Perjalanan kami masih agak panjang sebenarnya.
Dari tempat tukang es piscok tadi untuk sampai ke rumah, butuh waktu sekitar lima belas menit lagi untuk bisa sampai ke sana.
Di sini juga jalanan agak macet.
Jadi mobil Arnaf tersendat-sendat dan kami tidak bisa datang ke rumah tepat waktu.
Sembari menunggu jalannya agak lenggang, dia akhirnya menepikan mobil di depan masjid.
"Aku salat dulu sebentar ya. Udah adzan maghrib."
"Ah iya." aku mengangguk. "Aku di sini soalnya lagi halangan."
Arnaf tersenyum. "Oke." dia segera keluar untuk bisa menunaikan salat berjamaah di Masjid.
Baru saja ketika dirinya pergi, tiba-tiba aku mendapat telepon dari Alya.
Tanpa basa-basi, aku lantas menjawab telepon itu.
"Halo assalamualaikum?" sapanya di sana.
"Iya waalaikumussalam. Ada apa, Ay?"
"Gimana kamu udah sampai belum ke rumah? Aku beneran khawatir lho sama kamu. Seriusan. Soalnya dari tadi aku kirim pesan, tapi kamu sama sekali enggak jawab pesan aku."