Seluruh wajah tampak tegang, sangat mudah terbaca kekhawatiran dan takut. Semua mata bersiap menyaksikan apapun yang terjadi sambil penuh harap dalam doa-doa mereka untuk melewati bagian ini. Sayangnya, bukannya selesai tapi justru terlihat semakin sulit karena ternyata Thunder bukanlah satu-satunya.
Venus, Fairy Breeze. Merupakan pengendali udara yang memiliki kemampuan luar biasa karena bisa menciptakan gelombang udara yang bisa memecah gendang telinga bahkan menggagalkan teleport. Venus juga dapat mengeluarkan angin sejuk yang bisa membuat orang tertidur dan suara merdu saat dia menyanyi dapat menghipnotis orang lain. Rambutnya berwarna hitam pekat namun tergerai lurus hingga ke pinggang, jika tidak dalam mode kontroller kalian bisa melihat bola mata hitam pekat yang menawan. Tapi hati-hati jika si karismatik, ini memainkan alat musik atau bernyanyi, wanita terganas sekalipun akan langsung jatuh cinta padanya.
" Jangan lakukan apapun Dave, meskipun kau yang terkuat, tapi mereka juga sama denganmu. Selain itu jumlah mereka.... kita tidak bisa mengimbanginya."
" Oska." Jumi memanggil anak asuhnya dengan cemas, segera wajah tampan Lexy berubah sangat maskulin, brutal dan siaga. Oska, bergerak cepat dengan menumbuhkan tanaman beracunnya tapi mendadak tanaman itu layu dan tampak butiran air terangkat dari sana atau tepatnya kandungan air didalam tanaman itu di tarik keluar oleh seseorang. Dan benar saja, tampak satu orang lagi controller dengan mode siaganya muncul di sana.
Illo, God Water. Hingga sebatas bahu rambutnya berwarna biru mint pucat namun sisanya hingga nyaris sampai ke pinggang berwarna biru tua seperti warna air. Sitampan yang satu ini merupakan lelaki yang memiliki kecantikan, meski tampan dia juga terlihat sangat cantik layaknya perempuan. Apalagi hiasan kepalanya yang terbuat dari air yang dikristalkan membuatnya laksana putri raja, tanpa menghilangkan sisi maskulinnya, controller satu ini sering dipikir perempuan karena cantiknya,.
Tanpa aba-aba dari siapapun, Gase seketika berubah ke mode tempur alias controller, wajah manisnya sebagai sibungsu lenyap dalam sorotan mata tajam yang memancarkan cahaya putih hingga tampak seperti tidak memiliki bola mata. Melihat itu Arest jadi cemas, menyadari bahwa keadaan menjadi semakin serius. Terlebih saat Gase mulai mengeluarkan dinding besi untuk pelindung mereka yang otomatis membuat Aron menyemburkan api putihnya hingga dinding itu meleleh dalam hitungan detik. Tangan Thunder terlihat membentuk cakar yang mengeluarkan kilatan listrik. Dari bentuknya saja bisa dipastikan dapat menghanguskan siapapun.
" Jangan gegabah Gase, Oska." Jumi semakin cemas.
" Jumi!"
" Tidak Chaterine, cara itu tidak akan berpengaruh untuk mereka. Mereka tidak lagi memiliki Gurdian yang bisa kita panggil untuk menenangkan mereka. Thunder dan Zerro sudah menghabisinya. Satu-satunya cara adalah mengalahkan mereka." Tapi wajah Jumi mengatakan hal itu sangat mustahil.
" Aaaaaaaaa...." Arest mengerang merasakan sakit yang luar biasa pada mata kanannnya, begitu sakitnya hingga membuatnya merangkak di tanah sambil memegangi matanya yang terasa sangat panas.
Suara Arest membuat ketiga controller hutan Thoraq itu menoleh padanya, namun tidak sukses membuat mereka sadar itu Arest karena sang terpilih itu terus menutup matanya yang sedang berubah warna itu. Fatal, hal itu entah bagaimana memancing amarah mereka. Venus melepas gelombang udara yang dapat dilihat dengan mata telanjang pergerakannya, saat gelonbang itu menyapu udara musuhnya akan merasakan sakit pada telinga mereka dan tidak bisa berkomunikasi dengan teknik apapun, bahkan telepati. Beruntung Dave sangat sigap membuat portal perlindungan untuk kelompoknya. Walaupun segera hancur tapi cukup meredam efeknya.
