Chereads / Wanita Dibalik Cadar / Chapter 19 - Chapter 19

Chapter 19 - Chapter 19

Saat makan sahur Aisyah ku perhatikan dari tadi hanya memutar mutar sendoknya di piring nasi,makanannya sedari tadi tetap utuh tanpa disentuhnya sedikitpun,aku lalu menegurnya.

"kok nasinya cuman di liatin aja sih?kenapa ndak di makan?"ujar ku

"Ayank...?"panggilnya

"iyah..."sahut ku

"entar pulang cepet kan?"ujarnya diselingi rengekan dan manja

"insya Allah"sahut ku

"beneran endak sih? Jangan Insya Allah terus tapi pulangnya malam"

"iyah sayang aku usahain yah pulang sebelum berbuka"ujarku sambil membelai kepalanya

"masa aku untuk kedua kalinya mesti berbuka sendirian terus"dengan tangis yang di buat buat

"tapi kan aku kerja sayang,endak enak kan aku pulang duluan sebelum jam kerja abis,yang ada dimarah bos gimana?"

"kamu jadi milih kerjaan yah ketimbang aku,yaudah sono mending tidur di kerjaan aja endak usah pulang"ujar Aisyah berpaling membelakangi ku

Haduh terpaksa deh rayuan maut bakal aku ucapkan supaya Aisyah enggak ngambek lagi,maklum di usia Aisyah yang masih muda terkadang sifat kekanak kanakannya masih lengket pada dirinya apa lagi manjanya masya Allah,tapi dengan sifatnya seperti itu lah yang membuat rumah tangga kami selalu berwana enggak monoton yang mesti harus romantis terus terusan.

Aku lalu memegang pundak Aisyah dengan lembut lalu memutar tubuhnya,setelah kita saling hadap hadapan aku lalu menggenggam jari jemarinya namun wajah Aisyah masih tetep berpaling dari pandangan ku,"CUPS...!"Aku lalu mencium tangannya seraya berkata "istri ku,penyejuk pandangan ku,maaffin suamimu yah yang masih belum sempurna menjadi pemimpin bagimu,namun selama Allah memberi nafas pada ku,aku akan berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab untukmu,aku kerja pulang malam bukan karna aku lebih cinta pekerjaan aku daripada kamu,tapi aku kerja juga buat kamu dan anak kita kelak"ujar ku

Aisyah yang tadi berpaling dari ku kini senyum senyum sendiri sembari menunduk malu setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulutku.

"maaffin Aisyah juga yah Mas,selama ini bikin Mas capek dengan sikap Aisyah yang kadang ngambekan,kadang manja,kadang mewekan,padahal Mas kerja capek seharian bukannya menjadi penghilang capek Aisyah malah jadi penambah capek Mas 😢"

"yaudah ndak apa apa,lagian seharian kerja walau capek tapi setelah ketemu kamu ilang kok capek aku"ujarku

"makasih suamiku jangan pernah lelah yah ngadepin istrimu yang bawel ini 😆"sembari memeluk lengan ku

"iyah,yaudah sebentar lagi mau adzan subuh,aku kemesjid sekalian berangkat yah"ujar ku yang lalu mencium kepalanya

"iyah Mas,hati hati dijalan yah"

Setelah melaksanakan sholat subuh aku lalu melanjutkan berkendara menuju kearah kantor,dalam hati berdoa semoga kiriman hari ini enggak sampai keluar kota supaya diriku pulang tepat waktu.

Setelah sampai didepan kantor pandangan ku arahkan ketempat parkiran sepeda motor namun tak kudapati motor Rendra terparkir ditempat parkiran,bathin ku kemana dirinya tumben enggak nongol,aku lalu masuk kantor menuju tempat kerja Ayah Rendy untuk menanyakan apakah ada barang yang dikirim hari ini.

"Assalamu'alaikum"sapa ku sembari mengetuk pintu ruangan

"wa'alaikumsalam"sahut dari dalam lalu membuka pintu

"permisi Pak apa hari ini ada barang yang mau saya antar?"ucapku dengan halus

"hmmm... Banyak sih Be tapi hari ini kamu aku liburkan untuk nganter barang"ucap Ayah Rendy

"loh kenapa Pak?"tanya ku heran

"aku punya tugas yang lain buat kamu Be,kamu masuk dulu deh" pinta beliau

Aku pun lalu masuk dan duduk di kursi dan menghadap beliau,ku lihat raut muka beliau menunjukan wajah yang begitu kebingungan,ingin ku tanyakan namun aku segan lebih baik ku tunggu beliau berbicara duluan saja bathin ku.

"Rendy kamu kenal kan Be?"tanya beliau

"iyah saya kenal Pak,dulu satu kampus sama Istri saya"jawab ku

"Bapak capek ngadepin dia Be,orangnya begitu liar dan endak mau di atur sama sekali,kalau kamu bisa bantu tolong ingatkan si Rendy supaya berhenti dari pergaulan yang merusak dirinya"

"insya Allah bi'idznillah Pak"jawab ku

"makasih Be,entah saya sudah mulai prustasi dengan kelakuan anak itu semenjak perjodohan dengan Aisyah di batalkan dirinya yang dulu baik kini semakin brutal bahkan berani melawan orang tua"ucap Beliau

"jangan berhenti berdoa Pak,insya Allah Rendy bakal bisa berubah"

"iyah Be,tolong kamu cari dia di tongkrongannya yah kalau kamu bersedia"pinta Beliau

