Chereads / SPACE WARLORDS : Activated Power / Chapter 17 - BAB 17 - AKSI PENYELAMATAN REY DAN KEMENANGAN

Chapter 17 - BAB 17 - AKSI PENYELAMATAN REY DAN KEMENANGAN

Pertarungan Rey dan Marshela melawan dua makhluk besar pasukan Ratu Ular akhirnya dimulai. Dua makhluk besar memberikan seranga yang berbeda, yang satu menembakkan duri-duri es berukuran besar dari kedelapan mulut masing-masing kepalanya. Dan yang satunya lagi masing-masing mulut memancarkan energi seperti api dan memadatkannya di satu titik lalu menembakkannya. "Admiral awas!" Kata Marshela panik. "Kamu tenang saja cukup diam dan perhatikan. " Jawab Rey dengan santai.

Rey kemudian menghadapkan telapak tangannya ke depan searah dengan datangnya serangan, lalu "duarrrr!" serangan tersebut tiba-tiba meledak di tengah jalan sebelum mengenai Rey. "Admiral Rey apa yang terjadi? Kenapa serangan mereka tiba-tiba meledak?" Kata Marshela yang kebingungan. "Kamu tenang saja aku hanya memblokirnya kok." jawab Rey dengan santai. Lalu, Rey membentuk senjata berupa dua meriam besar yang melayang dekat kedua lengannya, lalu Rey menembak dua makhluk besar tersebut dengan kedua meriam tersebut dan "duaaarr!!" suara tembakan yang sangat keras bagaikan suara petir yang menggelegar tepat mengenai dua makhluk besar tersebut disambung dengan "roaarrr", raungan dua makhluk besar tersebut yang nampak kesakitan. Dalam sekali serang dua makhluk tersebut tumbang dan jatuh ke daratan.

Serangan yang dapat menumbangkan dua makhluk tersebut membuat heboh para penonton, dan menggemparkan seluruh dunia yang menyaksikan, " ya tuhan.. kuat sekali!" Respon dari sebagian penduduk yang menonton.

"Ahh kalau mereka jatuh akan menimpa yang di bawah lebih baik aku hancurkan saja." kata Rey di hadapan kamera. Rey kembali menghadapkan telapak tangannya ke arak makhluk tersebut jatuh dan tiba-tiba "duaarrr!" kedua makhluk tersebut hancur menjadi potongan-potongan kecil. "Admiral kenapa makhluk itu hancur?" tanya Marshela yang lagi-lagi kebingungan. "Aku memembakkan gelombang energi magnet dari telapak tanganku untuk memecah tubuh mereka." jawab Rey dengan santai.

"Marshela apa senjata yang sering digunakan oleh dewi perang kita?"

"Senjata andalan kak Rai adalah sabit besar, yang diberi nama sabit kematian."

"Ohh bentuknya seperti ini?" Sambil menunjukkan senjata sabit besar

"Ahh iya iya, bagaimana anda bisa punya senjata sabit besar kakak?"

"Aku bisa menirunya, ini mudah."

"Sungguh sangat hebat."

"Haha ini belum seberapa."

Mereka berdua akhirnya tiba di daratan. Tanpa basa-basi lagi Rey langsung menyerang dan membantai pasukan Ular Kabut yang mengepung rekannya, sementara Marshela membawa rekan-rekannya yang tersisa menjauh dari sana untuk segera mundur. Rey mengayunkan sabit besarnya, memotong pasukan Ular Kabut yang mempunyai sisik yang sangat keras bagaikan besi tersebut sampai hancur. Selain sabit, dia juga menembakkan gelombang energi magnet untuk penghancuran masal. Suara ledakan dan raungan terdengar dimana-mana bagaikan suara pesta kembang api tahun baru. Setelah selesai membantai pasukan Ular Kabut Rey langsung berkumpul menuju rekan-rekannya yang sudah di evakuasi.

"Marshela, apakah semua yang selamat sudah ada di sini?"

"Iya, semuanya sudah berkumpul."

"Tapi di mana Raisha?"

Reva, salah satu dari yang selamat menjawab pertanyaan Rey, dia berkata sambil panik, "Rey cepat tolong kak Rai! Dia diserang dan disiksa oleh Ratu Ular!"

"Apa! Ratu Ular?"

"Iya cepat selamatkan dia!"

"Ah baiklah kalian tunggu di sini, aku akan memanggil kapal pengangkut dulu untuk kalian kembali ke kapal utama sebelum ke sana."

"Tapi Rey, koneksi kita ke kapal utama sudah diputus oleh Ba'Ong bagai mana bisa?" Kata Marshela.

