh Aisyah.
"Mas mau ngapain, biarin aja dia rasain suruh siapa jahil jadi orang" pinta Aisyah
"heh enggak boleh gitu ah, dia lagi kesusahan Syah, dosa kalau kita enggak menolongnya" ujar ku seraya melepaskan tangannya.
lalu berlari kearah dimana pengendara tadi terjatuh, saat sampai aku buru buru mengangkat sepeda motor yang lumayan berat, setelah berhasil mendirikan sepeda motor aku lalu menolong pengendara tersebut untuk berdiri, namun
"PLAAAKK..." tangan ku di tepis olehnya seraya berkata" Lu enggak usah sok baik ama Gua"
"Mas kalau sakit biar aku bawa ke apotik deket sini biar di obatin" ujar ku yang mencoba sabar menghadapinya
Lalu pengendara tersebut membuka helmnya dan membuat ku terkejut ternyata dirinya adalah Rendy lelaki yang pernah menyukai Aisyah, aku begitu heran kenapa dirinya begitu dendam banget dengan ku, apa karna aku menikahi Aisyah sehingga dirinya begitu cemburu kepada ku padahal dari awal aku sudah memintanya kalau memang serius yah datang aja ke orang tua Aisyah, bukan dengan cara anarkis gini yang akhirnya dirinya sendiri menyesal karna keinginannya enggak kesampaian untuk menikahi Aisyah.
Aku terdiam melihat si Rendy dengan tatapan tajam memandang ku sembari ingin menaiki motornya, setelah menghidupkan motornya Rendy lalu pergi begitu saja dari hadapan ku, "cinta cinta...kadang bisa membuat orang menjadi buta" bathin ku kemudia membalikkan badan dan kembali berjalan menuju dimana Aisyah sedang menungguku tadi.