" Derata" Gi Ai mencoba teleport, tapi cuma berpindah beberapa meter dari tempat sebelumnya, meski dicoba beberapa kali hasilnya tetap sama. Segera Thunder menyusul dengan tembakan petir dengan suara khas yang menggelegar namun di tangkis dengan perisai emas milik Gase, tanpa disadari teleport gagal itu menciptakan pergerakan zigzac yang cukup sulit ditargetkan. Controller element tanah itu juga membuat belunggu tanah di kaki Thunder agar meredam aliran listriknya. Begitu juga Oska tidak tinggal diam, dengan cepat menggerakkan kayu-kayu besar membentuk tinju yang menghantam kepada tiga Controller yang tidak bersahabat itu. Sekali lagi Aron melepaskan apinya, cukup memakan waktu hingga kayu itu habis terbakar. Dengan cepat Oska memberikan susulan serangan dengan tanaman beracunnya berharap dia memiliki waktu untuk serangan berikutnya.
Venus tidak mau kalah, angin tornado mungilnya membungkus semua serbuk sari itu dan menetralkannya. Melihat kesibukan itu, Dave memanfaatkan kesempatan dengan mem-back up serangan temannya. Menciptakan badai salju lokal untuk merusak pertahanan musuh, cukup sukses karena mereka terlihat mundur beberapa langkah. Kemudian Dave melesatkan peluru-peluru es yang cukup membuat ketiga lawannya keteteran karena hujan peluru es itu seperti tidak ada habisnya.
Semakin tersulut emosinya Thunder melepaskan cahaya menyilaukan membuat semua serangan berhenti untuk beberapa saat, kemudian dia melepaskan lapangan listrik yang siap memanggang siapapun di dalamnnya. Bersamaan dengan itu, Illo yang sejak tadi hanya menonton, sekarang mulai merambati tanah yang dipijak rombongan Arest dengan air. Seolah si tampan yang cantik itu tau kalau Gase dan Oska akan mengeluarkan element kayu dan tanah bersamaan sebagai isolator atau penghambat aliran listrik. Maaf, dengan senyum kemenangan Illo mulai menggerakan airnya merambati tanah maupun kayu isolator itu. Semua juga tau apa jadinya jika listrik bertemu dengan air. Arest dan rombongannya terlihat mirip sekumpulan semut di tengah piring penuh listrik, bingung, terkepung dan kalut.
Listrik mulai menjilat-jilat tubuh mangsa yang tengah dikelilinginya, sesekali terlihat percikan-percikan bahkan ledakan. Dave, Gase dan Oska berusaha menggabungkan kekuatan mereka untuk menciptakan portal pelindung yang lebih kuat. Berhasil, portal bekerja dengan baik tapi tampak tidak akan bertahan lama. Dave membekukan sekelilingnya dengan brutal, bisa dilihat api milik Aron sempat beku sebentar karenanya.
" Ah...tubuh ku, Chaterine mulai merasakan tubuhnya melemah karena medan magnet disekitarnya yang diakibatkan oleh perang Element para Conroller ini. Para Guardian sebenarnya sangat kuat, tapi levelnya berada dibawah Controller terkuat dari setiap klan seperti para terpilih ini yang merupakan controller-controller terkuat dari klan Element nya. Dimana Controller tekuat dari klannya dapat menghisap energi controller yang berada dibawal levelnya secara otomatis.
Bola Listrik sudah bersiap di tangan Thunder untuk menghantam sasaran. Benar saja, tidak menunggu waktu lama bola listrik melesat dengan Arest sebagai sasaran itu. Namun tiba-tiba, DOOOMMMMMM....bumi terang sesaat karena tabrakan cahaya yang menyilaukan kemudian hening sebentar lalu....
" Hahaha....anak nakal. Doravuuu..." Bibir mungil yang imut dang sangat ceria mengucapkan mantra yang terdengar ringan namun efeknya luar biasa. Muncul butiran pasir mikro yang sangat indah berkelap-kelip bagai bintang di udara. Keindahan itu menyapu semua serangan Thunder dengan anggun, tapi kemunculannya yang tiba-tiba itu membuat semua terdiam, menunggu, namun tetap waspada.
" Haiiii" Senyum mengembang ramah denga tangan yang melambai kekanakan. Ekspresinya yang imut menandakan dia bersahabat.
Hyeka, Prince Magic. Terlahir sebagai pangeran bungsu dari Raja Ulemus yang masih berkerabat dengan Raja Arian. Ulemus adalah kerajaan kecil dibawah kekuasaan Arian. Meski terlahir sebagai pangeran, Hyeka melupakan masa lalunya karena menjadi salah satu dari yang terpilih meskipun Guardian yang menjaganya tetap memberikan pelajaran penuh tentang silsilah kerajaan, namun dia memutuskan hidup sebagai controller yang akan melindungi Raja Arya terakhir. Sesuai Element nya Magic, Hyeka memiliki kemampuan sihir lengkap dengan mantra pertahanan dengan power terkuatnya membangun makhluk magis yang tidak bisa disentuh oleh Alpha sekalipun. Dengan rambut hitam kecoklatan terurai sampai ke pinggang dan mata berwarna hijau terang, Hyeka terlihat sangat manis. Namun jangan terkecoh dengan penampilannya, sikap manisnya hanya untuk membuat orang ragu akan identitasnya. Saat dia sudah serius satu kerajaan bisa rata oleh tanah.
