silahkan duduk Mas Ren" pinta ku
Lalu kami pun duduk di kursi teras rumah, ku perhatikan dirinya hanya diam dan tertunduk seperti ada yang sedang dipikirkannya.
karna terlalu lama kami terdiam akhirnya aku menegurnya "Mas Rendy ada keperluan apa datang kesini?"
"Gua mau silahturahmi" jawabnya singkat
"oh begitu syukur deh" ucapku
"tapi bukan sama Lu, melainkan Aisyah" ucapnya
Aku terkejut dengan ucapannya barusan, dirinya berucap seakan akan tak menghargai aku di sebelahnya yang sudah menjadi suami sah dari Aisyah.
aku sebenernya sudah mulai emosi namun ku coba untuk bersabar menghadapi manusia macam Rendy.
"Mas Ren, maaf kalau Mas Rendy ada pesan biar aku sampaikan nanti ke Aisyah tapi untuk ketemu aku enggak bisa mengizinkan" ucapku dengan tutur kata halus kepadanya
"punya Hak apa Lu?, ngelarang Gua ketemu Aisyah?, denger yah Gua lebih dulu kenal Aisyah dari pada Lu!"
"tapi aku suaminya Mas"
"aaahhh...persetan Lu mau suaminya kek atau apalah, asal Lu tau yah Gua sedari kecil sudah mengenal Aisyah dan masih segar dalam ingatan ku ketika diwaktu SMP orang tua kami sepakat akan menikahkan ku dengan Aisyah ketika besar nanti dan Lu lah sebagai pengacau hubungan Gua dan Aisyah" sembari menunjuk kearah muka ku
Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran ku tentang kenapa Rendy bisa segini nekatnya mengganggu hubungan rumah tangga ku dengan Aisyah ternyata dirinya mempunyai harapan ingin meminang Aisyah juga.
"bertaqwalah kepada Allah Mas, haram hukumnya menyukai wanita yang sudah menjadi istri dari saudaranya yang beriman"
"eh jangan sok suci yah pake ceramahin Gua segala, sekarang Gua minta datangin Aisyah kemari!" ujarnya yang mulai berdiri
"Ceklek..." terdengar pintu rumah terbuka enggak lama muncul lah Aisyah dari balik pintu dengan menggunakan cadar dan pakaian tertutup lalu berkata "mau apa lagi kesini Ren?" tanya Aisyah
"Syah dengerin Gua mau ngomong ama Lu" ujar Rendy memohon
"mau ngomong apa?. sekarang udah jelas kan status ku sudah menjadi istri orang lain, kalau kamu enggak mau pergi dari rumah ku, bakal aku telpon polisi" ancam Aisyah
"Syah apa Lu enggak inget tentang perjodohan kita sewaktu SMP?"
"aku inget Ren, tapi aku juga berhak menolak perjodohan dari orang tua ku"
"apa alasan Lu menolak Gua?. Lu bakal hidup enak Syah kalau bersama ku. mau rumah, mobil atau apa yang Lu minta bakal Gua kasih dari pada Lu hidup bersama lelaki miskin ini" sembari menunjuk ku
Emosi ku mulai memuncak ketika Rendy berkata kasar dan melecehkan ku, ingin sekali rasanya membungkam mulutnya namun aku enggak mau Aisyah khawatir akhirnya aku berdiri dan mencoba menenangkan Aisyah agar masuk kedalam rumah.
"sebentar Yank, aku mau jelasin ke lelaki enggak tau diri ini" pinta Aisyah
"eh denger yah Ren, suami ku memang bukan dari keluarga yang berada namun aku merasa bahagia dengan kehidupan seperti ini karna aku telah menemukan sosok imam yang pantas buat ku, yang mampu membimbing ku kejalan yang Allah ridhoi, percuma aku bersuami orang kaya tapi perintah Allah aja dia enggak bisa melaksanakan, kebahagiaan macam apa yang bakal kamu berikan?"
"tapi Syah aku bakal mencoba untuk menjadi imam yang baik, aku akan sholat, aku akan mematuhi semua perintah Allah aku janji itu"
"sebaiknya kamu pergi Ren dari sini kalau enggak aku enggak bakal segan segan untuk laporin kamu ke polisi" ancam Aisyah yang mengeluarkan hpnya
"oke fine Gua bakal pergi namun ingat Gua enggak bakal berhenti sampai disini" ancam nya sembari berjalan menjauhi ku dan Aisyah
Rendy lalu menaiki motornya sembari menatap tajam kearahku kemudian dirinya pergi begitu saja dari rumah ku, sedangkan Aisyah menangis memeluk ku, tubuhnya bergetar seperti ketakutan, aku lalu mengusap punggungnya untuk menenangkan dirinya.