"kalau boleh tau tongkrongannya dimana Pak?"tanya ku

"di sekitaran sini juga Be,sebelum kantor kan ada pos kampling nah disana dijadikan tempat nongkrongnya bersama teman temannya"

"oh iyah saya tahu Pak,insya Allah saya bakal kesana hari ini"ucap ku

"hati hati Nak,teman teman Rendy berandalan dan nekat orangnya kalau ada apa apa hubungin saya yah"ucap beliau

"insya Allah Pak endak kenapa kenapa karna saya punya Allah yang melindungi saya,kalau Dia belum berkehendak mencabut nyawa saya berapa pun orang endak akan membahayakan saya Pak"ucapku dengan yakin sembari menunjuk ke atas

Aku lalu siang harinya keluar kantor menuju kearah dimana tempat Rendy nongkrong,aku kumpulkan keberanian ku untuk kesana,apapun resiko yang bakal aku hadapi insya Allah aku siap karna Allah akan selalu menjaga hambaNya yang berbuat kebaikan kepada saudara seiman.

Aku melajukan motor ke arah dimana Rendy sedang nongkrong,sesampainya di tempat tujuan dari kejauhan aku sengaja berhenti untuk mengecek apakah Rendy ada disana,setelah mencek ternyata Rendy memang ada disana sedang tertawa bersama teman temannya yang rata rata penampilannya kaya preman kampung dan banyak tatonya,mereka sepertinya sedang bermain kartu di pos kamling tersebut sembari menegak miras.

"Assalamu'alaikum"sapa ku sembari mendekat kearah mereka yang berjumlah 7 orang termasuk Rendy

Mereka yang tadi tertawa kini terdiam setelah mendengar sapa an ku,rata rata mereka semua berwajah sinis ketika menatap ku,lalu salah satu di antara mereka berkata "ini Babu Lu Ren?"

"iyah"jawab Rendy sembari membanting kartu domino lalu berjalan mendekat kearah ku

"Lu mau ngapain kemari?Lu mau sok jadi ustadz lagi nyeramahin Gua hah!"

"maaf Mas,saya kesini untuk menjemput Mas Rendy karna Bapaknya kesian nyari kamu Mas"ucap ku dengan selembut mungkin

"eh Lu siapa Lu?berani nyuruh nyuruh temen Gua?"sahut temannya dari belakang

"maaf Mas Mas nya saya cuman ada urusan sama Rendy"sahut ku dengan sopan

"wah Ren,kita abisin aja nih bocah keknya nyolot banget jadi manusia"sahut temennya yang mulai berdatangan dari belakang Rendy

"serah Lu pada deh,selesaikan aja,Gua mau tiduran"ujar rendy menjauh dari ku dan kini diriku berhadapan dengan 6 orang

Tanpa di aba aba salah satu preman mengarahkan begeman kewajah ku namun aku berhasil menghindar secara reflek lalu mendorongnya seraya berkata

" Maaf Mas ini bulan ramadhan aku ndak mau ribut dengan kalian"

"AH BANYAK BACOT LU"ujarnya kembali menyerangku

Hingga mengenai dada kanan ku dan membuat ku mundur beberapa langkah,pukulan pun di arahkan lagi kewajah ku namun aku bisa menangkisnya lalu aku pelintir tangannya dan menendang perutnya hingga satu preman terjatuh sembari meringis kesakitan.

Meskipun diriku pernah ikut perguruan karate tetep aja lawan yang aku hadapi enggak seimbang,tiba tiba dari arah belakang merangkul kedua lengan ku hingga aku tak dapat berbuat banyak untuk bisa menghadapi mereka.

Pukulan bertubi tubi pun di arahkan ke perut dan wajah ku hingga diriku hampir tak sadar kan diri dikarnakan sakit dan susahnya untuk bernafas,setelah di rasa tubuh ku melemas aku lalu di lepas dan terduduk tak berdaya dan dari arah mulut dan hidung ku di penuhi dengan darah akibat pukulan dari mereka.

Saat hendak mencoba untuk berdiri tiba tiba "PYARRR...!!!"kepala ku di pukul oleh botol miras hingga akhirnya aku terjatuh tengkurap tak berdaya,samar samar aku mendengar teriakan dari beberapa warga yang mencoba membubarkan preman dari diriku.

Tiga orang warga lalu menggotong ku untuk di masukan kedalam mobil pick up ntah diriku bakal di bawa kemana,diriku mencoba untuk bangkit namun dikarnakan sakit yang teramat sangat aku kembali rebahan,aku lalu meraba kepala ku yang sepertinya basah setelah meraba kepalaku aku terkejut karna ditangan ku banyak darah yang mengalir.

"udah Mas jangan banyak gerak sebentar lagi sampai rumah sakit"ujar salah satu warga

"ma..maaf Pak...sa...saya minta tolong hp saya ambilkan di kantong"pinta ku dengan suara lirih

Setelah salah satu warga mengambil kan hp dari kantong celana ku aku lalu mengambil hp tersebut lalu mengetik pesan singkat kepada Aisyah "sayang Maaffin aku,mungkin aku bakal pulang malam hari ini" lalu pesan tersebut aku kirim kenomer Aisyah

Setelah berhasil mengirim pesan kepada Aisyah akhirnya diriku mulai tenang dan sedikit demi sedikit mata ku mulai tertutup dan kesadaran ku pun mulai hilang akibat banyaknya darah yang mengalir dari kepalaku.