" Hmmm...kasian...Hitamoo." Hyeka mengucapkan mantra dengan sangat imut, butiran sparkle melesat lembut ke mata Arest yang tadi terasa sakit, seperti menyembuhkan, rasa sakit hilang membuat Arest berangsur-angsur membuka matanya. Meski tidak merubah warna bola matanya yang masih kerlap-kerlip karna begitu banyak controller yang hadir, sekarang Arest bisa melihat sekitarnya dengan nyaman. Nampak ketika controller yang menyerang tadi mulai perlahan menurunkan cakranya, dengan masih di mode controller. Mereka mulai menyadari mata khas itu, beserta identitas pemiliknya.
♣♣♣♣♣
" Arrggghhhh.." Evost mengerang penuh marah, mengetahui anak buahnya tidak bekerja dengan baik.
" Kenapa kau tidak mengatakan padaku, kalau ramalan itu belum seluruhnya?"
" Ma, maaf tuanku...."
" Hiaaaaa..." Evost sangat marah saat mengetahui budaknya tidak menjalankan dengan baik. Membuatnya menghempaskan kekuatannya hingga membuat paranormal suruhannya itu tergeletak tak bernyawa.
" Zooorrrdddd..." Berteriak
" Ya tuanku."
" Cepat perintahkan Geca untuk membakar hutan Wintawoods. Apapun itu caranya. Huuhhh..huuhh" Mendesah berat penuh amarah.
" Kenapa Anda begitu risau Tuan, apa yang sebenarnya mengganggu pikiran anda?"
" Bayangan tidak menemukan berita apapun, tidak menemukan jejak apapun tentang Arest. Satu-satunya tempat yang tidak bisa aku sentuh adalah Wintawoods. Meski masih mustahil memikirkan manusia selemah dia bisa memeasuki hutan itu, tapi kita tetap harus bertindak mencari tau."
" Bukankah Tuanku sebelum mengatakan pada kami untuk tidak perlu mencemaskan Arest...lalu kenapa.."
" Tubuh yang kau setorkan semakin sulit untu bisa sesuai dengan ku. Bahkan tubuh ini cepat sekali rusaknya. Kau harus bisa menemukan tubuh yang kuat agar aku bisa bertambah kuat. Tubuh yang tepat bisa dapat menggandakan kekuatan ku."
" Tubuh yang kuat?" Zord bergumam sendiri.
" Hanya ada satu tubuh yang mungkin akan cocok dengan ku. Ya...sepertinya memang harus dia."
" Siapa itu yang mulia, hamba akan segera membawakannya kehadapan anda."
" Hahahaha...tidak akan semudah itu Zord. Bahkan Arest sekalipun belum tentu bisa mengalahkannya. Sejauh ini dia masih yang terkuat, aku saja bisa merasakan energinya dari sini. Kekuatannya bahkan menyelimuti seluruh bumi dengan sangat baik, sehingga aku sulit melacak keberadaannya."
" Siapa orang itu tuan."
" Zerro, seseorang yang lahir diatas pertumpuhan darah dan dendam. Lihatlah cakra ini." Evost mengeluarkan cahaya dari telunjuknya, seketika memperlihat cakra yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
" Cakra apa ini tuanku? Milik siapa?"
" Ini cakra milik Zerro, sekarang kau bisa lihat bagaimana dia menyelimuti bumi ini dengan cakranya. Dengan cakra yang tersebar ini dia bisa mendengar apa saja, siapa saja, kapan saja bahkan saat dia tertidur."
" Ini....pasti dia sangat kuat sekali. Siapa dia sebenarnya."
" Tubuhku masih terlalu lemah untuk mencari keberadaannya, bahkan aku bisa menyadari cakra ini, karena tubuh pengendali cahaya matahari yang terakhir kau berikan padaku. Ternyata dia juga peramal cahaya dari kerajaan Ulemus, sisa ingatannya memberi banyak informasi yang sangat berguna untuk ku. Saat aku masuk ketubuhnya, cakra miliknya scara otomatis keluar karena memang berlawanan dengan unsur kegelapan miliku, dan cakra itu membias dengan cakra milik Zerro ini. Memelalui cakra ini aku bisa melihat apa yang telah terjadi, bahkan bagaimana dia terjaga tapi tertidur...hahahahha....."
" Maaf tuan....saya tidak mengerti tuan...."
" Peramal cahaya itu adalah tangan kanan raja Ulemus yang ketahuan berhianat." tiba-tiba Geca hadir, langsung masuk dalam pembicaraan.
" Dia menolak keputusan penguasa mutlak mereka, Raja Arian. Untuk bergabung dengan kita, menjadi kaki tangan yang mulia Evost. Itu sebabnya saat ini raja Ulemus dipenjara beserta keturunannya di ruangan bawah tanah kerajaan Arian, dan belum dihabisi karena mereka menyembunyikan sesuatu."
