Chereads / Forgive: Got You Back / Chapter 14 - Take

Chapter 14 - Take

Hari ini dilalui emily dengan tenang sebelum davied datang dan memaksanya untuk ikut dengannya. Emily dengan wajah bingung menatap davied yang masuk ke tokonya dengan wajah lelah, mungkin sedang ada masalah. Beberap orang mengikuti kedatangan davied ke tokonya, sepertinya anak buah davied. Davied membawa emily pergi, dengan sedikit paksaan.

Dengan wajah kesalnya emily menatap sengit davied. Mantan suaminya ini memang benar-benar tidak tau malu, sangat menyebalkan "bukankah kau orang sibuk? Apa yang dilakukan seorang direktur di tempat ini sekarang? Membujuk mantan istrinya, yang benar saja!" emily menghela nafas pasrah, tidak tau apalagi yang harus ia lakukan untuk berurusan dengan mantan suamianya ini "dasar gila!"

Davied tidak mempedulikan ucapan emily, davied langsung menarik tangan emily untuk segera menuju mobil, dia tidak punya banyak waktu sekarang "kau bisa marah atau melakukan apapun yang kau mau nanti tapi sekarang kau harus ikut aku, kita akan menjemput daniel di sekolahnya!" davied dengan sedikit paksaan membuat emily mau tidak mau masuk kedalam mobil. Davied dengan cepat duduk di kemudi dan memajukan mobilnya menuju ke sekolah anaknya.

"kau mau membawa kami kemana? Aku bahkan belum menutup tokoku!" emily masih memasang wajah kesal, tidak habis fikir dengan apa yang dilakukan oleh mantan suaminya ini, fikirannay tidak bisa di tebak sama sekali "dasar menyebalkan!"

Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit, davied dan emily sudah berada di depan sekolah daniel. Davied turun dari mobil dan segera mengunci kembali mobilnya agar emily tidak kabur. Daniel sendiri masuk kedalam sekolah, ia perlu menjemput anaknya.

"dasar bajingan itu, bagaimana bisa di mengunciku disini!" emily berteriak kesal "dia tidak pernah berubah, terlalu pemaksa!" emily tidak tau harus berbuat apa dengan mantan suami yang sangat menyebalkan dan pemaksa seperti ini.

Cukup lama emily menunggu hingga emily bisa melihat anak dan juga mantan suaminya keluar dari gerbang sekolah. Dilihat dari segi manapun mereka berdua terlihat terlalu mirip. Benar, siapapun yang melihatnya pasti akan langsung tau kalau davied adalah ayah kandung daniel. Emily masih diam saja begitu melihat davied yang langsung menggendong daniel masuk kedalam mobil dan kembali ke kursi pengemudi.

"kau mau membawa kami kemana, jangan berbuat yang aneh-aneh!" emily mulai berbicara lirih saat ia sendiripun tidak tau davied akan membawa dirinay dan daniel kemana "davied jawab aku!"

Davied menghela nafas sesaat sebelum dia menjawab pertanyaan emily "kita akan pulang emily!" davied merasakan jantungnay berdebar setelah mengatakan hal itu, dia menunggu reaksi emily. Menit berganti tapi emily masih tidak mengatakan apapun, membuat harapan dan ketakutan menyatu dalam setiap setak jantung davied.

Emily tersenyum sinis "pulang kemana, ini bukan arah jalan pulang!" Davied terdiam, dia tak menjawab lagi perkataan emily. Tapi bagi emily, diam davied tidak cukup, dia butuh jawaban yang pasti "davied katakan padaku apa maksudmu, ini bukan arah jalan pulang davied!"

"hanya pulang emily. Aku tidak bisa tinggal disini, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan kalian berdua disini, jadi kita pulang emily, kerumah kita!" davied memacu mobilnya semakin cepat, ia harus segera sampai ke landasan helikopter terdekat yang bisa ia pakai "kumohon em, aku tidak berniat menyakiti kalian, kau istriku dan daniel anakku!" mata davied masih dokus menyetir mobil.

"Mantan, aku hanya mantan istrimu!" emily membernarkan perkataan davied

"aku tidak ingin bertengkar denganmu di depan anak kita em, jadi kumohon untuk kali ini saja!" davied melirik emily sekilas, emily terdiam dengan tatapan sendu. Sungguh, kemana tatapan lembut penuh kasih itu, davied sangat merindukannya.

