Chereads / TAINTED MEMORY / Chapter 4 - (004) FIRST EX BOYFRIEND

Chapter 4 - (004) FIRST EX BOYFRIEND

Hari ini tenang seperti biasanya, dikantor pun tidak ada masalah apapun saat Fei tiba, Dia menyapa karyawannya yang tidak sengaja berpapasan dengannya di lobby, tentu saja Resepsionis Mba Eri menyapanya juga, "pagi Ms presdir", yang dibalas dengan senyuman oleh Fei,

"ah, mba Eri, ada toko kue yang baru di buka di ruko green street, bagaimana kalau membeli beberapa kue?"

"baik Ms Presdir"

Fei mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dompetnya

"minta di temani mas Bayu ya mba" senyum Fei sambil berlalu

Fei kembali berkutat dengan kertas - kertas kontrak dan kinerja perusahaan, tidak ada yang membuatnya tersenyum, isi kertas itu bahkan membuat wajah Fei cukup memucat, ada kejanggalan dari angka - angka yang tertera di kertas - kertas itu.

Fei mengangkat telepon dan menekan angka ekstensi bagian keuangan

"Gio, keruangan saya sekarang" begitu telepon diangkat dan langsung ditutup oleh Fei

Brak

Bunyi pintu ruangan Fei di buka dengan kasar, Gio lah pelakunya, pria dengan tinggi 172 cm itu bahkan tidak memberikan tatapan bersalah kepada Fei

"ada apa?", Gio duduk di kursi yang berhadapan dengan Fei

"bulan ini kenapa bisa minus?", Fei mengangkat kertas dan memberikannya dihadapan Gio Manager keuangan di perusahaannya

"banyak pengeluaran dan pemasukannya tidak bertambah dari bulan lalu",

"kenapa ga bilang sebelum kau keluarkan kertas ini goblok", Fei melipat tangannya

"kau mau pakai uang pribadimu untuk menutupi semuanya lagi?" kali ini Gio bernada sarkatis didepan Fei

"perusahaan ini ga bakalan bangkrut dengan kerugian sebulan, dan sudah ada kontrak yang berhasil juga, kita tinggal meningkatkan pembelian barang import dan menjualnya dengan harga sedikit lebih tinggi"

"jangan naikkan harganya lagi, nanti terlalu tinggi", gusar Fei

"bahkan kalaupun kita naikkan harganya sedikit itu masih tetap dibawah harga pasar Fei, kita ini jualan bukan badan amal yang tidak mengambil keuntungan"

Fei menggaruk kepalanya, "masa iya seh?"

"perusahaan ini saja yang tidak naik saat inflasi terjadi dan harga mulai melambung dua minggu lalu"

"inflasi?" Fei mengedipkan kedua matanya berkali kali, mencoba mencerna apa yang terjadi

"kau bahkan tidak tau saat itu terjadi" dengus Gio sambil memijit keningnya

Gadis dihadapannya ini mantan pacarnya dahulu, saat dia masih berusia 19 tahun dan Fei 20 tahun, namun mereka berpisah dikarenakan ibunya Fei yang menjodohkan mereka meminta Fei untuk memutuskan hubungan mereka dikarenakan saat itu Gio tidak kuliah dan usahanya gagal, setidaknya itulah yang diketahui Gio saat dia dipaksa oleh Fei masuk ke perusahaannya, setelah bertahun tahun lamanya Gio menyalahkan Fei, dan pada akhirnya Fei mengatakan kebenaran di balik semua itu, sehingga Gio kembali menaruh perasaan kepada Fei.

"ya sudah naikkan harganya, dan suruh bagian penjualan untuk meningkatkan penjualannya bulan ini, jangan sampai rugi bulan depan"

"iya", Gio berdiri dan meninggalkan ruangan Fei dengan pintu terbuka

"heh, tutup pintunya", teriak Fei yang tak digubris oleh Gio

Win yang tidak sengaja melewati lorong yang sama dan melihat ruangan Presdir terbuka pun masuk kedalamnya

"Fei" pria berusia 27 tahun itu berjalan ke arah Fei

"hei, bagaimana pekerjaanmu, tidak sulit kan?", tanyanya kepada Manager QC yang baru menjabat sebulan

"tidak, bahkan lebih menyenangkan disini"

Fei berdiri dari kursinya dan menghampiri Win, hingga wajah mereka berada dalam jarak dekat, Fei pun tersenyum sedikit berjinjit dan menarik kerah kemeja Win kemudian memberikan kecupan ringan di bibir Win, saat kecupan itu berakhir Win menarik kepala Fei dan melumat bibirnya

Mereka pun larut dalam ciuman tersebut, tanpa menyadari Gio yang kembali keruangan Fei meremas kertas ditangannya

Brak

"woy ini kantor, kalau mau bermesum ria pesan kamar sana", Gio menggebrak pintu

Fei dan Win menghentikan ciuman mereka dan Win yang lebih tinggi 5 cm dari Gio pun segera keluar dari ruangan sambil menatap sinis pria yang mengganggu kesenangannya itu.

"ganggu aja kau, bisa ga, ga gebrak pintu, rusak pintu gue lama - lama sama lu"

Fei kembali kekursinya dan duduk

"ini rincian harga barunya, sudah disepakati pembeli", Gio meletakkan kertas lecek itu diatas meja Fei

"cepet amat, kau sudah menyiapkan semuanya sebelum kusuruh", Fei mengambil kertas itu

"kok lecek seh"

"yang penting isinya"

"ya udah, nanti kasih copiannya ke Rani biar aq tanda tangani", Fei menggoyangkan kertas lecek itu dihadapan Gio

Dengan wajah jutek Gio pergi meninggalkan Ruangan Fei

Brak

Dan menutup pintunya dengan kasar

"haaah, pria itu sejak kapan jadi kasar", Fei berusaha mengingat kembali Gio saat dahulu mereka bersama.

