"Haii kanza tumben ada disini"ucap seorang laki-laki dari belakang
"Mampus ada varo"ucap gue didalam hati dengan keringat dingin yang terus bercucuran
"Hm iya cuma lagi pengen makan diluar aja"ucap gue
"Lah kok ada pak dosen ngapain pak samaa kanza saya"ucap alvaro
"Hah maksud kamu?"ucap razka yang kebingungan
"Duh nih orang ngomong asal ngomong aja gak pake mikir"ucap kanza didalam hati
"Gini loh pak setelah lulus dan kuliah nanti saya jamin kanza bakal nikah sama saya"ucap alvaro dengan pedenya
"Wah saya suka sekali kepedean kamu"ucap pak razka sambil menyilangkan tangannya
"Bentar kok bapak bisa ada disini emang bapak siapanya kanza?"tanya alvaro dengan wajah bingung
"Saya ca-"ucap pak razka yang terpotong
"Dia itu sepupu jauh aku varo"ucap kanza
"Wah masih ada kesempatan"gumam varo
"gue boleh gabung disini gak meja lain rame"ucap varo dan gue hanya mengangguk sebagai tanda mengizinkannya
"Lo udah pesen makannya?"tanya gue
"Udah kok"jawab varo
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak lama kemudian pesanan gue,pak razka,dan alvaro datang,gue sama varo sangat menikmati makanan kami,tapi tidak dengan bapak razka dia sangat kesal sekali melihat calon istri asik mengobrol dengan laki-laki lain.
"Kanza itu saos ada di pipi kamu"ucap alvaro,gue pun mencari letak keberadaan saos terebut
"Bukan disitu,sini aku bantu"ucap alvaro lalu membersihkan noda saos yang berada di pipi ku menggunakkan tisu
Krttkrttkrttt
Decitan sendok dan garpu membuat gue langsung menjauh dari wajah alvaro,saat gue melihat pak razka dia terlihat sangat sebal sekali terlihat matanya berapi-api seperti cemburu,kocak memang om-om yang satu ini sudah tua sikap kekanak-kanakan.