Mata ku terbuka dan melihat disekelilingku serba putih,pandangan ku lalu kuhadapkan kedepan aku terkejut melihat sosok perempuan yang tidur di atas perut ku,saat aku perhatikan lagi ternyata istri ku dengan wajah di arahkan kearah ku sembari tidur dengan nyenyaknya dengan berpangku tangan.
Aku tak jadi bangun karna kasihan melihatnya seperti kecapean terlihat dari wajahnya,dan yang membuat ku terenyuh adalah di bawah matanya seperti ada tanda hitam membengkak,sepertinya dirinya telah menangis dan banyak mengeluarkan air mata.
Tangan ku meraba raba kepala ku ternyata kepala ku abis di perban,aku berucap syukur ternyata nyawa ku masih ada,aku lalu mengusap dengan lembut kepala Aisyah ternyata enggak lama Aisyah terbangun dari tidurnya.
Lalu Aisyah mengucek ngucek matanya kemudian tersenyum saat tau aku sudah terbangun.
"eh ternyata ada bidadarinya Mas disini"sapa ku
Setelah mendengar perkataan ku bukannya tersenyum matanya malah berkaca kaca dan akhirnya airmatanya pun jatuh di cadarnya.
"loh kok malah nangis gitu Syah?"tanya ku heran
"mas kenapa ngebohongin Aisyah?kenapa Mas ndak bilang kalau kerja di tempat Ayahnya Rendy?"
"jadi kamu tau aku dirumah sakit dari Ayah Rendy yah"tanya ku
"jawab pertanyaan Aisyah dulu,kenapa Mas boongin Aisyah?kalau tau dari awal Aisyah bakal endak ngizinin kamu Mas kerja disana,liat kondisi Mas sekarang ya AllahðŸ˜"ujarnya lalu membenamkan wajahnya diperutku
"Maaffin aku yah Syah,tapi aku punya alasan tersendiri untuk tetap bekerja di tempat Ayah Rendy"
"alasannya apa Mas?dengan hasil begini kamu masih bilang punya alasan untuk tetap bertahan bekerja disana?pokoknya sepulang dari rumah sakit Mas ndak boleh lagi balik ke kerjaan Mas"desak Aisyah
"sayang...tapi"
"endak ada tapi tapi an kata aku nggak ya enggak😡"
"😓iya deh iya"sahut ku
"Mas Abe laper ndak?ini ada bubur Aisyah suapin yah?"pintanya
Aku pun menganggukan kepala ku,lalu Aisyah berdiri mengambilkan bubur ayam yang ada di meja kemudian kembali mendekat kepadaku sembari tangannya menyuapkan sesendok bubur di mulutku.
"istri Mas emang sudah makan?"tanya ku
"sudah Mas tadi di warung depan rumah sakit" jawabnya
"emangnya aku disini udah berapa lama to?baru tadi siang kan yah?"tanya ku heran
"baru siang apa Mas?Mas Abe udah 3 hari ndak bangun bangun,makanya Aisyah khawatir Mas 😟"Â
"eh bentar ini siang apa malam?kamu puasa kan Syah?"
"Aisyah lagi ada halangan Mas jadi ndak berpuasa"jawab Aisyah
"oh gitu syukur deh"ujar ku
"CELKEK..."tiba tiba pintu kamar terbuka lalu muncul lah sosok Ayah Rendy yang masuk kemudian mendekati ku
"gimana keadaan mu Be?"tanya beliau
"alhamdulillah agak baikan Pak"jawab ku
"mana Rendy Om?katanya janji mau Om bawa kesini?"ujar Aisyah
"iyah Om bawa dia kesini kok Syah,bentar yah Om panggilin"ujar beliau
"Ren...sini kamu,pertanggung jawab kan perbuatanmu yang membuat Abe begini"ujar Ayahnya dengan nada marah
Lalu dengan perlahan Rendy pun masuk dan berjalan tertunduk enggak berani memperhatikan ku dan Aisyah,sembari tertunduk Rendy berucap" maaffin Gua Be,bikin Lu kaya gini"ujarnyaÂ
"maaf Ren?enak banget yah kamu bilang maaf?dengan membuat wajah suami ku begini kamu datang datang cuman minta maaf doang?"