" Bagaimana kau semua itu?" Zord masih penasaran dan bingung bagaimana ini semua begitu berkaitan.
" Aku menyelidiki Wintawoods, karena sangat penasaran dengan hutan itu. Tapi justru saat dalam penyelidikan di Arian, pendudukan Ulemus sedang berkabung atas kematian orang yang kau bunuh itu. Mereka percaya bahwa kepercayaan raja Ulemus itu mati dalam membela negaranya. Ironic..."
" Jadi itu berarti, dia tau banyak sesuatu...tapi kita tidak tau apa itu..."
" Pengendali Element belum punah, mereka dipelihara oleh beberaba Guardian. Aku melihat mereka keluar dari Wintawoods, jumlahnya ada sekitar enam orang. Meski aku tidak tau elemen mereka, tapi salah satu diantara dapat melakukan teleport."
" Gi Ai...jadi dia masih hidup." Zord mengenalnya sa, karena mereka pernah bertemu saat bangsa perang bangsa Sevis, saat itu Gi Ai ikut membantu bangsa Sevis melawan Evost meski akhirnya kalah dan Zord sendiri kini justru mengabdi pada penjajahnya. Satu-satunya makhluk yang bisa menghabisi bangsa hantu, Evost.
" Bagaimana kau yakin dia mereka pengendali element?"
" Cakra mereka, penampilannya bahkan cara mereka berjalan. Kaki mereka tidak menyentuh tanah. Walaupun jubah mereka menutup hingga ke tanah tapi tetap saja gerakan orang berjalan dengan kakinya sangat berbeda dengan controller yang berjalan diatas udara dengan cakra mereka. Jadi kesimpulannya, tempat yang selama ini tidak tersentuh itu ada alasannya, mereka bersembunyi dan tumbuh di dalamnya."
" Mungkinkah Zerro ada di Wintawoods tuan?"
" Tidak, ingatan dari mayat pengendali matahari itu mengatakan. Bahwa dia juga sedang mencari keberadaan Zerro untuk mencari sesuatu yang dijaganya. Kalau analisaku tidak salah, Zerro adalah penjaga pintu element. Kekuatanya dan karakteristiknya sangat sesuai untuk penjaga sesuatu yang berharga."
" Jadi saat aku bertemu dengannya, dia dalam perjalanan mencari Zerro. Itu sebabnya dia keluar menampakkan dirinya." Zord mulai memahami apa yang mungkin terjadi.
" Itu berarti Zerro adalah Guardian yang mulia?"
" Aku belum bisa menembus kekeuatan tersembunyinya itu lebih jauh Geca. Dan juga belum tau dia mengendalikan element apa, satu hal yang pasti kekuatanku akan bertambah berlipat-lipat jika memiliki tubuhnya. Dan yang lebih membahagiakan lagi, dia tidak bersahabat dengan Arest. Karena cakra-cakra ini mengatakan siapapun yang mendekat dia akan menghabisinya...hahahahaha..." tertawa jahat, jahat kali pun.
" Tapi ada satu masalah tuan." Geca mendadak terlihat cemas.
" Api ku merasakan bahwa ada pengendali api lain di luar sana yang sangat kuat, ini melepas kekuatannya secara besar-besaran. Tapi aku cukup lemah untuk mendeteksi tempatnya, karena jika aku terhubung disaat seperti ini aku bisa saja mati. Dia bisa menghisap energiku, karena sepertinya level yang dia miliki jauh diatasku."
" Itu sama saja artinya dia dalam mode tempur...heeehh..." senyum Zord terlihat meremehkan.
" Kau mentertawakanku Zord?"
" Tidak, aku hanya berpikir tidak mungkin seorang controller dalam mode tempur kalau tidak sedang terancam keberadaannya. Jika kita tidak melakukan apapun, maka..." Berarti Arest ada disana, dan pikiran mereka sepakat
" Zord benar. Sekarang juga temukan mereka, dia diatas Geca berarti dia mungkin yang terkuat dari klannya. Jangan dibunuh tapi antar dia padaku. Dan juga, cepat temukan keberadaan Zerro, jika kalian sudah menemukannya jangan lakukan apapun. Cukup beritau aku, khusus untuknya biar aku yang bereskan."
" Baik Tuan." Ucap Zord patuh, tapi tidak dengan Geca
" Tapi tuan, jika ku pergi maka..."
" Tenang lah, aku akan mempersiapkan dirimu dengan baik." Evost membagi sedikit kekuatanya ke tubuh Geca, gadis api itu berubah menjadi ungu kehitaman.
♣♣♣♣♣
Mata controller dalam mode tempur masih menyala, tanda bahwa mereka bersiaga dengan jaminan tidak akan lengah sedikit pun. Hanya Hyeka yang masih tersenyum manis dan terlihat santai, malah sekali memperlihatkan wajah imut yang membuat matanya menyipit seperti bulan sabit.
