Chereads / Wanita Dibalik Cadar / Chapter 18 - Chapter 18

Chapter 18 - Chapter 18

Waktu sudah menunjukan sore hari,ketika ingin pulang diriku ditahan oleh Ayah Rendy disuruh untuk berbuka bareng beliau,meskipun diriku beralasan bahwa istriku Aisyah sedang menunggu ku dirumah namun beliau tetap memohon dikarenakan anaknya sangat lah enggan ketika di ajak makan bersama semenjak istri/ibu dari Rendy meninggal Beliau menjadi kesepian,dapat dimaklumi karna di umur beliau yang sudah tua waktunya untuk kumpul bersama anaknya namun melihat kondisi Rendy yang enggak perduli dengan Ayahnya diriku sangat miris.

Akhirnya aku mengirim pesan kepada Aisyah kalau aku bakal pulang malam,yah meskipun balasan Aisyah mengiyakan namun di barengi dengan emotion kecewa,setelah meneguk air putih dan makan beberapa roti dan kurma aku lalu pamit untuk kemasjid karna waktu magrib sebentar lagi berkumandang.

Saat keluar kantor ku lihat Rendy sedang duduk sendiri di kursi depan kantor sembari memainkan hpnya,aku lalu berjalan mendekat kearahnya dan menegurnya

"Mas,udah masuk waktu maghrib sholat yuk"ajak ku secara halus

Rendy lalu berpaling dan mandangku dengan tatapan sinis lalu berkataQuote:"Lu siapa Gua?Ayah Gua aja enggak berani ngajak Gua sholat,kalau Lu sholat ya Sholat sono enggak usah sok alim ngajak ngajak Gua segala"sembari meneguk air mineral dan mengacuhkan ku

"sesama muslim itu saudara Mas,wajar saling mengingatkan,sekarang kewajiban ku untuk mengingatkan sudah gugur terserah Mas Rendy mau ikut atau ndak,permisi"ujar ku pamit kepadanya

Aku lalu pergi berlalu dari kantor ke mesjid di dekat kampus Aisyah dulu untuk melaksanakan sholat maghrib,setelah selesai menunaikan kewajibanku sebagai hamba,aku lalu keluar masjid,namun saat aku menuju parkiran motor pandangan ku melihat sesosok Rendy dengan motornya berhenti didepan Pintu gerbang masuk Masjid.

"aku tau Ren,senakal nakal nya kamu,pasti didalam hati kecilmu ada keinginan untuk beribadah kepada Allah,namun rasa gengsimu telah membuatmu enggan untuk melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah"bathin ku

Aku lalu menghampirinya dan menyapanya kembali "Mas kok ndak sholat?"

Mendengar pertanyaan ku barusan dirinya menjadi kik kuk salah tingkah hingga jawaban konyol terlontar dari mulutnya

"eh engg...enggak...Gua kesini cuman mastiin aja apa bener Lu sholat,sapa tau Lu sok Alim bilang pengen kemesjid supaya orang lain menyanjung Lu,padahal Lu enggak sholat"

"realitanya bagaimana Mas?apa aku berbohong?"

"aahhh tai lah bodo amat"ujarnya berlalu dari ku

Aku hanya tersenyum menggelengkan kepalaku seraya membathin "semoga Allah membuka kan hati mu dan memberimu hidayah Ren,dan aku berharap tiada lagi permusuhan di antara kita kelak"ujar ku sembari menyalakan motor lalu melajukan kearah pulang.

Sesampainya dirumah aku bergegas masuk sembari mengucapkan salamQuote:" Assalamu'alaikum"ujar ku

"wa'alaikumsalam"sahut Aisyah dari dalam rumah

Saat membuka pintu kudapati Aisyah wajahnya cemberut kepadaku,sudah ku duga pasti deh ngambek karna aku pulang malam,aku lalu mencoba untuk merayunya dengan membelai pipinya,namun yang ada Aisyah malah berpaling membelakangiku.

"Syah...masa nyambut suaminya begitu?istri Mas ngambek yah?mau coklat ndak?"sembari mengeluarkan silverquin dari dalam tas ku

Tanpa di aba aba 2 silverquin yang ada di tangan ku langsung dirinya rampas.

sembari menggaruk kepala aku berkata "kok di ambil keduanya?buat aku mana?"