"Itu mudah, lihat ini."

Rey mengacungkan jari telunjuknya ke atas, lalu 4 buah kapal pengangkut turun ke daratan, semua rekan yang sudah berkumpul naik ke kapal pengangkut. Kemudian Rey menerbangkan kapal pengangkut tersebut kembali ke kapal utama. Kemudian Rey pergi menuju Ratu Ular, dia menggunakan sonarnya untuk mendeteksi posisi Ratu Ular dan Raisha. "Ah sepertinya dia berada di arah timur laut," gumam Rey.

Rey akhirnya menemukan Ratu Ular dan Raisha. Ketika menemukan mereka, Rey sangat terkejut melihat Raisha yang sudah sangat sekarat dalam lilitan Ratu Ular. Rey tidak bisa berpikir jernih saat melihat keadaan Raisha. Tanpa basa basi, tanpa banyak berpikir dan tidak banyak bicara lagi, dia langsung bergerak secepat mungkin untuk menyelamatkan Raisha.

Sesampainya di sana dia berteriak, "Cacing sialaann!!!, Apa yang kau lakukan pada dewiku!" Awalnya Rey tidak mengetahui Ratu Ular tersebut bisa berbicara, dia terbang ke arahnya sambil memegang sabit besar yang siap diayunkan. Tetapi Rey tiba-tiba terhenti setelah mendengar Ratu Ular berbicara.

"Hahaha.. ada manusia yang ingin mati lagi datang kepadaku."

"Apa! Kau bisa berbicara?"

"Hahaha, kenapa? Apa kau terkejut?"

"Masa bodo dengan semuanya, cepat lepaskan dewiku!"

"Ohh.. maksudmu sstthhh, gadis ini? Dia akan jadi makanan pribadiku, dan anak buahnya akan menjadi makanan anak-anakku termasuk kamu! Hahaha."

"Hahahaha!"

"Kenapa kamu tertawa manusia?"

"Cacing tanah periksa baik-baik apakah anak-anakmu masih ada di sini."

"Apa kamu bilang!"

Ratu Ular memeriksa anak-anaknya dengan merasakan pancaran energi mereka. Akan tetapi, Ratu Ular tidak bisa merasakan sedikit pun pancaran energi dari anak-anaknya, termasuk dua makhuk besar yang dia kirim sebelumnya. Yang berarti anak-anak Ratu Ular semuanya mati.

"Aarrggh! Anak-anakku! Manusia apa yang telah kamu lakukan! Apa yang kamu lakukan pada anak-anakku!"

"Hahaha aku membunuh mereka semua apa kamu puas cacing jelek?"

"Aarrgghh tidak! kurang ajar kau manusia! akan ku bunuh kau sekarang juga!"

"Beraninya kau bertindak seperti itu dihadapanku cacing jelek!"

Dengan tubuh panjangnya tanpa melepaskan Raisha dalam lilitannya, Ratu ular bergerak ke arah Rey dan mengarahkan cakar tajamnya ke wajah Rey. Akan tetapi serangan tersebut tidak berdampak apapun pada Rey, bahkan goresan kecil pun tidak berbekas di wajah Rey.

"Nampaknya, tubuhmu sangat keras manusia." Kata Ratu Ular yang sedikit terkejut.

"Kamu salah, tubuhku ini tidak keras bahkan dada seorang gadis lebih keras dari tubuhku."

"Apa kamu sedang mengejekku?!"

"Hahaha.. ah sudah cukup! Aku ini seorang pemalas, aku tidak suka bila harus bermain-main terlalu lama denganmu cacing jelek lebih baik aku akhiri saja sekarang."

"Haha apa kau pikir bisa membunuh ku dengan mudah manusia. Asal kau tahu saja tubuhku ini sangat keras! Sisikku tidak bisa ditembus oleh senjata apapun, dan juga....."

Ratu Ular belum selesai berbicara, tetapi Rey sudah melancarkan serangan. Serangan dari Rey bahkan sampai tidak disadari oleh Ratu Ular, tiba-tiba saja posisi Rey sudah berada di belakang Ratu Ular.

"Ehh.. bagaimana bisa kau berada di belakangku? Dan itu apa yang sedang kau pegang? itu adalah.. ja..n... tung.?

"Ahh maaf anginnya terlalu kencang barusan sampai aku terlempar kemari. Aku meminjam tubuhmu untuk berpegangan barusan karena takut terjatuh. Ahh maaf aku jadi merusak siskmu yang keras, aku juga tidak sengaja memegang jantungmu sampai copot. Aku benar-benar tidak sengaja, barusan aku panik, takut jatuh."