.

.

Setelah perjalanan jauh menaiki mobil, helikopter dan pesawat, akhirnya mereka sampai ke tujuan mereka. Sebuah mansion mewah sudah menunggu mereka, tapi emily tidak kunjung turun dari mobil. Sepanjang perjalanan, emily hanya diam kecuali untuk menjawab perkataan anaknya. Davied keluar dari mobil dan menggendong daniel yang tertidur.

"em, turunlah, kau perlu istirahat!"

Tidak ada jawaban apa-apa dari emily, si cantik itu masih diam dan mengabaikan davied yang berbicara padanya. Matanya sendu dan penuh luka, menjadikan rasa bersalah dan sakit hati secara bersamaan datang pada davied. Tak kunjung mendapat jawaban, davied menarik tangan emily, mau tidak mau si cantik itu turun dari mobil dan ikut davied untuk masuk ke dalam rumah.

Davied menarik tangan emily sambil menggendong daniel menuju ke kamar mereka, kamar yang dulu sempat ia tempati saat emily masih berada di rumah ini. Tapi tenang saja, emily sudah kembali dan davied akan memastikan emily tidak akan pergi lagi. Dengan hati-hati davied meletakkan daniel di atas tempat tidurnya, putranya itu sedikit terusik sebelum kembali tertidur pulas.

"sayang, aku akan ke perusahaan sebentar, ada sedikit masalah yang harus kutangani secara langsung. Kau dirumah jangan kemana-mana, aku akan pulang saat makan malam nanti!" davied tersenyum dan mengecup kening emily, hal yang sudah lama sekali ingin ia lakukan. Setelahnya davied langsung pergi, ia benar-benar sangat terdesak karena masalah kantor sekarang.

.

.

'tok tok tok'

Seorang pelayan masuk kedalam kamar yang emily tempati sekarang. Cukup cantik, tapi emily tidak mengenalnya "nyonya, apakah nyonya mau meminta dibuatkan sesuatu sebelum makan malam?" pelayan tersebut bertanya sambil meletakkan cemilan dan minuman diatas meja yang ada di tengah ruangan.

Emily menggeleng lemah "jangan masak apapun dengan udang, daniel tidak bisa memakannya!"

Setelah mendengar jawaban emily, pelayan tersebut kembali membungkuk dan meninggalkan emily berdua dengan daniel. Daniel baru saja bangun dengan wajah baru bangun tidur dan tingkah manjanya pada sang ibu. Daniel menempel pada emily, memeluk ibunya dan meletakkan kepala di pangkuan sang ibu.

Sejak davied pergi emily terus saja termenung, dia seperti masih belum sadar dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Sekian lama waktu yang ia habiskan untuk berfikir, emily masih belum menemukan jawaban apa alasan davied membawanya dan daniel kemari, apa alasannya bersikap seperti itu terhadap emily. Dulu panggilan sayang dari davied sangat emily impikan, tapi sekarang rasanya sangat hambar.

"sayang!" emily mengusap kepala daniel dengan penuh sayang "ayo bangun dan mandi, daniel mau makan cemilan yang dibawa kakak pelayan tadi kan!" Tidak butuh waktu lama, daniel yang awalnya menempel pada ibunya lansung bangun dengan wajah menggemaskannya yang baru bangun tidur.

Daniel melihat sekelilingnya, ini bukan rumahnya. Walaupun ada ibunya yang tersenyum padanya, davied tetap saja tidak akrab dengan tempat yang baru pertama kali ia kunjungi "ibu ini dimana?" walaupun sudah bangun, daniel punya kebiasaan bermanja pada ibunya saat baru bangun, dia tidak akan langsung sadaar dimana ia berada sekarang "ini bukan rumah!".

Emily tersenyum "ini rumah ayahmu!" emily sekali lagi mengusap kepala daniel dengan penuh sayang "sekarang bangun dan mandi, ibu akan meminta seseorang untuk menyiapkan pakaian untukmu!"

Daniel mengangguk, mengikuti arahan ibunya untuk ke kamar mandi.

.