" Himmaq." Hyeka melontarkan sihirnya dengan cepat, mantra sihir itu membalut semua mata Controller, perlahan mode tempur itu meredup dan memperlihat wajah-wajah tampan yang sebenarnya. Begitu juga mata Arest yang berangsur pulih samar-samar. Mantra yang barusan diucapkan Hyeka adalah mantra tua yang digunakan untuk memulihkan kesadaran orang yang kerasukan atau salah paham terhadap situasi, cara kerjanya membuat pandangan buta sesaat dan memasukkan memory yang diinginkan. Untuk kondisi ini terlihat sangat membantu tapi mantra ini sebenarnya sangat berbahaya jika digunakan oleh orang yang salah
Mereka hanya diam dan saling menatap orang-orang asing yang mendatangi rumahnya. Langit sudah tampak cerah seperti sediakala, kabut juga sudah lenyap.
" Arest.." Thunder mengucapkan nama itu kemudian diam lagi. Mungkin pikirannya sedang sibuk dengan sejuta pertanyaan untuk bukti dari identitas itu, Sang terpilih.
Thunder maju beberapa langkah meski yang lain masih di tempatnya, tubuh tingginya dibalut jubah hingga bahu terlihat lebih lebar dan tangguh. Pandangan matanya sangat menunjukan hawa maskulin penuh karisma, seolah mengatakan dia pimpinan kelompok ini, dia yang terkuat dan dia...yang berhak memutuskan. Tiba-tiba keluar cahaya dari tangannya yang seketika berubah menjadi sebuah pedang, semua menelan ludah. Situasi berubah lebih serius karena ini, apa lagi saat dia berjalan ke arah Arest dengan tatapan tajam yang tidak teralihkan sedetik pun. Tapi diluar dugaan Thunder berlutut member hormat layaknya seorang abdi kepada Rajanya dengan satu lutut menyentuh tanah, pedang itu hanya membantu menyangga tubuhnya. Kepalanya menunduk sempurna menunjukkan kepatuhannya. Melihat sikap Thunder semua temannya mengikuti, ikut berlutut memberi hormat sebagai pengakuan bahwa Arest adalah raja mereka.
" Ka..ka..kalian..ba..ba..bangun lah..tidak perlu seperti ini." Mereka segera berdiri. Tapi ntah kenapa wajah itu...
" Aku memang Arest tapi bukanlah raja seperti yang diramalkan. Aku..."
" Jadi ini yang namanya Arest, legendanya terdengar di setiap belahan bumi." Aron tersenyum nakal, entah meremehkan, entah senang, entahlah.
" Aku Thunder, itu Illo, Aron dam Venus." Thunder menunjuk setiap pemilik nama yang dia sebutkan.
" Kami akan menerima semua perintah anda sebagai Raja." Sekali lagi Thunder menunduk hormat.
" Bagaimana anak itu melakukannya." Jumi tampak sibuk berbincang dengan Gi Ai dan Chaterine di sudut yang lain.
"Mantranya bisa dengan mudah membelenggu controller yang sudah hilang nalurinya, bagaimana....bisa."
" Sepertinya kekuatan Arest sudah memprediksi dengan sangat baik, dia bahkan melakukan back up untuk kekuatan yang diluar kontrol nya." Gi Ai menganalisa.
" Aku lebih suka kalian menjadi temanku, bukan seseorang yang berada di bawah...perintahku. Kak."
" Lakukan tugasmu dan begitu juga aku akan melakukan tugasku. Tidak akan ada pertemanan diantara kita. Jika kau tidak memenuhi takdirmu mengalahkan Evost, aku orang pertama yang akan menghabisi mu..." Listrik Thunder tampak menyala-nyala diatas tangannya.
" Kak" Arest mencegah Dave yang terlihat sangat emosi.
" Kalau begitu, Kak. Kau bisa membunuhku sekarang. Karena aku bukanlah raja seperti yang diramalkan. Aku hanya keturunan Arya yang gagal. Aku bahkan tidak bisa menggerakkan sebutir pasir sekalipun. Aku bukan controller."
" Arest?"
" Itu kenyataannya ibu. Ibu tidak perlu menutupinya."
" Grrrrraaaauuuuuummmm..." Tiba-tiba Sena, Si Harimau putih alias Raja bangsa Sevis muncul entah darimana, tau-tau sudah melompat mengahampiri Thunder.