"Ugghh... si.. sialan.. kau ma.."

Kemudian, "brukk" tubuh Ratu Ular seketika jatuh. Dan sudah bisa dipastikan bahwa Ratu Ular telah meninggal dunia dan itu menjadi pertanda bahwa pertempuran akhirnya dimenangkan oleh pihak Azte Fleet.

*****

Setelah Ratu Ular tumbang, lilitannya terhadap Raisha juga mulai terlepas. Sebelum jatuh ke tanah, Rey bergerak dengan cepat dan menangkap Raisha, lalu meletakkannya di pangkuannya. Rey berkata, "Dewiku.. maafkan aku, aku terlambat." Kemudian Rey memeluknya sejenak.

Sebelum kembali ke kapal utama Rey memeriksa kondisi Raisha. "Selain tulang belakang dan tulang tengkorakknya, semuanya patah. Nafasnya melemah. Detak jantungnya juga melemah, untung luka tusukkannya tidak mengenai jantungnya. Bukannya pasukan khusus dapat meregenerasi dan merekontruksi tubuhnya dengan cepat yah, tapi dewi kok tidak?" kata Rey di dalam hatinya. "Apa karena dia kehabisan Holy Blood ya?"

Tanpa banyak berpikir lagi Rey mencoba mengeluarkan Holy Blood pada tubuhnya lewat jari telunjuknya, lalu dia meminumkannya kepada Raisha, tetapi dia gagal meminumkannya kepada Raisha malah keluar dari mulutnya. "Ah kenapa gagal? Masa harus dari mulut ke mulut?" kata Rey yang nampak ragu-ragu. "Masa bodo lah, keselamatan yang utama. Maaf dewi aku bukannya mau ngambil kesempatan tapi terpaksa, sebagai kompensasinya kamu mendapatkan ciuman pertamaku." Rey mengeluarkan Holy Blood lewat jarinya, lalu dia mentransferkannya menggunakan mulutnya. Setelah beberapa kali melakukan transfer akhirnya Raisha mulai membuka matanya. Saat dia membuka matanya dia berfikir bahwa dia sudah mati dan berada di alam lain.

Dia berbicara sendiri, "Apakah aku sudah mati? Apa aku berada di surga atau neraka? Ahh kenapa aku tidur di pangkuan Rey? Oh iya pasti ini di surga dan surga sedang mengabulkan keinginan hatiku ketika di dunia."

Lalu Rey berkata, "Apa maksud perkataanmu? Bodoh! Kamu masih hidup. Dan ini aku beneran asli."

Raisha mendadak terkejut setelah Rey berkata seperti itu, "Apa! Kamu serius."

"Iya beneran."

"Yatuhan kalau ini memang nyata, apa yang sudah aku katakan barusan, juga mengenai Rey. Sedangkan orangnya ada di sini. Tunggu-tunggu kenapa di bibir Rey ada noda merah ya? Juga bibirnya kelihatan basah, bibirku juga terasa basah, apa jangan-jangan dia.." kata Raisha di dalam hatinya.

Raisha menyentuh bibirnya. Rey pun teringat dengan apa yang sudah dia lakukan sebelumnya, lalu dia meminta maaf kepada Raisha.

"Anu.. maaf dewi, sebelumnya aku terpaksa melakukannya karena keadaan darurat."

Raisha pun menjadi terheran-heran kenapa Rey meminta maaf. "Tidak apa-apa kok."

Setelah Raisha sadar dan tubuhnya berangsur-angsur pulih, Rey menggendong Raisha dan membawanya kembali ke kapal utama. Di kapal utama para ladies and gentleman yang dari tadi khawatir menunggu mereka kembali, akhirnya dapat tersenyum lebar dan tertawa bahagia setelah melihat keduanya kembali dalam keadaan sehat walafiat. Lalu Marshela bertanya, "kalian kembali dengan selamat, apakah kalian berhasil mengalahkan Ratu Ular? Apakah kita akhirnya berahasil memenangkan planet Ular kabut?" Rey menjawab dengan santai," tentu." Mendengar jawaban dari Rey, sekaligus menjadi berita bahagia bagi seluruh Pasukan Khusus Metal Gear dan Angel Gear Azte Fleet yang tersisa. Juga para penonton yang menonton livestream dari awal hingga akhir ikut bahagia atas kemenangan Azte Fleet. Akan tetapi, hal tersebut justru menjadi berita buruk bagi Ba'Ong dan sepupunya. Juga pihak profesor Johnson yang tadinya bergembira menjadi diam membatu dan membisu setelah melihat kemenangan Azte Fleet.

******