"heh enggak usah teriak teriak Syah,kan dia sudah minta maaf"ujar ku menahan tangan Aisyah yang hampir ingin mendekati Rendy
"biarin aja Mas,manusia macam begini harus dikasih pelajaran"ujar Aisyah yang ingin melepaskan tangannya dari genggaman ku
"Syah...apa bagus istri Mas Abe ngebantah apa yang diperintahkan suaminya?"ujar ku lembut kepada Aisyah namun sedikit tegas
Akhirnya Aisyah pun menurutinya dan dudu disampingku,pandangan ku arahkan kearah Rendy sembari tersenyum aku berkata
"aku sudah memaafkan kamu Mas Ren,alangkah senangnya lagi diriku ketika melihat mu hijrah meninggalkan sesuatu yang telah di haramkan oleh Allah dan RasulNya,apa lagi yang kamu tunggu Mas?dan bagaimana kamu bisa bersantai santai sedangkan Al Maut selalu mengawasi dirimu dan bisa saja didetik ini nyawamu akan terpisah dari ragamu maka kata penyesalan tak lagi berguna"
"iya Ren,tapi apakah Gua setelah hijrah akan tetap mempunyai teman?"
"apa kamu ragu Mas?kamu masih berat meninggal kan teman teman mu yang menjerumuskan dirimu dalam kesesatan?didunia mereka memang teman mu Mas,setia membelamu namun kelak di akhirat mereka akan menyeretmu kedalam neraka dan kamu ndak akan bisa mengelak karna mereka lah teman mu bermaksiat ketika di dunia"
"kalau begitu bimbing Gua Be,jujur selama ini Gua lupa bagaimana caranya sholat,Gua begitu sangat jauh dari Allah Lu mau kan bimbing Gua Be"ujar Rendy yang mendekati ku seraya menggenggam tangan ku
"insya Allah Mas,tapi jangan nunggu aku sembuh Mas,sehabis ini ketika waktu sholat masuk pergi lah kemesjid ikuti apa yang Imam sholat kerjakan,soal bacaan entar aku ajarin ketika aku sembuh"ucap ku
"thanks Be,sekali lagi maaffin Gua,karena kebutaan Gua masalah cinta,Gua telah membuat Lu begini,Gua sangka Lu adalah orang paling jahat yang pernah Gua kenal setelah merebut Aisyah dari Gua tapi nyatanya Lu lebih dari sekedar teman Be"
"kita kan saudara Mas Ren,meskipun kita lahir berbeda rahim namun Islam lah yang membuat kita bersaudara, innamal mu'minuna ikhwah(sesungguhnya mukmin itu bersaudara)"
"denger itu Ren,apa kamu masih mau kembali kedunia kelam mu atau bertaubat kepada Allah"ujar Ayahnya
"insya Allah aku akan menjauhi yang namanya dunia hitam yang pernah menjauhkan ku dari agam Yah"ucap Rendy
"alhamdulillah,makasih Be kamu telah membuat anak Bapak kembali kepada Allah semoga kebaikanmu di balas olehNya"ucap Beliau
"aamiin,tapi seharusnya Bapak berterimakasih kepadaNya karna Dia lah pemilik hidayah sedangkan saya hanya perantara saja Pak"jawab ku
Betapa bahagianya diriku ketika saat itu dengan taubatnya Rendy menuju kejalan Allah maka bertambah pula saudara ku,tak henti hentinya aku mengucap syukur kepada Allah atas hidayah yang diberikanNya kepada Rendy,aku hanya bisa berdoa semoga Rendy di mudahkan dalam proses hijrahnya.
2 hari setelahnya aku pun di perbolehkan dokter untuk pulang dan dirawat dirumah,seminggu lebih akhirnya kondisi ku sudah bener benar pulih meskipun perban dikepalaku belum bisa di lepas karna butuh proses pengeringan dulu agar jahitannya menjadi daging.