Sena mengangkat kedua kaki depannya kemudian menghentak-hentakan kakinya ke tanah. Mengelilingi Thunder seraya bersikap manja seolah berkata bahwa Sena sangat menyukai Arest dan bahwa mereka bersahabat, percaya atau tidak Sena yang terlihat sangat memohon, Thunder tersenyum kemudian mengelus leher Sena penuh kasih sayang lalu mengangguk setuju. Cukup membuat semua terkejut termasuk Oska, mereka baru tau kalau ternyata Sena mengenal Thunder. Meski bukanlah hal yang serius kelihatannya, tapi Oska merasa ini tetap aneh. Hewan yang berada dibawah pengaruh Alpha, bagaimana Sena bisa mengenal Thunder yang sudah hilang nalurinya, bahkan Gurdiannya sendiri saja dibunuh? Sena bisa melakukan teleport, apa Alpha tau, apa Alpha membantunya? Dan yang lebih tidak masuk akal Sena bisa tau dimana Thunder dan apa yang sedang terjadi saat ini.
Thunder menoleh kesamping kananya dan menyadari sesuatu. Anak itu, anak yang tersenyum itu.
" Oh... hai. Aku Hyeka." kembali tersenyum.
" Kau putranya Ulemus?" Chaterine mengenalinya, Hyeka mengangguk senang.
" Berapa usiamu?"
" Aku yakin aku yang termuda. 17 tahun."
" Dave lakukan persiapan, kita tidak bisa berlama-lama di tempat terbuka seperti ini."
" Iya ayah."
♣♣♣♣♣
Seperti sudah menjadi tugasnya sejak Dave bertemu dengan Arest, dia harus membuat rumah perlindungan seperti sebelum setiap kali mereka berhenti untuk istirahat.
" Ini keren Kak" Puji Gase, dan Dave tersenyum senang.
Seperti biasa juga dia selalu duduk disebelah Arest, mengekori kemana saja sitampan itu pergi, begitu pun sebaliknya Arest bersikap sama. Kali ini Lexy membantu menghiasi rumah Dave dengan bunga-bunga dan buahan, setidaknya pertemuan ini akan berlangsung dengan sedikit santai.
" Kami sangat berterimakasih, kalian mau sukarela membantu Arest." Ucap Chaterine tulus.
" Ini hanya demi ingatan kami yang berharga." Illo akhirnya bersuara, meski matanya tertutup dan punggungnya bersandar santai.
Semua berada diruang tengah, ruang pertemuan, semua controller berkumpul kecuali Alpha yang bertugas menjaga Wintawoods.
" Jika bukan karena ingin semua segera berakhir kami tidak akan ikut." Tambah Venus.
" Ingatan.." Arest mendesah, sekali lagi semua adalah salahnya.
" Kak..." Thunder dan controller lain menoleh.
" Jika Kakak tidak keberatan aku ingin memanggil kalian Kakak." Ah mata itu....Thunder sulit sekali melawan perasaannya. Sekuat apapun dia berusaha tetap tidak menolaknya.
" Lakukan sesukamu, tapi itu tidak akan merubahku." Jawab Thunder datar.
" Terserah..." Illo bersikap tidak perduli
" Kalau aku tidak perlu, aku tidak setua mereka." Ucap Aron cuek, tapi jenaka.
" Aku juga tidak. Kita seumuran." kali ini Venus.
" Kalian tadi bersikap sangat hormat kenapa..."
" Aa'..Kak...biarkan saja. Kakak tau kan mereka berhak." Dave mengalah.
" Aku tidak akan memaksa Kakak untuk membantu, kalian bisa pergi jika kalian mau."
" Kau merasa bisa mengalahkan Evost sendiri?"
" Bukan begitu, Kak Thunder aku....aku tidak ingin menambah beban kepada siapapun. Dan aku tau ini semua adalah salahku. Kalian mengalami ini semua karena aku, jadi aku tidak punya hak untuk meminta lebih dari kalian. Terlebih berharap padaku sebenarnya.....agghh..aku tidak bisa melakukan apapun. Jangan bergantung padaku, maaf. Tapi aku akan berusaha melakukan apapun sebisaku."
" Arest, berhentilah menyalahkan diri sendiri, ini bukan salah mu." Dave prustasi.
" Bisakah kita hentikan drama ini?" Hyeka tampak kesal.
" Kita tidak punya banyak waktu dan kalian membahas ini. Apa itu penting sekarang? Kak Arest, kau tampak menyedihkan sekali, kau tau semua orang disini saling membutuhkan, dengan atau tanpa dirimu mereka harus tetap berjuang jika ingin hidup bukan. Berhentilah bersikap hanya kau yang membutuh kan ini semua."
" Da.." Chaterine hendak bicara tapi Gi Ai mencegahnya. Dia pikir lebih baik jika mereka menyelesaikannya sendiri. Mereka harus belajar bekerjasama, membangun kepercayaan dan menjalin ikatan.
" Bagaimana kalau kita langsung saja keintinya saja, apa kalian tau bahwa sekarang Evost sudah bergerak mencari kita dan Zerro."
" Bagaimana kau tau?" Oska tidak percaya.
" Burung gagak ku, Sean. Memata-matai Evost, karena dia hewan dana cakra Zerro yang terlalu besar Evost tidak menyadari Sean mengamatinya." Hyea menghadirkan burung gagaknya melalui sihir, kemudian mengelusnya manja.