"iiihh enggak mau tau,pokoknya yang satu buat Aisyah dan yang satunya bonus karena Mas udah bikin Aisyah nunggu sendirian dirumah"dengan bibir dimanyunin"

"udah di ambil keduanya tetep aja aku di cemberutin ๐Ÿ˜’" ujar ku

"salah sendiri kalau beli itu 3 makanya kalau dua kurang untuk ngembalikan senyum aku lagi"

"enggak sekalian aja syah beli sekardus ๐Ÿ˜’"

Aisyah lalu menarik tangan ku menuju dapur lalu membuka tudung makanan lalu berkataQuote:"liat aku udah susah susah bikin makanan enak dan spesial buat suami,eh dianya malah buka diluar,tau ndak sih Aisyah ini sampe sekarang belum makan tau Mas"rengeknya kek anak kecil

"ya ampun Syah kenapa ndak makan duluan aja sih,kalau kamu sakit gimana?kan aku juga yang repot"

"iiihhh Mas Abe ini ndak peka sama sekali lo,aku itu pengen makan bareng kamu Mas,pengen suap suapan sama kamu,ngerti ndak to masa mesti nunggu aku bilang dulu baru peka"

"iya deh iyah Mas minta maaf yah sayang"sembari mencubit gemas pipinya

Aku lalu berjalan kearah rak piring untuk mengambil satu piring lalu menuangkan nasi didalamnya dan mengambil lauk pauk kemudian duduk,Aisyah yang melihat ku mengambil piring cuman satu makin menjadi lah wajah cemberutnya yang di liat kan kepadaku.

"kenapa kok cuman berdiri disana,sini dong katanya mau makan bareng suaminya "

"terus ngambil piring cuman satu doang gitu,buat aku mana"ujarnya mewek

"makanya sini dulu deket A'a kan kamu pengen suap suapan sama A'a "ujar ku sedikit genit kepadanya

"iih udah pinter genit yah sama Istrinya"ujar Aisyah yang akhirnya duduk disebelahku

"biarin toh genit endak ada yang liat juga"

Kami lalu melanjutkan makan dengan bergantian suap suapan sedangkan cangkir untuk minum hanya ada satu dan bergantian kami meminumnya,yah walaupun keromantisan ku kepada Aisyah masih kalah jauh dengan Rasulullah tapi seenggaknya aku dapat meniru keseharian beliau shallallahu'alaihi wassalam saat bersama istri istrinya.

Seharian setelah bekerja rasa penat,lelah serta emosi yang sempat aku pendam gara gara perlakuan Rendy kepadaku akhirnya hilang juga ketika bertemu sang penyejuk mata( Aisyah),ternyata enggak menyesal diriku menikah muda karna kami dapat bermain,kadang bercanda dan tertawa,diriku enggak menyangka padahal sebelum menikah aku sempat takut karna belajar menjadi pemimpin rumah tangga itu sangat lah susah ujar para tetangga yang sudah duluan menikah namun pernyataan itu terbantahkan setelah tau realitanya saat menjalani dan merasakan sendiri nikmatnya berumah tangga di usia muda.

Tinggal satu lagi yang akan melengkapi kebahagiaan kami yaitu seorang anak,ingin rasanya diriku merasakan menjadi seorang Ayah karna iri melihat tetangga berbahagia karna baru di karuniai seorang bayi lucu,yah semoga Allah azza wajalla segera mempercayakan kami untuk menjaga amanahNya yaitu seorang anak.

"Syah..."panggil ku

"iyah Mas"sahutnya

"Ayah sama Ibu perginya lama ndak?"

"Ayah sama Ibu tadi ketempat Paman katanya sih mau nginep sana"jawab Aisyah

"wah kesempatan dong ๐Ÿ˜‚"

"kesempatan apa Mas?"dirinya bingung sembari menatapku

Aku hanya bisa nyengir sembari menaik turunkan alisku

"hayo Mas Abe mukanya keliatan udah mulai nakal yah"ujarnya sembari jari telunjuknya di tempelin di hidungku

"udah siap ndak ๐Ÿ˜€"ujar ku

"yaudah tutup dulu pintu dan jendelanya,takut ada yang ngintip๐Ÿ˜š"pinta Aisyah sembari tersipu malu