"Syah kok kamu nangis?" ujar ku sembari berkata lembut kepadanya
"aku takut Mas 😢"Â
"takut kenapa?, kan ada aku disini"
"Mas, kamu enggak tau sih Rendy itu kalau menginginkan sesuatu pasti bakal dia lakuin bahkan nekat orangnya Mas. aku takut kamu di apa apain dia 😢"Â
"doain aja semoga Allah melapangkan hatinya supaya sadar bahwa apa yang di lakukannya adalah salah"
Aku lalu membawa Aisyah masuk kerumah. aku sendiri sebenernya sedikit kecewa kenapa Aisyah enggak pernah cerita tentang sosok Rendy sebenernya namun ya sudah lah namanya juga masa lalu dan Allah sendiri telah menutup aib hambaNya masa aku mesti maksa Aisyah buat cerita masa lalunya.
"mas Abe kok dari tadi diem terus sih?" dengan wajah sedih
"eh enggak kok Syah perasaan kamu aja kali"
"muka Mas Abe itu loh enggak kayak biasanya, aku tau mungkin Mas Abe kecewa yah sama aku, tapi percaya lah Mas walau SMP aku pernah berteman dengan Rendy Wallahi demi Allah sedikitpun aku enggak pernah Mas bersentuham dengan nya"
"aku percaya kok kalau istriku bisa menjaga dirinya, yang aku heran kenapa si Rendy begitu ngototnya ngejar ngejar kamu Syah, padahal dia tau kalau kita sudah menikah"
"aku enggak tau juga mas, semenjak lulus SMP sikap Rendy yang dulu baik kini berubah Mas semenjak kenal dengan teman se genk nya yang enggak jauh dari miras, semenjak itu lah Ayah ku memutuskan untuk membatalkan perjodohan ku dengan Rendy, saat SMA Rendy mulai menggila Mas kadang teriak teriak di muka rumah manggil aku pokoknya orangnya itu seperti psikopat lah serem Mas kalau di gangguin dia terus"
Aku menganggukan kepala sembari mendengarkan curhatan Aisyah tentang sosok Rendy, memang cinta kadang bikin orang enggak bisa berpikir jernih sehingga membuat nya seperti orang yang kelihatan enggak waras. Diri ini hanya bisa berdoa kepada Allah supaya selalu menjaga keluarga kecil ku ini agar terhindar dari orang orang yang dzolim.
"Mas..." panggil Aisyah
"iya sayang" sahut ku
"apa aku berhenti kuliah aja yah" ucap Aisyah
"wah jangan lah sayang toh baru semester satu kamunya udah mau berhenti" ujarku
"daripada aku harus bertemu dengan Rendy terus Mas lebih baik aku dirumah dan lebih banyak nemenin kamu aja"
"tapi Syah?"
"Maaf Mas kali ini keputusan ku sudah bulat dan kalau bisa sih setelah aku berhenti dari kuliah kita tinggal tempat kamu aja Mas gimana?, kan Rendy enggak tau"
"Syah tempat ku didesa loh jauh dari perkotaan"
"enggak apa apa Mas dari pada tinggal di kota tapi enggak aman mending di desa kan lebih aman dan tentram disana, Mas mau yah ngabulin permohonan aku untuk yang satu ini" pintanya
"hmmm...yah aku sih enggak mempermasalahkan Syah kalau memang kamu mau tinggal dirumah ku, tapi apa Ayah sama Ibu ngizinin?"
"soal Ayah dan Ibu pasti ngizinin lagian aku kan sekarang istri kamu Mas, kemanapun kamu pergi meskipun kepulau seberang tetap wajib aku ikuti"
"yasudah setelah kamu berhenti kuliah baru kita pindah kerumah ku yah, awas jangan bilang enggak betah, kalau bilang enggak betah aku tarik tuh hidung biar kaya perosotan anak TK" canda ku
"iiihhh Mas Abe 😡 , ngatain hidung ku kaya prosotan anak TK, mata Mas Abe tuh sipit kalau ketawa ilang dah matanya 😜 😂" ujar doi balas meledek ku
Akhirnya suasana yang kaku kini mulai hangat kembali, yah walaupun sempat kaget sih mendengar Aisyah berhenti kuliah namun aku bangga karna di balik keinginan nya berhenti kuliah dirinya sebenernya ingin mempertahan kan rumah tangga kami berdua supaya enggak ada yang mengganggu, aku bangga karna kepentingan suaminya lebih dia utamakan ketimbang kepentingan duniawi.