" Cakra Zerro? Dia bisa merasakan cakra Zerro?" Dave semakin bingung dengan informasi Hyeka.
" Ya ampun, bahkan kalian tidak tau apapun dan berniat mencarinya?"
" Aku hanya tau kalau dia..bisa mengendalikan waktu dan...ya...tapi aku tidak tau cakra bisa dirasakan Evost, karena jika iya berati kita juga bisa merasakannya." Oska berpikir keras.
" Evost tidak bisa merasakannya, tapi dia melihatnya Kak Oska." Hyeka menceritakan apa yang didengar Sean saat Evost bercerita.
" Apakah Rumah Kak
Dave ini tahan terhadap cakra." Hyeka tanpa sadar bersikap akrab, Dave mengangguk.
" Syukurlah." Hyeka lega
" Kenapa?" Arest meminta penjelasan.
" Zerro mengawasi siapa saja yang memiliki cakra melalui cakra yang disebarnya di bumi, dia mengetahui apapun yang kita lakukan dan bicarakan. Bahkan yang ada dalam pikiran kalian sekalipun." Thunder menjelaskan.
" Parahnya lagi dia melakukanya dengan keadaan tertidur." Illo menambahkan.
" Sekali lagi, kalian tidak tau tapi mencarinya? Apa rencana kalian?" Hyeka lagi-lagi langsung ke intinya
" Kau sendiri bagaimana mengetahui semua ini?" Chaterine sudah tidak tahan lagi. Penasaran ini sangat menyiksanya.
" Zerro dan kami dibesarkan oleh Guradian yang bersaudara. Kami saling mengenal saat dia masih dalam tidur panjangnya, berada ditempat seperti kantung Larva. Kami menjaganya bersama hingga dia terbangun untuk pertamakalinya dan membunuh salah satu Guardian kami." Venus bercerita seraya membayangkan kejadian itu.
" Zerro melepaskan cakranya dan menebus jantung Guardian yang membesarkannya. Meski Guardian itu Sato, sudah tau ini akan terjadi seolah itu adalah takdir yang wajib dia lalui, tapi kedua saudara Sato tidak berpikir hal yang sama. Mereka memanggil Guardian lain dan memutuskan menyegel naluri kami hingga kami bertemu Arest untuk melindungi bumi ini dan zerro sendiri. Kekuatannya terlalu besar hingga dia sendiri tidak bisa mengontrolnya, dengan menyegel naluri kami maka siapaun yang melintasi perbatasan ini harus mati, bahkan jika itu Zerro sendiri."
Dave mengangguk paham begitu juga Oska dan Hyeka. Dengan menjaga perbatasan akan mencegah orang jahat menemukan Zerro sekaligus mencegah Zerro keluar dari tempatnya.
" Itu artinya kalian tau dimana Zerro." Tanya Oska
" Wow, wow, wow....kau tidak berpikir akan menemuinya sekarang kan?" Aron lagi-lagi bersikap meremehkan, tapi tidak terlihat sombong.
" Apa kalian sadar bahwa menemuinya itu berarti kita sudah siap menghadapinya. Ramalan mengatakan bahwa hanya Arest yang bisa mengalahkannya. Sementara Kak Arest..." Sambung Aron lagi seraya menggeleng.
" Ramalan? Ramalan hanya mengatakan tentang Evost dan Arest, tidak dengan Zerro." Chaterine tidak mengerti, semua Controller mempunyai informasi yang berbeda dengannya. Tapi para Guardian tidak pernah membahas ini, terlebih dia adalah orang pertama yang menerima ilham tentang ramalan itu. Apakah ini yang dimaksud Gi Ai bahwa ramalan itu tidak utuh, mungkin dia hanya menerima sepenggal saja sama seperti Jumi.
" Apa isi ramalan yang kalian ketahui?"
" Chaterine tenanglah, mereka saat ini belum sepenuhnya mendukung kita. Bertanya seperti itu hanya memperjelas jarak antara kita dan mereka."
" Memangnya ada ramalan lain ibu?" Wajah Arest terlihat sangat prustasi. Semua orang membicarakannya, semua orang berharap padanya, tapi dia hanya tokoh utama yang tidak tau apa-apa. Dave meremas bahu Arest yang tertunduk.
" Tunggu, kalian di cabut nalurinya, dipersiapkan untu menjaga perbatasan dan Zerro tapi sekarang kalian bersikap seolah kita tidak mampu menghadapinya." Oska yang sejak tadi berpikir mulai bersuara.
" Aku rasa bukan menjaga tapi...seperti..... mengulur waktu." Ucap Dave
" Bisakah kalian menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, aku satu-satunya yang tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Siapa itu Zerro dan untuk apa sebenarnya semua kerumitan ini?"