Gio merupakan pria pertama yang dijodohkan orang tuanya, tentu saja awalnya mereka mengira bahwa Gio cukup sukses hingga semuanya terbongkar, usaha yang dirintis Gio gagal. Namun saat itu Gio yang gemuk dan berkulit gelap itu telah mengambil tempat di hati Fei, Dia selalu memperlakukan Fei dengan sangat baik.

Hingga Fei dipaksa untuk mengakhiri hubungannya dengan Gio, Fei muda tentu saja menurutinya, namun Fei bukan merupakan orang yang akan memberitahukan segalanya kepada orang lain, Fei mengakhiri hubungannya dengan Gio saat itu dengan alasan dia sendiri, sehingga membuat Gio merasa dia dikhianati.

Tanpa tau siapa dibalik semuanya, hingga saat Fei pergi ke kotanya untuk merekrut Gio sebagai Manager keuangannya, dan berakhir dengan kejujuran Fei tentang masa lalu mereka.

Fei yang dengan sengaja merekrut Gio saat itu mengetahui dengan pasti bahwa Gio yang berusia 30 th itu telah lulus S2 akutansi, dan Fei juga mempercayai kemampuan Gio dalam mengelola keuangan.

Dan tentu saja perkiraan Fei tepat, Gio sanggup mengatur dan mengelola data keuangan perusahaannya, bahkan saat kerugian dihadapinya, Gio sudah merencanakan penyelesaiannya.

Gio saat ini tidak seperti dahulu, kini dia memiliki badan kurus yang sedikit berotot dan kulit putih, sangat berbeda dari dahulu

Namun satu hal yang Fei bisa pastikan, dia tidak akan pernah berpacaran kembali dengan mantannya.

Tok Tok

"masuk", Rani dengan sebuah map ditangannya menghampiri meja Fei

"Ms, ini perubahan harga dari pak Gio", sambil menyerahkan berkas tersebut dihadapan Fei, kemudian ditanda tangani oleh Fei

"Rani, ambillah cuti besok dan beristirahatlah", wajah Rani yang pucat pun terkejut

"tapi Ms","temuilah kekasihmu dan selesaikan masalahmu", Fei yang terkadang mampu membaca situasi itu tersenyum

"besok tidak ada hal yang penting Ms, saya ijin cuti kalau begitu",

"letakkan saja kertas permohonan cutimu di meja saya, nanti saya tanda tangani",

"baik"

"Rani, cinta dan hubungan seperti kalian memang sulit, namun waktu dan usaha lah yang mampu menjawabnya, dunia ini memang jahat, namun cinta tidak pernah salah" Fei tersenyum penuh makna

Rani membalasnya dengan senyum ketir dan kembali keruangannya

Fei berjalan kelobby, saat yang bersamaan mba Eri baru turun dari mobil sambil membawa dua bungkus plastik yang berisikan aneka kue

"Ms Fei, maaf saya kelamaan, tadi toko kuenya rame sekali, jadi antrinya lama", senyum wanita itu kepada Fei sambil mengangkat dua bungkas plastik itu dengan riang

"Dapet kue apa saja mba?", tanya Fei dengan mata berbinar menatap plastik transparan yang berisikan kue - kue cantik itu

"banyak deh Ms, saya sampai rebutan sama ibu - ibu disono, nyerobot ngambil kue - kue incaran saya", sambil meletakkan plastiknya diatas meja tamu

Sedangkan Fei sudah duduk di sofa tamu, jangan ditanya wajah apa yang dipasang oleh pemilik perusahaan itu

Wajah berbinar khas anak kecil yang melihat makanan kesukaannya.

Mba Eri sedang membuka bungkus plastik itu dan mengambil beberapa kue - kue khas yang di belinya lebih dari satu

"ini kue signaturenya toko kue nya Ms", Mba Eri meletakkan sebuah kue coklat bercorak batik, terlihat khas

"kemudian ini black forest, ini choco love", Mba Eri meletakkan beberapa kue yang berwarna coklat dihadapan Fei

"wah kue", Frans Manager HRD yang kebetulan lewat langsung berbelok saat melihat kue yang dibawa mba Eri

"tenang, ntar kau aku bagi",

"aku mau yang red velvet ya, aku tinggal ke ruangan QC ya", sebuah kue sudah dibooking oleh pria tampan berusia 32 tahun lulusan manajemen human resource itu.

"iya, ntar kamu balik udah ada di meja", Mba Eri masih sibuk dengan kue - kuenya

Fei mengambil 3 potong kue coklat yang diletakkan oleh mba Eri tadi di hadapannya

"mba diatur ya sisanya" Fei berdiri kemudian berjalan pergi dengan kedua tangannya penuh dengan kue coklat dan wajah penuh kegembiraan

Begitu Ms predirnya menghilang dari Lobby, para pegawai wanita yang dari tadi melirik dari ruangan bergegas keluar dan menghampiri mba Eri.

"wah keliatannya enak, beli di toko kue yang baru buka itu ya mba?", Silvia langsung memilih kue yang dia inginkan

"kamu pilih sana buat kamu sama departemenmu, pak Frans sudah booking Red velvet, kamu kasih ke mejanya", tunjuk Mba Eri ke arah kue yang tergeletak di pojokan

Silvia mengambil kue atasannya, takut kalau diambil oleh orang divisi lain, pastinya dia yang akan kena omelan atasannya yang tampan tapi kalo ngomel ngalahin emak - emak