Sudah beberapa jam mereka masih ada di perjalanan.
Untung saja jalanannya tidak terlalu macet padahal sudah sore.
Mungkin karena ada lampu merah, jadi jalanannya agak sedikit teratasi walau masih tersendat-sendat.
Balqis sudah menunjukkan kalau tidak nyaman karena pantatnya merasa panas duduk terus.
Arnaf yang mengerti keadaan wanita itu, dengan segera menepikan mobilnya di salah satu tempat makan.
"Eh. Kenapa berhenti?"
"Kayaknya kita harus makan dulu deh. Gimana?"
"Ah engga." tolak Balqis. "Aku pengen cepet-cepet sampai ke rumah. Mending lanjut aja perjalanannya."
"Tapi kata Alya kamu belum makan. Kebetulan juga aku belum makan jadi mending kita istirahat dulu ya."
Balqis masih kuat dalam pendiriannya. "Kamu aja. Aku tunggu di sini."
Arnaf terdiam sesaat kemudian mengangguk. "Ya udah. Tunggu sebentar."
"Eh tapi pesannya dua aja ya."
"Maksudnya?"
"Iya. Kamu mau pesen makan kan?"
Arnaf mengangguk.