" Kau yang menciptakannya, harusnya kau yang tau jawabannya Arest. Kau menciptakan Zerro dengan kekuatannya yang mengerikan, kau sertakan kami dalam pengorbanan, kau...kau lah yang harusnya menjawab untuk apa semua ini."
" Illo benar, semua ini adalah salah Arest. Kenapa harus membuat takdir yang begitu rumit. Kenapa tidak langsung mengalahkan Evost saja? Kenapa harus menjalani semua tahapan ini, sia-sia."
" Venus....."
" Biarkan saja Kak Dave, Venus dan Illo hyung benar. Tapi bisakah kalian menceritakan untukku apa yang sebenarnya, dari awal hingga akhir karena ada begitu banyak hal yang tidak aku ketahui. Meskipun aku yang membuat semua ini sekalipun."
" Hyung, tidak sendiri. Aku juga sebenarnya tidak tau apa yang terjadi." Gase mencoba menghibur.
" Arest hyung yang ditakdirkan mengalahkan Evost telah memecah kekuatan hyung menjadi beberapa element yang kemudian memilih kami semua. Saat kau memilih kami, kau juga mengambil ingatan kami meski aku tidak tau apa alasan mu tapi aku menghargai itu. Karena setidaknya orangtuaku tidak perlu khawatir. Berbeda dengan Zerro, kau menciptakannya bukan memilihnya. Kami semua awalnya seorang anak manusia biasan, kemudian kau memilih kami sehingga kami menjadi controller. Sedangkan Zerro, kau menciptakannya sendiri dari kekuatanmu, dan entah bagaimana dia lebih tua dari kami semua, tapi tidak untuk Thunder Hyung karena dia yang tertua dari kita." Hyeka dengan suka rela menceritakan apa yang dia tau dengan gaya bicaranya Lee Dae Hwi, ngertikan lo.
" Sebelum itu semua terjadi, seperti yang kita tau Evost adalah penguasa kegelapan yang sudah menguasai bumi selama kurang lebih 150 tahun, namun muncul sebuah ramalan tentang kelahiranmu Kak Arest. Yang diramalkan akan mengalahkan Evost, kami semua tumbuh besar dari ramalan itu tapi ternyata ramalan yang dipercaya semua orang itu belum lah semuanya. Para peramal cahaya mempunyai potongan-potongan ramalan yang berbeda, contohnya ramalan milik Jumi yang mengatakan bahwa pemegang rahasia besar untuk mengalahkan Evost ada pada pangeran tanpa darah. Pangeran itu hidup sebagai parasit di suatu tempat tapi aku belum tau itu siapa."
" Bagaimana kau tau Hyeka tentang ramalan yang aku terima, kau..."
" Oh..ya ampun..haruskah aku jelaskan semuanya. Aku punya Sean apa kalian ingat, hanya hewan yang bisa masuk dengan bebas ke Winta woods jadi dia aku utus untuk masuk kedalamnya."
" Sebenarnya siapa anak ini?" Batin Jumi dan Chaterine.
" Ok kembali ke ceritaku tadi, menurut analisaku ada dua kemungkinan. Yang pertama pangeran tanpa darah tau kelemahan Evost atau dia tau sesuatu tentang bagaimana mengalahkan Zerro sehingga kita bisa mengambil pintu element yang dijaganya lalu Arest bisa mengalahkan Evost. Tapi kalau kalian tidak setuju maka dengarkan ramalan ini." Mata Hyeka bersinar, dia berubah ke mode controller tapi kali ini suaranya ikut berubah seperti orang lain, wajahnya terlihat serius.
" Akan lahir sang terpilih dari keturunan terakhir Arya dan sekutunya pangeran tanpa darah. Temukan permata yang bersembunyi dan bangunkan dia yang tertidur dengan darah siparasit. Jangan biarkan kegelapan menyentuh jiwa yang diciptakan oleh The Savage." Langsung kembali menjadi Hyeka yang imut setelah suara anehnya tadi menghilang.
" Hyeka, apakah yang barusan tadi benar-benar kau?" Aron, mau bagaimanapun dipikirkan dia tidak percaya kalau yang barusan itu Hyeka.
" Apa kau pengendali cahaya itu?" semua terdiam melihat Gi Ai berdiri.
" Pengendali cahaya yang menerima ramalan seutuhnya apa itu kau, Hyeka?"
" Tidak Paman Gi Ai, ramalan seutuhnya telah lama tersebar. Itu kenapa Paman Sato mengorbankan dirinya. Tapi mungkin bibi Jumi tau siapa pengendali cahaya itu, yang sebenarnya adalah budak controller sehingga dia bisa menerima penuh ramalan itu. Iyakan bibi Jumi?" Hyeka tersenyum, matanya menyipit seperti bulan sabit sabit. Tapi kalimatnya barusan penuh arti serius alias bukan main-main. Dan membuat semua orang melihat ke arah Jumi dengan sejuta pertanyaan yang ingin di jawab.
♣♣♣♣♣