"Mas bener mau kerja?endak nunggu pulih dulu kondisinya?kan Ayah Rendy sudah tau Mas masih sakit"ujar Aisyah
"kalau Mas diem dirumah terus gimana dong ndak ada pemasukan?"ujar ku sembari mencubit hidung Aisyah
"iya sih,tapi pelan pelan yah Mas make motornya jangan ngebut ngebut"pinta Aisyah sembari mengkancing baju dan memperbaiki kerah bajuku
"iyah istriku yang bawel,aku berangkat yah"sembari mengecup keningnya
"iya Mas Hati hati di jalan"
"Assalamu'alaikum"ucap ku
"wa'alaikumsalam"sahut Aisyah sembari melambaikan tangannya
Diperjalanan aku bergegas menuju kantor diriku tak sabar melihat bagaimana penampilan Rendy sekarang,sesampainya didepan kantor tak kudapati Rendy di muka halaman kantor tempat biasa dirinya nongkrong,aku lalu memarkirkan motor kemudian masuk kantor.
Saat hendak melewati ruangan kerja Ayah Rendy aku dapati Rendy ternyata berada disana sedang berbincang santai bersama Ayahnya,mereka berdua seperti layaknya Ayah dan Anak yang sudah lama tak bertemu hingga terasa kehangatan mereka dari cara perlakuan Ayah Rendy kepada anaknya,aku yang melihat hubungan kehangatan yang terjalin antara mereka ikut tersenyum senang.
Aku lalu menuju kemeja kerja ku untuk melihat barang yang akan hendak dikirim,ternyata sangat banyak dan menumpuk di meja ku dikarnakan diriku yang sudah 2 minggu absen membuat barang pesanan pelanggan menjadi pending pengirimnya,akhirnya aku pun bergegas untuk mengantarkan barang tersebut.
Saat hendak keluar kantor tiba tiba Rendy memanggil ku
"Assalamu'alaikum"sapa Rendy
"wa'alaikumsalam"sahutÂ
"mau nganter barang Be?butuh bantuan ndak?biar Gua temenin"pinta Rendy
"kan kamu Bosnya Mas,masa bos bantuin karyawannya"ujar ku sembari tertawa pelan
"jangan panggil bos lah Be,kita kan tetep teman meskipun Lu anak buah Ayah ku"
"hehe iyah Mas,udah ini barang biar aku antar aja sendiri Mas"
"bener ndak mau Gua bantu?kondisi Lu gimana udah baikan kan?"
"alhamdulillah baik Mas"
"syukur deh kalau gitu,yasudah hati hati dijalan,kalau butuh apa apa telpon Gua yah"
"pasti Mas,mari Assalamu'alaikum"sahut ku sembari menyalakan motor lalu pergi meninggalkan Rendy
Di perjalan saat mengantarkan barang aku melewati perkampungan dimana ketika itu diriku di hajar habis habisan oleh teman Rendy,tanpa ada firasat apapun aku tetap menjalan kan motor ku,hingga beberapa meter melewati poskamling tempat nongkrong Rendy dulu tiba tiba dari arah belakang beberapa motor memepet ku hingga terpaksa aku memberhentikan motor secara mendadak.
Salah satu dari pengendara yang memepetku turun lalu membuka helmnya ternyata dia adalah salah satu preman yang telah membuat kepala ku berdarah 2 minggu yang lalu,
"eh Nj*ng Lu apain si Rendy kok dia sekarang menjadi enggan kumpul lagi bareng kita"ucapnya
"maaf Mas kita udah ndak ada urusan lagi,soal Rendy dia punya hak mas untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi"ucap ku
"widih berarti Lu ngejek Gua dong Nj*ng,udah enggak sayang ama nyawa Lu yah,denger yah Gua enggak segan hari ini juga ngebunuh Lu kalau Gua mau"
"hidup mati Allah yang berhak menentukan bukan kamu Mas"jawab ku
"MAMPUSIN AJA BANG"ucap teman temannya dari belakang
Akhirnya tangan nya merogoh sesuatu dari belakang pinggangnya dan mengeluarkan sebilah pisau lipat,dalam hati ku berkata sembari berdoa" ya Allah apabila Engkau mewafatkan aku ditangan orang orang dzolim maka hamba memohon enggkau ridho menerima ruh ku,namun apa bila belum saatnya maka tolong lah hamba mu yang lemah ini dari orang orang dzolim